I Made Mangku Pastika: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Erwin Mulialim (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 9: Baris 9:
| successor =
| successor =
| name = I Made Mangku Pastika
| name = I Made Mangku Pastika
| image = Mangku Pastika.jpg
| image = I Made Mangku Pastika (sebagai Gubernur Bali).jpg
| size = 250.px
| size = 250.px
| caption =
| caption =

Revisi per 30 Juni 2013 05.46

I Made Mangku Pastika
Berkas:I Made Mangku Pastika (sebagai Gubernur Bali).jpg
Gubernur Bali 9
Mulai menjabat
28 Agustus 2008
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
WakilI Ketut Sudikerta (2013 - sekarang)
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
I Made Mangku Pastika

22 Juni 1951 (umur 72)
Indonesia Kabupaten Buleleng, Bali, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikLambang PDIP PDIP (2008-2013)
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat (2013-sekarang)
Suami/istriNi Made Ayu Putri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika (lahir 22 Juni 1951) adalah Gubernur Bali saat ini. Ia juga merupakan seorang tokoh kepolisian dan politikus Indonesia. Putra kedua dari enam bersaudara (lima laki-laki dan satu perempuan). Bapaknya seorang pendidik, guru tari, dan juga guru silat. Ia menguasai enam bahasa dan merupakan peraih Adhi Makayasa (lulusan terbaik) Akabri Kepolisian pada tahun 1974.

Perjalanan Hidup

1951

Pada 22 Juni, beliau dilahirkan di Desa Petemon, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Indonesia

1961-1962

  • Perjuangan hidup yang penuh tantangan, sudah dilakoni Mangku Pastika sejak duduk di Kelas V, Sekolah Rakyat, (kini Sekolah Dasar). Mencari rumput di sawah, untuk dijual kepada pemilik dokar adalah bagian dari masa lalu.
  • Hanya mendapat nilai 8, 9, dan 10 di raport.
  • Untuk menambah uang jajan sekolah, ia juga harus bangun pagi dan berangkat mencari bunga. Lagi-lagi untuk dijual di Seririt, terutama di Banjar Uma. Mangku Pastika menaruh bunga dalam sebuah ingke, dipajang di atas leneng (tempat duduk yang dibuat di atas sungai kecil). Langganan saya banyak dari Dusun Jeroan. Mereka memberi uang setalen atau dua talen, ceritanya tentang pengalaman di tahun 1961-1962.

1962-1963

  • Sepulang sekolah, ia pergi menyabit rumput, mencuci di sungai sebelum dijual. Begitu terus berlanjut, napasnya mengalir seirama arus sungai di pedesaan. Profesi penjual rumput, ternyata tak sepenuhnya menutup lembaran hidup Mangku Pastika kecil. Jika sore tiba, ia berangkat lagi ke sawah mencari daun kesimbukan dan cacing. ”Saya cacah dan campur jadi satu, lalu ditaruh dalam bubu untuk kemudian dipasang di pematang sawah,” urainya.
  • Ia menyebutkan, di belakang tempat tinggal keluarganya ada sawah. Memasang bubu (jaring dari bambu) pukul 20.00, sebelum tidur lelap sambil berharap dapat rezeki untuk meringankan beban dapur orangtua. Pukul 04.00 dini hari, Mangku Pastika bangun, membuang rasa kantuk seraya lari ke pematang sawah. Hasilnya? ”Saya dapat lindung (belut), walaupun cuma satu. Terkadang juga dapat ular.”

1963-19xx

  • Gunung Agung meletus, beliau beserta keluarga bertransmigrasi ke Provinsi Bengkulu.
  • Tinggal di hutan, tidak ada tempat untuk menuntut ilmu.
  • Pindah ke kota, menjadi pembantu rumah tangga di rumah seorang warga Tionghoa.
  • Menjadi asisten pedagang es, rujak, dan gado-gado.
  • Bersekolah di SMP.
  • Lulus dari SMP di Palembang.
  • Bersekolah di SMA, sambil mengajar anak SD di sore hari.
  • Lulus dari SMA Negeri 2 Palembang.

1974

  • Lulus Akademi Kepolisian AKABRI

1975

1977

1977-1981

  • Menjadi ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan / Panglima ABRI, Jendral TNI Maraden Panggabean.

1984

  • Menyelesaikan pendidikan di PTIK
  • Kepala Sub Dinas Pencurian Berat, Direktorat Reserse Polda Metro Jaya.

1985

  • Kepala Unit Kejahatan Harta Benda, Direktorat Reserse Kepolisian Daerah Metro Jaya.

1987

  • Kapolsek Tambora Jakarta Barat

1988-1989

  • Anggota Kontingen Garuda IX bergabung dengan pasukan PBB di Namibia.

1990-1991

  • Melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

1991

  • Kepala Satuan Penyidik Kejahatan Perbankan, Sub Direktorat Reserse Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
  • Kepala Bagian Reserse Ekonomi, Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara (hingga tahun 1992)

1992

  • Kepala Satuan Penyidik Perbankan di Mabes Polri, mendapatkan pelatihan di Inggris dalam bidang penanganan krisis.

1993

  • Mendapatkan pelatihan di Australia dalam bidang penanganan kejahatan berat.

1994-1995

  • Kepala Kepolisian Resort Jakarta Barat

1996-1997

  • Wakil Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolda Metro Jaya
  • menempuh pendidikan di Sekolah Staf Komando ABRI (hingga tahun 1997), satu-satunya Perwira Polri yang menempuh pendidikan di SESKO ABRI, karena Perwira Polri menempuh dijalur pendidikan Polri (SESPIM dan SESPATI).

1997-1999

  • Kepala Departemen Kerjasama Internasional di NCB/Interpol
  • Belajar di Sekolah Staf Komando ABRI (lulus 1997) dan mendalami Ilmu Investigasi Kriminal Internasional Tokyo, Jepang.
  • Direktur Reserse Ekonomi Mabes Polri
  • Kepala Departemen Informasi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
  • Korserse Polri (sampai tahun 1999)

1999

  • Direktur Tindak Pidana Tertentu Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
  • Tugas BKO Polda Timor Timur

2000

  • Sekretariat Interpol Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
  • Sekretaris NCB-Interpol Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
  • Direktur Reserse Pidana Tertentu Sekretaris NCB/Interpol
  • Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur

2000-2003

  • Kepala Kepolisian Daerah Papua
  • Ketua Tim Investigasi Bom Bali.

2003-2005

  • Ketua Tim Gabungan Investigasi Bom Bali
  • Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri
  • Kepala Kepolisian Daerah Bali

2005-2008

  • Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional prestasinya antara lain : Pengungkapan pabrik Ekstasi Terbesar 3 didunia yang berada di Cikande, Tangerang-Banten.
  • Ia non-aktif dalam jabatannya di Badan Narkotika Nasional sejak 1 April 2008 untuk berkonsentrasi dalam kampanye pencalonan dirinya sebagai Gubernur Bali. Dengan didukung PDI-Perjuangan, Pastika mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Bali berpasangan dengan A.A. Puspayoga dan berhasil memenangi pemilu dengan meraih 55,04 persen suara.

2008-2013

Pranala luar