Lompat ke isi

Lokomotif CC203

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari CC203)
Lokomotif CC203
Berkas:CC2030203SDT.jpg
Lokomotif CC 203 02 03 SDT double traksi dengan Lokomotif CC201 83 48 SDT di Stasiun Mojokerto saat berdinas KLB Rekor Muri relasi Stasiun Surabaya Gubeng-Stasiun Mojokerto pada tanggal 28 September 2025.
Jenis dan asal
Sumber tenagaDiesel–elektrik
PerancangGE Transportation dan UGL Rail
Produsen
Nomor seri
  • 48372–48383 (gen. 1)
  • Nomor seri tidak diketahui pada generasi kedua
ModelGE U20C
Tanggal produksi1995–2002
Jumlah diproduksi41 unit (KAI) + 1 unit (U201/ICTSI-1)
Data teknis
Konfigurasi:
  AARC-C
  UICCo'Co'
  CommonwealthCo-Co
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
BogieBolster, baja cor
Diameter roda914 mm (1 yd 0 ft 0 in)
Jari-jari lengkung terkecil56,7 mm (2,23 in)
Jarak gandar3.505 mm (3 yd 2 ft 6,0 in)
Jarak antarpivot7.680 mm (8 yd 1 ft 2 in)
Panjang:
  Antara alat perangkai15.214 mm (16 yd 1 ft 11,0 in)
  Bodi14.135 mm (15 yd 1 ft 4,5 in)
Lebar2.642 mm (2 yd 2 ft 8,0 in)
Tinggi3.637 mm (3 yd 2 ft 11,2 in)
Berat adhesi84 t (185.000 pon)
Berat kosong78 t (172.000 pon)
Berat siap84 t (185.000 pon)
Jenis bahan bakarHigh-Speed Diesel
Kapasitas bahan bakar3.028 l (666 imp gal; 800 US gal)
Kapasitas pelumas984 l (216 imp gal; 260 US gal)
Kapasitas pendingin681 l (150 imp gal; 180 US gal)
Kapasitas bak pasir510 l (110 imp gal; 130 US gal)
MesinGE 7FDL-8
Jenis mesin4 langkah
Aspirasi2 tingkat turbocharger
GeneratorGT 581
Motor traksi6 unit
Tipe: GE 761, DC-DC
SilinderV8
TransmisiDiesel-electric (DC-DC)
Jumlah notch lokomotif8
Perbandingan roda gigi90:21
Kerja majemukTidak digunakan
Rem lokomotifUdara tekan, dinamik, parkir
Rem rangkaianUdara tekan
Sistem keselamatan
  • Locotrack
  • Vigilance control panel
Alat perangkaiJanney
Performansi
Kelajuan maksimum120 km/h (75 mph)
Daya mesin1.603 kW (2.150 hp)
Gaya traksi14.500 kgf (142 kN)
Karier
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Jumlah dalam kelas41
Nomor armada
  • CC 203 95 01–12
  • CC 203 98 01–18
  • CC 203 01 01–07
  • CC 203 02 01–04
JulukanPelari Tanah Jawa (Sprinter of Java)[1]
Lokal
Mulai dinas1995; 30 tahun lalu (1995)
Keadaan
  • Beroperasi: 37 unit
  • Tidak beroperasi: 4 unit
Catatan kaki: [2]

Lokomotif CC203 adalah lokomotif diesel elektrik yang diproduksi oleh General Electric Transportation dengan model GE U20C. Lokomotif CC203 merupakan hasil pengembangan dari Lokomotif CC201 yakni pada kabin masinis ujung pendek yang aerodinamis dan diperlebar. Terdapat dua operator sekaligus pemilik dari lokomotif ini, yaitu PT Kereta Api Indonesia dan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper (TEL). Satu unit versi ekspor dari lokomotif ini dahulu dioperasikan oleh ICTSI di Filipina dan kemudian dijual ke Australia.

Lokomotif ini diadakan pertama kali pada tahun 1995 untuk memperkuat armada kereta api eksekutif Perumka pada saat itu. Hal ini berkaitan dengan peluncuran dua KA Argo generasi pertama, yaitu JS950 Argobromo dan JB250 Argogede (saat ini Parahyangan) Setelah sukses merakit 12 lokomotif pertama di GE Transportation, produksi lokomotif kemudian dialihkan ke PT GE Lokomotif Indonesia (GELI). Desain kabin masinis lokomotif ini juga menginspirasi Lokomotif CC204 generasi kedua dan menjadi ikon lokomotif KA penumpang cepat hingga Lokomotif CC206 menggantikannya pada tahun 2013.

Generasi pertama (1995)

[sunting | sunting sumber]
CC 203 95 02 menarik kereta api Taksaka saat berhenti di Stasiun Legok, 2005. Lokomotif ini diproduksi langsung oleh GE Transportation.

Ide mengenai pengadaan lokomotif dengan desain aerodinamis dimulai saat B. J. Habibie yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Di atas kereta wisata Toraja saat perjalanannya ke Bandung pada Desember 1992, ia mengemukakan ide untuk mengadakan kereta api yang mengutamakan kecepatan dan kenyamanan perjalanan. Ia menggunakan rute Jakarta–Bandung dan Jakarta–Surabaya sebagai model. Model ini akan diimplementasikan untuk memperingati 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia, dan program ini diwujudkan sebagai JB250 (Jakarta–Bandung 2 jam) dan JS950 (Jakarta–Surabaya 9 jam).[3]

Untuk mewujudkan program itu, Perumka meluncurkan kereta api bernama JS950 Argobromo dan JB250 Argogede.[4] Untuk memperkuat armada, Perumka mengadakan dua belas unit lokomotif langsung diimpor dari pabriknya di GE Transportation, Amerika Serikat. Bahkan, pada kesempatan itu, Menteri Perhubungan Haryanto Dhanutirto, menyebut bahwa pengadaan lokomotif itu masih dalam tahap awal, seraya berkata bahwa Perumka "butuh 50 lokomotif hingga akhir Pelita VI." Pada tahun yang sama, GE merencanakan bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (INKA) untuk memproduksi lokomotif untuk Indonesia. Perusahaan patungan yang direncanakan itu akan memanfaatkan salah satu los pabrik INKA di Madiun.[5]

Produksi GE Lokomotif Indonesia (1996–2001)

[sunting | sunting sumber]
Lokomotif U201. Mulanya beroperasi di Filipina, dioperasikan oleh ICTSI, lalu dijual ke Australia dan berpindah kepemilikan empat kali: SSRS, Coote Industrials, Qube Logistics, dan terakhir Public Transport Authority of Western Australia (Transperth).

PT INKA dan GE Transportation akhirnya membentuk patungan dengan nama PT GE Lokomotif Indonesia (GELI). Komposisi sahamnya masing-masing adalah PT INKA 35%, IPTN dan PAL masing-masing 6,5%, PT GE Teknologi 26%, dan sisanya dipegang General Electric.[5] Perusahaan yang semula hanya memproduksi lokomotif untuk Indonesia ternyata juga melakukan ekspor produksinya ke Filipina. Dua lokomotif CC203 buatan GELI dan satu unit lokomotif ekspor Filipina ini diresmikan pada 17 Desember 1996 oleh Presiden Soeharto. Menteri Perhubungan Haryanto Dhanutirto menyerahkan secara simbolis dua lokomotif CC203 GELI ini kepada Dirut Perumka Soemino Eko Saputro, sedangkan Menteri Perindustrian Tungki Ariwibowo menyerahkan satu unit lokomotif Filipina kepada Duta Besar Filipina untuk Indonesia Eusebio Abaguin.[6]

Hingga tahun 2000, populasi lokomotif CC203 di seluruh wilayah kerja PT Kereta Api adalah 41 unit,[7] dengan 37 unit milik PT Kereta Api Indonesia dan empat unit milik perusahaan pabrik kertas PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper (TeL). Berbeda dengan CC203 KAI yang digunakan untuk operasional kereta api penumpang, CC203 TeL digunakan untuk menarik rangkaian kereta api bubur kertas dan bahan baku kertas dari Niru ke Tarahan.[8]

Jumlah lokomotif produksi PT GE Lokomotif Indonesia adalah 29 unit.[1]

Setelah memproduksi CC203, kerja sama patungan antara INKA dan GE Transportation resmi berakhir dan PT GELI resmi dibubarkan.[1]

Operasional

[sunting | sunting sumber]
Persebaran lokomotif CC203, per 19 Agustus 2025[9]
Lokomotif CC203 di Jawa
CPN
CPN
BD
BD
SMC
SMC
PWT
PWT
YK
YK
MN
MN
SDT
SDT
JR
JR
Depo Jumlah
Cipinang (CPN) 8
Bandung (BD) 3
Semarang Poncol (SMC) 3
Purwokerto (PWT) 10
Madiun (MN) 4
Sidotopo (SDT) 7
Jember (JR) 2
Total 37

Lokomotif CC203 menggunakan mesin yang sama dengan CC201, yaitu GE 7FDL-8. Desain kabin yang aerodinamis dibuat di Goninan Locomotive Work (kini UGL Rail) Australia dengan hasil desain para insinyur General Electric. Selain itu, kabin juga dibuat di PT INKA untuk keperluan perbaikan dan restorasi.

Hartono A.S. menulis dalam komentarnya di Majalah KA bahwa lokomotif ini adalah "lokomotif hasil pengembangan desain dari lokomotif CC201" dari segi data teknis, tetapi memiliki bentuk ujung kabin masinis yang aerodinamis, serta jenis kabin lebar (wide cab).[7] Hal yang membedakan lokomotif CC203 dengan lokomotif CC201 adalah menggunakan motor diesel dengan dua tingkat turbocharger sehingga memiliki daya mesin sebesar 2.150 hp.[10]

Lokomotif CC203 yang diproduksi di PT INKA (CC 203 98 01 sampai dengan 02 04 dan eks-ICTSI 1) pada awalnya menggunakan penyejuk udara di kabin. Namun, penyejuk udara tersebut kemudian dihilangkan karena membuat awak kabin kedinginan dan menimbulkan rembesan air saat hujan.[11]

Mulai tahun 2017, lokomotif CC203—bersama lokomotif jenis lain—kembali dilengkapi penyejuk udara. Peluncuran lokomotif berpenyejuk udara dilakukan pada 6 April 2019, ditandai dengan pengoperasian lokomotif CC 203 95 04.[12]

Untuk lokomotif CC203 milik KAI awalnya mengenakan skema warna putih dengan sabuk berwarna biru, dengan logo Perumka/PT KA di bagian samping dan belakang. Sementara itu, di bagian mukanya terdapat logo Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Namun seiring dengan rebranding KAI 28 September 2011, skema warna tersebut digantikan dengan logo Next Step (dan sabuk supergrafis Next Step) secara bertahap setelah menjalani pemeliharaan akhir berkala dalam kurun waktu 2011 hingga 2014, dan beberapa di antaranya masih menggunakan skema lama.[7] Berkaitan dengan penggantian logo KAI pada tahun 2020, tempatnya logo lama KAI kemudian dicat atau ditimpa dengan logo wordmark KAI.[13]

Lokomotif CC 203 02 03 (40) berskema white and blue sedang berdinas KA Singasari setiba di Stasiun Jatinegara

Mulai bulan Februari 2024, satu unit lokomotif CC203, yakni CC203 02 03 milik Depo Lokomotif Sidotopo, kembali menggunakan skema warna putih dengan sabuk berwarna biru-biru tua, yang digunakan pada Tahun 1995-2011 silam, dengan logo PT KAI versi 2020 di bagian samping diatas garis biru dan bagian belakangnya, namun tanpa logo Kementerian Perhubungan di bagian depannya.

Untuk lokomotif PT TEL, skema warna yang digunakan adalah warna hijau dengan sabuk kuning dan merah.[8]

  • Pada 25 Desember 2001 - Lokomotif CC 203 98 05 yang menghela kereta api Empu Jaya (KA 146) menabrak kereta api Gaya Baru Malam Selatan (KA 153) yang dihela oleh CC 201 83 06 di emplasemen Stasiun Ketanggungan Barat. Tabrakan ini terjadi akibat masinis KA 146 tidak mematuhi aspek sinyal masuk Ketanggungan Barat pihak Ciledug yang beraspek merah/tidak aman. Akibat tabrakan ini, 31 (kemudian 45) orang tewas dan 53 orang terluka, termasuk masinis KA 146.
  • Pada 14 April 2006- Lokomotif CC 203 02 02 yang menghela kereta api Sembrani (KA 40) menabrak CC 201 83 54 yang menghela kereta api Kertajaya (KA 150) di wesel timur Stasiun Gubug, Grobogan. CC 201 83 54 hancur dan CC 203 02 02 hanya mengalami goresan saja serta kaca pecah, tetapi kedua lokomotif diperbaiki. 15 orang tewas dan 26 orang terluka.
  • Pada 24 Januari 2010- tiga Lokomotif CC 203 menjadi sasaran pelemparan batu oleh pendukung sepak bola asal Kota Surabaya, Bonek. Menurut warga Surakarta, sebagian anggota Bonek yang hendak menonton pertandingan bola di Stadion Jalak Harupat sempat melempari batu terhadap rumah warga di sepanjang ruas jalan rel di Kota Surakarta. Puncaknya adalah kereta luar biasa (KLB) yang ditarik oleh lokomotif CC 203 02 03 SDT diserang warga Surakarta dengan lemparan batu di sepanjang jalan rel, maupun di dekat Stasiun Purwosari dan Solo Jebres. Seluruh kaca jendela di kereta pecah berantakan. Ada tiga lokomotif CC 203 yang rusak parah, yakni CC 203 02 03 SDT, CC 203 95 02 PWT, dan CC 203 98 12 JR. CC 203 95 02 menarik kereta api Pasundan yang terpaksa tak melayani penumpang reguler, sedangkan CC 203 98 12 yang seharusnya untuk menarik kereta api Argo Dwipangga ditugasi untuk membawa rombongan Bonek pulang ke daerah asalnya.[14]
  • Pada 17 Juli 2013 - Lokomotif CC 203 95 12 yang menarik KA Bangunkarta menabrak Truk bermuatan puluhan rol kertas di Perlintasan KA Beloran, Sragen. Akibat kecelakaan ini, Lokomotif CC 203 95 12 kabinnya mengalami rusak berat karena menabrak Truk dengan kecepatan tinggi. [17]
  • Pada tanggal 10 Maret 2025, pukul 10.55 WIB - terjadi tabrakan kereta api Kertanegara yang menabrak sebuah truk di petak antara Stasiun Kras - Stasiun Ngadiluwih, Kecelakaan ini menyebabkan 1 orang tewas, dan masinis alami patah tulang, serta 1 unit lokomotif CC 203 95 02 PWT mengalami kerusakan yang cukup parah.[20]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. 1 2 3 Sampurno 2021, hlm. 68.
  2. Hartono A.S. 2012, hlm. 155.
  3. Sampurno 2021, hlm. 66-67.
  4. Warta Ekonomi 1998, hlm. 37.
  5. 1 2 Kompas 1995.
  6. Direktorat Informasi Deplu RI 1996, hlm. 5.
  7. 1 2 3 Sudarsih & Prasetya 2014, hlm. 9.
  8. 1 2 Sudarsih & Prasetya 2014, hlm. 11.
  9. "djka.dephub.go.id". djka.dephub.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2023-06-27. Diakses tanggal 2023-07-01.
  10. Hartono A.S. 2012, hlm. 153.
  11. "RailfansIna: CC203". RailfansIna. 2011-10-03. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-07-10. Diakses tanggal 2019-04-27.
  12. Simbolon 2019.
  13. Dewi 2020.
  14. Haryanto 2014, hlm. 18.
  15. Author, Author (28-01-2011). "Kecelakaan KA Kutojaya Selatan dan Mutiara Selatan di Stasiun Langen". Facebook. Diakses tanggal 28-01-2011. ;
  16. Kistyarini 2013.
  17. Author, Author (17-7-2013). "Kecelakaan KA Bangunkarta di Sragen, 17 Juli 2013". Solo pos. Diakses tanggal 2013-7-17. ;
  18. Muttaqien, Adhar (2022-02-28). "Tambah Satu, Korban Tewas Kecelakaan Maut Bus Tertabrak KA Jadi 6 Orang". detikcom. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-09-28. Diakses tanggal 2022-03-03.
  19. Nita, Dian (2022-02-27). Persada, Gading (ed.). "Kronologi Kecelakaan Bus Harapan Jaya Tertabrak Kereta Api di Tulungagung, 5 Penumpang Meninggal". Kompas TV. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-09-23. Diakses tanggal 2022-03-03.
  20. Dwi, Andhika. "Tabrakan KA Kertanegara Vs Truk di Kediri, Lokomotif Hancur". detiknews. Diakses tanggal 2025-06-07.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]