Lompat ke isi

Donald Trump: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k tambah pranala
Aku sedih (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{lindungidarianon}}
{{lindungidarianon}}
{{POV}}
{{refimprove}}
{{Infobox officeholder
{{Infobox officeholder
|image=Donald Trump official portrait.jpg<!-- JANGAN DIUBAH -->
|image=Donald Trump official portrait.jpg<!-- JANGAN DIUBAH -->

Revisi per 29 September 2023 15.43

Donald Trump
Potret resmi kepresidenan Gedung Putih. Potret kepala Trump tersenyum di depan bendera Amerika Serikat, mengenakan jas biru tua dengan pin kerah bendera Amerika, kemeja putih, dan dasi biru muda.
Potret resmi, 2017
Presiden Amerika Serikat ke-45
Masa jabatan
20 Januari 2017 – 20 Januari 2021
Wakil PresidenMike Pence
Sebelum
Pendahulu
Barack Obama
Pengganti
Joe Biden
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Donald John Trump

14 Juni 1946 (umur 78)
Queens, New York City, Amerika Serikat
Partai politikRepublikan (1987–1999, 2009–2011, 2012–sekarang)
Afiliasi politik
lainnya
Suami/istri
(m. 1977; c. 1992)
(m. 1993; c. 1999)
(m. 2005)
Anak
Orang tua
KerabatKeluarga Donald Trump
Tempat tinggalMar-a-Lago
Alma materWharton School (BS Econ.)
Pekerjaan
  • Politisi
  • pebisnis
  • presenter televisi
Penghargaan sipilDaftar penghargaan dan gelar
Tanda tanganTanda tangan bergaya Donald J. Trump, dengan tinta
Situs web
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Donald John Trump (/ˈdɒnəld ɒn trʌmp/; lahir 14 Juni 1946) adalah pebisnis, presenter acara realitas, politikus, dan Presiden Amerika Serikat ke-45.

Lahir dan besar di Queens, Kota New York, Trump meraih gelar sarjana dari jurusan ekonomi Wharton School of the University of Pennsylvania pada tahun 1968. Ia mengambil alih kendali perusahaan properti dan konstruksi milik ayahnya, Fred Trump pada tahun 1971 dan menamainya The Trump Organization. Trump memperluas operasi perusahaan untuk membangun dan merenovasi gedung pencakar langit, hotel, kasino, dan lapangan golf. Ia kemudian memulai berbagai usaha sampingan, sebagian besar dengan melisensikan namanya. Dari 2004 hingga 2015, ia ikut memproduseri dan menjadi pembawa acara serial televisi realitas The Apprentice. Trump dan bisnisnya telah terlibat dalam lebih dari 4.000 tindakan hukum negara bagian dan federal, termasuk enam kebangkrutan.

Posisi politik Trump telah digambarkan sebagai populis, proteksionis, isolasionis, dan nasionalis. Ia mengikuti pemilihan presiden AS 2016 sebagai calon dari Partai Republik dan berhasil mengalahkan calon dari Demokrat Hillary Clinton meski kalah dalam suara populer,[a] menjadi presiden Amerika Serikat pertama tanpa pengalaman sebelumnya di dinas militer atau di pemerintahan. Penyelidikan jaksa khusus 2017–2019 yang dipimpin oleh Robert Mueller menetapkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan 2016 untuk menguntungkan kampanye Trump. Pemilihan dan kebijakan Trump memicu banyak protes.

Kebijakan Trump meliputi renegosiasi perjanjian dagang Amerika Serikat–Tiongkok, penolakan terhadap beberapa perjanjian dagang seperti NAFTA dan Kemitraan Trans-Pasifik, penegakan hukum imigrasi yang lebih ketat serta membangun tembok di sepanjang perbatasan A.S.–Meksiko, reformasi perawatan veteran, pembatalan dan penggantian Undang-Undang Layanan Kesehatan Terjangkau (Affordable Care Act), dan pemotongan pajak. Setelah serangan Paris November 2015, Trump mengusulkan penghentian sementara imigrasi Muslim ke Amerika Serikat; ia kemudian mengubah rencana kebijakannya menjadi "pemeriksaan latar sangat ketat" dari negara-negara tertentu.[1]

Trump kalah dalam pemilihan umum Presiden AS 2020 dari Joe Biden, tetapi menolak untuk mengakui kekalahannya, mengeklaim adanya kecurangan pemilu yang meluas dan berusaha untuk membatalkan hasil pemilu dengan menekan para pejabat pemerintah, mengajukan sejumlah gugatan hukum yang gagal, dan menghalangi transisi kepresidenan. Pada 6 Januari 2021, Trump mendesak para pendukungnya untuk berbaris ke Gedung Kongres AS, yang kemudian diserbu oleh banyak orang, mengakibatkan banyak kematian dan mengganggu penghitungan suara pemilu.

Trump adalah satu-satunya presiden Amerika yang telah dimakzulkan dua kali. Setelah dia mencoba menekan Ukraina pada 2019 untuk menyelidiki Biden, dia dimakzulkan pada Desember oleh Dewan Perwakilan Rakyat atas penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres; dia dibebaskan oleh Senat pada Februari 2020. DPR memakzulkan Trump untuk kedua kalinya pada Januari 2021, atas tuduhan menghasut pemberontakan, dan Senat membebaskannya pada bulan berikutnya. Pada Desember 2022, Komite DPR 6 Januari merekomendasikan dakwaan pidana terhadap Trump karena menghalangi proses resmi, konspirasi untuk menipu AS, dan menghasut atau membantu pemberontakan. Para akademisi dan sejarawan menilai Trump sebagai salah satu presiden terburuk dalam sejarah Amerika.

Sejak meninggalkan jabatannya, Trump tetap terlibat dalam Partai Republik. Pada November 2022, ia mengumumkan pencalonan dirinya sebagai kandidat Partai Republik dalam pemilihan umum presiden 2024. Pada Maret 2023, dewan juri Manhattan mendakwa Trump dengan 34 tuduhan penipuan, menjadikannya mantan presiden AS pertama yang menghadapi tuntutan pidana; ia mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan.

Kehidupan awal dan karier

Trump lahir tanggal 14 Juni 1946 di Jamaica, Queens, salah satu permukiman di Kota New York.[2] Ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Tiga saudaranya masih hidup: Maryanne, Elizabeth, dan Robert. Kakak Trump, Fred Jr., meninggal dunia pada tahun 1981 akibat alkoholisme. Atas alasan inilah, Donald tidak pernah meminum minuman beralkohol atau merokok.[3]

Trump memiliki keturunan Jerman dari pihak ayahnya dan Skotlandia dari pihak ibunya. Keempat kakek-neneknya lahir di Eropa. Ayahnya, Fred Trump (1905–1999), lahir di Queens dari orang tua yang berasal dari Kallstadt, Jerman, dan menjadi salah satu pengembang properti terbesar di Kota New York.[4][5] Ibunya, Mary Trump (née MacLeod, 1912–2000), lahir di Tong, Lewis, Skotlandia.[6] Fred dan Mary bertemu di New York dan menikah pada tahun 1936, lalu membangun rumah tangga di Queens.[6][7] Pamannya, John G. Trump, seorang dosen di Institut Teknologi Massachusetts dari tahun 1936 sampai 1973, terlibat dalam penelitian radar pihak Sekutu pada Perang Dunia Kedua dan membantu merancang mesin sinar-X yang memperpanjang usia penderita kanker. Pada tahun 1943, Federal Bureau of Investigation meminta John Trump mempelajari penelitian dan alat-alat Nikola Tesla setelah Tesla meninggal di kamarnya di New Yorker Hotel.[8] Kakek Donald Turmp adalah Frederick Trump, pengusaha restoran dan asrama di sekitar Seattle dan Klondike, Kanada.[9]

Keluarga Trump aslinya merupakan pengikut Lutheran, namun orang tua Trump merupakan jemaat Gereja Reformed Amerika.[10] Nama keluarga Trump sebelumnya dieja Drumpf atau Drumpft, kemudian berubah menjadi Trump semasa Perang Tiga Puluh Tahun pada abad ke-17.[11] Trump mengatakan bahwa ia bangga akan darah Jermannya; ia menjabat marsekal tinggi pada pagelaran German-American Steuben Parade tahun 1999 di Kota New York.[12]

Pendidikan

A black-and-white photograph of Donald Trump as a teenager, smiling and wearing a dark uniform with various badges and a light-colored stripe crossing his right shoulder. This image was taken while Trump was in the New York Military Academy in 1964.
Trump pada usia 18 tahun di New York Military Academy, 30 Juni 1964

Keluarga ini memiliki rumah dua lantai berarsitektur Kebangkitan Tudor di Midland Parkway, Jamaica Estates, tempat Trump menetap saat masih bersekolah di The Kew-Forest School.[13] Trump berhenti sekolah pada usia 13 tahun dan mendaftar di New York Military Academy (NYMA),[14] Cornwall, New York. Di sana, Trump lulus setelah menyelesaikan kelas delapan. Pada tahun 1983, Fred Trump mengatakan kepada seorang wartawan bahwa Donald itu "anak yang cukup bandel ketika masih kecil."[15] Trump ikut serta dalam latihan gerak baris, mengenakan seragam, dan mendapat pangkat kapten pada tahun seniornya. Ia dipindahkan dari jabatan komandan setelah salah satu anggotanya diduga memplonco anggota baru di baraknya; Trump mengatakan bahwa ia "naik pangkat" dengan pemindahan tersebut.[16] Tahun 2015, Trump memberitahu penulis biografinya bahwa NYMA memberinya "latihan militer yang lebih keras dibandingkan orang-orang yang terlibat di militer".[17]

Trump kuliah di Universitas Fordham di Bronx selama dua tahun sejak Agustus 1964. Ia kemudian pindah ke Wharton School, Universitas Pennsylvania, Philadelphia. Wharton School saat itu merupakan salah satu perguruan yang memiliki departemen kajian properti di Amerika Serikat.[18][19] Ia mengambil kerja sampingan di perusahaan milik keluarganya, Elizabeth Trump & Son, yang menggunakan nama nenek Trump dari pihak bapak.[20] Trump lulus dari Wharton bulan Mei 1968 dengan gelar Bachelor of Science dari jurusan ekonomi.[19][21][22]

Trump tidak ikut wajib militer pada masa Perang Vietnam.[23] Semasa kuliah tahun 1964 sampai 1968, ia mendapat empat surat penangguhan medis.[24] Tahun 1966, ia dinilai layak ikut wajib militer setelah mengikuti uji kesehatan militer. Tahun 1968, ia dinilai layak oleh dewan wajib militer daerah, tetapi diberikan surat penangguhan medis 1-Y pada Oktober 1968.[25] Dalam sebuah wawancara untuk biografi tahun 2015, Trump mengatakan bahwa ia diberi surat penangguhan medis karena memiliki taji tumit.[17] Bulan Desember 1969, Trump mendapat nilai tinggi pada undian wajib militer sehingga ia boleh tidak ikut dinas militer.[25][26][27]

Karier properti

Semasa kuliah, Trump mengawali karier di dunia properti lewat perusahaan milik ayahnya,[28] Elizabeth Trump and Son,[29] yang mengutamakan rumah sewa kelas menengah di distrik Brooklyn, Queens, dan Staten Island. Fred dan Donald Trump menanam modal sebesar $500.000 untuk membuka kembali komplek apartemen Swifton Village di Cincinnati, Ohio.[30]

Kendali perusahaan diserahkan kepada Trump pada tahun 1971. Trump mengganti nama perusahaan menjadi The Trump Organization.[31][32] Ia diangkat sebagai presiden organisasi pada tahun 1973. Pada tahun yang sama, ia dan ayahnya menarik perhatian luas setelah Departemen Kehakiman menuduh mereka mendiskriminasi orang-orang kulit hitam yang ingin menyewa apartemen dan tidak melakukan pemeriksaan latar ekonomi seperti yang dijanjikan sebelumnya. Dalam sebuah perjanjian tertulis, Trump mengaku tidak melakukan perbuatan curang dan calon penyewa minoritas yang layak akan diwakili oleh Urban League.[33][34]

Proyek pertama Trump di Manhattan adalah renovasi Grand Hyatt Hotel pada tahun 1978 di sebelah Grand Central Terminal setelah sebelumnya ditempati Commodore Hotel. Sebagian besar renovasi ini didanai oleh pinjaman sebesar $70 juta yang dijamin oleh Fred Trump dan jaringan hotel Hyatt.[35][36]

Karier dan bisnis

Trump memulai kariernya di perusahaan ayahnya, The Trump Organization yang berkonsentrasi di bidang penyewaan rumah kelas menengah. Salah satu proyek pertamanya adalah merenovasi komplek apartemen Swifton Village di Cincinnati, Ohio. Trump mengubah komplek apartemen 1200 unit dan menaikkan tarif 66% menjadi 100%. Ketika menjual kembali Swifton Village seharga US$ 12 juta, Trump Organization meraup keuntungan sebesar US$ 6 juta.

Pada tahun 1970an, Trump mendapat keuntungan dari Pemerintah kota New York atas pembayaran pajak sebagai ganti krisis keuangan yang dihadapi Hotel Commodore. Trump juga sukses mengembangkan bidang properti untuk Javits Convention Center. Berkembangnya Javits Convention Center membuat Trump berurusan dengan pemerintah kota New York. Salah satu proyeknya yang bernilai US$ 110 juta ternyata membuat New York membayar antara US$ 750 juta hingga US$ 1 miliar. Trump menawarkan untuk mengganti rugi proyek itu tetapi tawarannya ditolak.

Keadaan yang serupa terjadi ketika New York berusaha untuk merenovasi Wollman Rink di Central Park. Sebuah proyek pada tahun 1980 yang ditagetkan selesai dalam 2,5 tahun, tetapi hingga tahun 1986 dan US$ 12 juta telah dikeluarkan proyek belum selesai. Trump menawarkan untuk menangani proyek itu dan ia menyelesaikannya dalam waktu 6 bulan dengan dana hanya US$ 2,750,000. Menariknya, selama awal tahun 1980-an, Trump mengambil alih usaha jasa Roy Cohn, kepala Senat Komite Permanen pada Penyelidikan ( Senate Permanent Subcommittee on Investigations).

Resesi dan kebangkrutan

Pada tahun 1990, sebagai dampak dari resesi, Trump kesulitan membayar utangnya. Ia dihadapkan pada masalah pembayar pinjaman atas kasino ketiganya yaitu Taj Mahal yang setara dengan 1 miliar dollar dengan bunga sangat tinggi.

Meski ia harus mempertahankan bisnisnya dengan tambahan pinjaman dan menunda pembayaran bunga pinjaman, pada tahun 1991 melonjaknya hutang membuat bisnisnya mengalami kemunduran yang besar. Bank-bank telah kehilangan ratusan juta dolar.

Pada tanggal 2 November 1992, Trump Plaza Hotel terpaksa merencanakan paket perlindungan dari kebangkrutan setelah tidak mampu membayar tunggakan pinjaman. Dalam rencananya, Trump bersedia untuk memberikan 49 persen saham dari Hotel mewah tersebut. Kepada Citibank dan 5 penyandang dana lainnya. Namun sebaliknya, Trump menerima keadaan yang lebih baik yaitu menjabat posisi sebagai Chief Executive, meski tanpa bayaran.

Pada tahun 1994, Trump kehilangan 900 juta dolar dari rekening pribadinya dan kerugian drastis pada sektor bisnis sebesar 3,5 miliar dolar. Ketika ia dipaksa untuk meninggalkan Trump Shuttle, ia diharuskan untuk mengurus Trump Tower di Kota New York dan mengontrol 3 buah kasino di Atlantic City.

Chase Manhattan Bank yang telah meminjamkan uang kepada Trump untuk membeli West Side Yards, yang merupakan parsel Manhattan terbesarnya, terpaksa harus dijual kepada pengembang-pengembang di Asia.

Menurut anggota pembentuk Organisasi Trump, Trump tidak mengembalikan semua kepemilikan atas Real Estate. Para pemilik berjanji untuk memberikan 30 persen dari keuntungan manakala bangunan-bangunan tersebut selesai dikembangkan atau terjual. Hingga masa itu, para pemilik menginginkan apa yang telah Trump lakukan yaitu membangun kerja. Mereka kemudian memberikan model konstruksi terbaru dan dana manajemen untuk mempercepat pembangunan.

Di media

Donald Trump telah muncul di media dengan versi karikatur di seri-seri televisi dan film-film seperti Home Alone 2, The Nanny, The Fresh Prince of Bel Air, Pays of Our live dan sebagai karakter ia sendiri adalah The Little Rascals, serta menjadi bintang tamu acara-acara talk show.

Tahun 2004, Trump menjadi produser eksekutif dan pembawa acara di NBC acara realitas, The Apprentice, yang mana keduanya merupakan persaingan grup manajemen kelas atas. Kontestan ada yang dipecat atau terminasi dari permainan. Pemenang dari permainan ini akan dikontrak selama 1 tahun di perusahaan Trump dengan gaji 250 ribu dolar. Untuk satu tahun pertama, Trump mendapat bayaran sebesar 50.000 dolar per episode, namun karena acara tersebut sukses, ia kemudian dibayar 3 juta dolar per episode, dan ini menjadi orang pertelevisian dengan bayaran tertinggi. Pada tahun 2007 Trump mendapat penghargaan atas program The Apprentice dengan menerima sebuah bintang di Hollywood Walk of Fame.

Trump juga dikenal sebagai penggemar Wrestling Entertaintment. Ia menjadi pembawa acara di Wrestles Mania IV dan V di Trump Palza, dan juga menampilkan beberapa selebritis pada acara Wresles Mania VII dan XX. Trump juga terlibat dalam acara WWE yang kemudian dikenal dengan “Perang Milyarder”. Cerita ini berawal ketika Trump mengumbar kata-kata bahwa ia dapat mengalahkan pemilik WWE, Vince McMahon dengan segala kemampuan. McMahon menjadi geram dan ia ingin bertarung dngan Trump satu lawan satu. Tapi keduanya sepakat untuk bertarung melalui pegulat mereka dalam acara Wrestle Mania 23. trump menunjuk Bobby Lashley sebagai petarung untuk melawan petarung McMahon, Umaga.

Organisasi Miss Universe dimiliki oleh Trump dan NBC. Organisasi ini memproduksi Miss Universe, Miss USA dan Miss Teen USA. Tahun 2005, Trump meluncurkan sebuah perusahaan pendidikan bisnis yang bernama Trump University. Pada suatu ketika Trump juga meluncurkan perusahaan-perusahaan yang ia beri nama Trump Buffet, Trump Catering dan Trump ice Cream Parlor. Januari 2006, Trump meluncurkan sebuah situs perjalanan daring, GoTrump.com. Situs ini berisikan beberapa properti milik Trump seperti hotel dan biro-biro perjalanan.

Kehidupan pribadi

Trump menikah sebanyak 3 kali yaitu:

  • Ivana Zelnickova, lahir tahun 1949, Trump menikahinya tahun 1977, Ivana melahirkan 3 orang anak yaitu Donald Jr pada tanggal 31 Desember 1977, Ivanka pada tanggal 30 Oktober 1981 dan Eric tanggal 11 Januari 1984. Pada Tahun 1992 mereka bercerai.
  • Marla Maples, lahir tahun 1963, Trump menikahinya tahun 1993 dan mereka memiliki 1 anak yaitu Tiffany yang lahir pada tanggal 13 Oktober 1993.
  • Melanija Knavs, lahir tahun 1970. Trump melamarnya tanggal 26 April 2004 kemudian menikahinya tanggal 22 Januari 2005 di Bethesda, Pantai Palm, Florida. Hadir pada saat itu Bill Clinton, Barbara Walters, Tony Bennett dan Radolph Giulani. Pada tahun 2006, Melania menjadi warga negara Amerika Serikat.[37] Mereka punya 1 anak yang lahir pada tanggal 20 Maret 2006 bernama Barron William Trump.[38]

Rasisme dan supremasi kulit putih

Trump memiliki sejarah ucapan dan tindakan yang dipandang oleh para sarjana dan publik sebagai rasis atau supremasi kulit putih, hukum Jim Crow dan Ku Klux Klan. Wartawan, teman, keluarga, dan mantan karyawan menuduhnya memicu rasisme di Amerika Serikat. Trump telah berulang kali membantah tuduhan rasisme, dan beberapa orang yang bekerja dengannya mengklaim bahwa dia tidak rasis.

Dia me-retweet statistik palsu yang mengklaim bahwa orang kulit hitam bertanggung jawab atas sebagian besar pembunuhan orang kulit putih Amerika, dan dalam beberapa pidato dia telah berulang kali menghubungkan orang Afrika-Amerika (kulit hitam) dan Hispanik dengan kejahatan kekerasan. Selama kampanye, Trump menggunakan ketakutan pemilih kelas pekerja kulit putih, dan menciptakan kesan bahaya global dari kelompok-kelompok yang dianggap sebagai tantangan bagi bangsa.

Trump membuat komentar setelah unjuk rasa supremasi kulit putih 2017 di Charlottesville, Virginia, yang dilihat oleh para kritikus menyiratkan kesetaraan moral antara demonstran supremasi kulit putih dan mereka yang memprotes mereka sebagai "orang yang sangat baik". Pada tahun 2018, selama pertemuan Oval Office tentang reformasi imigrasi, Trump diduga menyebut El Salvador, Haiti, dan negara-negara Afrika sebagai "lubang kotoran", yang secara luas dikutuk sebagai komentar rasis. Pada Juli 2019, Trump mentweet tentang empat anggota Kongres Demokrat kulit berwarna, tiga di antaranya kelahiran Amerika: "Mengapa mereka tidak kembali dan membantu memperbaiki tempat-tempat yang benar-benar rusak dan penuh kejahatan dari mana mereka berasal. Kemudian kembali dan tunjukkan kami bagaimana hal itu dilakukan." Outlet berita seperti The Atlantic mengkritik komentar ini sebagai kiasan rasis yang umum. Dia kemudian membantah komentarnya rasis, mengatakan "jika seseorang memiliki masalah dengan negara kita, jika seseorang tidak ingin berada di negara kita, mereka harus pergi."

Pernyataan kontroversial Trump telah dikutuk oleh banyak pengamat di seluruh dunia, tetapi dimaafkan oleh beberapa pendukungnya sebagai penolakan terhadap kebenaran politik dan oleh yang lain karena mereka memiliki keyakinan rasial yang sama. Beberapa studi dan survei telah menunjukkan bahwa sikap rasis dan kebencian rasial telah memicu kenaikan politik Trump, dan telah menjadi lebih signifikan daripada faktor ekonomi dalam menentukan kesetiaan partai pemilih AS. Sikap rasis dan Islamofobia telah terbukti menjadi indikator kuat untuk mendukung Trump.

Selama konferensi pers pada 11 Mei 2020, Koresponden Gedung Putih CBS News Weijia Jiang bertanya sehubungan dengan pengujian Coronavirus, "Mengapa ini adalah kompetisi global bagi Anda jika setiap hari orang Amerika masih kehilangan nyawa mereka?", Trump mengatakan kepadanya untuk "Mereka kehilangan nyawa mereka di mana-mana di dunia. Dan mungkin itu pertanyaan yang harus Anda tanyakan kepada Tiongkok. Jangan tanya saya, tanyakan pertanyaan itu kepada Tiongkok, kan?"[39][40]

Setelah dia dikritik secara luas karena menggunakan istilah itu, Trump membela penggunaan frasa "Virus Tiongkok" untuk SARS-CoV-2. Trump berkata, "itu berasal dari Tiongkok... itu sama sekali tidak rasis"..[41] Banyak orang dan organisasi tidak setuju, termasuk Asian American Legal Defense and Education Fund, yang mentweet pada Maret 2020 "Tentu saja dia menyebutnya "Virus Tiongkok," karena dia tidak peduli bahwa orang Asia dan Asia-Amerika menjadi sasaran kekerasan kebencian karena deskripsi rasis #coronavirus ini."[42] Organisasi Kesehatan Dunia telah "meminta para ilmuwan, otoritas nasional, dan media untuk mengikuti praktik terbaik dalam menamai penyakit menular manusia baru untuk meminimalkan efek negatif yang tidak perlu pada negara, ekonomi, dan manusia."[43]

Pada 20 Juni 2020, dalam pidatonya di Tulsa, Oklahoma, Trump menggunakan bahasa yang secara luas digambarkan sebagai rasis, merujuk COVID-19 sebagai "Kung Flu",[44] sebuah frasa yang sebelumnya digambarkan oleh staf Gedung Putih Kellyanne Conway sebagai "salah", "sangat menyinggung"[45][46] dan "sangat menyakitkan".[47] Pada 22 Juni 2020, juru bicara Gedung Putih membela penggunaan istilah tersebut oleh Trump, dengan menyatakan, "Ini bukan diskusi tentang orang Amerika keturunan Asia, yang dihargai dan dihargai oleh presiden sebagai warga negara dari negara besar ini. Ini adalah dakwaan terhadap Tiongkok karena membiarkan virus ini masuk ke sini."[46]

Pada Mei 2020, Trump dituduh rasisme karena men-tweet "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai" dan menyatakan para penjarah "para preman ini mencemarkan ingatan George Floyd" sebagai tanggapan atas pembakaran dan kerusuhan malam ketiga di Minneapolis, di mana kantor polisi Minneapolis Third Precinct dibakar oleh para pengunjuk rasa,[48] atas pembunuhan polisi terhadap pria kulit hitam tak bersenjata.[49] Ungkapan tersebut telah digunakan sebelumnya pada tahun 1967 oleh seorang kepala polisi Miami, Walter E. Headley, yang secara luas dikutuk oleh kelompok hak-hak sipil dan diulang pada tahun 1968 selama kampanye presiden segregasi George Wallace.[50][51]

Ketika unjuk rasa berlanjut, Wali Kota Washington, D.C. Muriel Bowser mengkritik Trump karena menyatakan bahwa pengunjuk rasa yang memanjat pagar Gedung Putih akan disambut oleh "anjing-anjing paling ganas dan senjata yang tidak menyenangkan", dengan mengatakan itu "bukan pengingat halus bagi orang Afrika-Amerika (kulit hitam) tentang segregasionis yang membiarkan anjing keluar dari wanita, anak-anak dan orang-orang yang tidak bersalah di Selatan".[52]

Trump telah berulang kali menyebut pria Meksiko "hombres yang buruk" dan "pemerkosa". Saat berkampanye pada tahun 2015 dia membuat beberapa pernyataan palsu bahwa pemerintah Meksiko mengirim orang yang paling tidak diinginkan ke AS "Ketika Meksiko mengirim orang-orang mereka... Mereka membawa narkoba. Mereka membawa kejahatan. Mereka pemerkosa. Dan beberapa , saya berasumsi, adalah orang-orang baik."[53] Pada tahun 2017, Associated Press melaporkan bahwa selama panggilan telepon ke Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto Trump memperingatkan presiden Meksiko bahwa militernya tidak berbuat cukup untuk menghentikan "sekelompok hombre jahat di sana" dan mengancam akan mengirim pasukan AS ke Meksiko untuk "mengurusnya."[54] Setelah pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin pada tahun 2020, beberapa pengunjuk rasa menggunakan slogan "Defund the police", mendukung divestasi sejumlah dana dari departemen kepolisian dan mengalokasikannya kembali untuk bentuk-bentuk non-polisi dari keamanan publik dan dukungan masyarakat. Trump membahas masalah ini ketika berbicara pada rapat umum kampanye pada akhir Juni 2020, dengan mengatakan: "Ini jam 1 pagi dan sangat sulit—Anda tahu saya kadang-kadang menggunakan kata, 'hombre' - sangat sulit 'hombre' sedang mendobrak jendela seorang wanita muda yang suaminya pergi sebagai penjual keliling atau apa pun yang dia lakukan. Dan Anda menelepon 911 dan mereka berkata, 'Maaf, nomor ini tidak lagi berfungsi.'"[55] Setelah Trump memposting video yang menyertakan komentar "bad hombres" di saluran Twitch-nya, platform streaming langsung menangguhkan akunnya karena "perilaku kebencian."[56]

Pada 28 Juni 2020, Trump me-retweet rekaman video pendukung Trump dan pengunjuk rasa anti-Trump berdebat satu sama lain di mana seorang pendukung terekam berteriak, antara lain, 'Kekuatan Supremasi Kulit Putih' (White Power).[57] Dia memuji pendukung di retweet, menyebut mereka "orang-orang hebat" dalam keterangannya tentang video yang diunggah dan di-tweet oleh akun lain. Trump menulis "Terima kasih kepada orang-orang hebat di The Villages. Kaum Kiri Radikal Tidak Melakukan Apa-apa Demokrat akan Jatuh di Musim Gugur. Joe yang korup ditembak. Sampai jumpa!!!".[58] Tweet itu termasuk video yang disematkan yang menunjukkan beberapa warga senior pro-Trump di Florida melakukan pertukaran dengan pemrotes anti-Trump dan pendukung Black Lives Matter serta kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Dalam rekaman itu, salah satu pendukung presiden berulang kali meneriakkan "kekuatan supremasi kulit putih" kepada para demonstran. Trump menerima kecaman keras atas tweet tersebut. Tim Scott, satu-satunya anggota Partai Republik kulit hitam di senat, mengatakan Trump harus "menghapusnya". Tiga jam setelah mempostingnya, Trump menghapus tweet tersebut tanpa komentar lebih lanjut, meskipun Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Judd Deere dan Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengklaim bahwa Trump tidak mendengar pernyataan "kekuatan supremasi kulit putih" dalam tweet tersebut.[59][60] Pada konferensi pers dua hari kemudian, McEnany tidak menanggapi wartawan yang menanyakan apakah Presiden Trump mengutuk penggunaan slogan "kekuatan supremasi kulit putih". McEnany kemudian menjawab pertanyaan tentang tweet yang menyatakan "Presiden menghapus video itu, penghapusan itu berbicara keras... presiden telah berulang kali mengutuk kebencian."[61][62] Kemudian dilaporkan bahwa pembantu Presiden Trump mencoba menghubunginya ketika kontroversial dimulai, tetapi dia tidak bisa hadir selama beberapa jam karena dia sedang bermain golf di Trump National Golf Club dan meletakkan teleponnya.[63]

Setelah pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin, banyak monumen dan simbol Konfederasi dihapus di seluruh negeri karena hubungannya dengan perbudakan dan rasisme.[64] Pada Juni 2020, Trump secara pribadi meminta Menteri Dalam Negeri David Bernhardt untuk merestorasi patung Jenderal Konfederasi Albert Pike yang telah diturunkan oleh pengunjuk rasa di Washington, D.C.[65][66] Juga pada bulan Juni, Angkatan Darat Amerika Serikat mengusulkan diskusi tentang penggantian nama pangkalan militer yang dinamai menurut jenderal Angkatan Darat Konfederasi. Banyak orang dan organisasi seperti NAACP telah menyarankan mengganti nama pangkalan setelah pahlawan militer berwarna. Trump menanggapi dengan tweet yang menyatakan bahwa "Pemerintahan saya bahkan tidak akan mempertimbangkan penggantian nama Instalasi Militer yang Luar Biasa dan Bercerita ini."[67] Pada tanggal 30 Juni, Trump mengancam akan memveto Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional karena ketentuan yang mengharuskan penggantian nama pangkalan bernama untuk komandan Konfederasi dan penghapusan simbol Konfederasi dari semua fasilitas pertahanan AS.[68][69] Pada tanggal 6 Juli, dia mengkritik keputusan NASCAR untuk melarang bendera Konfederasi dari perlombaannya.[70][71] Ketika ditanya apakah menurutnya bendera Konfederasi itu ofensif, Trump menjawab, "Ketika orang dengan bangga menggantung bendera Konfederasi mereka, mereka tidak berbicara tentang rasisme. Mereka mencintai bendera mereka, itu mewakili Selatan."[72]

Pada 18 Januari 2021 (Hari Martin Luther King, Jr.), pemerintahan Trump merilis sebuah laporan yang ditulis sebagai sanggahan kepada sekolah-sekolah yang telah meminta kurikulum sejarah yang lebih akurat tentang perbudakan di Amerika Serikat. Komisi yang menulis laporan tersebut dibentuk setelah unjuk rasa Black Lives Matter yang diadakan setelah pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin dan pembunuhan pria dan wanita kulit hitam lainnya yang tidak beralasan oleh petugas polisi. Trump menyebut "kerusuhan dan kekacauan sayap kiri [dalam unjuk rasa] sebagai akibat langsung dari indoktrinasi sayap kiri selama puluhan tahun di sekolah-sekolah kita." Komisi ini diketuai oleh Carol Swain dan Larry Arnn, presiden Hillsdale College.[73] Mengomentari gerakan Hak Sipil, laporan itu mengatakan "[gerakan] segera beralih ke program yang bertentangan dengan cita-cita luhur para pendiri." Direktur eksekutif American Historical Association, mencatat bahwa komisi itu tidak termasuk seorang sejarawan profesional Amerika Serikat. Dia berkomentar, "Mereka menggunakan sesuatu yang mereka sebut sejarah untuk memicu perang budaya".[74]

Pada Juni 2020, Facebook menghapus iklan kampanye Trump yang menyertakan segitiga merah terbalik, simbol yang digunakan Nazi untuk melabeli penentang rezim mereka. Kampanye Trump mengklaim bahwa simbol itu digunakan oleh Antifa, tetapi para ahli berpendapat bahwa ini tidak akurat dan beberapa kritikus memandang simbol itu sebagai peluit anjing rasis.[75] Facebook menyatakan bahwa "Kami menghapus postingan dan iklan ini karena melanggar kebijakan kami terhadap kebencian terorganisir."[76]

Pemblokiran media sosial

Setelah menjadi pengguna yang produktif, Trump telah diblokir dari memposting konten baru ke Facebook dan Instagram sejak 6 Januari 2021. Hari itu, di tengah kerusuhan di Capitol saat Kongres sedang menghitung suara elektoral, Trump memposting video pendek. Facebook menghapusnya dan memblokir kemampuan Trump untuk memposting konten baru ke kedua platform. Wakil presiden integritas Facebook, Guy Rosen, menjelaskan bahwa video tersebut "berkontribusi daripada mengurangi risiko kekerasan yang sedang berlangsung." (YouTube juga menghapus video yang sama. Twitter pada awalnya menonaktifkan komentar; kemudian, Tweet dihapus.) Keesokan harinya, Facebook mengatakan pemblokiran akan tetap setidaknya sampai akhir masa jabatan Trump pada 20 Januari. Pada 5 Mei 2021, setelah mempertimbangkan apakah akan mengaktifkan kembali akun Trump, Dewan Pengawas Facebook menguatkan penangguhan Trump di Facebook dan Instagram tetapi menginstruksikan Facebook, Inc. untuk menilai kembali larangan tanpa batas dalam waktu enam bulan, dengan menyatakan bahwa "tidak diperbolehkan bagi Facebook untuk menjauhkan pengguna dari platform untuk waktu yang lama. periode yang tidak ditentukan, tanpa kriteria kapan atau apakah akun akan dipulihkan." Sebulan kemudian, Facebook memutuskan untuk memperpanjang larangan Trump, karena tindakannya "pantas mendapatkan hukuman tertinggi yang tersedia di bawah protokol penegakan baru," dan mempertimbangkan kembali kasusnya tidak lebih awal dari Januari 2023. Pada 7 Juli 2021, Trump mengajukan gugatan class action terhadap Facebook, Google dan Twitter, menyatakan bahwa mereka telah terlibat dalam "penyensoran ilegal dan memalukan terhadap rakyat Amerika." Pakar hukum mengatakan gugatan itu memiliki sedikit peluang untuk berhasil.

Sebuah grup Facebook besar bernama "Stop the Steal" didedikasikan untuk gagasan bahwa pemilihan November 2020 "dicuri" dari Trump oleh beberapa jenis penipuan. Dua hari setelah pemilihan, Facebook melarang grup dan tagarnya.

Trump awalnya menggunakan akun pribadinya di Instagram (@realDonaldTrump) terutama untuk berbagi foto pribadi, termasuk foto dirinya dengan cucu-cucunya. Pada September 2015 – saat itu dengan sekitar 377 ribu pengikut – ia menggunakan platform tersebut untuk merilis iklan politik. Iklan ini, "Act of Love", menyerang lawan utama Jeb Bush tentang topik imigrasi. Bersamaan dengan tanggapan Bush, itu menunjukkan bahwa Instagram bisa menjadi alat politik daripada sekadar aplikasi berbagi foto pribadi. Trump juga menggunakan platform tersebut untuk berkontribusi pada kontroversial mengenai film Ghostbusters 2016 dengan memposting video yang mengkritik pemeran yang semuanya perempuan. Sebagai tanggapan, sutradara Paul Feig mengklaim bahwa "pendukung Trump" bertanggung jawab atas beberapa "kebencian internet" yang diarahkan pada film tersebut.

Ketika Trump menjadi presiden, akun pribadinya telah berkembang menjadi lebih dari 5 juta pengikut. Dia juga mengambil alih akun resmi (@whitehouse), di mana dia memposting gambar dari pelantikannya. Pada saat itu, diharapkan akun resmi tersebut terutama akan menampilkan karya Kepala Fotografer Resmi Gedung Putih setelah salah satunya dipilih; namun, kontribusi Shealah Craighead relatif kecil, terutama jika dibandingkan dengan karya Pete Souza pada masa pemerintahan Obama.

Akun YouTube Trump ditangguhkan karena pelanggaran kebijakan selama setidaknya tujuh hari pada 13 Januari 2021, setelah kerusuhan di Gedung Kongres Amerika Serikat; untuk periode ini tidak mungkin lagi mengupload video baru ke situs. Pada tanggal 26 Januari 2021, YouTube memperpanjang larangan dengan menyatakan, "Mengingat kekhawatiran tentang potensi kekerasan yang sedang berlangsung, saluran Donald J. Trump akan tetap diblokir. Tim kami tetap waspada dan memantau dengan cermat setiap perkembangan baru." Pada 4 Maret 2021, CEO YouTube Susan Wojcicki menyatakan bahwa YouTube akan mencabut penangguhan saluran Donald Trump ketika "risiko kekerasan telah berkurang." Pada 7 Juli 2021, Trump mengajukan gugatan class action terhadap YouTube dan CEO-nya.

Pada 6 Januari 2021, menyusul kerusuhan di Capitol Amerika Serikat, Snapchat mengunci akun Trump. Perusahaan mengumumkan pada 13 Januari 2021 bahwa akunnya akan diblokir secara permanen.

Pada 7 Januari 2021, akun Twitch Trump dinonaktifkan tanpa batas waktu. Ini dilakukan sebagai tanggapan atas dugaan hasutan Trump untuk menyerbu Gedung Kongres Amerika Serikat. Meskipun profil dan video yang diarsipkan masih dapat dilihat, dia tidak akan dapat melakukan streaming selama akunnya dinonaktifkan.

Pada 13 Januari 2021, CNN melaporkan bahwa menantu Trump Jared Kushner telah mencegah pejabat Trump memberikan Trump kehadiran di Parler and Gab setelah Trump ditangguhkan di Twitter dan platform media sosial utama lainnya.

Twitter Safety via Twitter
@TwitterSafety

Setelah meninjau Twit terbaru dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah menangguhkan akun tersebut secara permanen karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut.

8 Januari 2021[77]

Twitter tanpa batas waktu melarang Trump dari Twitter pada 8 Januari 2021 pukul 18:21. Menurut Twitter, Trump ditangguhkan "karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut" dari tweetnya, menulis tweet spesifik oleh Trump yang "kemungkinan akan menginspirasi orang lain untuk meniru tindakan kekerasan yang terjadi pada 6 Januari 2021, dan bahwa ada banyak indikator bahwa mereka diterima dan dipahami sebagai dorongan untuk melakukannya." Perusahaan juga mencatat bahwa "Rencana untuk unjuk rasa bersenjata di masa depan telah mulai berkembang biak di dalam dan di luar Twitter, termasuk serangan sekunder yang diusulkan ke Gedung Capitol AS dan gedung DPR negara bagian pada 17 Januari 2021." Keputusan Twitter muncul setelah akunnya dikunci selama interval 12 jam dua kali dan setelah tiga tweetnya dihapus selama penyerbuan gedung Capitol. Penangguhan itu menyebabkan Trump kehilangan lebih dari 88 juta pengikut. Dalam tweet terakhirnya sebelum larangan permanen, Trump mengumumkan bahwa dia tidak akan menghadiri pelantikan Joe Biden pada 20 Januari 2021. Pada 14 Januari, CEO Twitter Jack Dorsey membela pelarangan Trump, tetapi juga mengatakan itu "menjadi presiden yang saya rasa berbahaya." Pada 10 Februari 2021, CFO Twitter Ned Segal mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN bahwa larangan akun Twitter bersifat permanen, bahkan jika Trump mencalonkan diri lagi.[78][79] Pada 7 Juli 2021, Trump mengajukan gugatan class action terhadap Twitter dan CEO-nya.

Pada Maret 2021, CEO Alphabet, Twitter, dan Facebook diumumkan hadir di hadapan panel DPR untuk ditanyai tentang keterlibatan platform media sosial dalam penyerbuan US Capitol dan keputusan mereka selanjutnya untuk menghapus atau melarang Trump dari platform mereka. Sidang akan mempertanyakan Bagian 230, sebuah undang-undang yang ingin diubah oleh beberapa pembuat kebijakan, baik Demokrat maupun Republik, karena khawatir hal itu memberi perusahaan teknologi besar terlalu banyak kekuatan dalam menentukan informasi apa yang diizinkan di platform mereka.

Pada 21 Maret 2021, Trump memposting pernyataan tentang perbatasan AS-Meksiko ke situs webnya yang "disukai dan dibagikan lebih dari 661.000 kali" di Facebook dan Twitter, meskipun dia sendiri sudah dilarang dari platform tersebut. Pada hari yang sama, dilaporkan bahwa dia merencanakan jaringan media sosialnya sendiri.

Media sosial sendiri telah ditutup secara permanen

Situs web 45office.com diluncurkan pada 29 Maret. Di dalamnya terdapat biografi dan foto Trump dan istrinya. Trump berencana untuk berpartisipasi dalam “dua hingga tiga bulan”, menurut penasihat Trump Jason Miller yang juga menyatakan bahwa situs tersebut akan “sepenuhnya mendefinisikan ulang permainan” dan bahwa ia mengharapkan “puluhan juta” untuk menggunakannya. Pengunjung dapat membuat permintaan untuk salam pribadi atau kehadiran di suatu acara. Situs tersebut berpusat di sekitar sejarah kepresidenan Donald Trump yang tidak menyebutkan dua pemakzulan, korban tewas COVID-19, kehancuran ekonomi setelah pandemi, atau penyerbuan Gedung Kongres Amerika Serikat yang menandai akhir masa jabatannya.

Pada 4 Mei 2021, Trump meluncurkan halaman web baru, "From the Desk of Donald J. Trump," di situs komite aksi politik Save America DonaldJTrump.com, di mana ia memposting pesan di bawah 280 karakter yang dapat dibagikan oleh pengunjung ke Facebook atau Twitter (platform yang melarang Trump memiliki akun sendiri di sana). Meskipun situs tersebut mengklaim sebagai "platform komunikasi" di mana para pendukungnya dapat berbicara "dengan bebas dan aman", tidak ada cara bagi pengguna untuk memposting konten mereka sendiri atau untuk membalas posting Trump. Pada hari blog diluncurkan, ada 159.000 interaksi media sosial; pada hari kedua, kurang dari seperlima jumlah itu; dan pada hari-hari berikutnya, setidaknya selama dua minggu ke depan, tidak pernah mencapai 10% dari interaksi hari pertama. Menurut perkiraan oleh Washington Post, pada pertengahan Mei, "Situs web Trump - termasuk blog barunya, halaman penggalangan dana, dan etalase online - menarik lebih sedikit pengunjung yang diperkirakan daripada layanan adopsi hewan peliharaan Petfinder dan situs resep Delish." Situs ini ditutup secara permanen kurang dari sebulan setelah diluncurkan.

Platform baru bernama Gettr diluncurkan pada 4 Juli 2021 dengan penasihat Trump Miller sebagai CEO. Trump dilaporkan tidak terlibat dalam Gettr, meskipun Miller berharap dia akan bergabung dengan platform tersebut.

Pada 20 Oktober 2021, diumumkan bahwa Trump akan meluncurkan situs media sosial baru bernama Truth Social. Ini akan dijalankan oleh Trump Media & Technology Group, sebuah perusahaan yang didirikan pada Februari 2021 dan yang pada 20 Oktober 2021 membuat kesepakatan untuk bergabung dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus, Digital World Acquisition, yang akan mendanainya. Komite Nasional Partai Republik mengirim email keesokan harinya meminta para pendukung untuk bergabung dengan Truth Social. Platform ini dijadwalkan untuk memasuki beta terbatas pada November 2021 di iOS melalui Apple App Store sebelum peluncuran publik penuh pada 2022.

Tanggapan kritikus pemblokiran akun media sosial

Kelompok hak-hak sipil mengatakan bahwa larangan Twitter dan Facebook Trump "sudah lama tertunda" dan bahwa perusahaan media sosial telah menunda secara berlebihan dalam mengambil langkah-langkah untuk melawan kekerasan politik. Co-CEO kelompok hak-hak sipil dan advokasi Free Press mengatakan larangan itu "terlambat sehari dan kekurangan satu dolar" tetapi menyambut baik langkah itu. Banyak pejabat Demokrat menyambut baik larangan tersebut. Yaël Eisenstat, mantan petugas CIA yang sebelumnya bekerja pada kebijakan pemilu di Facebook, mengatakan: "Saya tidak akan memuji langkah itu sekarang ketika secara politis itu adalah keputusan yang paling jelas, mudah dan – jujur saja – bisnis yang bagus. Menghasut Anda pengikut untuk terlibat dalam pemberontakan adalah bentuk pengkhianatan yang tinggi dan membiarkan platform Anda digunakan untuk tujuan itu membuat Anda terlibat." Larangan itu juga dikritik oleh banyak pejabat AS yang mendukung Trump, dengan senator Republik Ted Cruz menyatakan larangan itu "tidak masuk akal dan sangat berbahaya", dan mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley menyamakan larangan itu dengan sensor politik di Tiongkok.

Sebuah survei terhadap rakyat Amerika yang diambil setelah penyerbuan Capitol dan penangguhan permanen akun Trump di Twitter menunjukkan bahwa 61% setuju dengan keputusan untuk melarang Trump, sementara 39% menentang. Dukungan dibagi secara tajam oleh partai: 80% Demokrat, 59% independen, dan 36% Republik mendukung larangan tersebut. Dari mereka yang disurvei, 58% setuju dengan pernyataan "Tindakan Presiden Trump minggu ini berbahaya dan menghapusnya dari Twitter adalah hal yang benar untuk dilakukan", sementara 42% setuju dengan pernyataan "Saya khawatir bahwa Twitter secara permanen menangguhkan Presiden Trump menetapkan seorang presiden berbahaya dengan perusahaan teknologi menyensor kebebasan berbicara dan pejabat pemerintah."

Beberapa pemimpin asing mengkritik larangan Twitter terhadap Trump. Seorang juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa Twitter benar untuk menandai pernyataan palsu dalam posting Trump, tetapi dia memandang penangguhan permanen sebagai "bermasalah" karena pandangannya bahwa pembatasan "hak atas kebebasan berpendapat" harus diputuskan oleh pemerintah daripada perusahaan swasta. Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mengecam keputusan untuk melarang Trump, dengan mengatakan bahwa dia lebih suka melarang perusahaan swasta untuk melarang pejabat pemerintah dan telah mengarahkan pejabat untuk mengeksplorasi kemungkinan membuat jaringan sosial yang dikelola negara Meksiko; López Obrador membandingkan tindakan semacam itu oleh situs web dengan "Inkuisisi Spanyol", sementara Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa pemerintah konservatif Polandia berencana untuk memperkenalkan undang-undang untuk membatasi bagaimana perusahaan media sosial dapat memoderasi konten. Namun, Margrethe Vestager, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa untuk Eropa yang Cocok untuk Era Digital, menyarankan bahwa larangan itu dapat dibenarkan, dengan mengatakan: "Ini, tentu saja, situasi yang paling ekstrem, bahwa presiden Amerika Serikat menghasut orang untuk pergi ke Kongres. Jadi saya sepenuhnya menerima bahwa ini adalah situasi ekstrem, dan batas telah dilanggar."

Dalam analisis Februari 2021, Michael Humphrey, seorang profesor jurnalisme dan komunikasi di Universitas Negeri Colorado, menulis bahwa tweet Trump ditandai dengan penekanan pada penceritaan dan "penulisan ulang" dunia, dan didasarkan pada lima tema: "Versi sebenarnya Amerika Serikat dilanda penjajah"; "Orang Amerika sejati bisa melihat ini"; "Saya (Trump) secara unik memenuhi syarat untuk menghentikan invasi ini"; "Kemapanan dan agen-agennya menghalangi saya"; dan "AS berada dalam bahaya besar karena ini." Karena elemen-elemen ini fleksibel, "pembentukan" dan "penjajah" bisa siapa saja. Tweet Trump juga ditandai dengan kontradiksi: misalnya, ia menggambarkan Tiongkok secara beragam sebagai mitra dan kemudian musuh.

Menurut South China Morning Post, media pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, komentator dan akademisi juga mengkritik Trump yang dilarang dari platform media sosial, menyebut larangan itu "sebuah kisah peringatan dari platform media sosial yang menggunakan terlalu banyak kekuatan" dan juga mengklaim "bahwa larangan itu munafik bertentangan dengan advokasi kebebasan berbicara AS."

Penasihat Trump ditahan dan diinterogasi di Brasil

Pada September 2021, Miller dan tokoh media sayap kanan Amerika lainnya dalam rombongan perjalanannya, ditahan dan diinterogasi selama tiga jam di bandara internasional di Brasília, Brasil menyusul partisipasi dalam Pertemuan CPAC Brasil 2021. Investigasi tersebut merupakan bagian dari penyelidikan oleh Hakim Agung Brasil Alexandre de Moraes atas informasi yang salah yang diduga dilakukan oleh pemerintahan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Miller memuji para pendukung Bolsonaro sebagai "patriot yang bangga" dan mengklaim bahwa mereka telah dideplatform dan dilarang oleh otoritas Brasil.

Trump tidak akan hadir pelantikan Biden

Ia hanya presiden Amerika Serikat kelima yang keluar yang tidak menghadiri pelantikan penggantinya, setelah John Adams pada tahun 1801, John Quincy Adams pada tahun 1829, Martin Van Buren pada tahun 1841, dan Andrew Johnson pada tahun 1869.

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Pemilihan presiden di Amerika Serikat diputuskan oleh Electoral College. Setiap negara bagian menyebutkan jumlah pemilih yang sama dengan perwakilannya di Kongres dan (di sebagian besar negara bagian) semua delegasi memberikan suara untuk pemenang suara negara bagian lokal.

Referensi

  1. ^ Kamisar, Ben (9 Oktober 2016). "Trump: Muslim ban 'morphed' into 'extreme vetting'". The Hill. Diakses tanggal 14 November 2016. 
  2. ^ Jamaica Hospital (June 14, 1946). "Certificate of Birth: Donald John Trump" (PDF). Fox News Channel. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal April 9, 2011. Diakses tanggal 31 Mei 2016. 
  3. ^ Horowitz, Jason (2 Januari 2016). "For Donald Trump, Lessons From a Brother's Suffering". The New York Times. Diakses tanggal 24 Juli 2016. 
  4. ^ Blair, Gwenda (August 24, 2015). "The Man Who Made Trump Who He Is". Politico. Diakses tanggal July 24, 2016. 
  5. ^ "Mary MacLeod Trump Philanthropist, 88". The New York Times (Obituary). August 9, 2000. Diakses tanggal May 12, 2016. 
  6. ^ a b Pilon, Mary (June 24, 2016). "Donald Trump's Immigrant Mother". The New Yorker. 
  7. ^ McGrane, Sally (April 29, 2016). "The Ancestral German Home of the Trumps". The New Yorker. 
  8. ^ Davidson, Amy (April 8, 2016). "Donald Trump's Nuclear Uncle". The New Yorker. Diakses tanggal July 24, 2016. 
  9. ^ "Donald Trump's grandfather ran Canadian brothel during gold rush". CBC News. September 19, 2015. Diakses tanggal December 10, 2015. 
  10. ^ Blair, Gwenda (2001). The Trumps: Three Generations of Builders and a Presidential Candidate (1st ed.). Simon & Schuster. pp. 28–29 and p. 453. ISBN 978-0-7432-1079-9.
  11. ^ Blair, Gwenda (2001). The Trumps: Three Generations That Built an Empire. New York: Simon & Schuster. hlm. 26. ISBN 978-0-7432-1079-9. 
  12. ^ Frates, Chris (August 24, 2015). "Donald Trump's Immigrant Wives". CNN. Diakses tanggal September 3, 2015. 
  13. ^ Horowitz, Jason (September 22, 2015). "Donald Trump's Old Queens Neighborhood Contrasts With the Diverse Area Around It". The New York Times. Diakses tanggal January 17, 2016. 
  14. ^ Strauss, Valerie (July 17, 2015). "Yes, Donald Trump really went to an Ivy League school". The Washington Post. Diakses tanggal February 27, 2016. 
  15. ^ Bender, Marylin (August 7, 1983). "The empire and ego of Donald Trump". The New York Times. Diakses tanggal May 22, 2008. 
  16. ^ Miller, Michael (January 9, 2016). "50 years later, disagreements over young Trump's military academy record". The Washington Post. Diakses tanggal April 9, 2016. 
  17. ^ a b Barbaro, Michael (September 8, 2015). "Donald Trump Likens His Schooling to Military Service in Book". The New York Times. Diakses tanggal September 8, 2015. 
  18. ^ Blair, Gwenda (2005). Donald Trump: Master Apprentice. Simon and Schuster. hlm. 16–. ISBN 978-0-7432-7510-1. 
  19. ^ a b Viser, Matt (August 28, 2015). "Even in college, Donald Trump was brash". The Boston Globe. 
  20. ^ Ehrenfreund, Max (September 3, 2015). "The real reason Donald Trump is so rich". The Washington Post. Diakses tanggal January 17, 2016. 
  21. ^ "The Best Known Brand Name in Real Estate". The Wharton School. Spring 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-12. Diakses tanggal 2016-11-19. 
  22. ^ "Two Hundred and Twelfth Commencement for the Conferring of Degrees" (PDF). University of Pennsylvania. May 20, 1968. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal July 19, 2016. 
  23. ^ Montopoli, Brian (April 29, 2011). "Donald Trump avoided Vietnam with deferments, records show". CBS News. Diakses tanggal July 17, 2015. 
  24. ^ Lee, Kurtis (August 4, 2016). "How deferments protected Donald Trump from serving in Vietnam". Los Angeles Times. ISSN 0458-3035. Diakses tanggal August 4, 2016. 
  25. ^ a b Whitlock, Craig (July 21, 2015). "Questions linger about Trump's draft deferments during Vietnam War". The Washington Post. 
  26. ^ Goldman, Russell (April 29, 2011). "Donald Trump's Own Secret: Vietnam Draft Records". ABC News. Diakses tanggal August 1, 2016. Nor do the documents categorically suggest it was deferments and not a high draft number that ultimately allowed him to avoid the draft. 
  27. ^ Eder, Steve; Philipps, Dave (August 1, 2016). "Donald Trump's Draft Deferments: Four for College, One for Bad Feet". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal August 2, 2016. Because of his medical exemption, his lottery number would have been irrelevant, said Richard Flahavan, a spokesman for the Selective Service System, who has worked for the agency for three decades... Still, Mr. Trump, in the interviews, said he believed he could have been subject to another physical exam to check on his bone spurs, had his draft number been called. 'I would have had to go eventually because that was a minor medical...' But the publicly available draft records of Mr. Trump include the letters 'DISQ' next to his exam date, with no notation indicating that he would be re-examined. 
  28. ^ "In Step With: Donald Trump". Parade. November 14, 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 14, 2010. 
  29. ^ Trump, Donald J.; Schwartz, Tony (January 1989) [First published 1987]. Trump: The Art of the Deal. Warner Books. hlm. 46. ISBN 978-0-446-35325-0. He called his company Elizabeth Trump & Son ... 
  30. ^ "Donald Trump's Bond Hill connection". The Enquirer. August 12, 2015. 
  31. ^ Blair, Gwenda (2005). Donald Trump: Master Apprenticel. Simon & Schuster. hlm. 23. ISBN 978-0-7432-7510-1. 
  32. ^ Kelly, Conor (July 27, 2015). "Meet Donald Trump: Everything You Need To Know (And Probably Didn't Know) About The 2016 Republican Presidential Candidate". ABC News. 
  33. ^ Dunlap, David (July 30, 2015). "1973: Meet Donald Trump". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 31, 2015. Trump Management... was also to allow the league to present qualified applicants for every fifth vacancy... Trump himself said he was satisfied that the agreement did not 'compel the Trump Organization to accept persons on welfare as tenants unless as qualified as any other tenant.' 
  34. ^ Kranish, Michael; O'Harrow, Robert (January 23, 2016). "Inside the government's racial bias case against Donald Trump's company, and how he fought it". The Washington Post. Civil rights groups in the city viewed the Trump company as just one example of a nationwide problem of housing discrimination. But targeting the Trumps provided a chance to have an impact, said Eleanor Holmes Norton, who was then chairwoman of the city's human rights commission. 'They were big names.' 
  35. ^ Wooten, Sara McIntosh (2009). Donald Trump: From Real Estate to Reality TV. hlm. 32–35. ISBN 0-7660-2890-9. 
  36. ^ Kessler, Glenn (March 3, 2016). "Trump's false claim he built his empire with a 'small loan' from his father". The Washington Post. 
  37. ^ Charles, Marissa (August 16, 2015). "Melania Trump would be a first lady for the ages". New York Post. 
  38. ^ "Donald Trump Fast Facts". CNN. September 12, 2018. 
  39. ^ Barnes, Patricia. "The Tiresome Taunting Of President Trump". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Mei 2020. 
  40. ^ Washington, Adam Gabbatt David Smith in (12 Mei 2020). "Trump accused of racism after clash with Asian American reporter". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 14 Mei 2020. 
  41. ^ Rogers, Katie; Jakes, Lara (18 Maret 2020). "Trump Defends Calling the Coronavirus the 'Chinese Virus'". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 18 Maret 2020. 
  42. ^ Da Silva, Chantal (17 Maret 2020). "Trump condemned for racism after calling coronavirus "Chinese Virus' shortly after telling Americans to "band together"". Newsweek (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Maret 2020. 
  43. ^ "WHO | WHO issues best practices for naming new human infectious diseases". WHO. Diakses tanggal 18 Maret 2020. 
  44. ^ "Donald Trump calls Covid-19 'kung flu' at Tulsa rally". The Guardian. London. 20 Juni 2020. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  45. ^ Riechmann, Deb; Tang, Terry (18 Maret 2020). "Trump continues to call coronavirus 'Chinese virus' in spite of hate crime risks". Global News. Associated Press. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  46. ^ a b Wise, Alana (22 Juni 2020). "White House Defends Trump's Use Of Racist Term To Describe Coronavirus". NPR. Diakses tanggal 23 Juni 2020. The White House on Monday denied any malicious intent behind President Trump's use of the racist term "kung flu" this weekend ... 
  47. ^ Benen, Steve (22 Juni 2020). "On virus, Trump uses phrase even the White House considers offensive". MSNBC. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  48. ^ "Minneapolis Third Precinct police station set on fire after rioters break in". Fox News. 29 Mei 2020. Diakses tanggal 29 Mei 2020. 
  49. ^ "Trump threatens 'shooting' response to Minneapolis riot over police killing". reuters. 29 Mei 2020. Diakses tanggal 29 Mei 2020. 
  50. ^ "'Looting' Comment From Trump Dates Back to Racial Unrest of the 1960s". The New York Times. 29 Mei 2020. Diakses tanggal 29 Mei 2020. 
  51. ^ "The History Behind 'When The Looting Starts, The Shooting Starts'". NPR. 29 Mei 2020. Diakses tanggal 12 Juni 2020. 
  52. ^ Sink, Justin; Fabian, Jordan (30 Mei 2020). "Trump encourages supporters to rally, threatens military response to protests". The Boston Globe. 
  53. ^ Ye Hee Lee, Michelle. "Donald Trump's false comments connecting Mexican immigrants and crime". The Washington Post. Diakses tanggal 23 Juni 2020. 
  54. ^ Salama, Vivian. "Trump to Mexico: Take care of 'bad hombres' or US might". AP News. Diakses tanggal 23 Juni 2020. 
  55. ^ Del Real, Hose A. "With 'kung flu,' 'thugs,' and 'our heritage,' Trump leans on racial grievance as he reaches for a campaign reset". The Washington Post. Diakses tanggal 23 Juni 2020. 
  56. ^ Browning, Kellen (2020-06-29). "Twitch Suspends Trump's Channel for 'Hateful Conduct'". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2 Juli 2020. 
  57. ^ Stracqualursi, Veronica; Westwood, Sarah. "Trump thanks 'great people' shown in Twitter video in which a man chants 'white power'". CNN. Diakses tanggal 28 Juni 2020. 
  58. ^ "Trump promotes video showing apparent supporter shouting 'white power'". NBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 28 Juni 2020. 
  59. ^ "Trump Deletes Tweet Praising Supporter Yelling 'White Power'". Mediaite (dalam bahasa Inggris). 28 Juni 2020. Diakses tanggal 28 Juni 2020. 
  60. ^ "Trump tweets video with 'white power' chant, then deletes it". AP NEWS. 28 Juni 2020. Diakses tanggal 29 Juni 2020. 
  61. ^ https://www.bloomberg.com/news/articles/2020-07-02/trump-revives-culture-wars-in-familiar-move-to-deflect-pressure
  62. ^ "Trump, White House yet to condemn 'white power' video he retweeted". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Juni 2020. 
  63. ^ "Trump's 'white power' retweet set off 'five-alarm fire' in White House". NBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2 Juli 2020. 
  64. ^ Walsh, Colleen (19 Juni 2020). "Historian puts the push to remove Confederate statues in context". Harvard Gazette. 
  65. ^ NBC Washington Staff (25 Juni 2020). "Trump Asks for Toppled DC Confederate Statue To Be Put Back Up". NBC4 Washington. Diakses tanggal 7 Juli 2020. 
  66. ^ Samuels, Brett (25 Juni 2020). "Trump called for toppled Albert Pike statue to be restored in DC: reports". TheHill (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Juli 2020. 
  67. ^ Ismay, John (10 Juni 2020). "The Army Was Open to Replacing Confederate Base Names. Then Trump Said No". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 11 Juni 2020. 
  68. ^ Trump, Donald (30 Juni 2020). "I will Veto the Defense Authorization Bill…". Twitter. Diakses tanggal 7 Juli 2020. 
  69. ^ Bella, Timothy (1 Juli 2020). "Trump vows to veto $740 billion defense bill if Confederate-named military bases are renamed". The Washington Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Juli 2020. 
  70. ^ Trump, Donald (6 Juli 2020). "Has @BubbaWallace apologized to all of those great NASCAR drivers…". Twitter. Diakses tanggal 7 Juli 2020. 
  71. ^ Haberman, Maggie (6 Juli 2020). "Trump Adds to Playbook of Stoking White Fear and Resentment". The New York Times. Diakses tanggal 7 Juli 2020. 
  72. ^ Allassan, Fadel (19 Juli 2020). "Trump says he's not offended by the Confederate flag". Axios (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Juli 2020. 
  73. ^ Vazquez, Maegan. "Trump administration issues racist school curriculum report on MLK day". CNN. Diakses tanggal 18 Januari 2021. 
  74. ^ "Trump's 1776 Commission Critiques Liberalism in Report Derided by Historians". The New York Times. Diakses tanggal 19 Januari 2021. 
  75. ^ Morrison, Sara (18 Juni 2020). "Facebook takes down another Trump campaign ad, this time for Nazi imagery". Vox (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  76. ^ Karni, Annie (18 Juni 2020). "Facebook Removes Trump Ads Displaying Symbol Used by Nazis". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 21 Juni 2020. 
  77. ^ Twitter Safety [@TwitterSafety] (8 Januari 2021). "Setelah meninjau Twit terbaru dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah menangguhkan akun tersebut secara permanen karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut" (Tweet) – via Twitter. 
  78. ^ Tiku, Nitasha; Romm, Tony. "Twitter bans Trump's account, citing risk of further violence". The Washington Post (dalam bahasa Inggris). ISSN 0190-8286. Diakses tanggal 8 Januari 2021. 
  79. ^ Hartmans, Avery; Akhtar, Allana. "Twitter suspended Trump's account permanently". Business Insider. Diakses tanggal 8 Januari 2021. 

Karya yang dikutip

Pranala luar