Sanksi internasional selama invasi Rusia ke Ukraina 2022

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pernyataan Joe Biden terhadap Invasi Rusia ke Ukraina 2022

Sanksi internasional selama invasi Rusia ke Ukraina 2022 adalah tindakan atau hukuman yang diberikan oleh negara-negara di dunia kepada Rusia karena peristiwa invasi rusia ke Ukraina 2022. Sanksi-sanksi internasional ini diberikan dalam rangka upaya menghentikan Rusia yang sedang menjalankan operasi militernya ke Ukraina.[1] Tindakan Rusia ini diprediksi akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global ke arah yang negatif. Banyaknya sanksi internasional yang diberikan kepada Rusia berdampak cukup besar di negara ini, salah satunya resesi.[2] Suku bunga bank di Rusia mengalami kenaikan drastis demi mengurangi inflasi yang kemudian berpengaruh terhadap kehidupan warga negaranya.[3]

Sanksi yang diberikan[sunting | sunting sumber]

Beberapa negara termasuk Uni Eropa menjatuhkan banyak sanksi kepada Rusia, terutama pada sektor ekonomi.[1] Target yang diberikan sanksi bermacam-macam mulai dari negaranya hingga individu-individu yang berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi Rusia.[4]

Uni Eropa[sunting | sunting sumber]

Perusahaan-perusahaan Uni Eropa dilarang untuk melakukan interaksi dan jual-beli dengan Rusia terutama pada sektor teknologi. Pelarangan ini termasuk ekspor teknologi ke perusahaan yang mengembangkan teknologi dan pembuat senjata di Rusia. Beberapa perusahaan yang dilarang adalah: (1) JSC Kalashnikov; (2) Almaz-Antey; (3) Rostec; (4) Sevmash; (5) United Shipbuilding Corporation. Kelimanya merupakan produsen truk, teknologi pertahanan, kapal selam nuklir, dan kapal.[1]

Internet Reasearch Agency juga diblokir karena digunakan oleh Rusia sebagai alat kampanye informasi-informasi salah mengenai Ukraina. Perusahaan tersebut memiliki pengaruh besar dalam menggiring opini publik di internet yang dikelola oleh pemerintah Rusia. Pada 26 Februari 2022 Uni Eropa juga menyetujui untuk memberlakukan penutupan wilayah udara Uni Eropa bagi maskapai penerbangan Rusia melarang sejumlah media pro-Kremlin.[1][5]

Pembekuan aset dan pemblokiran akses perbankan milik warga Rusia yang berada di Uni Eropa juga dilakukan. Uni Eropa juga akses perbankan milik Rusia yang ada di pasar keuangan Eropa juga dibekukan dan diblokir. Targetnya adalah 70% pasar perbankan Rusia serta bisnis dan perusahaan yang dimiliki Rusia, serta bidang pertahanan.[6]

Amerika Serikat[sunting | sunting sumber]

Amerika Serikat mengeluarkan beberapa kebijakan-kebijakan baru yang merupakan bentuk dari sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina. Sanksi dari negara ini dibuat dengan tujuan memberikan dampak jangka panjang yang maksimal kepada Rusia dan meminimalisir dampak yang tidak diinginkan di Amerika Serikat dan sekutunya.[7] Presiden Joe Biden pada 24 Februari 2022 mengumumkan berbagai batasan-batasan yang bertujuan untuk memutus akses Rusia kepada produk asing seperti komputer, semikonduktor, sensor, dan laser, serta peralatan telekomunikasi.[7] Layanan operator seluler milik Rusia, Rostelecom dibatasi pemakaiannya di Amerika Serikat agar pasar negaranya tidak memberikan pendapatan kepada Rusia dari layanan tersebut.[1]

Kemudian, Amerika Serikat juga membekukan aset bank Vnesheconombank (VEB) dan Promsvyazbank (PSB), yang merupakan bank terbesar di Rusia dan membatasi anak perusahaannya yang jumlahnya mencapai 90 cabang di seluruh dunia.[1] Kedua lembaga keuangan itu mempunyai miliaran dolar AS sebagai aset mereka sehingga disebut dapat menopang ekonomi dan kekuatan militer di Rusia.[8] Amerika Serikat juga bekerja sama dengan sekutunya untuk melakukan pemblokiran akses kepada beberapa bank Rusia ke SWIFT agar menutup Rusia sistem keuangan global.[7] Pada 5 Maret 2022 akses pemerintah Rusia ke tabungan mereka di bank Amerika Serikat diblokir sehingga mereka akan sulit melakukan pemenuhan kewajiban keuangannya kepada pemegang obligasi atau saham di Barat.[9]

Selain itu, diumumkan juga pada kebijakan tersebut bahwa Amerika Serikat juga membatasi ekspor teknologi canggih ke Rusia.[1] Bukan hanya teknologi dari Amerika Serikat, tetapi juga produk-produk yang dibuat di luar Amerika Serikat dengan menggunakan perangkat lunak, mesin, dan cetak biru milih Amerika Serikat dilarang diekspor ke Rusia. Hal ini akan sangat mempengaruhi pasokan produk dari berbagai industri seperti pesawat terbang, avionik, telekomunikasi, maritim, komputer, dan mikroelektronika.[7]

Britania Raya[sunting | sunting sumber]

Sebelum pengeboman oleh Rusia ke Ukraina, Liz Truss yang merupakan Perdana Menteri Inggris telah memberikan peringatan bahwa Inggris akan memberikan Rusia sanksi berupa pemberhentian jual beli surat utang negara Rusia di London.[8] Setelah peristiwa pengeboman terjadi, Inggris membekukan aset beberapa bank paling besar di Rusia dan memblokir akses perusahaan-perusahaan milik Rusia untuk menjalankan bisnisnya di Inggris.[1] 10 November 2022 diketahui bahwa total aset milik Rusia yang dibekukan baik kepada individu, lembaga, dan oligarki mencapai 18 miliar GBP atau setara dengan Rp.321 triliun.[10]

Inggris melarang Rusia Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia untuk terbang di wilayan udara negaranya sehingga berlaku juga larangan untuk mendarat di bandara manapun di Inggris. Selain maskapai penerbangan nasional, jet-jet pribadi di Rusia juga mendapatkan larangan yang sama.[1] Kemudian negara ini juga melarang beberapa warga negara Rusia melakukan perjalanan masuk ke Inggris.[10]

Pada 29 Maret 2022, Menteri Luar Negeri Inggris bagian transportasi, Grant Shapps memberi informasi bahwa Badan Kejahatan Nasional Britania Raya menyita kapal pesiar milik Rusia, PHI yang sedang berlabuh dan akan berangkat di Canary Wharf. Tidak lama setelah badan kejahatan nasional mengidentifikasi pemilik kapal tersebut yang merupakan pengusaha Rusia, Grant Shapps memerintahkan penahanan dan dengan segera badan kejahatan nasional mengeluarkan surat penahanan.[11]

Banyaknya sanksi yang diberikan Inggris kepada Rusia, negara tersebut kemudian memberikan larangan kepada beberapa warga negara Inggris, terutama jurnalis, politisi dan pengusaha Inggris untuk masuk ke negaranya.[12]

Akses wilayah udara[sunting | sunting sumber]

Berikut daftar negara-negara yang menutup wilayah udara mereka dan melarang seluruh maskapai penerbangan Rusia dan jet pribadi Rusia melintasi wilayah udaranya per 29 Maret 2022:[13][14]

Tempat berlindung dari sanksi[sunting | sunting sumber]

Orang-orang penting di Rusia, banyak melarikan diri ke luar negeri untuk menyelamatkan diri mereka dari sanksi internasional. Mereka melarikan diri ke negara-negara yang umumnya netral dalam perang Rusia-Ukraina, seperti Uni Emirat Arab. Oligarki Rusia kebanyakan datang ke Dubai menggunakan jet pribadi dan kapal pesiar mereka untuk mengamankan harta benda mereka yang jika tidak diamankan, kemungkinan akan dibekukan oleh negara Barat.[30] Pembelian properti di Dubai oleh orang Rusia melonjak 67% dalam tiga bulan pertama tahun 2022.[31] Pengusaha-pengusaha di Uni Emirat Arab mempekerjakan agen-agen berbahasa Rusia karena banyaknya permintaan yang masuk dari orang Rusia.[31]

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sempat dianggap mendukung Rusia dan memberikan pasokan minyak ke negara tersebut karena pada Maret 2022 menolak telepon dari Amerika Serikat untuk mendiskusikan sanksi minyak ke Rusia.[32] Negara-negara Timur Tengah ini tidak merasa perlu mengecam tindakan Rusia karena tidak menguntungkan pihak mereka yang sedang bekerja sama dengan Rusia, sehingga justru akan semakin buruk dampaknya.[33]

Pada Juli 2022, Uni Emirat Arab melakukan konsultasi intensif dengan Amerika Serikat mengenai sanksi yang targetnya merupakan individu-individu Rusia. Pada konsultasi tersebut, diketahui bahwa Uni Emirat Arab tidak mau menyamaratakan seluruh orang Rusia karena bagi mereka, ada banyak individu yang masuk ke Uni Emirat Arab hanya untuk berlindung dan dari perang yang tengah terjadi.[34] Hal tersebut membuat negara Barat merasa Uni Emirat Arab berpihak kepada Rusia dan tidak dapat dipertahankan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mendapat laporan bahwa banyak individu Rusia yang memiliki hubungan dengan Putin mengamankan asetnya di Uni Emirat Arab.[35]

Selain Uni Emirat Arab, oligarki dan miliarder Rusia yang ingin menghindari sanksi juga memilih Maladewa sebagai tempat perlindungan. Setidaknya sembilan superyacht milik miliarder Rusia ada di sana pada pada awal Maret 2022.[35] Elite Rusia banyak melakukan penjualan aset mereka di Maladewa.[30]

Tanggapan Rusia[sunting | sunting sumber]

Rusia sebagai negara yang mendapatkan sanksi internasional, menanggapi hal tersebut dengan memberikan sanksi serupa kepada negara-negara target.[36] Rusia memberlakukan larangan ekspor ke negara Barat berupa produk telekomunikasi, listrik, kendaraan, pertanian, medis, dan beberapa produk kehutanan seperti kayu. Kemudian, berdasarkan pernyataan dari Kementerian Ekonomi Rusia bahwa Rusia juga melakukan pembatasan kapal asing di wilayah perairan Rusia.[37]

Rusia juga membuat aturan mengenai larangan masuk ke Rusia untuk para pemimpin Uni Eropa, seperti komisaris, kepala badan militer, dan anggota Parlemen Eropa yang mempunyai kebijakan anti-Rusia.[38] Pada 13 April 2022, Vladimir Putin juga memasukkan 398 anggota kongres Amerika Serikat ke dalam daftar hitam, termasuk pemimpin komite majelis rendah Kongres Amerika Serikat.[39]

Rusia juga melarang 36 negara untuk melintas di udaranya, termasuk anggota Uni Eropa.[40] Negara-negara tersebut adalah Albania, Austria, Anguilla, Belanda, Bulgaria, Belgia, Denmark, Estonia, Finlandia, Kepulauan Virgin, Jerman, Hungaria, Gibraltar, Kanada, Kroasia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Norwegia, Perancis, Republik Ceko, Siprus, Irlandia, Islandia, Italia, Jersey, Polandia, Portugal, Spanyol, Swedia, Rumania, Slovakia, Slovenia, Inggris, dan Yunani.[41]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i Hardiyanto, Sari (2022-03-05). "Daftar Sanksi yang Dijatuhkan kepada Rusia atas Invasi Ukraina, Apa Saja? Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  2. ^ Author, Ral (2022-11-18). "Rusia yang Kini Resesi Imbas Sanksi Internasional". detikjabar. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  3. ^ Daniswara, Whiesa (2022-03-02). "Warga Rusia Mulai Rasakan Sanksi Internasional Pasca Putin Lancarkan Invasi ke Ukraina". Tribunnews. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  4. ^ Arbar, Thea Fathanah. "Awas Mr Putin Panas, Jepang Tambah Sanksi Individu Rusia". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-20. 
  5. ^ Author, ha (2022-02-23). "Krisis Ukraina: AS-Uni Eropa Jatuhkan Sanksi terhadap Rusia – DW – 23.02.2022". dw. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  6. ^ Author, fry (2022-02-25). "Uni Eropa Sepakat Jatuhkan Sanksi Ekonomi ke Rusia". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  7. ^ a b c d Swanson, Ana (2022-02-24). "U.S. announces sweeping restrictions on technological exports to Russia." The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  8. ^ a b Author, pwn (2022-02-23). "Deret Negara Tampar Rusia dengan Sanksi Gara-gara Invasi Ukraina". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  9. ^ Author, hp (2022-04-06). "AS, Inggris dan Uni Eropa Umumkan Sanksi Baru Terhadap Rusia – DW – 06.04.2022". dw. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  10. ^ a b Sekarwati, Suci (2022-11-10). "Inggris Total Bekukan Rp 300 Triliun Aset Rusia". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  11. ^ Author (2022-03-29). "£38 million superyacht Phi detained in Canary Wharf - National Crime Agency". web archive. Archived from the original on 2022-03-29. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  12. ^ Berty, Teddy Tri Setio (2022-08-02). "Terus Dijatuhi Sanksi, Rusia Larang Masuk 39 Warga Inggris". liputan6. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  13. ^ Scarr, Simon; et al. "Unfriendly skies". Reuters. Diakses tanggal 6 March 2022. 
  14. ^ Author, EWB (2022-02-28). "North Macedonia, Kosovo, Albania join sanctions on Russia, Montenegro announces them". European Western Balkans. Diakses tanggal 2022-12-05. 
  15. ^ Author, Tim RocketRoute. "Anguilla". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  16. ^ Author, Tim RocketRoute. "Aruba". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  17. ^ Author, Tim RocketRoute. "Bermuda". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  18. ^ Author, Tim RocketRoute. "Bonaire". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  19. ^ Author, Tim RocketRoute. "British Virgin Islands". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  20. ^ Author, Tim RocketRoute. "Cayman Islands". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  21. ^ Author, Tim RocketRoute. "Faroe Islands". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  22. ^ Author, Tim RocketRoute. "Gibraltar". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  23. ^ Author, Tim RocketRoute. "A0102/22". Metar-Taf.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  24. ^ Author, Tim RocketRoute. "Montserrat". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  25. ^ Author, Tim RocketRoute. "Saba". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  26. ^ Author, Tim RocketRoute. "St. Helena". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  27. ^ Author, Tim RocketRoute. "Sint Eustatius". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  28. ^ Author, Tim RocketRoute. "Sint Maarten". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  29. ^ Author, Tim RocketRoute. "Turks and Caicos Islands". RocketRoute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  30. ^ a b Vlamis, Kelsey. "Russian oligarchs are escaping sanctions by taking their private jets and yachts to places like Dubai and the Maldives". Business Insider (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-06. 
  31. ^ a b Hashmi, Sameer (2022-05-04). "Wealthy Russians flee to Dubai to avoid sanctions". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-06. 
  32. ^ Sorongan, Tommy Patrio. "Saudi-UEA Tolak Telepon AS Soal Sanksi Minyak Rusia, Ada Apa?". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  33. ^ Author, isa. "Rusia Invasi Ukraina, Kenapa Negara-negara Arab Masih Membisu? - Halaman 3". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  34. ^ Irish, John (2022-07-15). "UAE defends stance on Russian individuals, talking to U.S." Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-06. 
  35. ^ a b Sorongan, Tommy Patrio. "Kisruh AS Vs Arab Saudi Kian Panas, Rusia Bisa 'Diuntungkan'". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  36. ^ Arbar, Thea Fathanah. "Begini Cara Rusia Lawan Dampak Buruk Sanksi Internasional". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-07. 
  37. ^ Author, ita. "Rusia Balas Hukuman Sanksi dari Negara-negara Barat". detiknews. Diakses tanggal 2022-12-07. 
  38. ^ Sorongan, Tommy Patrio. "Putin Balas Dendam Lagi, Rusia Sanksi Pemimpin Uni Eropa". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-07. 
  39. ^ Sorongan, Tommy Patrio. "Putin Balas Dendam, Rusia Jatuhkan Sanksi Terbaru ke AS". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-07. 
  40. ^ Nugroho, Rizal Setyo (2022-03-02). "Rusia Larang Penerbangan dari 36 Negara, Apakah Indonesia Termasuk? Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-12-18. 
  41. ^ Partridge, Joanna (2022-02-27). "Russian airlines to be banned from most European airspace". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-18.