Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono | |
---|---|
Menteri Perdagangan Indonesia Ke-5 | |
Masa jabatan 4 Agustus 1948 – 21 Januari 1950 | |
Presiden | Soekarno |
Pengganti Tjandono Manu | |
Masa jabatan 12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956 | |
Presiden | Soekarno |
Pengganti Burhanuddin | |
Menteri Pertanian Indonesia Ke-6 | |
Masa jabatan 4 Agustus 1948 – 21 Januari 1950 | |
Presiden | Soekarno |
Pengganti Sadjarwo | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Kasimo Hendrowahyono 10 April 1900 Yogyakarta, Hindia Belanda |
Meninggal | 1 Agustus 1986[1] Jakarta, Indonesia | (umur 86)
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Katolik |
Sunting kotak info • L • B |
Mr. Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono (10 April 1900 – 1 Agustus 1986) adalah salah seorang pelopor kemerdekaan Indonesia. Ia juga merupakan salah seorang pendiri Partai Katolik Indonesia. Selain itu, beberapa kali ia menjabat sebagai Menteri setelah Indonesia merdeka. Ia jugalah yang memberi teladan bahwa berpolitik itu pengorbanan tanpa pamrih. Berpolitik selalu memakai beginsel atau prinsip yang harus dipegang teguh. Seperti yang disampaikan oleh pemimpin umum harian Kompas, Jakob Oetama, ia adalah salah satu tokoh yang menjunjung tinggi moto salus populi supremalex, yang berarti kepentingan rakyat, hukum tertinggi, yang merupakan cermin etika berpolitik yang nyaris klasik dari tangan dirinya.[1]
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Kasimo Hendrowahyono dilahirkan di Yogyakarta. Ia adalah anak kedua dari sebelas bersaudara. Orang tuanya adalah Dalikem dan Ronosentika, seorang prajurit Keraton Yogyakarta, dan seorang tokoh yang memperjuangkan hak-hak anak jajahan.[1] Maka sejak kecil IJ Kasimo dididik sesuai dengan tradisi keraton. Dengan demikian, ia merasakan dan paham benar dengan cara hidup keraton yang semuanya berpusat pada Sultan.
Ketika kakak tertuanya dipersiapkan menggantikan ayahnya, maka Kasimo menggantikan posisi kakaknya dan sekaligus bertanggung jawab sebagai anak laki-laki tertua. Ia harus bekerja keras membantu ibunya mengurus rumah tangga. Setelah lulus dari Bumi Putra Gading, Kasimo masuk sekolah di Muntilan yang didirikan oleh Romo van Lith. Kasimo saat itu tinggal di asrama,dan dia kemudian tertarik untuk belajar agama Katolik dan pada hari raya Paskah bulan April 1913 pada usianya yang ke-13, Kasimo dibaptis secara Katolik dan mendapat nama baptis Ignatius Joseph.
Setelah dewasa, ia menjadi guru pertanian sekaligus mengajarkan agama di Tegal dan Surakarta .
Aktif di bidang politik
[sunting | sunting sumber]Kasimo Hendrowahyono adalah salah satu pendiri partai politik Katholiek Djawi yang lalu berubah nama menjadi Perkoempoelan Politiek Katholiek di Djawa dan lalu menjadi Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI) yang kelak pada tahun 1949 Kasimo akan menjadi ketua umumnya.
Volksraad
[sunting | sunting sumber]Sebagai anggota PPKI, Kasimo diangkat menjadi anggota Volksraad pada periode tahun 1930 - 1942. Ia ikut menandatangani Petisi Soetardjo yang menginginkan kemerdekaan Hindia Belanda.
Masa Kemerdekaan
[sunting | sunting sumber]Pada masa kemerdekaan awal, PPKI yang dilarang oleh Jepang dihidupkan kembali atas gagasan Kasimo dan berubah nama menjadi Partai Katolik Republik Indonesia. Pada periode tahun 1947-1949 ia duduk sebagai Menteri Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Dalam kabinet peralihan atau Kabinet Soesanto Tirtoprodjo ia juga menjabat sebagai menteri. Kasimo pun pernah menjadi anggota Delegasi Perundingan Republik Indonesia.
Pada masa Agresi Militer II (Politionele Actie) ia bersama menteri lain yang tidak dikurung Belanda bergerilya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lalu ketika bisa kembali ke Yogyakarta ia memprakarsai kerja sama seluruh partai Katolik Indonesia untuk bersatu menjadi Partai Katolik.
Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), Kasimo duduk sebagai wakil Republik Indonesia [2] dan kemudian setelah RIS dilebur sebagai anggota DPR.[3] Dalam Kabinet Burhanuddin Harahap ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Kasimo juga ikut berjuang merebut Irian Barat.
Kasimo menyatakan pendiriannya untuk menolak gagasan Nasakom yang ditawarkan Bung Karno. Kasimo pun juga menolak Kabinet yang diprakarsai Soekarno dan terdiri dari empat partai pemenang pemilu 1955: PNI, Masyumi, NU dan PKI. Kala itu Masyumi dan Partai Katolik Indonesia yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di kabinet.
Masa Orde Baru
[sunting | sunting sumber]Pada masa Orde Baru, Kasimo diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.
Wafat
[sunting | sunting sumber]IJ Kasimo meninggal pada Jumat Kliwon, 1 Agustus 1986 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]- Gelar Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional dari Pemerintah Republik Indonesia.
- Vatikan :
- Knight Commander of the Order of St. Gregory the Great (KCSG)
Catatan Kaki
[sunting | sunting sumber]- BS.Perjalanan si Senyuman Lebar IJ. Kasimo.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c ST Sularto (8 Oktober 2010). "IJ Kasimo dan Politik Bermartabat". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-11. Diakses tanggal 8 Oktober 2010.
- ^ Pangaribuan, Melki (2016-08-17). "HUT Ke-71 Kemerdekaan: Gagasan I.J. Kasimo Semakin Relevan". Satuharapan. Diakses tanggal 2023-05-30.
- ^ Zagoto, Nofanolo (2017-08-12). "IJ Kasimo, Penggagas Ekonomi Memihak Rakyat". Validnews. Diakses tanggal 2023-05-30.
- Kelahiran 1900
- Kematian 1986
- Meninggal usia 86
- Pahlawan nasional Indonesia
- Pejuang kemerdekaan Indonesia
- Pejuang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
- Tokoh Jawa
- Tokoh Yogyakarta
- Tokoh Katolik Indonesia
- Politikus Indonesia
- Politikus Partai Katolik
- Menteri Indonesia
- Menteri Perdagangan Indonesia
- Menteri Pertanian Indonesia
- Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I
- Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II
- Menteri Kabinet Hatta I
- Menteri Kabinet Darurat
- Menteri Kabinet Hatta II
- Anggota Dewan Pertimbangan Agung