Daftar kabupaten dan kota di Jawa Barat menurut IPM tahun 2015

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebuah perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menggunakan metode baru dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2010 hingga sekarang. Berikut ini akan disajikan penjelasan, dimensi dasar, manfaat, dan metodologi perhitungan IPM, serta daftar kabupaten dan kota Jawa Barat menurut IPM tahun 2015.

Penjelasan[sunting | sunting sumber]

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]

Dimensi dasar IPM[2][sunting | sunting sumber]

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki tiga dimensi yang digunakan sebagai dasar perhitungannya:

  1. Umur panjang dan hidup sehat yang diukur dengan angka harapan hidup saat kelahiran
  2. Pengetahuan yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata lama sekolah
  3. Standar hidup layak yang dihitung dari Produk Domestik Bruto/PDB (keseimbangan kemampuan berbelanja) per kapita

Manfaat IPM[2][sunting | sunting sumber]

Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki beberapa manfaat:

  • IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)
  • IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara
  • Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)

Cara Menghitung Indeks Komponen[3][sunting | sunting sumber]

Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Dimensi Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Keterangan:

I: indeks komponen

AHH: angka harapan hidup

AHHmin: angka harapan hidup terendah

AHHmaks: angka harapan hidup tertinggi

Dimensi Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Keterangan:

I: indeks komponen

HLS: harapan lama sekolah

HLSmin: harapan lama sekolah terendah

HLSmaks: harapan lama sekolah tertinggi

Keterangan:

I: indeks komponen

RLS: rata-rata lama sekolah

RLSmin: rata-rata lama sekolah terendah

RLSmaks: rata-rata lama sekolah tertinggi

I: indeks komponen

HLS: harapan lama sekolah

RLS: rata-rata lama sekolah

Dimensi Pengeluaran[sunting | sunting sumber]

Keterangan:

I: indeks komponen

In: indeks komponen

pengeluaranmin: pengeluaran terendah

pengeluaranmaks: pengeluaran tertinggi

Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia[sunting | sunting sumber]

Keterangan:

IPM: indeks pembangunan manusia

I: indeks komponen

Data[4][sunting | sunting sumber]

Data di bawah ini merupakan data perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS).

Peringkat Lambang Kabupaten dan Kota IPM Perubahan Perbandingan dengan IPM Laporan UNDP

Tahun 2016 untuk Perkiraan IPM Tahun 2015[5]

Pembangunan manusia tinggi
1 Steady Kota Bandung 79,67 (0,796) Kenaikan 0,69 (0,006)  Belarus dan  Oman (52)
2 Steady Kota Bekasi 79,63 (0,796) Kenaikan 0,79 (0,007)  Belarus dan  Oman (52)
3 Steady Kota Depok 79,11 (0,791) Kenaikan 0,53 (0,005)  Bahama (58)
4 Steady Kota Cimahi 76,42 (0,764) Kenaikan 0,36 (0,003)  Albania (75)
5 Steady Kota Bogor 73,65 (0,736) Kenaikan 0,55 (0,005)  Fiji (91)
6 Steady Kota Cirebon 73,34 (0,733) Kenaikan 0,66 (0,006)  Mongolia dan  Saint Lucia (92)
7 Steady Kota Sukabumi 71,84 (0,718) Kenaikan 0,65 (0,006)  Libya (102)
8 Steady Kabupaten Bekasi 71,19 (0,711) Kenaikan 0,68 (0,006)  Libya (102)
9 Steady Kabupaten Bandung 70,05 (0,700) Kenaikan 0,99 (0,009)  Maladewa dan  Uzbekistan (105)
Pembangunan manusia sedang
10 Steady Kota Tasikmalaya 69,99 (0,699) Kenaikan 0,95 (0,009)  Moldova (107)
-  Indonesia 69,55 (0,695)[6] Kenaikan 0,65 (0,006)  Gabon (109)
-  Jawa Barat 69,50 (0,695) Kenaikan 0,70 (0,007)  Gabon (109)
11 Kenaikan (1) Kota Banjar 69,31 (0,693) Kenaikan 0,97 (0,009)  Paraguay (110)
12 Penurunan (1) Kabupaten Sumedang 69,29 (0,692) Kenaikan 0,53 (0,005)  Paraguay (110)
13 Steady Kabupaten Ciamis 68,02 (0,680) Kenaikan 0,38 (0,003)  El Salvador (117)
14 Kenaikan (1) Kabupaten Purwakarta 67,84 (0,678) Kenaikan 0,52 (0,005)  El Salvador (117)
15 Penurunan (1) Kabupaten Bogor 67,77 (0,677) Kenaikan 0,41 (0,004)  El Salvador (117)
16 Steady Kabupaten Karawang 67,66 (0,676) Kenaikan 0,58 (0,005)  Bolivia (118)
17 Steady Kabupaten Kuningan 67,19 (0,671) Kenaikan 0,56 (0,005)  Bolivia (118)
18 Steady Kabupaten Subang 66,52 (0,665) Kenaikan 0,72 (0,007)  Afrika Selatan (119)
19 Steady Kabupaten Cirebon 66,07 (0,660) Kenaikan 0,54 (0,005)  Kirgizstan (120)
20 Steady Kabupaten Pangandaran 65,62 (0,656) Kenaikan 0,33 (0,003)  Kirgizstan (120)
21 Steady Kabupaten Bandung Barat 65,23 (0,652) Kenaikan 0,96 (0,009)  Irak (121)
22 Steady Kabupaten Majalengka 64,75 (0,647) Kenaikan 0,68 (0,006)  Maroko (123)
23 Penurunan (1) Kabupaten Sukabumi 64,44 (0,644) Kenaikan 0,37 (0,003)  Nikaragua (124)
24 Steady Kabupaten Indramayu 64,36 (0,643) Kenaikan 0,81 (0,008)  Nikaragua (124)
25 Kenaikan (1) Kabupaten Garut 63,21 (0,632) Kenaikan 0,98 (0,009)  Tajikistan (129)
26 Penurunan (1) Kabupaten Tasikmalaya 63,17 (0,631) Kenaikan 0,38 (0,003)  Tajikistan (129)
27 Steady Kabupaten Cianjur 62,42 (0,624) Kenaikan 0,34 (0,003)  India (131)

Kesimpulan[sunting | sunting sumber]

  1. Kabupaten atau kota dengan IPM tertinggi adalah Kota Bandung dengan IPM sebesar 79,67.
  2. Kabupaten atau kota IPM terendah adalah Kabupaten Cianjur dengan IPM sebesar 62,42.
  3. Ketimpangan antara Kabupaten atau kota dengan IPM tertinggi dan provinsi dengan IPM terendah adalah 17,25.
  4. Performa terbaik diraih oleh Kabupaten Bandung dengan peningkatan IPM sebesar 0,99.
  5. Performa terburuk diraih oleh Kabupaten Pangandaran dengan peningkatan IPM sebesar 0,33.
  6. Menurut BPS, IPM Jawa Barat adalah 69,50 (0,695) dan masih menempati status sedang.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Davies, A. and G. Quinlivan (2006), A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development, Journal of Socioeconomics" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-04-13. Diakses tanggal 2017-09-01. 
  2. ^ a b https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26 Indeks Pembangunan Manusia
  3. ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24. 
  4. ^ "Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat". jabar.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-30. 
  5. ^ http://hdr.undp.org/sites/default/files/2016_human_development_report.pdf Human Development Report 2016 English
  6. ^ https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1211