Sindrom inflamasi multisistem pada anak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Paediatric multisystem inflammatory syndrome (PMIS/PIMS/PIMS-TS)
Gambar Mikroskop elektron transmisi (Transmission electron microscope (TEM)) dari SARS-CoV-2, virus korona COVID-19:
PMIS / MIS-C diduga disebabkan oleh respons biologis yang tidak biasa terhadap infeksi pada anak-anak
Informasi umum
Nama lain
  • Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C)[1]
  • Multisystem inflammatory syndrome (MIS) in children and adolescents temporally related to COVID-19[2]
  • Paediatric inflammatory multisystem syndrome (PIMS), temporally associated with SARS-CoV-2 infection (PIMS-TS)[3]
  • Kawa-COVID-19
SpesialisasiPediatri (ilmu kesehatan anak)
PenyebabSevere acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
Aspek klinis
Gejala dan tandaDemam, sakit perut, diare / muntah, tekanan darah rendah, suplai darah tidak mencukupi (syok), mata merah muda, "lidah stroberi", ruam, kelenjar getah bening besar, tangan/kaki bengkak, gangguan neurologis, dan lainnya
KomplikasiCardiac dysfunction; coronary artery abnormalities, including aneurysms; acute kidney injury; coagulopathy
Awal munculantara 2–6 minggu[4] setelah terkontaminasi COVID-19
DiagnosisClinical evaluation by specialists
Kondisi serupaPenyebab infeksi / non infeksius alternatif, penyakit Kawasaki
PerawatanIntravenous immunoglobulin (IVIG); corticosteroids; oxygen, supportive care
PrognosisRespon terhadap pengobatan, umumnya baik; prognosis jangka panjang, tidak jelas[5]
Distribusi dan frekuensi
PrevalensiLangka
Kematian<2% dari kasus yang dilaporkan

Sindrom inflamasi multisistem pada anak (Inggris: Multisystem inflammatory syndrome in children disingkat MIS-C) adalah sebuah respon pada sistem kekebalan tubuh manusia terkait adanya virus yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini bisa terjadi setidaknya dalam kurun waktu dua minggu setelah seseorang terinfeksi virus COVID-19. Gangguan kesehatan ini banyak memengaruhi kesehatan usia anak dan remaja. Penyakit yang terkait dengan pandemi COVID-19 ini juga disebut dengan Sindrom inflamasi multisistem pediatrik atau paediatric inflammatory multisystem syndrome (PIMS / PIMS-TS).[6]

Nama[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa penyebutan atau nama untuk menyebutkan sindrom ini, beberapa nama yang dimaksud termasuk diantaranya:

  • Sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak (Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C))[1]
  • Sindrom inflamasi multisistem (SIM) pada anak-anak dan remaja untuk sementara waktu terkait dengan COVID-19 (Multisystem inflammatory syndrome (MIS) in children and adolescents temporally related to COVID-19)[2]
  • Sindrom multisistem inflamasi pediatrik (Paediatric inflammatory multisystem syndrome (PIMS))[7]
  • Sindrom multisistem inflamasi pediatrik, berkaitan dengan infeksi SARS-CoV-2 (PIMS-TS) (Paediatric inflammatory multisystem syndrome, temporally associated with SARS-CoV-2 infection (PIMS-TS))[3][5]
  • Sindrom inflamasi multisistem pediatrik (Paediatric multisystem inflammatory syndrome (PMIS)) [8]
  • Kawa-COVID-19

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Wabah COVID-19 diprediksi terjadi pertama kali pada 17 November 2019, yang menjangkit seorang pria berusia 55 tahun dari provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok.[9] Data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, hingga tanggal 18 Maret 2021, pandemi COVID-19 ini telah menjangkit sebanyak 120.915.219 orang di 223 negara, dengan tingkat kematian terkonfirmasi sebanyak 2.674.078 orang.[10] Dalam pengembangan penelitian kasus ini, para peneliti di Amerika Serikat telah menemukan adanya gejala baru yang muncul pada anak-anak penderita Covid-19. Gejala ini dinamakan Sindrom inflamasi multisistem pada anak atau Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C).[11]

Sejak tanggal 7 April 2020, kasus penyakit Kawasaki dan infeksi SARS-CoV-2 yang terjadi secara bersamaan, dialami oleh anak-anak terinfeksi COVID-19 di Eropa dan juga di Amerika Serikat. Hal ini terungkap dalam laporan yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics mengenai kasus penyakit Kawasaki 'klasik' yang terjadi pada seorang anak berusia enam bulan yang dikonfirmasi positif mengidap COVID-19 di California, Amerika Serikat.[3][12]

Pada tanggal 12 Mei 2020, kasus ini dicurgai telah menjangkit sekitar 100 kasus di Inggris Raya,[13] kemudian ada sekitar 135 kasus di Prancis,[14] 20 kasus di Belanda,[15] 10 kasus di Swiss,[16] dan ada 10 kasus di Jerman.[17]). Pada pertengahan bulan Mei 2020, kasus ini terjadi pada lebih dari 200 orang di Amerika Serikat.[18] termasuk 145 kasus di New York;[19][20] dan 186 kasus dikonfirmasi terjadi antara tanggal 15 Maret hingga 20 Mei 2020.[21] Hingga tanggal 15 Juli 2020, ada sekitar 342 kasus pengidap MIS-C yang dikonfirmasi terjadi di Amerika Serikat diantara 36 negara bagian termasuk Washington DC.[22] Sementara itu, American Academy of Pediatrics (AAP) memperkirakan sekitar 853.000 anak di seluruh wilayah negara Amerika Serikat terinfeksi SARS-CoV-2, virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19, dengan sekitar 200.000 kasus baru per Oktober kena Covid-19 dengan sekitar 200 ribu kasus baru per bulan Oktober 2020.[23]

Gejala[sunting | sunting sumber]

Ciri-ciri yang muncul bagi penderita Sindrom inflamasi multisistem pediatrik memiliki kemiripan bagi penderita penyakit Kawasaki. Beberapa gejala yang muncul dari penyakit langka ini pada anak-anak diantaranya;[24]

  • Terjadinya peradangan pada pembuluh darah, khususnya pada bagian jantung dan arteri koroner.
  • Mengalami demam yang dapat berlangsung selama 5 hari.
  • Mengalami tingkat emosi tinggi atau mudah marah.
  • Mengalami mata merah tanpa adanya sebab.
  • Beberapa organ tubuh akan mengalami kemerahan dan pecah-pecah, khususnya di bagian bibir, lidah atau juga tenggorokan.
  • Terjadi pembengkakan dan kemerahan pada bagian tangan atau pun juga kaki.
  • Kulit penderita akan mengelupas, yang umumnya terjadi di sekitar kuku.
  • Mengalami rasa ruam pada torso (batang tubuh atau bagian tengah tubuh), tetapi bisa juga terjadi pada bagian tubuh lainnya.
  • Adanya pembengkakan kelenjar getah bening di bagian leher.
  • Mengalami diare dan terjadi gejala gastrointestinal atau infeksi saluran pencernaan.
  • Mengalami gejala toxic shock syndrome atau keracunan darah akibat adanya bakteri.
  • Terjadi Sepsis atau peradangan di seluruh tubuh karena infeksi.
  • Mengalami gejala yang umum yakni sakit perut, serta tekanan darah rendah.

Dalam penelitian yang melibatkan 35 anak penderita Covid-19 sebagai relawan, beberapa gejala yang muncul dialami oleh anak dengan berbagai macam keluhan. Di antara 35 anak tersebut, 8 orang diantaranya menunjukkan tanda lidah stroberi, kemudian 7 orang anak menderita mata merah dan mengalami pembengkakan, sementara ada 6 orang anak mengalami pipi memerah. Kemudian ada sekitar 18 anak mengalami telapak tangan merah, dan 17 anak menderita hiperemia bibir dimana adanya peningkatan aliran darah yang menyebabkan kemerahan dan peradangan.[11]

Pengobatan pasien[sunting | sunting sumber]

Sindrom ini merupakan hasil diagnosis baru yang langka terjadi, sehingga informasi pengobatannya masih minim. Pengobatan MIS-C masih mengacu pada sistem manajemen klinis yang sebagian besar didasarkan pada pendapat ahli yang lebih memahami penyakit ini. Pengobatan MIS-C juga dikaitkan tentang pengetahuan para ahli dalam pengobatan penyakit Kawasaki dan juga gangguan inflamasi sistemik lainnya yang umum terjadi pada masa anak-anak, selain juga pengalaman dalam menangani kasus COVID-19 pada orang dewasa.[8] Pengobatan dapat disesuaikan berdasarkan masukan dari berbagai konsultasi para spesialis, dan pendekatannya bisa bervariasi.[25]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) associated with coronavirus disease 2019 (COVID-19)". emergency.cdc.gov. Centers for Disease Control and Prevention. 14 Mei 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Maret 2021. 
  2. ^ a b "Case Report Form for suspected cases of multisystem inflammatory syndrome (MIS) in children and adolescents temporally related to COVID-19". www.who.int (dalam bahasa Inggris). World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Maret 2021. 
  3. ^ a b c "Rapid risk assessment: Paediatric inflammatory multisystem syndrome and SARS-CoV-2 infection in children" (dalam bahasa Inggris). European Centre for Disease Prevention and Control. 15 Mei 2020. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 Maret 2021. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ACR1
  5. ^ a b Ahmed M, Advani S, Moreira A, et al. (September 2020). "Multisystem inflammatory syndrome in children: a systematic review". EClinicalMedicine (dalam bahasa Inggris). 26: 100527. doi:10.1016/j.eclinm.2020.100527. ISSN 2589-5370. PMC 7473262alt=Dapat diakses gratis. PMID 32923992. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  6. ^ Perkasa, Gading (23 Juli 2020). "Sindrom Inflamasi Multisistem pada Anak yang Terinfeksi Covid-19". www.msn.com. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  7. ^ "Guidance - Paediatric multisystem inflammatory syndrome temporally associated with COVID-19 (PIMS)". RCPCH (dalam bahasa Inggris). Royal College of Paediatrics and Child Health. Mei 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 June 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  8. ^ a b Sperotto F, Friedman KG, Son MB, et al. (2020). "Cardiac manifestations in SARS-CoV-2-associated multisystem inflammatory syndrome in children: a comprehensive review and proposed clinical approach". European Journal of Pediatrics (dalam bahasa Inggris). 180 (2): 307–322. doi:10.1007/s00431-020-03766-6alt=Dapat diakses gratis. PMC 7429125alt=Dapat diakses gratis. PMID 32803422. 
  9. ^ Koresponden, Non (13 Maret 2020). Eka Yudha Saputra, Eka Yudha, ed. "Infeksi Pertama Virus Corona Diduga Terjadi pada 17 November". Tempo.co. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  10. ^ "Novel Coronavirus 2019". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  11. ^ a b Simamora, Novita Sari (11 Desember 2020). Novita Sari Simamora, Desyinta, ed. "Ini Gejala Baru Pada Anak Terinfeksi Virus Corona". Bisnis.com. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  12. ^ Jones VG, Mills M, Suarez D, et al. (2020). "COVID-19 and Kawasaki disease: novel virus and novel case" (PDF). Hospital Pediatrics (dalam bahasa Inggris). 10 (6): 537–540. doi:10.1542/hpeds.2020-0123. PMID 32265235. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  13. ^ "Coronavirus: Children affected by rare Kawasaki-like disease". BBC News. 14 Mei 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  14. ^ d'Adhémar, Margaux (15 Mei 2020). "Coronavirus : 135 enfants français atteints d'une forme proche de la maladie de Kawasaki, un mort". Le Figaro.fr (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  15. ^ Deloughry, Rachel (26 Mei 2020). "20 children in the Netherlands contract illness thought to be linked to COVID-19". www.iamexpat.nl. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  16. ^ "COVID-19 Fragen und Antworten Teil 11". Paediatrica (dalam bahasa Jerman). 12 Mei 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  17. ^ Irmer, Juliette (15 Mei 2020). ""Kawasaki" durch Covid-19?: Auch deutsche Kinder mit schweren Entzündungsreaktionen". Faz.net (dalam bahasa Jerman). Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  18. ^ "With over 200 possible cases, doctors warn reports of rare, coronavirus-linked child inflammatory illness likely to rise". ABC News. 15 Mei 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  19. ^ McNamara, Audrey (13 Mei 2020). "15 states now investigating child illness possibly linked to coronavirus, Cuomo says". www.cbsnews.com. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  20. ^ Marsh, Julia; Musumeci, Natalie (18 Mei 2020). "145 NYC kids have rare Kawasaki-like disease linked to coronavirus". New York Post. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  21. ^ "Infographic: Early Cases of MIS-C: Multi-System Inflammatory Syndrome in U.S. Children". cdc.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. 9 Juli 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Maret 2021. 
  22. ^ "U.S. counts 342 child inflammatory syndrome cases". TribLIVE.com. Associated Press. 16 July 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Maret 2021. 
  23. ^ "AAP: Lebih dari 853.000 Anak di AS Kena COVID-19". www.republikas.co.id. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  24. ^ Perkasa, Gading (23 Juli 2020). Bestari Kumala Dewi, Bestari Kumala, ed. "Sindrom Inflamasi Multisistem pada Anak yang Terinfeksi Covid-19". Kompas.com. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  25. ^ Elias MD, McCrindle BW, Larios G, et al. (September 2020). "Management of multisystem inflammatory syndrome in children associated with COVID-19: a survey from the International Kawasaki Disease Registry". CJC Open (dalam bahasa Inggris). 2 (6): 632–640. doi:10.1016/j.cjco.2020.09.004. PMC 7484693alt=Dapat diakses gratis. PMID 32935083. , Diakses tanggal 19 Maret 2021.