Pandemi Covid-19 di Afrika

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pandemi COVID-19 di Afrika
Peta pandemi COVID-19 di Afrika pada 23 Mei 2021
  1,000,000+ kasus terkonfirmasi
  100,000–999,999 kasus terkonfirmasi
  10,000–99,999 kasus terkonfirmasi
  1,000–9,999 kasus terkonfirmasi
  0–999 kasus terkonfirmasi
  Tidak ada kasus atau data tidak memadai
PenyakitCOVID-19
Galur virusSARS-CoV-2
LokasiAfrika
Kasus pertamaCairo, Mesir
Tanggal kemunculan14 Februari 2020
(4 tahun dan 2 bulan ago)
AsalWuhan, Hubei, Tiongkok
Kasus terkonfirmasi11,984,539 (Per 10 Mei)[1]
Kasus dirawat
562,295 (Per 10 Mei)[1]
Kasus sembuh11,168,212 (Per 10 Mei)[1]
Kematian
254,032 (Per 10 Mei)[1]
Wilayah terdampak
58[1]

Pandemi Covid-19 pertamakali dikonfirmasi menyebar ke Afrika pada 14 Februari 2020, dengan kasus pertama yang terkonfirmasi dilaporkan dari Mesir.[2][3] Kasus terkonfirmasi pertama pada Afrika Sub-Sahara pertamakali di Nigeria pada akhir Februari 2020.[4] Dalam waktu tiga bulan, virus ini sudah menyebar ke seluruh benua, dengan Lesotho sebagai negara terakhir yang terkonfirmasi terkena virus COVID, pada 13 Mei 2020.[5][6] Pada 26 Mei, nampaknya kebanyakan negara-negara Afrika mengalami transmisi komunitas, meski kapasitas tes terbatas.[7] Kebanyakan dari kasus teridentifikasi yang berasal dari luar Afrika datang dari Eropa dan Amerika Serikat, bukan Tiongkok, lokasi asal COVID.[8]

Pada awal Juni 2021, Afrika menghadapi gelombang infeksi COVID ketiga dengan peningkatan kasus di 14 negara.[9] Pada 4 Juli benua ini mencatat lebih dari 251.000 kasus COVID baru, sebanyak 20% peningkatan dari pekan sebelumnya, dan peningkatan 12% dari titik puncak Januari. Lebih dari 16 negara Afrika, termasuk Malawi dan Senegal, mencatat peningkatan pada kasus baru.[10] Organisasi Kesehatan Dunia menamai titik waktu ini sebagai 'Pekan Pandemi Terburuk' Afrika.[11]

Banyak upaya pencegahan sudah dilaksanakan oleh negara-negara berbeda di Afrika. Hal tersebut meliputi pembatasan berpergian, pembatalan acara,[12] penutupan sekolah, dan penutupan perbatasan.[13] Diyakini bahwa terjadi kekurangan laporan (under-reporting) pada banyak negara Afrika dengan sistem kesehatan yang kurang berkembang.[14] Menurut sebuah studi seroprevalensi musim gugur 2020 di Juba, Sudan Selatan, kurang dari 1% orang yang terinfeksi terlaporkan.[15] Hasil yang serupa ditemukan pada 2022 oleh pemodel WHO.[16]

Beberapa varian baru dari COVID ditemukan di Afrika: Varian Beta di Afrika Selatan pada Februari 2020,[17] Varian Eta di Nigeria pada Desember 2020,[18][19], dan Varian Omicron di Botswana pada November 2021.[20]

Uni Afrika mendapatkan lebih dari 300 juta dsis Vaksin Covid-19 dalam persetujuan paling besar di Afrika hingga kini, yang diumumkan pada 13 Januari 2021. Upaya ini merupakan upaya yang independen dari COVAX, yang memiliki tujuan untuk mendistribusikan vaksin COVID-19 pada negara-negara berpenghasilan rendah.[21] Namun, negara Afrika dikenakan biaya dua kali lipat dari negara Eropa mengenai harga beberapa vaksin.[22] Kelompok Tujuh (G7) menjanjikan distribusi setara vaksin pada 19 Februari 2021, meski sedikit detail dari ini diberikan.[23] Selain itu, Uni Emirat Arab maju sebagai pemberi vaksin untuk benua Afrika.[24][25]

Meski kemajuan-kemajuan ini, Afrika masih menjadi benua yang paling sedikit tervaksinasi.[26] Pada awal Juni 2021, WHO melaporkan bahwa pengiriman vaksin COVID-19 ke Afrika terhambat hingga 'hampir terhenti'.[27] Pada 8 Juni, dermawan milyuner Inggris-Sudan Mo Ibrahim mengkritik komunitas internasional secara tajam karena gagal memastikan distribusi setara vaksin ke seluruh dunia.[28] Hingga Juli 2021, hanya 2% dari populasi Afrika yang sudah tervaksinasi.[10]

Beberapa pemerintah Afrika mengalami kritik karena kurangnya persiapan yang dirasakan, skandal korupsi, dan pemaksaan lockdown yang terlambat, merusak kepercayaan kepada negara. Saat ini, 20 dari 39 negara pada daftar negara yang terdampak konflik dan rentan Bank Dunia berada di Afrika.[29][30]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama coronacount
  2. ^ "Coronavirus: Beijing orders 14-day quarantine for returnees" (dalam bahasa Inggris). 2020-02-14. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  3. ^ "Egypt announces first Coronavirus infection". EgyptToday. 2020-02-14. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  4. ^ "Coronavirus: Nigeria confirms first case in sub-Saharan Africa" (dalam bahasa Inggris). 2020-02-28. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  5. ^ https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-lesotho-idUSKBN22P1R4/
  6. ^ "Coronavirus updates: Hate incidents toward Asian Americans rise, head of L.A. County commission says". Los Angeles Times (dalam bahasa Inggris). 2020-05-14. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  7. ^ Akinwotu, Emmanuel; correspondent, Emmanuel Akinwotu West Africa (2020-05-26). "Experts sound alarm over lack of Covid-19 test kits in Africa". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  8. ^ Maclean, Ruth (17 Maret 2020). "Africa Braces for Coronavirus, but Slowly". New York Times. 
  9. ^ Burke, Jason; correspondent, Jason Burke Africa (2021-06-07). "Third wave sweeps across Africa as Covid vaccine imports dry up". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  10. ^ a b Mendez, Rich (2021-07-08). "Africa suffers worst surge in Covid cases as delta variant spurs third wave of pandemic". CNBC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-14. 
  11. ^ "Africa's 'Worst Pandemic Week Ever': Cases Are Surging, Vaccine Is Scarce - The New York Times | Ghostarchive". ghostarchive.org. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  12. ^ Adebayo, Stephanie Busari,Bukola (2020-03-09). "Here are the African countries with confirmed coronavirus cases". CNN (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-14. 
  13. ^ "UN Sees Africa Sliding Into Recession Without Debt Help". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2020-03-24. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  14. ^ Burke, Jason; Mumin, Abdalle Ahmed; correspondent, Jason Burke Africa (2020-05-02). "Somali medics report rapid rise in deaths as Covid-19 fears grow". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  15. ^ Wiens, Kirsten E.; Mawien, Pinyi Nyimol; Rumunu, John; Slater, Damien; Jones, Forrest K.; Moheed, Serina; Caflisch, Andrea; Bior, Bior K.; Jacob, Iboyi Amanya. "Seroprevalence of Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 IgG in Juba, South Sudan, 2020 - Volume 27, Number 6—June 2021 - Emerging Infectious Diseases journal - CDC" (dalam bahasa Inggris). doi:10.3201/eid2706.210568. 
  16. ^ https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2214-109X%2822%2900233-9
  17. ^ "outbreak.info SARS-CoV-2 data explorer". outbreak.info. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  18. ^ "Lineage B.1.525". cov-lineages.org. Pango team. Diakses tanggal 6 June 2021. 
  19. ^ "Another new COVID strain found in Nigeria, says Africa CDC". Al Jazeera (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-14. 
  20. ^ "Classification of Omicron (B.1.1.529): SARS-CoV-2 Variant of Concern". web.archive.org. 2021-11-26. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  21. ^ AfricaNews (2021-01-13CET16:11:24+01:00). "Africa secures 300 million COVID-19 vaccine doses in deal with manufacturers". Africanews (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-14. 
  22. ^ "'Deeply Alarming': AstraZeneca Charging South Africa More Than Double What Europeans Pay for Covid-19 Vaccine". www.commondreams.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-14. 
  23. ^ "G-7 vows 'equitable' world vaccine access, but details scant". AP News (dalam bahasa Inggris). 2021-02-19. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  24. ^ MacShane, Denis (2021-04-30). "Vaccine Diplomacy: COVID and the Return of Soft Power". The Globalist (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-14. 
  25. ^ "Covid-19 vaccinations: African nations miss WHO target" (dalam bahasa Inggris). 2021-02-20. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  26. ^ "Rapidly Spreading Variants Compound Africa's Coronavirus Woes". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2021-05-05. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  27. ^ "Alarm in Africa: Virus surges, vaccines grind to 'near halt'". AP News (dalam bahasa Inggris). 2021-06-03. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  28. ^ "Billionaire philanthropist: vaccine hoarding hurts Africa". AP News (dalam bahasa Inggris). 2021-06-09. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  29. ^ "Africa: Covid-19 Aid Falling Short | Human Rights Watch" (dalam bahasa Inggris). 2021-10-12. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  30. ^ Bank, European Investment (2021-11-18). Finance in Africa: for green, smart and inclusive private sector development (dalam bahasa Inggris). European Investment Bank. ISBN 978-92-861-5063-0.