Sambarana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sambarana
संवरण
Sambarana dengan Dewi Tapati. Ilustrasi dari buku Mahabharata, Geeta Press.
Sambarana dengan Dewi Tapati. Ilustrasi dari buku Mahabharata, Geeta Press.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaSambarana
Ejaan Dewanagariसंवरण
Ejaan IASTSaṃvaraṇa
Nama lainReksaputra; Bhārata
Kitab referensiMahabharata; Purana
AsalKerajaan Kuru
GolonganCandrawangsa
Kastakesatria
Profesiraja
DinastiBharata
AyahReksa
IstriTapati (putri Surya)
AnakKuru

Sambarana (Dewanagari: संवरण; ,IASTSaṃvaraṇa, संवरण), dalam mitologi Hindu, adalah nama seorang raja India dari kalangan Wangsa Candra (para raja keturunan Candra). Ia merupakan putra Reksa. Sambarana dikenal pula sebagai Bhārata, secara harfiah berarti keturunan Barata. Ia menikah dengan Tapati, dan berputra Kuru, yang keturunannya kemudian dikenal sebagai para Korawa.[1] Menurut kitab Wamanapurana, Sambarana diangkat menjadi raja pada usia muda. Ia berguru pada Resi Wasista, dan menjadi pemuja Wisnu yang taat.[2]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Dikisahkan bahwa ketika Sambarana berkuasa, banyak penduduk yang meninggal karena kelaparan, penyakit pes, kekeringan, dan wabah. Kemudian kerajaannya mendapat serbuan dari Panchala. Dalam keadaan tersebut, para kesatria Wangsa Candra terpukul mundur oleh tentara musuh. Kerajaan Panchala dengan sepuluh aksohini (divisi) mengalahkan Wangsa Candra. Kemudian Sambarana melarikan diri bersama istri, menteri, dan kerabatnya ke sebuah hutan di tepi sungai Sindhu, yang termasuk wilayah dari kaki pegunungan di sebelah barat. Setelah mereka tinggal di sana dalam jangka waktu yang cukup lama, suatu hari Resi Wasista datang mengunjungi tempat pengasingan tersebut, dan membantu Sambarana merebut kembali kerajaannya.[2]

Pernikahan[sunting | sunting sumber]

Pada suatu hari, Sambarana berburu ke hutan Waibhraja setelah menyerahkan tanggung jawab atas kerajaannya kepada Resi Wasista. Di dalam hutan, Sambarana bertemu dengan sekelompok bidadari. Salah satu bidadari tersebut bernama Tapati, putri Dewa Surya yang menghuni sungai Tapti. Terpesona akan kecantikan Tapati, Sambarana terjatuh dari kudanya hingga tak sadar diri. Beberapa gandarwa menolongnya lalu mengantarnya pulang. Semenjak kejadian tersebut, Sambarana selalu memikirkan Tapati. Resi Wasista mengetahui hal tersebut dan ia heran karena Sambarana tak kunjung menikahi Tapati. Akhirnya sang resi menghadap Dewa Surya dan memintanya agar menerima Sambarana sebagai menantunya. Dewa Surya merestui hubungan mereka. Resi Wasista bertindak selaku pemimpin upacara pada pernikahan Sambarana dengan Tapati.

Keturunan[sunting | sunting sumber]

Dari pernikahannya dengan Tapati, Sambarana memiliki putra yang diberi nama Kuru. Setelah Sambarana mangkat, Kuru diangkat menjadi raja dan membebaskan kerajaannya dari jajahan musuhnya. Namanya membuat dataran Kurujanggala (sebelah timur Haryana) menjadi masyur di seluruh dunia. Ia melakukan tapa di sebuah tempat bernama Kurukshetra dan semenjak itu tempat tersebut suci dan keramat. Dari Sang Kuru, diturunkanlah para raja Dinasti Kuru, meliputi para Pandawa dan Korawa yang diceritakan dalam wiracarita Mahabharata.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Monier Williams Sanskrit-English Dictionary (1899), S. 1116,1
  2. ^ a b Mbhr. 1.89.27–43 (Pune Critical Edition)
Didahului oleh:
Reksa
Raja Dinasti Candra
Leluhur Dinasti Kuru
Diteruskan oleh:
Kuru