Rocya Manu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rocya Manu (Sanskerta: रौच्य मनु; Raucya manu) atau Dewasawarni Manu adalah pemimpin manwantara ketiga belas menurut kepercayaan Hindu. Manwantara ketiga belas adalah suatu kurun zaman yang akan terjadi pada masa depan. Dalam kitab Matsyapurana disebutkan bahwa Rocya adalah Manu (pemimpin manwantara) kesembilan, tetapi tidak disertai keterangan yang lebih lanjut. Markandeyapurana menyatakan bahwa Rocya adalah Manu ketiga belas, disertai dengan mitologi yang melatarbelakanginya, sehingga referensi dari Markandeyapurana lebih meyakinkan. Selain itu, beberapa kitab purana lainnya menyebut nama Rocya sebagai Manu ketiga belas, disertai daftar para resi, nama para dewa, dan pergantian gelar Indra pada manwantara tersebut. Namun isi suatu purana berbeda dengan purana lainnya, sehingga sering terjadi perdebatan.

Menurut kitab Markandeyapurana, Rocya adalah seorang Manu, putra seorang resi bernama Ruci dan seorang bidadari bernama Malini. Diceritakan bahwa pada mulanya, sang resi tidak memiliki istri dan keturunan. Ruci memuja para leluhurnya untuk meminta bimbingan, dan mereka berkenan dengan pemujaan yang dilakukannya. Mereka memberi anugrah bahwa Ruci akan memiliki istri dan putra yang akan menjadi seorang Manu. Kemudian, Ruci bertemu dengan seorang bidadari bernama Malini, adik bidadari Pramloca. Mereka menikah dan memiliki putra, bergelar Rocya Manu. Rocya Manu ditakdirkan menjadi Manu dan memerintah dunia pada manwantara ketiga belas yang akan datang. Ia akan memiliki beberapa putra, dan yang sulung bernama Citrasena.

Pada manwantara ketiga belas, yang menjadi para dewa adalah para Sutrama, dan yang menyandang gelar Indra adalah Diwaspati. Tujuh resi agung (saptaresi) pada manwantara tersebut yaitu: Dretimana, Abyaya, Tatwadasa, Nirutsuka, Nirmoha, Sutapa, dan Nisprakampa.


Didahului oleh:
Rudrasawarni Manu
Manu ke-13
Manwantara XIII
Diteruskan oleh:
Botya (Indrasawarni) Manu