Jamadagni

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam agama Hindu, Jamadagni adalah salah satu resi yang tergolong ke dalam Saptaresi pada Manwantara ketujuh. Ia merupakan keturunan Resi Brigu, salah satu Prajapati yang diciptakan oleh Brahma. Jamadagni menikah dengan Renuka dan memiliki beberapa anak, yang termuda adalah Parasurama, awatara (penitisan) Wisnu.

Legenda[sunting | sunting sumber]

Beberapa legenda India yang melibatkan Jamadagni adalah kisah perebutan sapi ajaib dan hukuman mati bagi Renuka, istri Jamadagni. Kisah perebutan sapi ajaib yang melibatkan Jamadagni dan Kartawirya Arjuna mirip dengan legenda tentang perselisihan antara Raja Wiswamitra dengan Resi Wasista.

Jamadagni dan Kartawirya Arjuna[sunting | sunting sumber]

Pada suatu ketika, Raja Kartawirya Arjuna beserta pasukannya dari Kerajaan Hehaya datang mengunjungi asrama Jamadagni. Sang resi melayaninya dengan sangat takzim. Ketika Kartawirya Arjuna memohon agar Jamadagni memberikan sapi ajaib Kamadhenu yang ada di asrama tersebut, Jamadagni menolaknya dengan tegas. Karena berambisi untuk memiliki sapi Kamadhenu maka Kartawirya Arjuna menempuh jalan kekerasan. Sapi tersebut diambil secara paksa. Parasurama menjadi marah ketika mengetahui bahwa Kartawirya Arjuna hendak merebut sapi ayahnya. Parasurama mengambil kapak pemberian Siwa, lalu memotong seribu lengan Kartawirya Arjuna, setelah itu memenggal kepalanya.

Hukuman mati bagi Renuka[sunting | sunting sumber]

Pada suatu pagi, Renuka gagal memberikan air untuk keperluan upacara yang akan diselenggarakan Jamadagni. Jamadagni meminta agar puteranya menghukum ibunya. Selain Parasurama, seluruh putera Jamadagni tidak bersedia untuk menghukum ibunya. Akhirnya Jamadagni mengutuk mereka menjadi batu. Setelah Parasurama berhasil memenggal kepala ibunya, ayahnya memberi kesempatan kepada Parasurama untuk meminta dua anugerah. Kesempatan tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Parasurama. Pertama, Parasurama meminta agar kakak-kakaknya diubah kembali menjadi manusia. Kedua, Parasurama meminta agar ibunya dihidupkan kembali.

Kematian[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa versi mengenai kematian Jamadagni. Beberapa legenda mengatakan bahwa ia dibunuh oleh Kartawirya Arjuna karena tidak mau menyerahkan sapi kesayangannya. Versi lain mengatakan bahwa Jamadagni tidak dibunuh oleh Kartawirya Arjuna. Setelah Kartawirya Arjuna berhasil merebut sapi kesayangan Jamadagni, Parasurama datang untuk memotong seribu lengan Kartawirya Arjuna lalu memenggal kepalanya. Demi membalas dendam kematian ayahnya, para putera Kartawirya Arjuna membunuh Jamadagni saat Parasurama tidak berada di rumah.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]