Raja Wen dari Zhou: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
+
Cun Cun (bicara | kontrib)
Baris 20: Baris 20:


==Pengaruh Wen Wang terhadap budaya Tionghoa==
==Pengaruh Wen Wang terhadap budaya Tionghoa==
[[Kong Zi]] sebagai pendiri [[Konfusianisme|Pemikiran Konfusianisme]], pada saat terjadinya kekacauan pada masa [[Periode Negara Perang]], juga mengajarkan tentang kebaikan-kebaikan dari Wen Wang yang harus diikuti rakyat.<ref name="kongzi-dawson">{{cite book
[[Kong Zi]] sebagai pendiri [[Konfusianisme|Pemikiran Konfusianisme]], pada saat terjadinya kekacauan pada masa [[Periode Negara Perang]], juga mengajarkan tentang kebaikan-kebaikan dari Wen Wang yang harus diikuti rakyat. Kong Zi menganjurkan agar susila Wen Wang ditiru rakyat dan penguasa guna mengembalikan tatanan politik yang benar di Tiongkok. Sebagai perintis jalan berdirinya negara Zhou, namanya memiliki arti ''Raja Budaya'', yang diberikan sebagai gelar setelah ia wafat. Sebelum dibahas Kong Zi di dalam [[Analek]], ia telah terkenal sebagai tokoh ideal dikarenakan prestasi kebudayaannya. Meng Zi menggambarkan Wen Wang sebagai seorang pemimpin yang didukung rakyat karena kesusilaannya. Setelah Wen Wang berhasil menumbangkan Shang, ia kemudian melakukan ekspansi budaya dengan cara damai. Ekspansi budaya itu digambarkan Kong Zi sebagai berikut: keterampilan dalam bidang administrasi sipil dan perdamaian, membangun kekuatan moral untuk membantu memenangkan hati negara-negara di sekitarnya. Konsep penaklukkan dengan ekspansi perdamaian dan budaya telah memberikan pengaruh besar sepanjang sejarah bangsa Tionghoa. Secara ideal musuh dikalahkan dengan menampilkan kebudayaan unggul ketimbang menyerbu dengan militer atau kekerasan. Suku Manchu adalah penguasa Tiongkok dari luar yang tunduk dalam budaya Tionghoa.
| last=Dawson
| first=Raymond
| coauthors=
| year=1999
| month=
| title=Kong Hu Cu, Penata Budaya Kerajaan Langit (terjemahan Bahasa Indonesia)
| publisher= PT Pustaka Utama Grafiti
| location=Jakarta
| isbn= 979-444-255-0
| pages=}}</ref>
Kong Zi menganjurkan agar susila Wen Wang ditiru rakyat dan penguasa guna mengembalikan tatanan politik yang benar di Tiongkok. Sebagai perintis jalan berdirinya negara Zhou, namanya memiliki arti ''Raja Budaya'', yang diberikan sebagai gelar setelah ia wafat. Sebelum dibahas Kong Zi di dalam [[Analek]], ia telah terkenal sebagai tokoh ideal dikarenakan prestasi kebudayaannya. Meng Zi menggambarkan Wen Wang sebagai seorang pemimpin yang didukung rakyat karena kesusilaannya. Setelah Wen Wang berhasil menumbangkan Shang, ia kemudian melakukan ekspansi budaya dengan cara damai. Ekspansi budaya itu digambarkan Kong Zi sebagai berikut: keterampilan dalam bidang administrasi sipil dan perdamaian, membangun kekuatan moral untuk membantu memenangkan hati negara-negara di sekitarnya. Konsep penaklukkan dengan ekspansi perdamaian dan budaya telah memberikan pengaruh besar sepanjang sejarah bangsa Tionghoa. Secara ideal musuh dikalahkan dengan menampilkan kebudayaan unggul ketimbang menyerbu dengan militer atau kekerasan. Suku Manchu adalah penguasa Tiongkok dari luar yang tunduk dalam budaya Tionghoa.


==Lihat pula==
==Lihat pula==
*[[I-Ching]]
*[[I-Ching]]
*[[Fengshen Yanyi]]
*[[Fengshen Yanyi]]

Revisi per 25 September 2015 06.17

Ji Chang
Raja dari Dinasti Zhou
Berkuasa1099 SM - 1050 SM (49 tahun)
Informasi pribadi
AyahRaja Tai dari Dinasti Zhou

Raja Wen dari Zhou (Bahasa Mandarin: Wen Wang, Bahasa Hokkian: Bun Ong) atau dikenal juga dengan nama Ji Chang atau salah satu Raja pada dinasti Zhou. Ji Chang dikatakan sebagai salah satu peletak dasar Dinasti Zhou, sebuah dinasti yang bertahan lebih dari 800 tahun lamanya. Sewaktu ayahnya, Ji Li, masih menjadi Raja, negeri Zhou adalah negeri kecil jika dibandingkan dengan negeri Shang. Ji Li membangun pasukan dari kelompok dan klan Zhou ke arah timur Tiongkok di sepanjangan sungai Wei dan menduduki daerah Zhou Yan yang berada di selatan gunung Qi Shan.

Politik dan Pemerintahan

Setelah kematian ayahnya yang dibunuh oleh raja Shang, Ji Chang diangkat menjadi Raja Zhou. Demi membalas dendam Ji Chang berusaha agar negara Zhou menjadi kuat agar dia dapat menyerang negeri Shang. Untuk menjadi kuat Ji Chang menyerang negara-negara tetangga, tetapi dalam penyerangannya dia selalu mempunyai poin-poin yang dipegang teguh, seperti selalu memakai pakaian seperti penduduk biasa, selalu baik dan murah hati kepada bawahannya, dan mengeset batas pajak dan retribusi sesuai kemampuan rakyatnya, bahkan selalu menunjukkan perhatian besar terhadap kehidupan rakyat, terutama orang tua dan janda. Dia juga memberlakukan hukum bahwa seseorang yang telah melanggar peraturan, keluarganya yang tidak bersalah tidak ikut dihukum.

Politik ini berbeda dengan cara yang dilakukan raja Shang yang menggunakan cara kejam, sehingga banyak orang-orang dari negeri lain datang menetap di negeri Zhou. Ji Chang juga banyak merekrut orang-orang berbakat untuk dijadikan pejabat pemerintahannya.

Sejarah

Setelah beberapa tahun, akhirnya negeri Zhou menjadi negeri yang kuat didaerah barat dan Ji Chang dijuluki penguasa negara barat, tetapi hal ini mendpaat perhatian dari raja Shang, yang kemudian mengundang Ji Chang ke Zhaoge (ibu kota negeri Shang) dan memenjarakan dia di kota Youli atas tuduhan bersalah (walaupun tuduhannya tidak jelas). Akhirnya Ji Chang (raja Wen) menawarkan wanita-wanita dan harta yang berlimpah kepada raja Shang untuk jaminan dibebaskan. Sesudah sekembalinya ke negeri Zhou, dia mengumpul pasukannya menyerang negeri Shang dan maju sampai melewati sungai kuning dan bertarung di bagian tengah wilayah negeri Shang yang pada akhirnya berhasil menguasai 2/3 dari seluruh wilayah negeri Shang. Sebelum penyerangan terakhir ke ibukota negeri Shang, Ji Chang meninggal dunia karena sakit dan digantikan oleh anaknya yang kemudian menjadi pendiri dinasti Zhou.

Pengaruh Wen Wang terhadap budaya Tionghoa

Kong Zi sebagai pendiri Pemikiran Konfusianisme, pada saat terjadinya kekacauan pada masa Periode Negara Perang, juga mengajarkan tentang kebaikan-kebaikan dari Wen Wang yang harus diikuti rakyat.[1]

Kong Zi menganjurkan agar susila Wen Wang ditiru rakyat dan penguasa guna mengembalikan tatanan politik yang benar di Tiongkok. Sebagai perintis jalan berdirinya negara Zhou, namanya memiliki arti Raja Budaya, yang diberikan sebagai gelar setelah ia wafat. Sebelum dibahas Kong Zi di dalam Analek, ia telah terkenal sebagai tokoh ideal dikarenakan prestasi kebudayaannya. Meng Zi menggambarkan Wen Wang sebagai seorang pemimpin yang didukung rakyat karena kesusilaannya. Setelah Wen Wang berhasil menumbangkan Shang, ia kemudian melakukan ekspansi budaya dengan cara damai. Ekspansi budaya itu digambarkan Kong Zi sebagai berikut: keterampilan dalam bidang administrasi sipil dan perdamaian, membangun kekuatan moral untuk membantu memenangkan hati negara-negara di sekitarnya. Konsep penaklukkan dengan ekspansi perdamaian dan budaya telah memberikan pengaruh besar sepanjang sejarah bangsa Tionghoa. Secara ideal musuh dikalahkan dengan menampilkan kebudayaan unggul ketimbang menyerbu dengan militer atau kekerasan. Suku Manchu adalah penguasa Tiongkok dari luar yang tunduk dalam budaya Tionghoa.

Lihat pula

  1. ^ Dawson, Raymond (1999). Kong Hu Cu, Penata Budaya Kerajaan Langit (terjemahan Bahasa Indonesia). Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. ISBN 979-444-255-0.