Lompat ke isi

Telkomsel

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Telekomunikasi Selular
Telkomsel
Jenis perusahaan
Perseroan terbatas
IndustriTelekomunikasi
Didirikan26 Mei 1995; 30 tahun lalu (1995-05-26)
PendiriTelkom dan Indosat
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Nugroho[1]
(Direktur Utama)
Diaz Hendropriyono[1]
(Komisaris Utama)
Produk
Merek
Jasa
  • Periklanan digital
  • Perbankan digital
  • Analisis data
PendapatanKenaikan Rp 102,4 triliun (2023)[2]
Kenaikan Rp 21,9 triliun (2023)[2]
Total asetKenaikan Rp 113,0 triliun (2023)[2]
Total ekuitasKenaikan Rp 30,6 triliun (2023)[2]
PemilikTelkom Indonesia (69,9%)
SingTel (30,1%)[3]
Karyawan
Kenaikan 6.455 (2023)[2]
Anak usahaPT Telkomsel Mitra Inovasi (100%)
PT Telkomsel Ekosistem Digital (100%)
PT Fintek Karya Nusantara (24%)[2]
Situs webwww.telkomsel.com

PT Telekomunikasi Selular (diakronimkan Telkomsel) adalah anak usaha Telkom Indonesia yang bergerak di bidang telekomunikasi untuk konsumen individu (sebelum 2023 hanya melayani telekomunikasi seluler sesuai namanya). Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir 2021, perusahaan ini memiliki 397 gerai GraPARI yang tersebar di seantero Indonesia.[2][4]

Perusahaan ini adalah operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan mengoperasikan 237.000 unit BTS[5] untuk melayani lebih dari 170 juta pelanggan,[6] sehingga perusahaan ini menguasai hampir 60% pangsa pasar telekomunikasi seluler di Indonesia pada 2020.[7] Dengan capaian tersebut, perusahaan ini juga menjadi operator seluler terbesar keenam di dunia. Bekerja sama dengan 575 mitra roaming, layanan perusahaan ini kini dapat digunakan di 200 negara di seluruh dunia.[8]

Telkomsel beroperasi dengan menggunakan teknologi GSM, 4G LTE, dan 5G di frekuensi 900, 1800, 2100, dan 2300 MHz. Sebelumnya, Telkomsel juga pernah mengoperasikan jaringan 3G.

Sejarah

Latar belakang

Seperti disampaikan oleh Setyanto P. Santosa (direktur utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) era 1992-1996), kelahiran Telkomsel tidak bisa dilepaskan dari upaya Telkom mengembangkan teknologi telepon seluler pada akhir 1980-an. Setelah operator berbasis teknologi analog/1G (AMPS dan NMT) muncul di Indonesia pada periode tersebut, di tahun 1993 pemerintah dan Telkom mulai mengkaji pengembangan teknologi seluler digital. Telkom selanjutnya membentuk dua tim untuk mempelajari beberapa teknologi seluler terbaru. Tim pertama bergerak ke Eropa dan dipimpin langsung Setyanto, sedangkan tim kedua yang terdiri dari tiga pejabat tinggi Telkom yakni Wisnu Marantika, Koesmarihati Sugondo dan Garuda Sugardo dikirim ke Amerika Serikat dan Hong Kong.[9][10]

Dari dua sistem 2G yang dianalisis, yaitu CDMA dan GSM maupun penerapannya di sejumlah negara, kedua pihak sepakat bahwa GSM merupakan sistem yang lebih baik. Alasannya, karena GSM hak ciptanya bersifat terbuka, sedangkan CDMA menjadi hak paten Qualcomm sehingga harganya lebih mahal. Belum lagi kemampuan roaming yang ada pada jaringan GSM, serta negara tetangga (Australia) yang ikut menerapkan sistem ini. Jadi, GSM dianggap sudah teruji di lapangan maupun efisien ketika sudah dikomersialisasikan. Dukungan terpenting datang dari Menristek B.J. Habibie yang sudah tertarik pada teknologi ini sejak 1990, ketika menghadiri demonstrasi teknologi tersebut oleh Siemens dalam sebuah pameran di Jerman. Dalam pertemuan antara Setyanto (bersama Wisnu dan Koesmarihati) di tanggal 14 Juli 1993, Habibie menyatakan dukungannya pada proposal Telkom untuk mengembangkan GSM di Indonesia.[10]

Perjuangan Telkom untuk menjadi operator GSM tidak selesai sampai di situ. Di kalangan internal perusahaan, muncul ketidakpuasan atas keputusan yang diambil Setyanto, karena mereka selama ini lebih dekat dengan perusahaan telekomunikasi AS, AT&T Corporation maupun teknologi D-AMPS-nya. Belum lagi layanan Telkom yang masih sering mengalami gangguan panggilan.[9] Dengan keteguhan pada pilihannya, sang dirut bisa meyakinkan bahwa pengoperasian GSM oleh Telkom adalah sesuatu yang feasible.[10] Pada 8 November 1993,[11] Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi memberikan persetujuan frekuensi GSM Telkom di 900 MHz sebesar 7,5 MHz. Tidak hanya itu, Telkom kemudian mendapat tekanan dari berbagai pihak swasta yang ingin ikut bermain dalam bisnis baru ini.[10] Adapun Dirjen Postel pada 14 Oktober 1993 sudah memberikan izin bagi sebuah perusahaan bernama Grup Komunikatama[12] untuk mengujicoba penerapan GSM di Indonesia. Telkom dianggap tidak mampu membangun jaringan GSM sehingga lebih baik diserahkan pada swasta (seperti operator analog saat itu), yang belakangan bisa ditepis oleh direksinya. "Lampu hijau" yang diberikan Menparpostel pada Telkom pun masih membuat sejumlah pihak kecewa. Setyanto mengungkapkan bahwa pada Oktober 1993, dirinya didatangi oleh seorang jenderal berbintang tiga dan tokoh politik yang meminta Telkom mengundurkan diri sebagai calon operator GSM, dan menunjuk pihak lain sebagai partner. Dirinya menolak secara halus tekanan itu.[10]

Untuk melaksanakan pembangunan jaringannya, Setyanto menunjuk Garuda Sugardo sebagai kepala proyek Sistem Telepon Kendaraan Bergerak (STKB)-GSM Telkom.[10] Mereka hanya diberi waktu sampai 1 Januari 1994 untuk menyelesaikan pilot project ini. Jika proyek tersebut gagal selesai tepat waktu, hak Telkom mengelola GSM akan dicabut.[9] Dengan susah payah, Garuda dan timnya bekerja ekstra untuk membuktikan kemampuan operator telekomunikasi BUMN itu dalam menerapkan GSM di Indonesia.[12] Sebagai penyedia infrastrukturnya, mereka menggandeng Ericsson yang saat itu mempunyai persediaan komponen yang cukup dibanding Siemens, ditambah BUMN telekomunikasi lain, PT INTI. Pengiriman perangkatnya pun sempat menemui kendala, yang berusaha diatasi seperti dengan melobi pihak Bea Cukai.[9] Pembangunan jaringan GSM pertama ini dilaksanakan di Batam dan Bintan, mengingat kedua daerah tersebut selama ini menjadi "bancakan" sinyal sejumlah operator asal Singapura.[12]

Akhirnya, pada 31 Desember 1993 BTS Telkom berhasil terpasang di Batam, yang disusul terpancangnya BTS lain di Bintan pada subuh 1 Januari 1994. Di hari yang sama, Telkom langsung mengujicoba jaringan GSM-nya, lewat telepon yang dilakukan antara Dirjen Postel Djakaria Purawidjaja di Batam kepada Direktur Operasional Telkom, Dadad Kustiwa di Bintan.[9] Hasil ujicoba tersebut sangat memuaskan pemerintah maupun Telkom.[12] BTS pertama yang dibangun dalam proyek ini, yakni BTM001, selanjutnya dianggap sebagai BTS Telkomsel pertama di Indonesia.[13] Garuda juga yang berperan dalam penamaan calon operator baru ini. Dalam sebuah sidang operator GSM di Paris pada April 1994, mulanya ia mendaftarkan keanggotaan Telkom dengan nama network Telkom GSM, yang belakangan digantikan oleh Telkomsel sejak 2 Mei 1994.[11] Pada 31 Mei 1994, layanan Telkomsel secara resmi diluncurkan dalam sebuah soft launching yang diadakan di Hotel Harmoni, Nagoya, Batam. Mengantisipasi calon operator GSM lain, Satelindo yang juga mempersiapkan operasionalnya di tahun yang sama, mulai 1 Juli 1994 Telkomsel memperluas jaringannya ke Pekanbaru, Riau.[11]

Layanan Telkomsel selanjutnya diresmikan di Ruang Transmisi Telkom, Bukit Dangas, Batam oleh Menristek B.J. Habibie dan Menparpostel ad interim Haryanto Dhanutirto pada 2 September 1994,[9] dengan melakukan telepon ke Jakarta dan London.[14] Keberhasilan tersebut dianggap sebagai suatu pencapaian bagi Telkom, karena penerimaan sinyalnya yang cukup baik hingga Bandar Udara Changi Singapura. Pemilihan Batam sebagai lokasi pertama Telkomsel beroperasi, menurut Setyanto, tidak hanya disebabkan untuk melindungi daerah perbatasan ini dari pengaruh asing dan menunjukkan kemandirian Indonesia. Mengingat Batam berada di bawah pengelolaan sebuah otorita yang juga dipimpin Habibie, maka Telkomsel akan aman dari ikut campur pihak lain. Alasan lain adalah untuk tidak berhadapan langsung dengan Satelindo yang sedang menikmati keleluasaan beroperasi di Jakarta, dan saat itu dimiliki oleh putra presiden, Bambang Trihatmodjo.[10]

Pendirian Telkomsel

Sebagai tindak lanjut dari pilot project tersebut, pada 23 Agustus 1994 pemerintah menugaskan Telkom untuk membentuk badan usaha pengelolanya. Badan usaha ini diberi nama PT Telekomunikasi Selular (dengan singkatan Telkomsel). Meskipun awalnya Telkom berusaha memiliki 100% sahamnya, belakangan Menparpostel dan Sekjen Deparpostel memerintahkan agar Telkom membagi sebagian sahamnya dengan BUMN telekomunikasi internasional Indosat. Alasannya adalah karena layanan telepon seluler juga bisa digunakan untuk telekomunikasi internasional, sekaligus menjadi "pemanis" Indosat yang saat itu hendak mengadakan IPO.[10] Setelah melalui perundingan yang alot,[9] kedua BUMN itu sepakat bahwa Telkomsel akan dimiliki Telkom sebesar 51,03% dan Indosat akan memiliki 48,97%, berubah dari rencana awal sebesar 50%-50%.[10]

Namun, di tengah jalan, muncul perusahaan swasta besar yang minta dilibatkan menjadi pemegang saham mayoritas (50%) di PT Telekomunikasi Selular. Menurut Setyanto, hal ini terjadi karena pada saat prospektus IPO Indosat diterbitkan, belum ada penjelasan mengenai proporsi saham mereka di Telkomsel. Mengenai perusahaan swasta itu, masih simpang-siur: Komselindo, operator AMPS (juga milik Bambang Tri) menurut Setyanto,[10] sedangkan Garuda menyebut nama Telekomindo.[12] Yang pasti, pada 20 Februari 1995, Menparpostel menyatakan persetujuannya akan proposal itu, sembari mengecilkan rencana kepemilikan saham Telkom menjadi 25,5% dan Indosat 24,5%. Menurut Garuda, mengetahui gelagat tidak baik tersebut, dirinya menyembunyikan dokumen perusahaan[11] dan sempat melarikan diri dari rapat persiapan pendiriannya.[12]

Berkat pendekatan yang dilakukan direktur keuangan Telkom saat itu, Muljohardjoko, keputusan Menparpostel itu dibatalkan oleh Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad[12] pada 12 April 1995.[11] Mar'ie menyebutkan bahwa pihak swasta boleh terlibat, asal dominasi Telkom dan Indosat tidak terganggu.[10] Akhirnya, dengan komposisi saham seperti rencana awalnya, pada 22 Mei 1995 Menkeu menetapkan susunan direksi dan komisaris PT Telekomunikasi Selular yang pertama.[11] Sebagai direktur utamanya adalah Koesmarihati Sugondo, untuk direktur tekniknya yaitu Garuda Sugardo, ditambah John Welly sebagai direktur SDM, dimana ketiganya mewakili pihak Telkom. Dari pihak Indosat, ada Rudiantara yang menjadi direktur niaga dan Hulman Sijabat yang menjadi direktur keuangan. PT Telekomunikasi Selular pun lahir di tanggal 26 Mei 1995.[10]

Meskipun pada saat itu Telkom memiliki penyertaan saham di banyak operator seluler lain, menurut Setyanto, hal tersebut sebenarnya bukan merupakan keinginan perusahaan, melainkan lebih sebagai amanat dari UU Telekomunikasi 1989. Tentunya hal tersebut menjadi kerumitan bagi Telkom, yang meskipun sudah menetapkan Telkomsel sebagai salah satu ujung tombak pengembangan perusahaan, justru harus dipaksa bertarung dengan anak usahanya yang lain. Dari estimasi yang dilakukan Telkom bersama sejumlah konsultan, Telkomsel diyakini mampu mencatatkan pertumbuhan maupun kenaikan angka pendapatan yang positif. Waktu yang berjalan membuktikan hal ini, dimana jika tahun 1995 90% pendapatan Telkom berasal dari PSTN, namun pada 2016, 33,1% pendapatannya disumbang oleh Telkomsel.[10]

Awal beroperasi

simPATI, salah satu produk Telkomsel, yang awalnya disebut sebagai "kartuHALO isi ulang"

Pada hari pendiriannya, perusahaan ini langsung meluncurkan produk pertamanya, yakni layanan pascabayar kartuHALO.[9] Berhadapan dengan Satelindo yang menjadi pelopor GSM memberikan tantangan dan peluang bagi Telkomsel. Apalagi, pemerintah seakan memberikan hak eksklusif hingga Mei 1996 bagi Satelindo untuk memonopoli wilayah Jakarta dan sekitarnya.[15] Menghadapi hal tersebut, Telkomsel memfokuskan bisnisnya ke wilayah di luar Pulau Jawa terlebih dahulu, seperti Medan, Makassar, Denpasar,[10] sebelum akhirnya diperluas ke Pulau Jawa seperti Bandung.[16] Dengan skema ekspansi tersebut, per 29 Desember 1996[16] jaringan Telkomsel sudah bisa dinikmati di semua provinsi di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.[11]

Strategi lain Telkomsel adalah dengan hanya menjadi penjual kartu SIM dan mengurus trafik jaringan, sedangkan penjualan ponsel diserahkan ke pasar lewat skema open distribution channel (ODC). Hal ini berbeda dengan kebijakan Satelindo pada saat itu, yang menjual bundel ponsel bersama nomor karena merangkap sebagai distributor perangkat.[9] Akibatnya, harga ponsel di Indonesia yang awalnya sempat mencapai Rp 10-15 juta rupiah, terpangkas menjadi hanya sekitar Rp 2 juta.[11] Hal tersebut berhasil mendongkrak permintaan masyarakat akan layanan Telkomsel.[10] Dalam tahun pertamanya, Telkomsel pun bisa meraup 26.000 pelanggan.[17]

Menurut Garuda, Telkomsel bisa beroperasi di Jakarta setelah mengetahui klarifikasi dari Menparpostel dalam sebuah rapat bersama DPR di bulan Mei 1996, yang menyatakan tidak adanya "wilayah eksklusif" bagi satu operator jika sudah memiliki lisensinya.[11] Mengingat bahwa Telkomsel merupakan pemegang izin operator GSM nasional,[16] Garuda langsung memerintahkan anak buahnya untuk segera menjalankan layanan Telkomsel di Jakarta, yang ternyata sudah dipersiapkan dari beberapa waktu sebelumnya.[11] Layanan Telkomsel resmi beroperasi di Jakarta dan sekitarnya sejak 26 Mei 1996.[16] Hingga akhir 1996, Telkomsel telah memliki 180.000 pelanggan, sehingga menguasai 31% pangsa pasar telekomunikasi seluler nasional,[9] sekaligus mengoperasikan 400 unit BTS untuk menjangkau 200 kota di Indonesia.[18]

Pada tahun yang sama, pemerintah menyarankan Telkomsel untuk menggandeng mitra strategis demi membantu pengembangannya. Mitra strategis yang berminat adalah KPN (Belanda), Telstra (Australia), dan Cable & Wireless (Inggris). KPN kemudian terpilih sebagai pemenang, karena menawarkan proposal yang lebih baik. Mereka kemudian menyuntikkan investasi sebesar US$ 352 juta dan tambahan US$ 29 juta pada Februari 1996[19] yang digunakan untuk menguasai 17,28% saham perusahaan ini. Pada saat bersamaan, PT Setdco Megacell Asia (milik Setiawan Djody) juga resmi memegang 5% saham Telkomsel. Masuknya dua perusahaan tersebut menyebabkan kepemilikan saham Telkom dan Indosat masing-masing terdilusi menjadi 42,72% dan 35%.[9] Terpilihnya KPN sempat menjadi kontroversi setelah kejatuhan Orde Baru, dengan tuduhan adanya suap yang diberikan ke sejumlah pejabat,[20] hingga dugaan pemberian kredit ke Setdco oleh KPN untuk memuluskan proses akuisisi tersebut. Adanya relasi bisnis antara Djody dan putra keluarga Cendana Hutomo Mandala Putra pun dianggap berpengaruh pada keputusan itu.[21]

Di tahun 1997, Telkomsel meluncurkan produk prabayar pertama di Indonesia dengan nama simPATI. Produk ini hadir dalam rangka mengatasi kelemahan kartuHALO yang diwarnai tunggakan hutang pelanggan sekaligus membantu pengguna mengendalikan penggunaan pulsa.[22] Di tahun tersebut, Telkomsel mengoperasikan lebih dari 1.000 BTS dan 4 mobile switching center,[23] yang melayani 400.000 pengguna (sekitar 50.000 berasal dari Jawa Timur).[24] Munculnya krisis moneter pada akhir 1990-an kembali menjadi peluang dan tantangan bagi Telkomsel. Produk simPATI yang dihadirkannya langsung menjadi primadona di tengah penurunan daya beli masyarakat.[9] Hal ini belum ditambah jaringan yang sudah menasional, dibanding dua operator GSM lain saat itu, Satelindo dan Excelcomindo.[17] Dengan dua kelebihan itu, tahun 1998 menjadi awal Telkomsel berhasil menguasai 50% pangsa pasar telekomunikasi seluler di Indonesia.[25] Pada saat bersamaan, hutang Telkomsel yang mencapai US$ 200 juta ikut membengkak akibat turunnya kurs rupiah, yang seakan tidak sebanding dengan keuntungannya pada 1997 yang hanya sebesar Rp 40 miliar. Namun, belakangan masalah itu dapat diatasi.[9]

Masuknya Singtel

Adanya Undang-Undang Telekomunikasi No. 36/1999 yang lebih mendukung pasar bebas, membuat Telkom dan Indosat memutuskan untuk menghapuskan kepemilikan bersama kedua BUMN tersebut di sejumlah anak usaha. Salah satu klausul dalam kesepakatan antara keduanya senilai US$ 1,5 miliar pada 15 Februari 2001[26] menyatakan bahwa Indosat akan melepas semua sahamnya di Telkomsel. Transaksi senilai US$ 945 juta tersebut[27] membuat Telkom menguasai 77,72% saham PT Telekomunikasi Selular.[17]

Pada 31 Oktober 2001, masuklah BUMN telekomunikasi Singapura, Singapore Telecommunications (Singtel) menjadi pemegang saham Telkomsel dengan mengakuisisi seluruh saham KPN dan Setdco senilai US$ 602 juta. Tidak lama kemudian, pada 2 April 2002, Singtel kembali membeli 12,7% saham Telkom di Telkomsel senilai US$ 429 juta, sehingga kini memiliki 35% saham.[17][28] Komposisi saham 65%-35% antara Telkom dan Singtel ini akan tetap bertahan hingga 2023. Pada Mei 2007, Setiawan Djody sempat menyatakan minatnya untuk mengakuisisi saham Singtel dengan dana US$ 1,6 miliar, yang kemudian ditolak perusahaan tersebut.[29]

Kepemilikan Singtel ini sempat menjadi polemik ketika perusahaan saudaranya (yang juga dikuasai oleh Temasek Holdings), Singapore Technologies Telemedia (STT), membeli 42% saham Indosat dari tangan pemerintah di tahun 2002. Dengan pengakuisisian itu, Temasek berarti sudah menguasai 80% pangsa pasar operator seluler di Indonesia. Pada 19 November 2007, KPPU menyatakan Temasek telah melanggar UU No. 5/1999 dan mewajibkannya melepas saham pada satu dari dua operator seluler yang dimilikinya. Akhirnya, Temasek menjual Indosat kepada Qtel (Ooredoo) di tahun 2008, yang sampai saat ini tetap menjadi pemiliknya.[30] Singtel tetap mempertahankan Telkomsel karena keuntungannya yang besar, meskipun Telkom pernah beberapa kali menawarkan untuk membeli 35% sahamnya. Adapun pengelolaan Telkomsel tetap berada di tangan Telkom.[31]

Pada tahun 2012, Telkomsel sempat menjadi pemberitaan setelah diputus pailit melawan PT Prima Jaya Informatika, akibat sengketa dengan distributor kartu perdananya senilai Rp 5 miliar. Putusan itu dibacakan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 14 September 2012, yang akhirnya dibatalkan setelah putusan kasasi Telkomsel ke Mahkamah Agung RI di tanggal 22 November 2012.[32]

Peluncuran teknologi baru

Pada 16 Agustus 2000, Telkom mendapatkan lisensi untuk menyelenggarakan GSM (atau nama lainnya DCS, Digital Cellular System) 1800 MHz secara nasional.[33] Awalnya Telkom ingin menjalankannya secara mandiri dengan nama layanan TelkoMOBILE.[34] Sebagai persiapannya, Telkom menginvestasikan EUR 62,7 juta dan Rp 24,8 miliar untuk membangun jaringan berkapasitas 200.000-800.000[33] pelanggan baru. Jaringan ini diperkirakan akan diluncurkan pada Agustus 2001[35] di Jakarta dan Bandung, serta dilengkapi layanan GPRS.[36] Belakangan, Telkom dikabarkan menunda rencana peluncuran TelkoMOBILE,[37] dan selanjutnya memutuskan memberikan izin 1800 MHz-nya kepada Telkomsel dalam rangka efisiensi.[33] Dengan penggabungan lisensi tersebut,[38] Telkomsel bisa memperkenalkan layanan GSM dual band yang beroperasi di frekuensi 900 dan 1800 MHz[39] pada 2001-2002. Adapun layanan dual band tersebut mulai dioperasikan di 5 kota di Indonesia.[40]

Selanjutnya, Telkomsel meluncurkan layanan WAP, web, dan layanan data melalui SMS untuk berselancar daring melalui ponsel pada 2002. Pada tahun 2003, perusahaan ini menjadi yang pertama di Indonesia untuk meluncurkan layanan roaming internasional untuk pengguna layanan seluler prabayar. Pada 2004, perusahaan ini meluncurkan layanan prabayar bernama Kartu As serta bergabung ke Bridge Alliance dan memperkenalkan teknologi EDGE dengan kecepatan jaringan melebihi GPRS. Pada 2006, perusahaan meluncurkan layanan 3G.[2][4] Dengan peluncuran berbagai fitur tersebut, pelanggan Telkomsel terus mencatatkan kenaikan pesat, dari 3,2 juta pada 2001[10] menjadi 26 juta pada awal 2006.[17]

Berbagai inovasi lain juga terus bermunculan, seperti peluncuran layanan HSDPA, Telkomsel Flash, dan TCASH yang merupakan layanan finansial berbasis seluler pada 2007, layanan seluler di atas kapal (milik Pelni) pertama di dunia pada 2008, layanan HSUPA dengan kecepatan hingga 21 Mbps pada 2009, dan meluncurkan TapIzy, sistem pembayaran nirkontak seluler pertama di Indonesia pada 2010.[2][4] Di tahun tersebut, Telkomsel mencatatkan pencapaian sebagai operator seluler ketujuh di dunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara.[41]

Pada 2014, Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia yang meluncurkan layanan 4G LTE sekaligus meluncurkan layanan prabayar untuk kalangan muda dengan nama LOOP. Perusahaan kemudian juga mengakuisisi layanan Flexi dan dimigrasi ke dalam kartuHALO atau Kartu As (tergantung jenis pengguna). Tiga tahun kemudian, perusahaan telah mengoperasikan layanan 4G LTE di 490 kota di Indonesia. Pada 2018, perusahaan meluncurkan portal video MAXstream dan permainan Shellfire serta memungkinkan TCASH dapat digunakan untuk pengguna operator lain. Pada 2019, TCASH bertransformasi menjadi LinkAja yang merupakan hasil kerjasama dengan sejumlah BUMN, serta meluncurkan layanan prabayar berbasis digital bernama by.U.[2][4]

Pada 2020, perusahaan meluncurkan layanan internet rumah nirkabel Telkomsel Orbit dan menjual 6.050 unit BTS miliknya ke Mitratel. Perusahaan juga memutuskan untuk berinvestasi di Gojek. Pada tahun 2021, perusahaan meluncurkan layanan 5G di sembilan kota serta menyederhanakan produk prabayarnya menjadi Telkomsel PraBayar, sementara nama kartuHALO diubah menjadi Telkomsel Halo. Integrasi merek yang dilakukan seiring ulang tahun ke-26 Telkomsel ini didasari makin tidak relevannya segmentasi produk di tengah dominasi penggunaan layanan data.[42] Di tahun yang sama, perusahaan meluncurkan platform belajar Kuncie dan aplikasi kesehatan Fita. Perusahaan juga mendirikan PT Telkomsel Ekosistem Digital yang berbisnis dengan nama INDICO untuk mengembangkan bisnis di bidang konektivitas digital, platform digital, dan layanan digital.[2][4]

Perkembangan mutakhir

Pada pertengahan 2023, Telkomsel mengakuisisi IndiHome, layanan berbasis serat optik milik induk perusahaannya sendiri (Telkom Indonesia). Penggabungan unit usaha tersebut dilakukan demi mendorong efisiensi bisnis fixed mobile convergence Telkom yang diharapkan bisa berkontribusi pada 80% pendapatan perusahaan, membangun fokus usaha yang jelas (Telkom ke business-to-business dan Telkomsel business-to-consumer), ditambah membantu penetrasi internet ke masyarakat. Adapun proses ini dimulai lewat penandatanganan Perjanjian Pemisahan Bersyarat pada 6 April 2023, dilanjutkan penandatanganan akta pemisahan pada 27 Juni 2023[43] dan efektif berlaku pada 1 Juli 2023.[44] Pada 21 Juli 2023, Telkomsel resmi memperkenalkan produk pertamanya pasca-integrasi Indihome bernama Telkomsel One[45] yang ditargetkan bisa meraih 600.000-1 juta pelanggan baru.[46] Merger ini juga menghasilkan perubahan komposisi saham Telkomsel, dimana saham Singtel merosot menjadi 30,1% dan Telkom Indonesia naik menjadi 69,9% (awalnya 70,4%).[3]

Di akhir tahun tersebut, Telkomsel resmi mematikan jaringan 3G-nya, setelah dilakukan secara bertahap mulai Maret 2022 pada 49.000 BTS. Di saat yang bersamaan, diperkirakan 96% populasi Indonesia telah tercakup oleh layanan 4G LTE Telkomsel.[47] Sebagai pengganti 3G, perusahaan ini mulai menggencarkan pengembangan 5G mulai 27 Mei 2021,[48] yang saat ini sudah beroperasi di sejumlah kota di Indonesia.

Setelah sempat menyederhanakan mereknya, pada Maret 2024 Telkomsel kembali menghadirkan produk berdasarkan segmen pasar lewat Telkomsel Lite yang menawarkan layanan data terjangkau.[49] Selanjutnya, di ulang tahunnya yang ke-30 pada 26 Mei 2025, Telkomsel kembali "membangkitkan" merek Simpati yang sebelumnya sempat dileburkan menjadi Telkomsel PraBayar.[50] Pada saat bersamaan, Telkomsel Lite ikut dileburkan ke dalam Simpati versi terbaru, menjadikannya sebagai merek tunggal Telkomsel.[51]

Manajemen

Dewan Komisaris[1]
1 Komisaris Utama Diaz Hendropriyono
2 Komisaris Ahmad Riza Patria
3 Komisaris Irfan Wahid
4 Komisaris Rico Rustombi
5 Komisaris Anna Yip
6 Komisaris Yuen Kuan Moon
7 Komisaris Independen Chandra Setiawan
Dewan Direksi
1 Direktur Utama Nugroho
2 Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Daru Mulyawan
3 Direktur Sales Stanislaus Susatyo
4 Direktur Network Indra Mardiatna
5 Direktur Planning & Transformation Wong Soon Nam
6 Direktur IT Joyce Shia
7 Direktur Marketing Derrick Heng
8 Direktur Human Capital Management Indrawan Ditapradana

Produk dan layanan

Telkomsel memiliki beberapa produk dan layanan, diantaranya:[52]

  • Telkomsel Halo (sebelumnya bernama kartuHALO), layanan seluler pascabayar dengan segmentasi profesional muda kalangan menengah dan atas.
  • Simpati (sebelumnya bernama Kartu As, LOOP, Telkomsel PraBayar dan Telkomsel Lite), layanan seluler prabayar untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan aneka paket.
  • by.U, layanan seluler prabayar dengan pengalaman digital yang dapat disesuaikan untuk semua kebutuhan telekomunikasi dengan segmentasi kaum muda.
  • Telkomsel Orbit, layanan internet rumah berbasis jaringan 4G dan 5G berupa modem WiFi untuk pengguna individu dengan skema prabayar dan pascabayar.
  • IndiHome, layanan internet rumah (ditambah televisi berlangganan dan telepon tetap) berbasis serat optik untuk pengguna individu.
  • Telkomsel One, konvergensi fitur IndiHome dan broadband seluler Telkomsel untuk memenuhi kebutuhan berinternet di rumah maupun saat berpergian.

Gerai-gerai Telkomsel yang melayani pelanggan secara langsung dinamakan "GraPARI", singkatan dari Graha Pari Sraya. Kata dari Bahasa Sansekerta ini diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, sebagai tanda penghargaan atas diresmikannya kantor pelayanan Telkomsel di Kota Yogyakarta,[53] dan dipilih dari dua alternatif lainnya yaitu Graha Adhi Sraya dan Graha Para Sraya.[9] Sejak saat itu, seluruh pusat layanan pelanggan Telkomsel ditetapkan dengan nama GraPARI Telkomsel. Saat ini, terdapat ratusan gerai GraPARI yang tersebar di berbagai kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia, di mana 80 di antaranya sudah mendapatkan sertifikasi ISO.[54] Selain bertindak sebagai pusat layanan pelanggan, GraPARI juga menyediakan penjualan produk dan layanan Telkomsel.

Sejak 24 Agustus 2017, Telkomsel juga melayani penggunanya lewat "asisten virtual" bernama Veronika.[55] Telkomsel menjadi perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, yang memiliki layanan customer service berbasis kecerdasan buatan yang berjalan di aplikasi pesan.[56] Veronika asisten virtual adalah sebuah sistem aplikasi komputer yang dirancang dengan algoritma jaringan syaraf tiruan dan artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk melaksanakan komunikasi dua arah kepada pelanggan dan memberikan informasi yang tepat dan akurat melalui platform perpesanan (messenger) dan mampu melaksanakan tugas untuk mengeksekusi sebuah perintah input seperti mengecek sisa kuota, menukar Telkomsel POIN, menemukan lokasi GraPARI terdekat, membeli paket, dan informasi lain seputar layanan dan produk dari Telkomsel.[57]

Dalam hal jaringan, Telkomsel merupakan pemilik BTS terbanyak di Indonesia (237.300 pada 2021) yang tersebar di berbagai daerah.[5] Dari ratusan ribu BTS tersebut, ada yang terletak di wilayah perbatasan, seperti dengan Papua Nugini (Merauke dan Jayapura), Australia (Pulau Rote), Timor Leste (Atambua), Filipina (Sangihe), Malaysia (Sebatik-Nunukan), Singapura (Batam), dan Vietnam (Kepulauan Natuna); ada yang terletak di kapal-kapal Pelni menggunakan teknologi BTS Pico via satelit VSAT IP, menjadikannya sebagai operator seluler pertama yang beroperasi di kapal ketika diluncurkan pada 2008; dan ada yang berbentuk COMBAT (Compact Mobile Base Station), yang merupakan BTS yang mudah dipindah-pindah khusus daerah pedalaman maupun untuk keperluan cepat seperti musim liburan.

Layanan 5G

Pada gelaran Asian Games 2018, Telkomsel menghadirkan pengalaman teknologi 5G pertama kali di Jakarta dan Palembang sebagai tuan rumah. Pengalaman merasakan teknologi jaringan super cepat ini merupakan yang pertama di Indonesia.[58] Kemudian di tahun 2019, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler pertama yang mencoba uji layanan 5G di Batam dan Jakarta. Kecepatan jaringan internet 5G saat diuji mencapai 1.169 Mbps atau 1,1 Gbps.[59] Memperkuat roadmap menuju teknologi 5G, di tahun 2020 Telkomsel menghadirkan VoLTE (voice over LTE).[60] Dengan layanan VoLTE ini, pelanggan Telkomsel dapat merasakan kualitas panggilan suara kualitas tinggi (high definition) dengan 2 kali waktu setup panggilan lebih cepat, dan secara bersamaan terhubung ke internet selama melakukan panggilan suara.

Di tahap awal, Telkomsel memastikan kesiapan infrastrukturnya untuk menunjang layanan ini dengan mengerahkan lebih dari 10.000 BTS VoLTE di Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dan Surabaya. Tahun 2021, Telkomsel mengumumkan kerja sama dengan Huawei dengan meluncurkan antena high-gain narrow beam. Jenis antena ini merupakan hasil pengembangan bersama kedua perusahaan yang dimulai sejak kuartal I 2020. Dengan inovasi tersebut, jangkauan jaringan dalam ruangan diklaim dapat lebih maksimal di area ruangan yang tertutup.[61]

Layanan 5G ini akhirnya diluncurkan pada tanggal 27 Mei 2021, yang menjadikannya sebagai operator 5G pertama di Indonesia setelah mendapatkan izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Melalui Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) 5G yang dikeluarkan Kominfo, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler pertama yang dinyatakan layak untuk mengoperasikan jaringan teknologi 5G di Indonesia secara komersial pada frekuensi spektrum 2300 MHz.[48] Layanan 5G perdana Telkomsel ini dapat dinikmati secara terbatas dan bertahap di 6 lokasi residensial di wilayah Jabodetabek, serta 5G hotspot di kota-kota besar seperti Surakarta, Medan, Balikpapan, Denpasar, Batam, Surabaya, Makassar, dan Bandung (dan akan terus bertambah sewaktu-waktu).[62] Dibandingkan operator lain, Telkomsel terlihat paling serius menggeber pelaksanaan 5G, dengan pada Maret 2025 memiliki 1.400 BTS 5G, yang akan bertambah 2.200 lagi di 56 kota-kota Indonesia.[63]

Identitas

Logo awal Telkomsel yang digunakan sejak pendiriannya, terdiri dari dua bentuk utama - elips dan segi enam - serta tiga warna, yaitu merah, putih dan abu-abu.

  • Bentuk segi enam melambangkan sistem seluler GSM.
  • Elips horizontal melambangkan jasa komunikasi darat yang ditawarkan Telkomsel, dan juga mewakili Telkom sebagai pemegang saham utama dan penyelenggara telekomunikasi domestik. Elips vertikal menunjukkan bahwa komunikasi Telkomsel menggunakan gelombang udara dan juga mewakili Indosat sebagai pendiri dan pemegang saham utama lainnya (sebelum 2001) dan pelaksana telekomunikasi internasional terkemuka di Indonesia. Kedua elips tersebut berpotongan di atas segi enam berwarna merah dan abu-abu, serta membentuk huruf "T" berwarna putih yang merupakan huruf pertama dari Telkomsel.
  • Warna merah pada bagian atas segi enam melambangkan keteguhan, keyakinan dan kesiapan Telkomsel dalam menghadapi masa depan pertelekomunikasian.
  • Segi enam yang berwarna abu-abu, menyatakan komitmen Telkomsel terhadap pelanggan dan dukungan kuat dari perusahaan induknya.
  • Warna abu-abu yang merupakan warna logam, melambangkan teknologi dan kestabilan.
  • Warna putih, berarti keterbukaan dan etika yang tak perlu diragukan lagi.[64]

Belakangan, mulai 2010 ditambahkan kalimat "by Telkom Indonesia" di bawah logonya menyesuaikan dengan identitas usaha Telkom Group lainnya.

Setelah menggunakan logo tersebut selama 25 tahun, pada perayaan ulang tahunnya yang ke-26 pada 18 Juni 2021, Telkomsel resmi menyandang logo baru yang lebih sederhana. Peluncuran logo baru tersebut dimaknai sebagai simbol perubahan berupa transformasi digital dan nilai-nilai baru, yang diharapkan bisa berperan bagi kemajuan bangsa. Adapun logo baru Telkomsel yang merupakan hasil desain Deni Anggara dari Degarism Studio Bandung ini disebutkan terinspirasi dari batik, yang tercermin dari nama font yang digunakan yaitu Telkomsel Batik. Inspirasi dari batik juga terlihat dari adanya "portal" dengan guratan, yang bermakna hal-hal baru dan dunia baru yang bisa dijelajahi bersama Telkomsel. Portal itu juga terlihat dikelilingi oleh sinar, yaitu sinar optimisme. Adapun komponen warna logo baru tersebut, yaitu:

  • Warna merah dan putih sebagai warna dasar pada logo baru, mewakili keberanian, kekuatan, kemurnian, dan kejujuran.
  • Aksen warna kuning, melambangkan optimisme dan rasa senang.
  • Untuk komunikasi perusahaan juga dikenalkan tone warna-warna baru, termasuk biru tua yang melambangkan integritas dan kepercayaan.[65]

Slogan

  • Terdepan Dalam Mutu dan Layanan (1995–2001)
  • Begitu Dekat Begitu Nyata (2001–2008)
  • Satu Sinyal Teruji Satukan Nusantara (2008–2009)
  • Jangkauan Terluas & Kualitas Terbaik (2009–2014)
  • Telkomsel Paling Indonesia (2010–2014)
  • Terluas Tercepat (2014–2021)
  • Buka Semua Peluang (2021–sekarang)

Informasi lainnya

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sejak 2016, Telkomsel gencar mengkampanyekan #InternetBAIK yang bertujuan sebagai wujud sosialisasi dan edukasi cyber wellness mengenai pemanfaatan internet secara bertanggung jawab, aman, kreatif, dan inspiratif untuk menghindari dampak negatif dari internet seperti pornografi, SARA, cyber bullying, hate speech, dan lain-lain. Sejak kampanye ini diluncurkan, #InternetBAIK telah dilakukan di 27 kota dengan melibatkan 80 sekolah, 6.795 pelajar, 5.897 orangtua, guru, dan komunitas, serta 1.613 duta #InternetBAIK.[66]

Tahun 2019, tiga Pemerintah Daerah di Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan Telkomsel berkolaborasi mengembangkan konsep smart city, di mana salah satunya menggunakan teknologi berbasis Internet of Things (IoT).[67] Dengan kolaborasi tersebut, Telkomsel sudah bekerja sama dengan 7 pemerintah daerah dalam pemanfaatan IoT di tahun 2019.[68]

Telkomsel juga menghadirkan Indonesia Genggam Internet bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang.[69]

Di bidang kesehatan, Telkomsel juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Sumedang dengan menghadirkan aplikasi e-Health SIMPATI. Peluncuran aplikasi ini untuk memberikan solusi kepada pemerintah daerah dalam penanganan gizi melalui sistem pencegahan stunting terintegrasi.[70]

Penghargaan

2020

  • Champion Indonesia Customer Experience - Indonesia Customer Experience Award 2020
  • Best People Development - CIPS Supply Management Awards Asia 2020
  • Best Collaborative Teamwork - CIPS Supply Management Awards Asia 2020
  • Inisiatif Tanggap COVID-19 (Sektor Telekomunikasi) Dukungan Kesehatan Medis & Pendidikan Online - Iconomics CSR Awards 2020
  • Youth Choice Brand of the Year - Marketeers Youth Choice Brand Awards 2020
  • Data Impact on Industry Transformation - 2020 Cloudera Data Impact Awards
  • Most Favorite Non-Publisher Esports Tournamen - Indonesia Esports Award 2020
  • Most Innovative Telecom Service Provider – Indonesia - International Finance Award 2020
  • Best Insight Driven (Silver Winner) - PR Awards 2020
  • Excellence in Customer Experience – Indonesia - Frost & Sullivan Asia Pacific Best Practices Awards 2020

2019

  • A Cyber Security Awareness Award - BSSN (Badan Siber Dan Sandi Negara)
  • Asia's Best Employer Brand Awards 2019 - Asia's Best Employer Brand Awards 2019
  • Corporate Image Award - Mobile Operator - Corporate Image Award 2019
  • Best Digital Service - Seluler Awards 2019
  • Digital Service Provider of the Year 2019 - Frost and Sullivan
  • Most Innovative Approach to Mobile Security - Telecom Asia Awards 2019
  • Most Innovative Customer Service Technology (My Telkomsel) – Finalist - Telecom Asia Awards 2019
  • Most Innovative IoT Project (INTANK) – Finalist - Telecom Asia Awards 2019
  • Champion of WSIS Prizes 2019 - ICT Applications (e-Agriculture) - WSIS Prizes 2019
  • Champion of WSIS Prizes 2019 - ICT Applications (e-Business) - WSIS Prizes 2019

2018

  • Simcard GSM - SimPATI - Predikat Platinum - Indonesia Best Brand Award 2018
  • Online Customer Experience - Asia Pacific Best Practice Awards 2018
  • Overall Customer Experience - Asia Pacific Best Practice Awards 2018
  • Indonesia Champion for ASEAN for Telecommunication Sector - Indonesia Champion for ASEAN 2018
  • Best Brand Asia for Telecommunication Sector - Brand Asia Award 2018
  • Best Social Campaign 2018 – InternetBAIK - Corporate Social Initiatives Award 2018
  • Champion of Digital Literacy - IndonesiaNEXT Telkomsel - Certiport - Digital Literacy Award 2018
  • Best Supplier Relationship Management Category - CIPS Supply Management Awards Asia
  • The Most Innovative Voice or Solution - Telecom Asia Awards Digital Life Style Winner - Asia Communications Awards 2018
  • Top 5 Best Customer Care - Asia Communications Awards 2018
  • Top 5 Innovation - Celullar Operator - Asia Communications Awards 2018
  • Top 5 Most Innovative IoT Solution - Asia Communications Awards 2018
  • Operator of the Year - Seluler Awards 2018
  • 2nd Best Champion WSIS - Baktiku Negeriku - WSIS Prize 2018

2017

  • Trusted Company Based on CGPI - Indonesia Good Corporate Governance Award 2017
  • The Best Industry Marketing Champion 2017 for Telecom Sector - Industry Marketing Champion Awads 2017
  • M-money Service Provider of the Year - 2017 Frost & Sullivan Indonesia Excellence Awards
  • Digital Service Provider of the Year - 2017 Frost & Sullivan Indonesia Excellence Awards
  • Top Influential Brand in the Category of TELECOM in INDONESIA - Asia's Best Brands Awards 2017
  • Indonesia Best Employer Branding Awards - Employer Branding Awards 2017
  • Telkomsel as Brand of the Year 2017 - National Tier - World Branding Award 2017
  • Indonesia Champion for ASEAN 2017 - Operator Seluler Sector - Indonesia Champion for ASEAN 2017
  • The Most Powerful Telecommunication Brand in Indonesia - Brand Asia Award 2017
  • Best of The Best Corporate Social Marketing - The NextDev - Indonesia's Best Corporate Social Initiative Awards 2017
  • Best of The Best Social Campaign – InternetBAIK - Indonesia's Best Corporate Social Initiative Awards 2017
  • Operator of The Year 2017 - Seluler Award 2017
  • The Best in Building Corporate Image - Telco Company - Corporate Image Award 2017
  • Telkomsel as 2nd Most Valuable indonesian Brand - BRANDZ TOP 50 Most Valuable Indonesian Brands 2017

Penghargaan bagi Telkomsel juga datang dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) atas kontribusinya sebagai penyumbang pajak terbesar pada tahun 2019 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Empat. Menurut laporan dari DJP, Telkomsel telah membayar kewajiban pajaknya pada negara hingga Rp 18 triliun.[71][72]

Kontroversi

Meskipun diakui merupakan operator seluler dengan jaringan terbesar[73] dan terluas di Indonesia dengan kecepatan terbaik,[74] namun banyak pelanggan yang mengeluhkan mahalnya tarif Telkomsel dibanding operator lain. Hal ini tentu menyulitkan, khususnya bagi pengguna di pelosok yang hanya terlayani operator ini. Menurut pihak Telkomsel, layanan mereka bersifat "rasional" dengan mempertimbangkan keberlangsungan usaha,[75] khususnya untuk perluasan jaringan dan layanan prima kepada konsumen.[76] Tercatat argumen "mahal"-nya produk Telkomsel ini beberapa kali membuahkan petisi daring yang ditandatangani sejumlah pengguna internet dan adanya upaya peretasan laman web Telkomsel di tahun 2017.[77] Tidak hanya itu, isu tersebut kemudian ikut dimainkan para pesaingnya,[78] salah satunya oleh Indosat, yang pernah menuduh Telkomsel melakukan monopoli pada pasar jaringan seluler di luar Pulau Jawa.[79]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Telkomsel Ubah Susunan Direksi dan Komisaris, Diaz Hendropriyono Jadi Komut
  2. ^ a b c d e f g h i j k "Laporan Tahunan 2023" (PDF). PT Telekomunikasi Selular. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2023-06-03. Diakses tanggal 13 April 2023.
  3. ^ a b "Pasca Merger IndiHome Telkomsel, Saham Telkom Menjadi 70,4 Persen dan Singtel 29,6 Persen". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-10-28. Diakses tanggal 2023-10-28.
  4. ^ a b c d e "Sekilas Perusahaan". PT Telekomunikasi Selular. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-06-01. Diakses tanggal 13 April 2023.
  5. ^ a b "Jumlah BTS Menurut Operator Seluler (Jun 2021)". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-25. Diakses tanggal 2023-03-24.
  6. ^ Pusparisa, Yosepha. "Jumlah Pengguna Telkomsel Terbesar di Indonesia". Katadata. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 13 April 2021.
  7. ^ Mayasari, Selvi (2020-02-24). Winarto, Yudho (ed.). "Kuasai pasar 59,6%, kinerja Telkomsel disokong layanan data dan digital". Kontan.co.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  8. ^ II, Achmad Rouzni Noor. "Telkomsel Gaet 575 Mitra Roaming di 200 Negara". detikcom. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  9. ^ a b c d e f g h i j k l m n "Strongest by Best People: The Telkomsel Way dan Transformasi Human Capital". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-05. Diakses tanggal 2023-03-24.
  10. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p "Untold Story IPO Telkom di NYSE & BEJ". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-05. Diakses tanggal 2023-04-01.
  11. ^ a b c d e f g h i j HUT KE-29 TELKOMSEL : SEPANJANG JALAN KENANGAN KUPELUK KARTUHALO-MU MESRA
  12. ^ a b c d e f g "Telkomsel, Sebuah Catatan 22 Tahun Perjalanan". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-01. Diakses tanggal 2023-04-01.
  13. ^ Kisah Menara BTM001 dan Sejarah BTS Pertama Telkomsel di Indonesia
  14. ^ Saat Jadi Menristek, Habibie Pilihkan GSM untuk Pengembangan Telkomsel
  15. ^ Hermawan Kartajaya on Targeting
  16. ^ a b c d Sejarah
  17. ^ a b c d e Cases in Management Seri 2 (Kasuskasus Manajemen)
  18. ^ FASILITAS DAN PERALATAN
  19. ^ The APT Yearbook
  20. ^ Indonesia News Service
  21. ^ Telecommunications Development in Asia
  22. ^ "Sistem Informasi Database Koleksi - SIDAK". mpn.komdigi.go.id. Diakses tanggal 2025-05-24.
  23. ^ Ekspansi MSC dan BTS, Telkomsel alokasikan Rp 900 miliar, Berita Yudha 6 Maret 1997 hlm. 12
  24. ^ "Sistem Informasi Database Koleksi - SIDAK". mpn.komdigi.go.id. Diakses tanggal 2025-05-24.
  25. ^ "Indonesian customer satisfaction: membedah strategi kepuasan pelanggan merek ..." Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-05. Diakses tanggal 2023-03-30.
  26. ^ "JP/Telkom, Indosat end their cross-ownerships worth $1.5b". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-26. Diakses tanggal 2023-03-25.
  27. ^ "Sejarah Telkomsel, Dulunya Perusahaan Patungan Indosat-Telkom". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-25. Diakses tanggal 2023-03-25.
  28. ^ Lika Liku Permainan Kartel SMS
  29. ^ SingTel Bantah Setiawan Djody
  30. ^ Authoritarian Capitalism: Sovereign Wealth Funds and State-Owned Enterprises in East Asia and Beyond
  31. ^ Untung Besar, SingTel Ogah Lepas Saham Telkomsel
  32. ^ Tanggal Hari Ini Satu Dekade Lalu, Gegara Utang Rp 5 Milyar...
  33. ^ a b c "Warta ekonomi". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-26. Diakses tanggal 2023-03-26.
  34. ^ Tempo: Indonesia's Weekly News Magazine, Volume 1,Masalah 21-30
  35. ^ Tempo
  36. ^ Gamma
  37. ^ Penjelasan Tentang "Telkom Tunda Peluncuran Telkomobile"
  38. ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN
  39. ^ Asiamoney, Volume 13,Masalah 6-8
  40. ^ Far Eastern Economic Review
  41. ^ Operator Seluler: Telkomsel ukir sejarah baru dengan 100 juta pelanggan
  42. ^ Semua Dilebur, Kini Hanya Ada Telkomsel PraBayar dan Telkomsel Halo
  43. ^ "Penggabungan IndiHome ke Telkomsel Jadi Penopang Terbesar Telkom (TLKM)". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-10-28. Diakses tanggal 2023-10-28.
  44. ^ "Resmi! Per 1 Juli 2023, IndiHome Bergabung dengan Telkomsel". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-10-28. Diakses tanggal 2023-10-28.
  45. ^ Telkomsel One Rilis: Layanan Gabungan IndiHome - Telkomsel, Mulai Rp 120.000
  46. ^ "Indihome Milik Telkomsel, Pelanggan Lama Nikmati Ini". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-10-28. Diakses tanggal 2023-10-28.
  47. ^ Jaringan 3G Telkomsel Resmi Hilang di Seluruh Indonesia
  48. ^ a b "Telkomsel Resmi Jadi Operator Seluler Pertama yang Menggelar Jaringan 5G di Indonesia". Telkomsel. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-05-26.
  49. ^ Telkomsel Lite Meluncur, Harga Paketnya Lebih Murah
  50. ^ Telkomsel Hadirkan Lagi Kartu Prabayar "Simpati", Bawa Logo dan Paket Baru
  51. ^ Telkomsel Bangunkan Merek Legendaris Simpati dengan Evolusi Baru
  52. ^ "AR TSEL 2023" (PDF).
  53. ^ "Nusba..." Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-31. Diakses tanggal 2023-03-24.
  54. ^ "Telkomsel Annual Report 2019" (PDF). Telkomsel. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 13 April 2021.
  55. ^ "Asisten Virtual". Telkomsel. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-28. Diakses tanggal 2021-01-22.
  56. ^ Chatbot Telkomsel Veronika Pakai Platform Kecerdasan Buatan Kata.ai ~ (22 Januari 2021)
  57. ^ "Tanya Veronika Asisten Virtual". Tatak Nurandhari. 20 Januari 2021. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 22 Januari 2021.
  58. ^ "Telkomsel Perkuat Dukungan untuk Asian Games 2018". Telkomsel. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  59. ^ Nistanto, Reska K. (2019-12-02). Pratomo, Yudha (ed.). "Menguji Kecepatan Internet 5G Telkomsel di Batam, Berapa Kencang?". Kompas.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  60. ^ "Perkuat Roadmap Menuju 5G, Telkomsel Hadirkan VoLTE". Telkomsel. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  61. ^ "Huawei dan Telkomsel luncurkan antena penguat jaringan". Alinea.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 13 April 2021.
  62. ^ "Salinan arsip". www.telkomsel.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-10-16. Diakses tanggal 2021-05-26.
  63. ^ Telkomsel Rampung Gelar Jaringan 5G di Jabotabek, Depok Menyusul
  64. ^ LAMBANG TELKOMSEL
  65. ^ "Logo Baru Telkomsel Meluncur, Ini Maknanya"". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-20. Diakses tanggal 2023-03-24.
  66. ^ "CSR Kewarganegaraan Digital". Telkomsel. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-06-04. Diakses tanggal 2021-04-13.
  67. ^ "Telkomsel Akselerasikan Pengembangan Konsep Smart City di Provinsi Gorontalo". Telkomsel. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  68. ^ "Naik 30 Persen, Banyak Pemerintah Daerah yang Adopsi IoT Telkomsel - Semua Halaman - Info Komputer". infokomputer.grid.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  69. ^ "Launching Indonesia Gengam Internet Kerjasama Perpustakaan Daerah Kab.Karawang dengan PT. Telkomsel Cabang Karawang | Situs Resmi - Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang". www.karawangkab.go.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2021-04-13.
  70. ^ "Telkomsel Dukung Puskesmas Digital Sumedang Lewat e-Health". Republika Online. 2021-02-24. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  71. ^ "Kontribusi Pajak". Telkomsel (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2021-04-13.
  72. ^ Astutik, Yuni. "Penyumbang Pajak Terbesar, Telkomsel Raih Penghargaan DJP". CNBC Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 2021-04-13.
  73. ^ "Riset OpenSignal 2021: Telkomsel Tercepat, Smartfren Terluas". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-06-11. Diakses tanggal 2023-03-24.
  74. ^ "Telkomsel Puncaki Daftar Operator Seluler dengan Internet Terkencang di Indonesia 2022". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-06-08. Diakses tanggal 2023-03-24.
  75. ^ "Dikritik Tarif Data Mahal, Telkomsel: Demi Kelangsungan Layanan". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 2023-03-24.
  76. ^ "Ramai soal Penyebab Harga Paket Kuota Telkomsel yang Semakin Mahal, Ini Penjelasan Operator". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 2023-03-24.
  77. ^ "Hacker Minta Turun, Ini Alasan Tarif Internet Telkomsel Mahal". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 2023-03-24.
  78. ^ "Operator seluler 'sindir' kasus peretasan website Telkomsel". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 2023-03-24.
  79. ^ "Iklan Sindir Telkomsel Jadi Viral, Menkominfo Turun Tangan". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 2023-03-24.

Pranala luar