Lompat ke isi

Globalisasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
sudah ada di subbagian di atasnya
Farras (bicara | kontrib)
Baris 102: Baris 102:
Perdagangan dan globalisasi telah berevolusi jauh pada masa kini. Masyarakat yang terglobalisasi memiliki serangkaian pendorong dan faktor yang terus mendekatkan manusia, kebudayaan, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya.<ref>Sorrells, Kathryn. (2012). ''Intercultural Communication Globalization and Social Justice''. Thousand Oaks: Sage Pubs. ISBN 9781412927444</ref>
Perdagangan dan globalisasi telah berevolusi jauh pada masa kini. Masyarakat yang terglobalisasi memiliki serangkaian pendorong dan faktor yang terus mendekatkan manusia, kebudayaan, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya.<ref>Sorrells, Kathryn. (2012). ''Intercultural Communication Globalization and Social Justice''. Thousand Oaks: Sage Pubs. ISBN 9781412927444</ref>


==Aspek==
== Ciri globalisasi ==
[[File:Global Competitiveness Index 2008-2009.svg|thumb|right|[[Indeks Ketersaingan Global]] (2008–2009): [[ketersaingan]] (''competitiveness'') adalah hal utama yang menentukan kesejahteraan negara-bangsa di lingkungan internasional]]


===Organisasi bisnis global===
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
{{Main|Bisnis internasional}}
[[Berkas:Cargo ship ready for scrapping.jpg||right|thumb|200px|Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.]]
* Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan [[internet]] menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
* [[Pasar]] dan produksi [[ekonomi]] di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam [[World Trade Organization]] (WTO).


Seiring kemajuan [[transportasi]] dan komunikasi, bisnis internasional tumbuh pesat setelah awal abad ke-20. Bisnis internasional mencakup semua transaksi komersial ([[perusahaan swasta|swasta]], [[penjualan]], [[investasi]], [[logistik]], dan transportasi) yang terjadi antara dua [[wilayah]], [[negara]], dan [[bangsa]] atau lebih di luar batas politiknya. [[Diversifikasi internasional]] ini disesuaikan dengan kinerja dan [[inovasi]], namun biasanya kinerja meningkat dan inovasi menurun.<ref>{{cite journal
* Peningkatan interaksi [[budaya|kultural]] melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang ''fashion'', literatur, dan makanan.
| last1 = Hitt | first1 = Michael A.
| author1-link =
| last2 = Hoskisson | first2 = Robert E.
| author2-link =
| last3 = Kim | first3 = Hicheon
| author3-link =
| title = International Diversification: Effects on Innovation and Firm Performance in Product-Diversified Firms
| journal = The Academy of Management Journal
| volume = 40
| issue = 4
| pages = 767–798
| publisher = Sage Publications
| location = New York, NY
| date = August 1997
| year = 1997
| issn = 00014273
| doi = 10.2307/256948
| mr =
| zbl =
| jstor = 256948 }}</ref> Biasanya perusahaan-perusahaan swasta melakukan [[transaksi keuangan|transaksi]] untuk mendapatkan [[laba (akuntansi)|laba]].<ref>Daniels, J., Radebaugh, L., Sullivan, D. (2007). International Business: environment and operations, 11th edition. Prentice Hall. ISBN 0-13-186942-6</ref> Transaksi bisnis semacam ini melibatkan sumber daya ekonomi seperti [[modal]], [[sumber daya alam]], dan [[sumber daya manusia]] untuk produksi barang fisik dan jasa internasional seperti [[keuangan]], [[perbankan]], [[asuransi]], [[konstruksi]], dan aktivitas [[produksi (ekonomi)|produksi]] lainnya.<ref>[[Rakesh Mohan Joshi|Joshi, Rakesh Mohan]], (2009) ''International Business''. Oxford University Press, ISBN 0-19-568909-7</ref>


Kerja sama bisnis internasional membuahkan [[perusahaan multinasional]], yaitu perusahaan yang memiliki pendekatan global terhadap pasar dan produksi atau perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu negara. Sebuah perusahaan multinasional bisa juga disebut perusahaan transnasional. Perusahaan multinasional terkenal mencakup perusahaan [[makanan cepat saji]] seperti [[McDonald's]] dan [[Yum Brands]], produsen kendaraan seperti [[General Motors Corporation|General Motors]], [[Ford Motor Company]], dan [[Toyota]], produsen elektronika konsumen seperti [[Samsung]], [[LG]], dan [[Sony]], dan perusahaan energi seperti [[ExxonMobil]], [[Royal Dutch Shell|Shell]], dan [[BP]]. Sebagian besar perusahaan besar beroperasi di beberapa pasar nasional.
* Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, [[inflasi]] regional dan lain-lain.


Perusahaan atau bisnis umumnya berpendapat bahwa kelangsungan di pasar global yang baru mengharuskan mereka untuk mencari [[barang (ekonomi)|barang]], [[jasa (ekonomi)|jasa]], [[tenaga kerja manual|tenaga kerja]], dan material dari luar negeri supaya produk dan teknologinya bisa terus diperbarui agar dapat bertahan di tengah-tengah persaingan yang memanas.<ref>{{cite journal |last= Hitt |first= Michael A. |author2=Laszlo Tihanyi |author3=Toyah Miller |author4=Brian L. Connelly | title= International Diversification: Antecedents, Outcomes, and Moderators |journal= Journal of Management |volume= 32(6) |year= 2006 |pages= 831–867 |url= http://jom.sagepub.com/content/32/6/831.full.pdf |jstor= |doi= 10.1177/0149206306293575 |issue= 6 }}</ref> Menurut laporan terkini dari McKinsey Global Institute, arus barang, jasa, dan keuangan mencapai $26 triliun pada tahun 2012 atau 36 persen dari PDB global. Jumlah tersebut 1,5 kali lebih banyak ketimbang tahun 1990.<ref>http://www.mckinsey.com/insights/globalization/global_flows_in_a_digital_age</ref>
'''Kennedy''' dan '''Cohen''' menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa [[dunia]] adalah satu. '''Giddens''' menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah ''dunia yang harus berubah tanpa terkendali'' yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, [[Peter Drucker]] menyebutkan globalisasi sebagai ''zaman transformasi sosial''.

====Perdagangan internasional====
{{Main|Perdagangan internasional}}

[[File:1 singapore city skyline dusk panorama 2011.jpg|thumb|left|alt=Singapore skyline|[[Singapura]], negara teratas di [[Global Enabling Trade Report|Enabling Trade Index]], menerima globalisasi dan menjadi negara yang sangat maju]]

[[Perdagangan internasional]] adalah pertukaran modal, barang, dan jasa melintasi [[perbatasan internasional|perbatasan]] atau wilayah internasional.<ref>[http://dictionary.reference.com/browse/trade dictionary.reference.com]</ref> Di kebanyakan negara, perdagangan internasional menduduki pangsa besar dalam [[produk domestik bruto]] (PDB). [[Industrialisasi]], [[transportasi]] maju, [[perusahaan multinasional]], [[offshoring]], dan [[outsourcing]] sama-sama memberi dampak besar terhadap perdagangan global. Pertumbuhan perdagangan internasional adalah komponen dasar dari globalisasi.

[[Keuntungan absolut|Keuntungan perdagangan absolut]] muncul ketika negara-negara dapat memproduksi suatu komoditas dengan biaya lebih rendah per unit ketimbang mitra dagangnya. Dengan logika yang sama, negara tersebut harus mengimpor komoditas yang memiliki kerugian absolut.<ref name="ingham">{{cite book |title= International economics: a European focus |last= Ingham |first= Barbara |authorlink= |year= 2004 |publisher= Pearson Education |location= |isbn= 0-273-65507-8|page= 336 |url= http://books.google.com/?id=zIaS9R7HUGIC&printsec=frontcover#PPT37,M1 }}</ref> Meski ada kemungkinan [[untung dagang]] dari keuntungan absolut, [[keuntungan komparatif]], yaitu kemampuan menawarkan barang dan jasa dengan [[biaya marjinal]] dan [[biaya kesempatan]] yang lebih rendah, memperluas batas kemungkinan pertukaran yang sama-sama menguntungkan. Di lingkungan bisnis yang terglobalisasi, perusahaan berpikir bahwa keuntungan komparatif yang ditawarkan perdagangan internasional merupakan hal yang penting agar bisa terus bersaing.

=====Perjanjian dagang, blok ekonomi, dan zona perdagangan khusus=====
[[File:Globalization-5.png|thumb|300px|[[Produk domestik bruto]] per kapita dalam dolar AS tahun 2011 per kapita, disesuaikan dengan inflasi dan [[paritas kemampuan beli]] (skala log) dari tahun 1860 sampai 2011. Lingkaran populasi: Amerika Serikat (kuning), Britania Raya (oranye), Jepang (merah), Cina (merah), dan India (biru).<ref>Grafik: [http://www.gapminder.org/world/#$majorMode=chart$is;shi=t;ly=2003;lb=f;il=t;fs=11;al=30;stl=t;st=t;nsl=t;se=t$wst;tts=C$ts;sp=10;ti=2011$zpv;v=1$inc_x;mmid=XCOORDS;iid=ti;by=ind$inc_y;mmid=YCOORDS;iid=phAwcNAVuyj1jiMAkmq1iMg;by=ind$inc_s;uniValue=8.21;iid=phAwcNAVuyj0XOoBL_n5tAQ;by=ind$inc_c;uniValue=255;gid=CATID0;by=grp$map_x;scale=lin;dataMin=1864;dataMax=2082$map_y;scale=log;dataMin=236;dataMax=141476$map_s;sma=49;smi=2.65$cd;bd=0$inds=i110_l001800dRaJ;i238_l001800eAbq;i239_l001800eSaC;i101_d001800dzao;i44_d001800duar Gapminder.org]</ref>]]

Penetapan kawasan perdagangan bebas menjadi sesuatu yang harus dilakukan pemerintahan era modern untuk melakukan perjanjian dagang dengan entitas asing dan multinasional.<ref>{{cite book
| last =Bhagwati
| first =Jagdish N.
| last2 = Panagariya
| first2 = Arvind
| title = The economics of preferential trade agreements
| publisher =AEI Press
| year = 1996
| location =
| page = 168
| language =
| url =
| doi =
| id =
| isbn = 978-0844739694
| mr =
| zbl =
| jfm = }}</ref>

[[Zona Ekonomi Khusus]] (''Special Economic Zone''; SEZ) adalah kawasan geografis hukum ekonomi dan hukum lainnya lebih condong ke pasar bebas daripada hukum nasional negara tersebut. Hukum nasional bisa ditangguhkan di dalam zona khusus ini. Kategori SEZ mencakup berbagai macam zona, termasuk [[Zona Perdagangan Bebas]] (FTZ), Zona Pemrosesan Ekspor (EPZ), [[zona ekonomi bebas|Zona Bebas]] (FZ), [[kawasan industri]] (IE), [[pelabuhan bebas]], Zona Perusahaan Kota, dan lain-lain. Biasanya, tujuan zona ini adalah meningkatkan [[investasi langsung asing]] oleh investor asing, terutama [[bisnis internasional]] atau [[perusahaan multinasional]] (MNC). Zona ini adalah wilayah khusus yang pajak perusahaannya sangat rendah atau bahkan ditiadakan sama sekali untuk mendorong aktivitas ekonomi. Pelabuhan bebas sejak dulu memiliki peraturan cukai yang menguntungkan, misalnya pelabuhan bebas [[Trieste]]. Seringkali pelabuhan bebas ini merupakan bagian dari zona ekonomi bebas.

FTZ adalah tempat barang didatangkan, ditangani, diproduksi atau disesuaikan, dan diekspor kembali tanpa campur tangan otoritas bea cukai. Ketika barang sudah pindah ke tangan konsumen di dalam negara di luar FTZ, barulah barang tersebut tunduk pada [[peraturan cukai]] yang ada. Zona perdagangan bebas ditetapkan di sekitar pelabuhan besar, bandara internasional, dan perbatasan nasional, tempat-tempat dengan keuntungan dagang secara geografis.<ref>[http://www.britannica.com/EBchecked/topic/218417/free-trade-zone] Definition of Free Trade Zone-Source-Britannica</ref> It is a region where a group of countries has agreed to reduce or eliminate trade barriers.<ref>{{cite book
| author = Arthur O' Sullivan
|author2=Steven M. Sheffrin
| title = Economics: Principles in action
| publisher = Pearson Prentice Hall
| year = 2003
| location = Upper Saddle River, New Jersey 07458
| page = 454
| url = http://www.pearsonschool.com/index.cfm?locator=PSZ3R9&PMDbSiteId=2781&PMDbSolutionId=6724&PMDbCategoryId=&PMDbProgramId=12881&level=4
| doi =
| id =
| isbn = 0-13-063085-3}}</ref>
[[File:Jakarta Welcome ASEAN Delegates Billboard.jpg|thumb|upright|left|Papan iklan di Jakarta yang menyambut delegasi KTT [[ASEAN]] 2011.]]

[[Kawasan perdagangan bebas]] adalah [[blok dagang]] yang negara-negara anggotanya telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas yang menghapus [[tarif]], [[kuota impor]], dan preferensi pada sebagian besar (jika tidak semua) barang dan jasa yang diperdagangkan antarnegara. Jika penduduknya bebas berpindah antarnegara, selain kawasan perdagangan bebas, kawasan ini juga bisa dianggap sebagai [[perbatasan terbuka]]. [[Uni Eropa]], yang beranggotakan 27 negara, menyediakan kawasan perdagangan bebas dan perbatasan terbuka.

[[Zona Industri Khusus]] (''Qualified Industrial Zone''; QIZ) adalah kawasan industri yang menaungi operasi pabrik di [[Yordania]] dan [[Mesir]]. QIZ adalah zona perdagangan bebas khusus yang didirikan bekerja sama dengan [[Israel]] untuk memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas antara Amerika Serikat dan [[israel]]. Di bawah perjanjian dagang dengan Yordania seperti yang ditetapkan Amerika Serikat, barang-barang yang diproduksi di QIZ bisa langsung masuk ke pasar AS tanpa [[tarif]] datau [[kuota impor]] jika memenuhi syarat tertentu. Untuk mendapat status tersebut, barang yang dihasilkan di zona ini harus mengandung sedikit sumbangan atau input dari Israel. Selain itu, nilai minimum sebesar 35% harus ditambahkan ke produk akhirnya. QIZ adalah ide pebisnis Yordania Omar Salah, dan QIZ pertama ditetapkan oleh [[Kongres Amerika Serikat]] pada tahun 1997.

[[Asia Pasifik]] disebut-sebut sebagai "kawasan dagang paling terintegrasi di muka Bumi" karena perdagangan intraregionalnya mencakup sekitar 50-60% dari total impor dan ekspor Asia Pasifik.<ref>[http://www.theaustralian.com.au/business/economics/asia-pacific-leads-in-integrated-trade/story-e6frg926-1226119214899 Asia-Pacific leads world in integration of trade]</ref>
Asia Pasifik juga memiliki perdagangan ekstraregional. Ekspor barang konsumen seperti televisi, [[radio]], sepeda, dan tekstil ke Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang turut mendorong ekspansi ekonomi.<ref>Vogel, Ezra F. 1991. ''The Four Little Dragons: The Spread of Industrialization in East Asia.'' Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press.</ref>

[[Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN]]<ref>[http://www.aseansec.org/4920.htm AFTA & FTAs (ASEAN Secretariat)]</ref> adalah perjanjian [[blok dagang]] [[Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara]] (ASEAN) yang mendukung produsen lokal di semua negara ASEAN. Perjanjian AFTA ditandatangani pada 28 Januari 1992 di Singapura. Ketika perjanjian AFTA ditandatangani, ASEAN masih beranggotakan enam negara, yaitu [[Brunei]], [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Filipina]], [[Singapura]], dan [[Thailand]]. [[Vietnam]] bergabung tahun 1995, [[Laos]] dan [[Myanmar]] tahun 1997 dan [[Kamboja]] tahun 1999.

====Surga pajak====
[[File:German GDP in tax havens.png|thumb|Aset Jerman di surga pajak jika dibandingkan dengan total PDB Jerman.<ref>Shafik Hebous (2011) [http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1934164 "Money at the Docks of Tax Havens: A Guide"], CESifo Working Paper Series No. 3587, p. 9</ref> "7 Besar"-nya adalah Hong Kong, Irlandia, Lebanon, Liberia, Panama, Singapura, dan Swiss.]]
{{Main|Surga pajak}}

Surga pajak adalah negara atau daerah yang menurunkan [[pajak]] atau bahkan meniadakannya sama sekali. Daerah seperti ini dimanfaatkan sejumlah perusahaan untuk upaya [[penghindaran pajak dan pengelakan pajak]].<ref name="ssrn">Dharmapala, Dhammika und Hines Jr., James R. (2006) [http://ssrn.com/abstract=952721 Which Countries Become Tax Havens?]</ref> Pihak perorangan maupun perusahaan menganggap surga pajak cocok untuk mendirikan [[perusahaan terselubung|anak perusahaan terselubung]] atau pindah ke wilayah yang nilai pajaknya rendah atau tidak ada sama sekali. Keberadaan surga pajak menciptakan situasi [[persaingan pajak]] di kalangan pemerintahan. Beberapa [[yurisdiksi]] sengaja menjadikan wilayahnya surga bagi kategori pajak tertentu dan kategori penduduk dan perusahaan tertentu.<ref>Moran Harari, Markus Meinzer and Richard Murphy (October 2012) [http://www.taxjustice.net/cms/upload/pdf/FSI2012_BanksBig4.pdf "Financial Secrecy, Banks and the Big 4 Firms of Accountants"] ''Tax Justice Network''</ref> Negara yang [[kedaulatan|berdaulat]] atau memiliki pemerintahan sendiri di bawah [[hukum internasional]] secara teori memiliki kekuasaan tak terbatas untuk menerapkan hukum pajak di wilayahnya, kecuali dibatasi oleh perjanjian internasional sebelumnya. Fitur utama surga pajak adalah hukum dan peraturannya dapat digunakan untuk menghindari atau mengelak dari hukum atau peraturan yurisdiksi lain.<ref>{{cite web|url=http://www.taxjustice.net/cms/upload/pdf/Identifying_Tax_Havens_Jul_07.pdf |title=The Truth About Tax Havens&nbsp;– retrieved 28 December 2007 |format=PDF |accessdate=2011-03-22}}</ref> Dalam laporan pemanfaatan surga pajak oleh perusahaan Amerika Serikat bulan Desember 2008,<ref>{{cite web|url=http://www.gao.gov/products/GAO-09-157|title=''International Taxation: Large U.S. Corporations and Federal Contractors with Subsidiaries in Jurisdictions Listed as Tax Havens or Financial Privacy Jurisdictions'' GAO:GAO-09-157 |publisher=[[Government Accountability Office]]|date=December 18, 2008|accessdate=2009-01-21}}</ref> U.S. [[Government Accountability Office]] tidak mampu menetapkan definisi surga pajak yang pas, tetapi mencantumkan kriteria tertentu yang menguatkan keberadaannya: pajak tidak ada atau sedikit; tidak adanya pertukaran informasi pajak yang efektif dengan otoritas pajak asing; tidak adanya transparansi daam pelaksanaan peraturan legislatif, hukum, atau administratif; tidak adanya persyaratan untuk pendirian cabang; dan promosi diri sebagai [[pusat keuangan lepas pantai]].

Laporan [[Tax Justice Network]] tahun 2012 memperkirakan bahwa antara US$21 triliun dan $32 triliun [[pelindung pajak|dilindungi]] dari pajak di sejumlah surga pajak rahasia di dunia. Apabila kekayaan sebanyak itu mendapat bunga 3% per tahunnya dan [[laba modal]]nya dipajaki sebesar 30%, pendapatan pajak bisa mencapai $190 miliar sampai $280 miliar, lebih banyak dibandingkan pelindung pajak manapun.<ref name=tjn12>Tax Justice Network (July 22, 2012) [http://www.taxjustice.net/cms/upload/pdf/The_Price_of_Offshore_Revisited_Presser_120722.pdf "Revealed: Global super-rich has at least $21 trillion hidden in secret tax havens"]</ref> Jika aset lepas pantai rahasia ikut dihitung, beberapa negara pengutang bisa dianggap sebagai negara kreditur.<ref name=cbc12>Canadian Broadcasting Co. (July 22, 2012) [http://www.cbc.ca/news/world/story/2012/07/22/tax-havens.html "Wealthy hiding $21 trillion in tax havens, report says"]</ref> Akan tetapi, direktur kebijakan pajak [[Chartered Institute of Taxation]] mengaku skeptis dengan keakuratan jumlah tersebut.<ref>John Whiting, tax policy director at the UK's [[Chartered Institute of Taxation]] commented "There clearly are some significant amounts hidden away, but if it really is that size what is being done with it all?" and "If the suggestion is that such amounts are actively hidden and never accessed, that seems odd&nbsp;– not least in terms of what the tax authorities are doing. In fact, the US, UK and German authorities are doing a lot", and noting that if the figures were accurate "you would expect the havens to be more conspicuously wealthy than they are". However, he also admitted that "I cannot disprove the figures at all, but they do seem staggering" {{cite news|url=http://www.bbc.co.uk/news/business-18944097|title=Tax havens: Super-rich 'hiding' at least $21tn|date=2012-07-22|accessdate=2012-10-03|work=BBC News}}</ref> [[Daniel J. Mitchell]] dari [[Cato Institute]] mengatakan bahwa laporan tersebut, saat menghitung pendapatan pajak yang hilang, berasumsi bahwa 100% uang yang disimpan di luar negeri merupakan upaya pengelakan pajak.<ref>{{cite web|url=http://thesovereigninvestor.com/2012/07/30/fighting-anti-tax-haven-demagoguery-on-cnn/|title=Fighting Anti-Tax Haven Demagoguery on CNN|date=2012-07-30|accessdate=2012-10-03}}</ref>

Surga pajak menuai kritik karena sering berakhir dengan menumpuknya uang kas yang menganggur (''idle cash'')<ref>[http://www.reuters.com/article/2012/07/16/us-column-dcjohnston-idlecash-idUSBRE86F0GK20120716 "Idle cash piles up: David Cay Johnston"] ''Reuters'', July 16, 2013</ref> yang mahal dan tidak efisien untuk [[repatriasi]] perusahaan.<ref>[http://levin.senate.gov/download/repatriating-offshore-funds "Repatriating Offshore Funds"] ''U.S. Senate Committee on Homeland Security and Governmental Affairs, Permanent Subcommittee on Investigations'', October 11, 2011</ref> Keuntungan [[pelindung pajak]] menciptakan [[insiden pajak]] yang merugikan masyarakat miskin.<ref>[http://uspirgedfund.org/sites/pirg/files/reports/Picking_Up_the_Tab_USP.pdf "Picking Up the Tab"] ''U.S. Public Interest Research Group'', April 2012</ref> Banyak surga pajak yang dianggap memiliki koneksi dengan pelaku "penipuan, pencucian uang, dan terorisme."<ref>[http://www.nytimes.com/2012/05/06/opinion/sunday/these-islands-arent-just-a-shelter-from-taxes.html "These Islands Aren’t Just a Shelter From Taxes"] ''New York Times'', May 5, 2012</ref> While investigations of illegal tax haven abuse have been ongoing, there have been few convictions.<ref>[https://www.youtube.com/watch?v=UC1GzbOeB1Y "Super Rich Tax Cheats"] ''American News Project'', January 8, 2009</ref><ref>[http://www.mirror.co.uk/news/uk-news/super-rich-tax-dodgers-given-immunity-1413719 "'A green light to tax evasion': Super-rich tax dodgers given immunity from prosecution"] ''Daily Mirror'', November 3, 2012</ref> [[Pelobian]] terkait surga pajak dan [[harga transfer]] juga dikritik.<ref>[http://taxjustice.blogspot.com/2012/04/if-you-want-to-know-whos-really-keeping.html "If you want to know who’s really keeping billions in poverty, then the answer is the partners in the Big 4 firms of accountants"] ''Tax Justice Network'', April 5, 2012</ref> Pandangan para [[akuntan]] terhadap kepantasan surga pajak telah berubah,<ref>[http://www.accountancyage.com/debate/4/tax-avoidance-fair-or-foul "Tax avoidance: fair or foul?"] ''Accountancy Age Debates'', January 14, 2013</ref> begitu pula pandangan para nasabah perusahaan,<ref>[http://www.guardian.co.uk/technology/2013/jan/29/google-tax-chairman "Google will not oppose clampdown on tax avoidance, chairman says"] ''Guardian'', January 28, 2013</ref> pemerintahan,<ref>[http://www.newstatesman.com/blogs/voices/2012/06/tax-avoidance-isnt-left-or-right-issue-its-cancer-eating-our-democracy "Tax avoidance isn't a left or right issue, it's a cancer eating our democracy"] ''New Statesman'', June 21, 2012</ref><ref>[http://www.ipsnews.net/2012/10/helsinki-boycotts-tax-havens/ "Helsinki Boycotts Tax Havens"], ''Inter Press Service'', October 6, 2012</ref> dan politikus,<ref>[http://www.telegraph.co.uk/news/politics/david-cameron/9779983/David-Cameron-Tax-avoiding-foreign-firms-like-Starbucks-and-Amazon-lack-moral-scruples.html "David Cameron: Tax avoiding foreign firms like Starbucks and Amazon lack 'moral scruples'"] ''The Telegraph'', January 4, 2013</ref><ref>[http://www.reuters.com/article/2013/02/13/us-g20-tax-germany-merkel-idUSBRE91C1G020130213 "Germany's Merkel calls for G8 fight against tax havens"] ''Reuters'', February 13, 2013</ref> meskipun pemanfaatan surga pajak oleh perusahaan [[Fortune 500]]<ref>[http://ctj.org/ctjreports/2012/10/which_fortune_500_companies_are_sheltering_income_in_overseas_tax_havens.php "Which Fortune 500 Companies Are Sheltering Income in Overseas Tax Havens?"] ''Citizens for Tax Justice'', October 17, 2012</ref> dan lainnya masih lazim.<ref>[http://www.networkingseminars.com/speakers/ "Speaker Biographies"] ''Networking Seminars'', February 2013</ref> Rencana reformasi yang berpusat pada firma akuntansi yang masuk dalam [[Empat Besar (firma audit)|Empat Besar]] terus didorong.<ref>[http://www.guardian.co.uk/commentisfree/2012/dec/10/end-tax-scams-by-hitting-big-four "Britain could end these tax scams by hitting the big four"] ''The Guardian'', December 10, 2012</ref> Beberapa pemerintahan tampaknya menggunakan [[spyware]] komputer untuk mengungkap neraca keuangan sejumlah perusahaan.<ref>[http://www.theatlantic.com/international/archive/2012/08/did-the-bounds-of-cyber-war-just-expand-to-banks-and-neutral-states/261230/ "Did the Bounds of Cyber War Just Expand to Banks and Neutral States?"] ''The Atlantic'', August 17, 2012</ref>

====Pariwisata internasional====
{{Main|Pariwisata}}

[[Pariwisata]] adalah [[perjalanan]] untuk keperluan [[rekreasi]], [[liburan]], atau [[bisnis]]. [[Organisasi Pariwisata Dunia]] mendefinisikan wisatawan sebagai orang-orang yang "bepergian ke dan menetap di tempat-tempat selain lingkungan sekitar mereka selama tidak lebih dari satu tahun untuk keperluan liburan, bisnis, dan lain-lain".<ref>{{cite web|year=1995|url=http://pub.unwto.org/WebRoot/Store/Shops/Infoshop/Products/1034/1034-1.pdf|title=UNWTO technical manual: Collection of Tourism Expenditure Statistics|page=14|publisher=World Tourism Organization|accessdate=26 March 2009}}</ref> Ada bermacam bentuk pariwisata seperti [[wisata pertanian]], [[wisata kelahiran]], [[wisata kuliner]], [[wisata budaya]], [[wisata lingkungan]], [[wisata ekstrem]], [[wisata geografi]], [[wisata sejarah]], [[wisata LGBT]], [[wisata medis]], [[wisata laut]], [[wisata budaya pop]], [[wisata agama]], [[wisata kumuh]], [[wisata perang]], dan [[wisata kehidupan liar]].

Globalisasi membuat pariwisata sebagai aktivitas liburan global yang populer. [[Organisasi Kesehatan Dunia]] memperkirakan bahwa saat ini juga ada sekitar 500.000 orang di dalam pesawat terbang di seluruh unia.<ref>[http://www.guardian.co.uk/world/feedarticle/8477508 Swine flu prompts EU warning on travel to US]. ''The Guardian.'' 28 April 2009.</ref>
[[File:boarding.easyjet.a319.arp.jpg|thumb|Penerbangan modern memudahkan manusia bepergian jarak jauh.]]

Akibat [[resesi akhir 2000-an]], [[perilaku perjalanan|permintaan perjalanan]] internasional turun drastis sejak paruh akhir 2008 sampai akhir 2009. Setelah meningkat sebanyak 5% pada paruh pertama 2008, pertumbuhan kedatangan wisatawan internasional mulai menurun pada paruh akhir 2008 dan persentase kenaikan untuk tahun itu turun menjadi 2%, berbeda dengan 7% pada tahun 2007.<ref>{{cite journal |url=http://www.unwto.org/facts/eng/pdf/barometer/UNWTO_Barom09_1_en.pdf|title=International tourism challenged by deteriorating global economy|publisher=[[World Tourism Organization]]|journal=UNWTO World Tourism Barometer|date=January 2009|volume=7|issue=1|accessdate=17 November 2011 |ref=harv}}</ref> Tren negatif ini semakin parah pada tahun 2009 karena merebaknya wabah [[pandemi flu 2009|virus influenza H1N1]] sehingga jumlah kedatangan wisatawan internasional turun 4,2% pada tahun 2009 menjadi 880 juta orang, dan pendapatan pariwisata internasional turun 5,7%.<ref name=WTOaugust10>{{cite journal|url=http://www.unwto.org/facts/eng/pdf/barometer/UNWTO_Barom10_update_august_en.pdf|title=UNWTO World Tourism Barometer Interim Update|journal=UNWTO World Tourism Barometer|publisher=[[World Tourism Organization]]|date=August 2010|accessdate=17 November 2011|ref=harv}}</ref> Salah satu pengecualian bagi perjalanan bebas adalah perjalanan dari [[Amerika Serikat]] ke [[Kanada]] dan [[Meksiko]] yang memiliki perbatasan semi-terbuka. Berdasarkan hukum Amerika Serikat, perjalanan ke negara-negara tersebut saat ini memerlukan [[paspor]].<ref>[http://www.dhs.gov/crossing-us-borders Crossing U.S. Borders. US Department of Homeland Security.]</ref>

Pada tahun 2010, jumlah uang yang berputar di bidang pariwisata internasional mencapai [[US$]]919 miliar, naik 6,5% sejak 2009, berkat peningkatan [[nilai riil versus nominal (ekonomi)|nilai riil]] sebesar 4,7%.<ref>{{cite journal|title=UNWTO World Tourism Barometer June 2009|url=http://mkt.unwto.org/sites/all/files/pdf/unwto_pisa_2011_1.pdf|date=June 2011|publisher=World Tourism Organization|journal=UNWTO World Tourism Barometer|volume=7|issue=2|accessdate=3 August 2009|ref=harv}}</ref> Tahun 2010, terdapat 940 juta kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia.<ref name="WTO2011Highlights">{{cite journal |url=http://mkt.unwto.org/sites/all/files/docpdf/unwtohighlights11enlr.pdf|title=2011 Highlights |journal=UNWTO World Tourism Highlights |accessdate=9 January 2012|publisher=UNWTO |date=June 2011 |ref=harv}}</ref>

====Olahraga internasional====
[[File:Wheelchair basketball at the 2008 Summer Paralympics.jpg|thumb|right|alt=wheelchair basketball|Tim basket kursi roda di [[Paralimpiade Musim Panas 2008]]]]
{{Main|Olimpiade|Daftar kejuaraan dunia}}

Ajang olahraga internasional modern bisa menjadi peristiwa besar yang memengaruhi aspek politik, ekonomi, dan budaya negara-negara di seluruh dunia. Dalam hal [[politik dan olahraga]], olahraga dapat memengaruhi negara, identitasnya, dan dunia.

[[Olimpiade]] kuno merupakan serangkaian kompetisi yang diadakan antara perwakilan beberapa [[negara kota]] dan kerajaan dari [[Yunani Kuno]]. Kegiatan ini menampilkan pertandingan atletik, pertarungan, dan balap kereta kuda. Saat Olimpiade berlangsung, semua peperangan antara negara kota yang berpartisipasi ditunda sampai Olimpiade selesai.<ref>{{cite book|last=Swaddling|first=Judith|title=The Ancient Olympic Games|publisher=University of Texas Press|location=Austin|year=2000|edition=2|page=54|isbn=0-292-70373-2|oclc=10759486|url=http://books.google.com/?id=2-HQMnDiLqIC&printsec=frontcover#PPA54,M1|accessdate=6 June 2009}}</ref> The origin of these Olympics is shrouded in mystery and legend.<ref>Young (2004), p. 12</ref> Sepanjang abad ke-19, Olimpiade menjadi kegiatan global yang populer.

Meski sejumlah ekonom skeptis dengan manfaat ekonomi penyelenggaraan Olimpiade sambil menekankan bahwa "kegiatan mega" seperti ini memakan biaya besar, penyelenggaraan Olimpiade (atau pencalonannya saja) dapat meningkatkan nilai ekspor negara penyelenggara, karena negara penyelenggara atau kandidat memberi tanda-tanda keterbukaan perdagangan saat mencalonkan diri sebagai penyelenggara Olimpiade.<ref>Rose, A. K., & Spiegel, M. M. (2011). The Olympic Effect*. ''The Economic Journal,'' 121(553), 652–677.</ref> Selain itu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas memberi efek positif yang kuat terhadap [[filantropi#Penggunaan modern|sumbangan filantropis perusahaan]] yang berkantor pusat di kota penyelenggara sehingga menguntungkan sektor nirlaba lokal. Efek positif ini mulai muncul di tahun-tahun menjelang Olimpiade dan dapat bertahan beberapa tahun sesudahnya, tetapi tidak permanen. Temuan ini memperlihatkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade mampu menciptakan kesempatan bagi pemerintah kota untuk memengaruhi perusahaan setempat agar menguntungkan sektor nirlaba lokal dan masyarakat sipil.<ref>[http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2028982 Tilcsik, A. and Marquis, C. 2013. “Punctuated Generosity: How Mega-events and Natural Disasters Affect Corporate Philanthropy in U.S. Communities.” ''Administrative Science Quarterly'', 58(1): 111–148.].</ref> Olimpiade juga memberi efek negatif terhadap masyarakat di kota penyelenggara. Misalnya, Centre on Housing Rights and Evictions melaporkan bahwa persiapan Olimpiade membuat lebih dari dua juta orang terusir dari tempat tinggalnya selama dua dasawarsa terakhir dan merugikan masyarakat miskin.<ref>Glynn, M. A. (2008). "Configuring the field of play: how hosting the Olympic Games impacts civic community." ''Journal of Management Studies'', 45(6), 1117–1146.</ref>

Globalisasi terus meningkatkan persaingan internasional di bidang olahraga. [[Piala Dunia FIFA]] merupakan pesta olahraga yang paling banyak ditonton di dunia. Sekitar 700 juta orang menyaksikan pertandingan final [[Piala Dunia FIFA 2010]] di [[Afrika Selatan]].<ref>{{Cite news |title=700 million to watch World Cup Final |work=The Spy Report |publisher=Media Spy |date=12 July 2010 |url=http://www.mediaspy.org/report/2010/07/12/700-million-to-watch-world-cup-final/ |accessdate=12 July 2010| archiveurl= https://web.archive.org/web/20100715052728/http://www.mediaspy.org/report/2010/07/12/700-million-to-watch-world-cup-final/| archivedate= 15 July 2010 <!--DASHBot-->| deadurl= no}}</ref>

Menurut peelitian A.T. Kearney tahun 2011 terhadap tim, liga, dan federasi olahraga, industri olahraga global bernilai antara €350 miliar dan €450 miliar ([[US$]]480-$620 miliar).<ref>[http://www.atkearney.com/paper/-/asset_publisher/dVxv4Hz2h8bS/content/the-sports-market/10192 ''The Sports Market'' (2011). A.T. Kearney.]</ref> Semuanya mencakup konstruksi infrastruktur, perlengkapan olahraga, produk berlisensi, dan pertandingan olahraga langsung.

====Perdagangan internasional ilegal====
{{Main|Pasar gelap|Kejahatan terorganisasi transnasional}}
[[File:Waterberg Nashorn2.jpg|thumb|Pasar gelap [[tanduk badak]] membuat populasi badak dunia menyusut sebanyak lebih dari 90 persen selama 40 tahun terakhir.<ref>"[http://articles.latimes.com/2012/sep/16/local/la-me-rhino-smugglers-20120916 Father and son plead guilty in rhino horn smuggling]". ''Los Angeles Times''. September 16, 2012.</ref>]]

"[[Pasar gelap]]" dan [[kejahatan terorganisasi]] biasanya beroperasi di tataran transnasional dengan total penjualan global senilai hampir [[US$]]2 triliun per tahun.<ref name="havocscope">{{cite web |url=http://www.havocscope.com/indexes/ |title=Black Market Products Index |work=Havocscope |postscript=.&nbsp;(Calculated by adding up the various black market activities that are currently being monitored [http://www.havocscope.com/products/ranking/])|accessdate=2013-01-10}}</ref>

=====Perdagangan obat-obatan=====
Pada tahun 2010, United Nations Office on Drugs and Crime ([[UNODC]]) melaporkan bahwa perdagangan obat-obatan terlarang global menghasilkan lebih dari [[US$]]320&nbsp;miliar per tahun.<ref>{{cite web|url=http://www.un.org/News/Press/docs/2009/gashc3947.doc.htm |title=UN.org |publisher=United Nations |accessdate=31 July 2010}}</ref> PBB memperkirakan bahwa di seluruh dunia terdapat lebih dari 50 pengguna rutin heroin, kokain, dan obat sintetis.<ref>"[http://news.bbc.co.uk/hi/english/static/in_depth/world/2000/drugs_trade/default.stm Drug Trade]". BBC News.</ref> Perdagangan [[spesies terancam]] internasional menempati posisi kedua di bawah perdagangan obat-obatan dalam "industri" penyelundupan.<ref>"[http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?f=/c/a/2007/11/11/TR10T8RBN.DTL Will traditional Chinese medicine mean the end of the wild tiger?]". San Francisco Chronicle. 11 November 2007.</ref> [[Obat tradisional Cina#Produk hewani|Obat tradisional Cina]] biasanya membutuhkan bahan dari semua bagian tumbuhan, daun, batang, bunga, akar, serta bahan dari hewan dan mineral. Penggunaan bagian tubuh spesies terancam (seperti [[kuda laut]], tanduk [[badak]], tanduk [[antelope saiga]], dan tulang dan cakar [[harimau]]) menciptakan [[pasar gelap]] pemburu yang memburu hewan-hewan terlarang.<ref>"[http://www.reuters.com/article/environmentNews/idUSTRE58G4XQ20090917 India says Chinese medicine fuels tiger poaching]". Reuters. 17 September 2009.</ref><ref>"[http://www.newscientist.com/channel/life/endangered-species/dn3376 Rhino rescue plan decimates Asian antelopes]". New Scientist. 12 February 2003.</ref>

=====Perdagangan dan penyelundupan manusia=====
{{Main|Perdagangan manusia}}
[[File:USFK Prostitution Warning.jpg|thumb|Poster peringatan [[Prostitusi untuk militer A.S. di Korea Selatan|prostitusi dan perdagangan manusia di Korea Selatan untuk prajurit G.I.]] yang diterbitkan United States Forces Korea.]]

[[Perdagangan manusia]] adalah aktivitas yang menjadikan manusia sebagai barang yang diperdagangkan, biasanya untuk keperluan [[perbudakan seks]], [[tenaga kerja paksa]], atau pengambilan organ atau jaringan tubuh,<ref>{{cite web|url=Http://www.coe.int/t/dghl/monitoring/trafficking/docs/news/organtrafficking_study.pdf |title=Human trafficking for organs, tissue removal |format=PDF |accessdate=2012-12-30}}</ref><ref>{{cite web|url=http://fightslaverynow.org/why-fight-there-are-27-million-reasons/otherformsoftrafficking/organ-removal/ |title=Human trafficking for organs/tissue removal |publisher=Fightslaverynow.org |accessdate=2012-12-30}}</ref> termasuk pengganti kehamilan (''surrogacy'') dan pengangkatan sel telur.<ref>{{cite web|url=http://www.councilforresponsiblegenetics.org/genewatch/GeneWatchPage.aspx?pageId=313 |title=Human trafficking for ova removal or surrogacy |publisher=Councilforresponsiblegenetics.org |date=2004-03-31 |accessdate=2012-12-30}}</ref> Perdagangan manusia adalah industri bernilai tinggi dan salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat yang nilainya mencapai [[US$]]32 miliar per tahun. Sebagai perbandingan, semua perdagangan ilegal internasional pada tahun 2010 bernilai sekitar [[US$]]650 miliar.<ref>{{cite web|last=Haken|first=Jeremy|title=Transnational Crime In The Developing World|url=http://www.gfintegrity.org/storage/gfip/documents/reports/transcrime/gfi_transnational_crime_web.pdf|publisher=Global Financial Integrity|accessdate=25 June 2011}}</ref> Perdagangan manusia merupakan masalah global yang muncul akibat kesulitan ekonomi, budaya, hukum, dan kebijakan imigrasi.<ref>{{cite book|last=Sorrells|first=Kathryn|title=Intercultural Communication: Globalization and Social Justice|year=2013|publisher=Sage|location=Los Angeles|isbn=978-1-4129-2744-4|page=101}}</ref> Tahun 2004, total pendapatan tahunan perdagangan manusia diperkirakan antara [[US$]]5 miliar dan $9 miliar.<ref>{{cite web|url=http://www.unece.org/press/pr2004/04gen_n03e.htm |title=Economic Roots of Trafficking in the UNECE Region – Regional Prep. Meeting for Beijing |publisher=Unece.org |date=15 December 2004 |accessdate=2011-03-22}}</ref> Tahun 2005, Patrick Belser dari [[ILO]] memperkirakan laba global tahunan dari perdagangan manusia mencapai [[US$]]31,6 miliar.<ref>{{cite web|url=http://digitalcommons.ilr.cornell.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1016&context=forcedlabor|title=Forced Labor and Human Trafficking: Estimating the Profits|publisher=Cornell University ILR School|date=2005-03-01|accessdate=2011-06-25}}</ref> Tahun 2008, [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] memperkirakan hampir 2,5 juta orang dari 127 negara diperdagangkan ke 137 negara di seluruh dunia.<ref>{{cite web|url=http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=25524&Cr=trafficking&Cr1 |title=UN-backed container exhibit spotlights plight of sex trafficking victims |publisher=Un.org |date=2008-02-06 |accessdate=2011-06-25}}</ref>

Perdagangan manusia berbeda dengan [[penyelundupan manusia]]. Dalam penyelundupan manusia, orang yang diselundupkan dengan sukarela meminta atau mempekerjakan seseorang, biasa disebut penyelundup, untuk memindahkan mereka secara diam-diam dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya penyelundupan jenis ini melibatkan pemindahan dari satu negara ke negara yang pernah menolak masuk pihak terselundup di perbatasan internasional. Tidak ada penipuan saat perjanjian awal antara pihak penyelundup dan terselundup. Setelah masuk ke negara tujuan dan tiba di tempat akhir, orang yang diselundupkan biasanya bebas untuk mencari jalannya sendiri. Menurut [[International Centre for Migration Policy Development]] (ICMPD), penyelundupan manusia adalah kejahatan terhadap negara karena melanggar hukum imigrasi dan tidak menganggap pelanggaran hak-hak migran yang diselundupkan sebagai tindak kejahatan. Perdagangan manusia adalah kejahatan terhadap korbannya karena melanggar hak-hak korban melalui paksaan dan eksploitasi.<ref>{{cite web|url=http://www.anti-trafficking.net/differencebetweensmugglingand.html |title=Difference between Smuggling and Trafficking |publisher=Anti-trafficking.net |accessdate=2012-12-30}}</ref>

===Globalisasi ekonomi===
===Globalisasi sosial-budaya===
===Lingkungan alam global===
===Tenaga kerja global===


== Teori globalisasi ==
== Teori globalisasi ==

Revisi per 31 Mei 2014 16.53

Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.[1][2] Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.[3]

Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi.[4][5] Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.

Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an.[6] Pada tahun 2000, Dana Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi: perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan.[7] Selain itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, polusi air dan udara lintas perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari lautan juga ada hubungannya dengan globalisasi.[8] Proses globalisasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial-budaya, dan lingkungan alam.

Pengenalan

Rentang Jalur Sutra dan rute perdagangan rempah milik Kesultanan Utsmaniyah pada masa penjelajahan tahun 1453

Manusia telah berinteraksi dalam kisaran jarak jauh selama ribuan tahun. Jalur Sutra darat yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa adalah contoh terbaik hebatnya perubahan yang terjadi akibat pertukaran translokal di "Dunia Lama". Pemikiran, agama, bahasa, kesenian, dan aspek budaya lainnya menyebar dan bercampur ketika negara-negara bertukar barang dan ide. Pada abad ke-15 dan 16, bangsa Eropa membuat rintisan terpenting dalam penjelajahan samudra, salah satunya adalah pelayaran transatlantik ke "Dunia Baru" yang disebut Amerika. Perpindahan manusia, barang, dan ide secara global meluas pada abad-abad selanjutnya. Pada awal abad ke-19, perkembangan bentuk transportasi baru (seperti kapal uap dan rel kereta) dan telekomunikasi yang menyusutkan ruang dan waktu memungkinan terjadinya interaksi global dengan sangat cepat.[9] Pada abad ke-20, kendaraan darat, angkutan intermodal, dan maskapai penerbangan membuat transportasi semakin cepat. Penemuan telekomunikasi elektronik, seperti telepon genggam dan Internet, membuat miliaran orang bisa saling terhubung dengan berbagai cara pada tahun 2010.

Peta kabel telegraf bawah laut milik Eastern Telegraph Company tahun 1901. Inilah contoh globalisasi teknologi modern pada awal abad ke-20.
Awak pesawat pada era "Jet set" sekitar tahun 1960.

Etimologi dan penggunaan

Istilah globalisasi' diambil dari kata globalize yang mengacu pada kemunculan jaringan sistem sosial dan ekonomi berskala internasional.[10] Istilah ini pertama kali digunakan sebagai kata benda dalam sebuah tulisan berjudul Towards New Education; kata 'globalisasi' di sini menunjukkan pandangan pengalaman manusia secara menyeluruh di bidang pendidikan.[11] Istilah serupa, corporate giants (raksasa perusahaan), dicetuskan oleh Charles Taze Russell pada tahun 1897[12] untuk menyebut perusahaan-perusahaan besar nasional pada waktu itu. Tahun 1960-an, kedua istilah tadi mulai dijadikan sinonim oleh para ekonom dan ilmuwan sosial lainnya. Ekonom Theodore Levitt diakui secara luas sebagai pencipta istilah kata 'globalisasi' melalui artikelnya yang berjudul "Globalization of Markets". Artikel ini terbit di Harvard Business Review edisi Mei–Juni 1983. Namun demikian, kata 'globalisasi' sebelumnya sudah banyak digunakan (setidaknya sejak 1944) dan dipakai oleh beberapa pengamat sejak 1981.[13] Levitt bisa dianggap sebagai orang yang memopulerkan kata ini dan memperkenalkannya ke kalangan pebisnis utama pada paruh akhir 1980-an. Sejak dirumuskan, konsep globalisasi telah menginspirasi sejumlah definisi dan interpretasi, mulai dari cakupan perdagangan dan imperium besar di Asia dan Samudra India pada abad ke-15 sampai seterusnya.[14][15] Karena konsep ini begitu rumit, banyak proyek penelitian, artikel, dan diskusi yang tetap berfokus pada aspek tunggal globalisasi.[1]

Roland Robertson, dosen sosiologi Universitas Aberdeen, salah satu penulis pertama di bidang globalisasi, mendefinisikan globalisasi pada tahun 1992 sebagai:

...pemadatan dunia dan pemerkayaan kesadaran dunia secara keseluruhan.[16]

SOsiolog Martin Albrow dan Elizabeth King mendefinisikan globalisasi sebagai:

...semua proses yang menyatukan penduduk dunia menjadi satu masyarakat dunia yang tunggal.[2]

Di The Consequences of Modernity, Anthony Giddens memakai definisi berikut:

Globalisasi dapat diartikan sebagai intensifikasi hubungan sosial dunia yang menghubungkan tempat-tempat jauh sehingga peristiwa di suatu tempat dapat dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di tempat lain sekian kilometer jauhnya dan sebaliknya.[17]

Di Global Transformations, David Held dan lainnya mendefinisikan globalisasi sebagai:

Meski dalam artian paling sederhananya globalisasi mengacu pada pelebaran, pendalaman, dan pemercepatan interkoneksi global, definisi semacam itu perlu dijelaskan lebih jauh lagi. ... Globalisasi dapat ditempatkan di dalam satu kontinuum bersama lokal, nasional, dan regional. Di satu ujung kontinuum, terdapat hubungan dan jaringan sosial dan ekonomi yang berbasis lokal dan/atau nasional; di ujung lain, terdapat hubungan dan jaringan sosial dan ekonomi yang menguat pada skala interaksi regional dan global. Globalisasi dapat merujuk pada proses perubahan ruang-waktu yang menopang transformasi susunan kehidupan manusia dengan menghubungkan sekaligus memperluas aktivitas manusia melintasi wilayah dan benua. Tanpa melihat kaitan keruangan seperti itu, istilah ini takkan bisa dirumuskan secara jelas atau runtun. ... Definisi globalisasi yang tepat harus bisa mencakup elemen-elemen berikut: jangkauan, intensitas, kecepatan, dan pengaruh.[18]

Dalam buku The Race to the Top: The Real Story of Globalization, jurnalis Swedia Thomas Larsson menyatakan bahwa globalisasi adalah:

...proses penyusutan dunia sehingga jarak semakin pendek dan segala hal terasa semakin dekat. Globalisasi mengacu pada semakin mudahnya interaksi antara seseorang di satu tempat dengan orang lain di belahan dunia yang lain.[19]

Jurnalis Thomas L. Friedman memopulerkan kata "flat world" (dunia datar). Ia berpendapat bahwa perdagangan global, outsourcing, rantai suplai, dan kekuatan politik telah mengubah dunia lebih baik atau buruk secara permanen. Ia menegaskan bahwa globalisasi berlangsung semakin cepat dan pengaruhnya terhadap organisasi dan praktik bisnis akan terus berkembang.[20]

Ekonom Takis Fotopoulos mendefinisikan "globalisasi ekonomi" sebagai pembebasan dan deregulasi pasar komoditas, modal, dan tenaga kerja yang berujung pada globalisasi neoliberal masa kini. Ia memakai istilah "globalisasi politik" untuk menyebut kemunculan kaum elit transnasional dan hilangnya negara bangsa. "Globalisasi budaya" digunakan untuk menyebut homogenisasi budaya dunia. Istialh lainnya adalah "globalisasi ideologi", "globalisasi teknologi", dan "globalisasi sosial".[21]

Manfred Steger, dosen studi global dan ketua riset di Global Cities Institute di RMIT University, mengidentifikasi empat dimensi globalisasi empiris utama: ekonomi, politik, budaya, dan ekologi, ditambah dimensi kelima (ideologi) yang melintasi empat dimensi lainnya. Menurut Steger, dimensi ideologi dipenuhi oleh serangkaian norma, klaim, kepercayaan, dan penjelasan tentang fenomena itu sendiri.[22]

Pada tahun 2000, International Monetary Fund (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi: perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan.[7] Di sektor perdagangan dan transaksi, negara-negara berkembang telah meningkatkan pangsa perdagangan dunianya dari 19 persen tahun 1971 menjadi 29 persen pada tahun 1999. Akan tetapi, ada perbedaan besar di sejumlah kawasan. Misalnya, negara industri baru (NIE) di Asia berhasil, sedangkan seluruh negara di Afrika gagal. Barang yang diekspor negara merupakan indikator kesuksesan yang penting. Ekspor barang pabrikan meningkat dan didominasi oleh negara-negara maju dan NIE. Ekspor komoditas seperti makanan dan bahan mentah biasanya berasal dari negara-negara berkembang. Pangsa total ekspor komoditas menurun seiring waktu.

Dari sini, pergerakan modal dan investasi dapat dipandang sebagai aspek dasar globalisasi yang lain. Arus modal swasta ke negara-negara berkembang naik sepanjang 1990-an, menggantikan "bantuan" atau "bantuan pembangunan" yang berkurang setelah awal 1980-an. Investasi langsung asing (FDI) menjadi kategori paling penting. Investasi portofolio dan kredit bank meningkat namun semakin volatil dan akhirnya anjlok akibat krisis keuangan akhir 1990-an. Antara 1965–90, jumlah tenaga kerja yang bermigrasi bertambah dua kali lipat. Sebagian besar migrasi terjadi antara negara berkembang dna negara kurang maju (LDC).[23]

Paul James, Direktur United Nations Global Compact Cities Programme, berpendapat bahwa empat bentuk globalisasi yang berbeda juga bisa dibedakan sehingga melengkapi dan melintasi semua dimensi globalisasi.[24] Menurut James, bentuk globalisasi dominan yang tertua adalah globalisasi berwujud, yaitu perpindahan manusia. Bentuk dominan tertua kedua adalah globalisasi lembaga, yaitu sirkulasi agen dari berbagai institusi, organisasi, dan badan, termasuk agen-agen imperial. Bentuk ketiganya, globalisasi objek, merupakan pergerakan komoditas dan objek tukar lainnya. Perpindahan ide, gambar, ilmu pengetahuan, dan informasi di dunia disebut globalisasi tak berwujud, dan saat ini globalisasi tak berwujud merupakan bentuk yang paling dominan. James berpendapat bahwa pengelompokkan semacam ini memungkinkan kita memahami bahwa bentuk globalisasi yang paling berwujud seperti perpindahan pengungsi dan migran justru semakin dibatasi, sedangkan bentuk yang paling tak berwujud seperti sirkulasi instrumen keuangan semakin tidak dibatasi.[25]

Pengertian

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.

Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:

  • Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
  • Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
  • Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
  • Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
  • Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara. [26]

Sejarah

Ada penyebab jauh dan dekat yang dapat ditemukan pada faktor-faktor sejarah yang memengaruhi globalisasi. Globalisasi berskala besar dimulai pada abad ke-19.[9]

Kuno

Peta animasi yang menunjukkan perkembangan imperium kolonial sejak 1492 sampai sekarang.

Globalisasi kuno dipandang sebagai suatu fase dalam sejarah globalisasi yang mengacu pada peristiwa dan perkembangan globalisasi sejak masa peradaban terawal sampai kira-kira tahun 1600-an. Istilah ini dipakai untuk menyebut hubungan antara masyarakat dan negara dan cara keduanya dibentuk oleh persebaran ide dan norma sosial baik di tingkat lokal maupun regional.[27]

Dalam skema ini, ada tiga penyebab yang dipaparkan sebagai pemicu globalisasi. Penyebab pertama adalah pemikiran Timur yang berarti bahwa negara-negara Barat telah mengadaptasi dan menerapkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari Timur.[27] Tanpa ide tradisional dari Timur, globalisasi Barat tidak akan terjadi sebagaimana mestinya. Penyebab kedua adalah jarak; interaksi antarnegara belum berskala global dan masih berada di seputaran Asia, Afrika Utara, Timur Tengah, dan sebagian Eropa.[27] Pada globalisasi awal, negara masih sulit berinteraksi dengan negara lain yang letaknya jauh. Kemajuan teknologi kemudian memungkinkan negara mengetahui keberadaan negara lain yang letaknya jauh, dan fase globalisasi yang baru pun terjadi. Penyebab ketiga adalah saling ketergantungan, kestabilan, dan regularitas. Jika suatu negara tidak bergantung dengan negara lain, tidak ada cara lain bagi negara tersebut untuk memengaruhi dan dipengaruhi oleh negara lain. Inilah salah satu penggerak utama di balik hubungan dan perdagangan global. Tanpa keduanya, globalisasi tidak akan berjalan seperti yang sudah-sudah dan negara akan tetap bergantung pada produksi dan sumber dayanya sendiri supaya bisa terus berdiri. Sejumlah pakar berpendapat bahwa globalisasi kuno tidak berjalan seperti globalisasi modern karena negara-negara waktu itu tidak saling bergantung seperti sekarang.[27]

Ada pula sifat multipolar dalam globalisasi kuno yang melibatkan partisipasi aktif bangsa non-Eropa. Karena globalisasi kuno sudah ada sebelum Pembelahan Besar abad ke-19, masa ketika Eropa Barat memiliki produksi industri dan hasil ekonomi yang lebih maju ketimbang kawasan lain di dunia, globalisasi kuno menjadi fenomena yang tidak hanya digerakkan oleh Eropa tetapi juga oleh wilayah Dunia Lama yang ekonominya sudah maju seperti Gujarat, Bengal, pesisir Cina, dan Jepang.[28]

Karak Portugal di Nagasaki, seni Nanban Jepang abad ke-17

Ekonom dan sosiolog historis Jerman Andre Gunder Frank berpendapat bahwa globalisasi diawali oleh munculnya hubungan dagang antara Sumer dan Peradaban Lembah Indus pada milenium ketiga SM. Globalisasi kuno ini terjadi pada Zaman Helenistik, zaman ketika pusat-pusat kota komersial membentuk poros budaya Yunani yang merentang dari India sampai Spanyol, termasuk Alexandria dan kota-kota era Alexander lainnya. Sejak itu, posisi geografis Yunani dan impor gandum memaksa bangsa Yunani melakukan perdagangan lewat laut. Perdagangan di Yunani kuno sangat tidak dibatasi, dan negara hanya mengendalikan suplai gandum.[4]

Tanaman asli Dunia Baru yang tersebar ke seluruh dunia: Jagung, tomat, kentang, vanila, karet, kakao, tembakau

Modern Awal

Globalisasi modern awal atau proto-globalisasi mencakup periode sejarah globalisasi antara 1600 dan 1800. Konsep proto-globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh sejarawan A. G. Hopkins dan Christopher Bayly. Istilah ini berarti fase peningkatan hubungan dagang dan pertukaran budaya yang menjadi ciri khas periode sebelum munculnya globalisasi modern pada akhir abad ke-19.[29] Fase globalisasi ini dicirikan oleh bangkitnya imperium maritim Eropa pada abad ke-16 dan 17. Imperium pertama yang muncul adalah Portugal dan Spanyol, kemudian muncullah Belanda dan Britania. Pada abad ke-17, perdagangan dunia berkembang lebih jauh ketika perusahaan kerajaan (chartered company) seperti British East India Company (didirikan tahun 1600) dan Vereenigde Oostindische Compagnie (didirikan tahun 1602, sering dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama yang membuka sahamnya) didirikan.[30]

Globalisasi modern awal berbeda dengan globalisasi modern dalam hal tujuan ekspansionisme, cara mengelola perdagangan global, dan tingkat pertukaran informasi. Periode ini ditandai oleh banyaknya perjanjian dagang seperti yang dilakukan East India Company, peralihan hegemoni ke Eropa Barat, terjadinya konflik berskala besar antara negara besar seperti Perang Tiga Puluh Tahun, dan munculnya komoditas baru seperti perdagangan budak. Perdagangan Segitiga memungkinan Eropa mendapatkan keuntungan dari sumber-sumber daya di dunia barata. Perpindahan hewan, tanaman, dan wabah penyakit yang dikaitkan dengan konsep Pertukaran Columbus oleh Alfred Crosby juga memainakn peran penting dalam proses ini. Perdagangan dan komunikasi modern awal melibatkan banyak kelompok masyarakat, termasuk pedagang Eropa, Muslim, India, Asia Tenggara, dan Cina, terutama di kawasan Samudra Hindia.

Britania Raya pada abad ke-19 menjadi kekuatan super ekonomi pertama di dunia berkat teknologi pabriknya yang superior dan sistem transportasi global yang maju seperti kapal uap dan rel kereta api.

Modern

Sepanjang abad ke-19, globalisasi mulai mendekati bentuknya yang modern akibat revolusi industri. Industrialisasi memungkinkan standardisasi produksi barang-barang rumah tangga menggunakan ekonomi skala, sedangkan pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan permintaan barang yang stabil. Pada abad ke-19, kapal uap sangat menghemat biaya transportasi internasional dan rel kereta menjadikan transportasi darat lebih murah. Revolusi transportasi terjadi antara 1820 dan 1850.[9] Jumlah negara yang ikut dalam perdagangan internasional semakin banyak.[9] Globalisasi pada masa ini sangat dipengaruhi oleh imperialisme abad ke-19 seperti yang terjadi di Afrika dan Asia. Penemuan kontainer kapal tahun 1956 turut memajukan globalisasi perdagangan.[31][32]

Setelah Perang Dunia Kedua, para politikus berhasil mewujudkan konferensi Bretton Woods, perjanjian yang disepakati negara-negara besar untuk menyusun kebijakan moneter internasional, perdagangan dan keuangan, dan pembentukan sejumlah lembaga internasional yang bertujuan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, pembebasan perdagangan secara bertahap, dan penyederhanaan dan pengurangan batasan perdagangan. Awalnya, General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) mengeluarkan beberapa perjanjian untuk menghapus batasan perdagangan. GATT kemudian digantikan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengelola sistem perdagangan. Ekspor nyaris berlipat dari 8,5% total produk bruto dunia tahun 1970 menjadi 16,2% tahun 2001.[33] Pemanfaatan perjanjian global untuk memajukan perdagangan terhambat oleh gagalnya putaran negosiasi Doha. Banyak negara yang beralih ke perjanjian bilateral atau perjanjian multilateral yang lebih kecil, misalnya Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Serikat–Korea Selatan 2011.

Sejak 1970-an, penerbangan semakin terjangkau bagi kelas menengah di negara-negara berkembang Kebijakan langit terbuka dan maskapai bertarif rendah ikut mendorong persaingan pasar. Pada tahun 1990-an, pertumbuhan jaringan komunikasi bertarif rendah memangkas biaya komunikasi antarnegara. Banyak hal yang bisa dilakukan melalui komputer tanpa memedulikan lokasinya seperti akuntansi, pengembangan perangkat lunak, dan desain rekayasa.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan kebudayaan dunia tumbuh sangat cepat. Pertumbuhan ini melambat sejak 1910-an sampai seterusnya akibat Perang Dunia dan Perang Dingin,[34] tetapi berhasil melaju lagi sejak kebijakan neoliberal dirintis tahun 1980-an dan perestroika serta reformasi ekonomi Cina Deng Xiaoping membawa paham kapitalisme barat ke Blok Timur lama.[35] Pada awal 2000-an, sebagian besar negara maju mengalami Resesi Besar,[36] sehingga memperlambat proses globalisasi untuk sementara.[37][38][39]

Perdagangan dan globalisasi telah berevolusi jauh pada masa kini. Masyarakat yang terglobalisasi memiliki serangkaian pendorong dan faktor yang terus mendekatkan manusia, kebudayaan, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya.[40]

Aspek

Indeks Ketersaingan Global (2008–2009): ketersaingan (competitiveness) adalah hal utama yang menentukan kesejahteraan negara-bangsa di lingkungan internasional

Organisasi bisnis global

Seiring kemajuan transportasi dan komunikasi, bisnis internasional tumbuh pesat setelah awal abad ke-20. Bisnis internasional mencakup semua transaksi komersial (swasta, penjualan, investasi, logistik, dan transportasi) yang terjadi antara dua wilayah, negara, dan bangsa atau lebih di luar batas politiknya. Diversifikasi internasional ini disesuaikan dengan kinerja dan inovasi, namun biasanya kinerja meningkat dan inovasi menurun.[41] Biasanya perusahaan-perusahaan swasta melakukan transaksi untuk mendapatkan laba.[42] Transaksi bisnis semacam ini melibatkan sumber daya ekonomi seperti modal, sumber daya alam, dan sumber daya manusia untuk produksi barang fisik dan jasa internasional seperti keuangan, perbankan, asuransi, konstruksi, dan aktivitas produksi lainnya.[43]

Kerja sama bisnis internasional membuahkan perusahaan multinasional, yaitu perusahaan yang memiliki pendekatan global terhadap pasar dan produksi atau perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu negara. Sebuah perusahaan multinasional bisa juga disebut perusahaan transnasional. Perusahaan multinasional terkenal mencakup perusahaan makanan cepat saji seperti McDonald's dan Yum Brands, produsen kendaraan seperti General Motors, Ford Motor Company, dan Toyota, produsen elektronika konsumen seperti Samsung, LG, dan Sony, dan perusahaan energi seperti ExxonMobil, Shell, dan BP. Sebagian besar perusahaan besar beroperasi di beberapa pasar nasional.

Perusahaan atau bisnis umumnya berpendapat bahwa kelangsungan di pasar global yang baru mengharuskan mereka untuk mencari barang, jasa, tenaga kerja, dan material dari luar negeri supaya produk dan teknologinya bisa terus diperbarui agar dapat bertahan di tengah-tengah persaingan yang memanas.[44] Menurut laporan terkini dari McKinsey Global Institute, arus barang, jasa, dan keuangan mencapai $26 triliun pada tahun 2012 atau 36 persen dari PDB global. Jumlah tersebut 1,5 kali lebih banyak ketimbang tahun 1990.[45]

Perdagangan internasional

Singapore skyline
Singapura, negara teratas di Enabling Trade Index, menerima globalisasi dan menjadi negara yang sangat maju

Perdagangan internasional adalah pertukaran modal, barang, dan jasa melintasi perbatasan atau wilayah internasional.[46] Di kebanyakan negara, perdagangan internasional menduduki pangsa besar dalam produk domestik bruto (PDB). Industrialisasi, transportasi maju, perusahaan multinasional, offshoring, dan outsourcing sama-sama memberi dampak besar terhadap perdagangan global. Pertumbuhan perdagangan internasional adalah komponen dasar dari globalisasi.

Keuntungan perdagangan absolut muncul ketika negara-negara dapat memproduksi suatu komoditas dengan biaya lebih rendah per unit ketimbang mitra dagangnya. Dengan logika yang sama, negara tersebut harus mengimpor komoditas yang memiliki kerugian absolut.[47] Meski ada kemungkinan untung dagang dari keuntungan absolut, keuntungan komparatif, yaitu kemampuan menawarkan barang dan jasa dengan biaya marjinal dan biaya kesempatan yang lebih rendah, memperluas batas kemungkinan pertukaran yang sama-sama menguntungkan. Di lingkungan bisnis yang terglobalisasi, perusahaan berpikir bahwa keuntungan komparatif yang ditawarkan perdagangan internasional merupakan hal yang penting agar bisa terus bersaing.

Perjanjian dagang, blok ekonomi, dan zona perdagangan khusus
Produk domestik bruto per kapita dalam dolar AS tahun 2011 per kapita, disesuaikan dengan inflasi dan paritas kemampuan beli (skala log) dari tahun 1860 sampai 2011. Lingkaran populasi: Amerika Serikat (kuning), Britania Raya (oranye), Jepang (merah), Cina (merah), dan India (biru).[48]

Penetapan kawasan perdagangan bebas menjadi sesuatu yang harus dilakukan pemerintahan era modern untuk melakukan perjanjian dagang dengan entitas asing dan multinasional.[49]

Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zone; SEZ) adalah kawasan geografis hukum ekonomi dan hukum lainnya lebih condong ke pasar bebas daripada hukum nasional negara tersebut. Hukum nasional bisa ditangguhkan di dalam zona khusus ini. Kategori SEZ mencakup berbagai macam zona, termasuk Zona Perdagangan Bebas (FTZ), Zona Pemrosesan Ekspor (EPZ), Zona Bebas (FZ), kawasan industri (IE), pelabuhan bebas, Zona Perusahaan Kota, dan lain-lain. Biasanya, tujuan zona ini adalah meningkatkan investasi langsung asing oleh investor asing, terutama bisnis internasional atau perusahaan multinasional (MNC). Zona ini adalah wilayah khusus yang pajak perusahaannya sangat rendah atau bahkan ditiadakan sama sekali untuk mendorong aktivitas ekonomi. Pelabuhan bebas sejak dulu memiliki peraturan cukai yang menguntungkan, misalnya pelabuhan bebas Trieste. Seringkali pelabuhan bebas ini merupakan bagian dari zona ekonomi bebas.

FTZ adalah tempat barang didatangkan, ditangani, diproduksi atau disesuaikan, dan diekspor kembali tanpa campur tangan otoritas bea cukai. Ketika barang sudah pindah ke tangan konsumen di dalam negara di luar FTZ, barulah barang tersebut tunduk pada peraturan cukai yang ada. Zona perdagangan bebas ditetapkan di sekitar pelabuhan besar, bandara internasional, dan perbatasan nasional, tempat-tempat dengan keuntungan dagang secara geografis.[50] It is a region where a group of countries has agreed to reduce or eliminate trade barriers.[51]

Papan iklan di Jakarta yang menyambut delegasi KTT ASEAN 2011.

Kawasan perdagangan bebas adalah blok dagang yang negara-negara anggotanya telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas yang menghapus tarif, kuota impor, dan preferensi pada sebagian besar (jika tidak semua) barang dan jasa yang diperdagangkan antarnegara. Jika penduduknya bebas berpindah antarnegara, selain kawasan perdagangan bebas, kawasan ini juga bisa dianggap sebagai perbatasan terbuka. Uni Eropa, yang beranggotakan 27 negara, menyediakan kawasan perdagangan bebas dan perbatasan terbuka.

Zona Industri Khusus (Qualified Industrial Zone; QIZ) adalah kawasan industri yang menaungi operasi pabrik di Yordania dan Mesir. QIZ adalah zona perdagangan bebas khusus yang didirikan bekerja sama dengan Israel untuk memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas antara Amerika Serikat dan israel. Di bawah perjanjian dagang dengan Yordania seperti yang ditetapkan Amerika Serikat, barang-barang yang diproduksi di QIZ bisa langsung masuk ke pasar AS tanpa tarif datau kuota impor jika memenuhi syarat tertentu. Untuk mendapat status tersebut, barang yang dihasilkan di zona ini harus mengandung sedikit sumbangan atau input dari Israel. Selain itu, nilai minimum sebesar 35% harus ditambahkan ke produk akhirnya. QIZ adalah ide pebisnis Yordania Omar Salah, dan QIZ pertama ditetapkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1997.

Asia Pasifik disebut-sebut sebagai "kawasan dagang paling terintegrasi di muka Bumi" karena perdagangan intraregionalnya mencakup sekitar 50-60% dari total impor dan ekspor Asia Pasifik.[52] Asia Pasifik juga memiliki perdagangan ekstraregional. Ekspor barang konsumen seperti televisi, radio, sepeda, dan tekstil ke Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang turut mendorong ekspansi ekonomi.[53]

Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN[54] adalah perjanjian blok dagang Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang mendukung produsen lokal di semua negara ASEAN. Perjanjian AFTA ditandatangani pada 28 Januari 1992 di Singapura. Ketika perjanjian AFTA ditandatangani, ASEAN masih beranggotakan enam negara, yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Vietnam bergabung tahun 1995, Laos dan Myanmar tahun 1997 dan Kamboja tahun 1999.

Surga pajak

Aset Jerman di surga pajak jika dibandingkan dengan total PDB Jerman.[55] "7 Besar"-nya adalah Hong Kong, Irlandia, Lebanon, Liberia, Panama, Singapura, dan Swiss.

Surga pajak adalah negara atau daerah yang menurunkan pajak atau bahkan meniadakannya sama sekali. Daerah seperti ini dimanfaatkan sejumlah perusahaan untuk upaya penghindaran pajak dan pengelakan pajak.[56] Pihak perorangan maupun perusahaan menganggap surga pajak cocok untuk mendirikan anak perusahaan terselubung atau pindah ke wilayah yang nilai pajaknya rendah atau tidak ada sama sekali. Keberadaan surga pajak menciptakan situasi persaingan pajak di kalangan pemerintahan. Beberapa yurisdiksi sengaja menjadikan wilayahnya surga bagi kategori pajak tertentu dan kategori penduduk dan perusahaan tertentu.[57] Negara yang berdaulat atau memiliki pemerintahan sendiri di bawah hukum internasional secara teori memiliki kekuasaan tak terbatas untuk menerapkan hukum pajak di wilayahnya, kecuali dibatasi oleh perjanjian internasional sebelumnya. Fitur utama surga pajak adalah hukum dan peraturannya dapat digunakan untuk menghindari atau mengelak dari hukum atau peraturan yurisdiksi lain.[58] Dalam laporan pemanfaatan surga pajak oleh perusahaan Amerika Serikat bulan Desember 2008,[59] U.S. Government Accountability Office tidak mampu menetapkan definisi surga pajak yang pas, tetapi mencantumkan kriteria tertentu yang menguatkan keberadaannya: pajak tidak ada atau sedikit; tidak adanya pertukaran informasi pajak yang efektif dengan otoritas pajak asing; tidak adanya transparansi daam pelaksanaan peraturan legislatif, hukum, atau administratif; tidak adanya persyaratan untuk pendirian cabang; dan promosi diri sebagai pusat keuangan lepas pantai.

Laporan Tax Justice Network tahun 2012 memperkirakan bahwa antara US$21 triliun dan $32 triliun dilindungi dari pajak di sejumlah surga pajak rahasia di dunia. Apabila kekayaan sebanyak itu mendapat bunga 3% per tahunnya dan laba modalnya dipajaki sebesar 30%, pendapatan pajak bisa mencapai $190 miliar sampai $280 miliar, lebih banyak dibandingkan pelindung pajak manapun.[60] Jika aset lepas pantai rahasia ikut dihitung, beberapa negara pengutang bisa dianggap sebagai negara kreditur.[61] Akan tetapi, direktur kebijakan pajak Chartered Institute of Taxation mengaku skeptis dengan keakuratan jumlah tersebut.[62] Daniel J. Mitchell dari Cato Institute mengatakan bahwa laporan tersebut, saat menghitung pendapatan pajak yang hilang, berasumsi bahwa 100% uang yang disimpan di luar negeri merupakan upaya pengelakan pajak.[63]

Surga pajak menuai kritik karena sering berakhir dengan menumpuknya uang kas yang menganggur (idle cash)[64] yang mahal dan tidak efisien untuk repatriasi perusahaan.[65] Keuntungan pelindung pajak menciptakan insiden pajak yang merugikan masyarakat miskin.[66] Banyak surga pajak yang dianggap memiliki koneksi dengan pelaku "penipuan, pencucian uang, dan terorisme."[67] While investigations of illegal tax haven abuse have been ongoing, there have been few convictions.[68][69] Pelobian terkait surga pajak dan harga transfer juga dikritik.[70] Pandangan para akuntan terhadap kepantasan surga pajak telah berubah,[71] begitu pula pandangan para nasabah perusahaan,[72] pemerintahan,[73][74] dan politikus,[75][76] meskipun pemanfaatan surga pajak oleh perusahaan Fortune 500[77] dan lainnya masih lazim.[78] Rencana reformasi yang berpusat pada firma akuntansi yang masuk dalam Empat Besar terus didorong.[79] Beberapa pemerintahan tampaknya menggunakan spyware komputer untuk mengungkap neraca keuangan sejumlah perusahaan.[80]

Pariwisata internasional

Pariwisata adalah perjalanan untuk keperluan rekreasi, liburan, atau bisnis. Organisasi Pariwisata Dunia mendefinisikan wisatawan sebagai orang-orang yang "bepergian ke dan menetap di tempat-tempat selain lingkungan sekitar mereka selama tidak lebih dari satu tahun untuk keperluan liburan, bisnis, dan lain-lain".[81] Ada bermacam bentuk pariwisata seperti wisata pertanian, wisata kelahiran, wisata kuliner, wisata budaya, wisata lingkungan, wisata ekstrem, wisata geografi, wisata sejarah, wisata LGBT, wisata medis, wisata laut, wisata budaya pop, wisata agama, wisata kumuh, wisata perang, dan wisata kehidupan liar.

Globalisasi membuat pariwisata sebagai aktivitas liburan global yang populer. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa saat ini juga ada sekitar 500.000 orang di dalam pesawat terbang di seluruh unia.[82]

Penerbangan modern memudahkan manusia bepergian jarak jauh.

Akibat resesi akhir 2000-an, permintaan perjalanan internasional turun drastis sejak paruh akhir 2008 sampai akhir 2009. Setelah meningkat sebanyak 5% pada paruh pertama 2008, pertumbuhan kedatangan wisatawan internasional mulai menurun pada paruh akhir 2008 dan persentase kenaikan untuk tahun itu turun menjadi 2%, berbeda dengan 7% pada tahun 2007.[83] Tren negatif ini semakin parah pada tahun 2009 karena merebaknya wabah virus influenza H1N1 sehingga jumlah kedatangan wisatawan internasional turun 4,2% pada tahun 2009 menjadi 880 juta orang, dan pendapatan pariwisata internasional turun 5,7%.[84] Salah satu pengecualian bagi perjalanan bebas adalah perjalanan dari Amerika Serikat ke Kanada dan Meksiko yang memiliki perbatasan semi-terbuka. Berdasarkan hukum Amerika Serikat, perjalanan ke negara-negara tersebut saat ini memerlukan paspor.[85]

Pada tahun 2010, jumlah uang yang berputar di bidang pariwisata internasional mencapai US$919 miliar, naik 6,5% sejak 2009, berkat peningkatan nilai riil sebesar 4,7%.[86] Tahun 2010, terdapat 940 juta kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia.[87]

Olahraga internasional

wheelchair basketball
Tim basket kursi roda di Paralimpiade Musim Panas 2008

Ajang olahraga internasional modern bisa menjadi peristiwa besar yang memengaruhi aspek politik, ekonomi, dan budaya negara-negara di seluruh dunia. Dalam hal politik dan olahraga, olahraga dapat memengaruhi negara, identitasnya, dan dunia.

Olimpiade kuno merupakan serangkaian kompetisi yang diadakan antara perwakilan beberapa negara kota dan kerajaan dari Yunani Kuno. Kegiatan ini menampilkan pertandingan atletik, pertarungan, dan balap kereta kuda. Saat Olimpiade berlangsung, semua peperangan antara negara kota yang berpartisipasi ditunda sampai Olimpiade selesai.[88] The origin of these Olympics is shrouded in mystery and legend.[89] Sepanjang abad ke-19, Olimpiade menjadi kegiatan global yang populer.

Meski sejumlah ekonom skeptis dengan manfaat ekonomi penyelenggaraan Olimpiade sambil menekankan bahwa "kegiatan mega" seperti ini memakan biaya besar, penyelenggaraan Olimpiade (atau pencalonannya saja) dapat meningkatkan nilai ekspor negara penyelenggara, karena negara penyelenggara atau kandidat memberi tanda-tanda keterbukaan perdagangan saat mencalonkan diri sebagai penyelenggara Olimpiade.[90] Selain itu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas memberi efek positif yang kuat terhadap sumbangan filantropis perusahaan yang berkantor pusat di kota penyelenggara sehingga menguntungkan sektor nirlaba lokal. Efek positif ini mulai muncul di tahun-tahun menjelang Olimpiade dan dapat bertahan beberapa tahun sesudahnya, tetapi tidak permanen. Temuan ini memperlihatkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade mampu menciptakan kesempatan bagi pemerintah kota untuk memengaruhi perusahaan setempat agar menguntungkan sektor nirlaba lokal dan masyarakat sipil.[91] Olimpiade juga memberi efek negatif terhadap masyarakat di kota penyelenggara. Misalnya, Centre on Housing Rights and Evictions melaporkan bahwa persiapan Olimpiade membuat lebih dari dua juta orang terusir dari tempat tinggalnya selama dua dasawarsa terakhir dan merugikan masyarakat miskin.[92]

Globalisasi terus meningkatkan persaingan internasional di bidang olahraga. Piala Dunia FIFA merupakan pesta olahraga yang paling banyak ditonton di dunia. Sekitar 700 juta orang menyaksikan pertandingan final Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan.[93]

Menurut peelitian A.T. Kearney tahun 2011 terhadap tim, liga, dan federasi olahraga, industri olahraga global bernilai antara €350 miliar dan €450 miliar (US$480-$620 miliar).[94] Semuanya mencakup konstruksi infrastruktur, perlengkapan olahraga, produk berlisensi, dan pertandingan olahraga langsung.

Perdagangan internasional ilegal

Pasar gelap tanduk badak membuat populasi badak dunia menyusut sebanyak lebih dari 90 persen selama 40 tahun terakhir.[95]

"Pasar gelap" dan kejahatan terorganisasi biasanya beroperasi di tataran transnasional dengan total penjualan global senilai hampir US$2 triliun per tahun.[96]

Perdagangan obat-obatan

Pada tahun 2010, United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) melaporkan bahwa perdagangan obat-obatan terlarang global menghasilkan lebih dari US$320 miliar per tahun.[97] PBB memperkirakan bahwa di seluruh dunia terdapat lebih dari 50 pengguna rutin heroin, kokain, dan obat sintetis.[98] Perdagangan spesies terancam internasional menempati posisi kedua di bawah perdagangan obat-obatan dalam "industri" penyelundupan.[99] Obat tradisional Cina biasanya membutuhkan bahan dari semua bagian tumbuhan, daun, batang, bunga, akar, serta bahan dari hewan dan mineral. Penggunaan bagian tubuh spesies terancam (seperti kuda laut, tanduk badak, tanduk antelope saiga, dan tulang dan cakar harimau) menciptakan pasar gelap pemburu yang memburu hewan-hewan terlarang.[100][101]

Perdagangan dan penyelundupan manusia
Poster peringatan prostitusi dan perdagangan manusia di Korea Selatan untuk prajurit G.I. yang diterbitkan United States Forces Korea.

Perdagangan manusia adalah aktivitas yang menjadikan manusia sebagai barang yang diperdagangkan, biasanya untuk keperluan perbudakan seks, tenaga kerja paksa, atau pengambilan organ atau jaringan tubuh,[102][103] termasuk pengganti kehamilan (surrogacy) dan pengangkatan sel telur.[104] Perdagangan manusia adalah industri bernilai tinggi dan salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat yang nilainya mencapai US$32 miliar per tahun. Sebagai perbandingan, semua perdagangan ilegal internasional pada tahun 2010 bernilai sekitar US$650 miliar.[105] Perdagangan manusia merupakan masalah global yang muncul akibat kesulitan ekonomi, budaya, hukum, dan kebijakan imigrasi.[106] Tahun 2004, total pendapatan tahunan perdagangan manusia diperkirakan antara US$5 miliar dan $9 miliar.[107] Tahun 2005, Patrick Belser dari ILO memperkirakan laba global tahunan dari perdagangan manusia mencapai US$31,6 miliar.[108] Tahun 2008, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan hampir 2,5 juta orang dari 127 negara diperdagangkan ke 137 negara di seluruh dunia.[109]

Perdagangan manusia berbeda dengan penyelundupan manusia. Dalam penyelundupan manusia, orang yang diselundupkan dengan sukarela meminta atau mempekerjakan seseorang, biasa disebut penyelundup, untuk memindahkan mereka secara diam-diam dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya penyelundupan jenis ini melibatkan pemindahan dari satu negara ke negara yang pernah menolak masuk pihak terselundup di perbatasan internasional. Tidak ada penipuan saat perjanjian awal antara pihak penyelundup dan terselundup. Setelah masuk ke negara tujuan dan tiba di tempat akhir, orang yang diselundupkan biasanya bebas untuk mencari jalannya sendiri. Menurut International Centre for Migration Policy Development (ICMPD), penyelundupan manusia adalah kejahatan terhadap negara karena melanggar hukum imigrasi dan tidak menganggap pelanggaran hak-hak migran yang diselundupkan sebagai tindak kejahatan. Perdagangan manusia adalah kejahatan terhadap korbannya karena melanggar hak-hak korban melalui paksaan dan eksploitasi.[110]

Globalisasi ekonomi

Globalisasi sosial-budaya

Lingkungan alam global

Tenaga kerja global

Teori globalisasi

Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:

  • Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
  • Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
  • Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
  • Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
  • Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.

Reaksi masyarakat

Gerakan pro-globalisasi

Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.

Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF, mereka berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk konsumsi barang impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut mereka -- mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.

Gerakan antiglobalisasi

Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.

Namun, orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah lainnya.

Globalisasi perekonomian

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:

  • Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja.
  • Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
  • Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
  • Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
  • Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan adil.

Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.

Dampak Positif Globalisasi Ekonomi

  • Produksi global dapat ditingkatkan

Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

  • Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.

  • Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

  • Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

  • Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi

  • Menghambat pertumbuhan sektor industri

Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

  • Memperburuk neraca pembayaran

Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

  • Sektor keuangan semakin tidak stabil

Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

  • Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

Globalisasi kebudayaan

Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global.

Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal lain. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran manusia. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan

  • Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  • Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
  • Berkembangnya turisme dan pariwisata.
  • Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
  • Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
  • Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
  • Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
  • Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa

Dampak globalisasi

Dampak positif globalisasi antara lain:

  • Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
  • Mudah melakukan komunikasi
  • Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
  • Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
  • Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
  • Mudah memenuhi kebutuhan
  • Membuat sikap terbuka, berpikiran luas

Dampak negatif globalisasi antara lain:

  • Informasi yang tidak tersaring
  • Perilaku konsumtif
  • Ketergantungan dengan teknologi
  • Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
  • Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara

Jurnal utama

Jurnal-jurnal akademik utama yang mempelajari globalisasi:

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Al-Rodhan, R.F. Nayef and Gérard Stoudmann. (2006). Definitions of Globalization: A Comprehensive Overview and a Proposed Definition.
  2. ^ a b Albrow, Martin and Elizabeth King (eds.) (1990). Globalization, Knowledge and Society London: Sage. ISBN 978-0803983243 p. 8. "...all those processes by which the peoples of the world are incorporated into a single world society." Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Albrow" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  3. ^ Stever, H. Guyford (1972). "Science, Systems, and Society." Journal of Cybernetics, 2(3):1–3. DOI:10.1080/01969727208542909
  4. ^ a b Frank, Andre Gunder. (1998). ReOrient: Global economy in the Asian age. Berkeley: University of California Press. ISBN 978-0520214743
  5. ^ "Globalization and Global History (p.127)" (PDF). Diakses tanggal 3 July 2012. 
  6. ^ Google Books Ngram Viewer: Globalization
  7. ^ a b International Monetary Fund . (2000). "Globalization: Threats or Opportunity." 12th April 2000: IMF Publications.
  8. ^ Bridges, G. (2002). "Grounding Globalization: The Prospects and Perils of Linking Economic Processes of Globalization to Environmental Outcomes". Economic Geography. 78 (3): 361–386. doi:10.2307/4140814. 
  9. ^ a b c d O'Rourke, Kevin H. and Jeffrey G. Williamson. (2000). "When Did Globalization Begin?" NBER Working Paper No. 7632.
  10. ^ "Globalization". Online Etymology Dictionary. Diakses tanggal 7 July 2012. 
  11. ^ "Globalization". Oxford English Dictionary Online. September 2009. Diakses tanggal 5 November 2010. 
  12. ^ "The Battle of Armageddon, October 1897 pages 365–370". Pastor-russell.com. Diakses tanggal 31 July 2010. 
  13. ^ Feder, Barnaby J. (6 July 2006). "Theodore Levitt, 81, Who Coined the Term 'Globalization', Is Dead". Diakses tanggal 23 April 2014. 
  14. ^ Hopkins, A.G. (ed.). (2004). Globalization in World History. London: Norton, pp. 4–8. ISBN 978-0393979428
  15. ^ Bakari, Mohamed El-Kamel. "Globalization and Sustainable Development: False Twins?". New Global Studies. 7 (3): 23–56. ISSN 1940-0004. 
  16. ^ Robertson, Roland (1992). Globalization : social theory and global culture (edisi ke-Reprint.). London: Sage. ISBN 0803981872. 
  17. ^ Giddens, Anthony. (1991). The Consequences of Modernity Cambridge: Polity Press. p. 64. ISBN 9780745609232
  18. ^ Held, David, et al. (1999). Global Transformations Cambridge: Polity Press. ISBN 9780745614984
  19. ^ Larsson, Thomas. (2001). The Race to the Top: The Real Story of Globalization Washington, D.C.: Cato Institute. p. 9. ISBN 978-1930865150
  20. ^ Friedman, Thomas L. "The Dell Theory of Conflict Prevention". Emerging: A Reader. Ed. Barclay Barrios. Boston: Bedford, St. Martins, 2008. 49
  21. ^ Fotopoulos, Takis. (2001). "Globalization, the reformist Left and the Anti-Globalization 'Movement.'" Democracy & Nature: The International Journal of Inclusive Democracy, 7:(2) (July 2001).
  22. ^ Steger, Manfred (2009). Globalization: A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press. hlm. 11. ISBN 978-0-19-955226-9. 
  23. ^ Saggi, Kamal (2002). "Trade, Foreign Direct Investment, and International Technology Transfer: A Survey." World Bank Research Observer, 17 (2): 191–235. doi:10.1093/wbro/17.2.191
  24. ^ Paul James (2005). "'Arguing Globalizations: Propositions Towards an Investigation of Global Formation'". Globalizations. vol. 2 (no. 2): 193–209.  Manfred B. Steger and Paul James (2013). "'Levels of Subjective Globalization: Ideologies, Imaginaries, Ontologies'". Perspectives on Global Development and Technology. vol. 12 (no. 1–2). 
  25. ^ Paul James, 'Faces of globalization and the borders of states: From asylum seekers to citizens', Citizenship Studies, 2014, Vol. 18, No. 2, 208–223.
  26. ^ What is Globalization? The Definitional Issue-Again
  27. ^ a b c d Martell, Luke (2010). The Sociology of Globalization. Policy Press. 
  28. ^ Kochler, Hans (2000). Globality versus Democracy: The Changing Nature of International Relations in the Era of Globalization. Vienna: International Progress Organization. hlm. 35. 
  29. ^ Hopkins, A.G., ed., 2003. Globalization in World History. New York City, NY: Norton. ISBN 0-393-97942-3 pp. 4–5, 7
  30. ^ Chaudhuri, K.N. (1965\1999). The English East India Company: The Study of an Early Joint-stock Company 1600–1640 (Vol. 4). London: Routledge/Thoemmes Press.
  31. ^ Levinson, Marc. "Sample Chapter for Levinson, M.: The Box: How the Shipping Container Made the World Smaller and the World Economy Bigger". The Box: How the Shipping Container Made the World Smaller and the World Economy Bigger. Princeton University Press. Diakses tanggal 17 February 2013. 
  32. ^ Gittins, Ross (12 June 2006). "How the invention of a box changed our world – Business – smh.com.au". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 17 February 2013. 
  33. ^ "World Exports as Percentage of Gross World Product". Global Policy Forum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2008. Diakses tanggal 11 November 2009. 
  34. ^ Wolf, Martin (2001). "Will the nation-state survive globalization?" Foreign Affairs, 80(1).
  35. ^ Ritzer, George (2011). Globalization: The Essentials. NY: John Wiley & Sons.
  36. ^ Roubini, Nouriel (15 January 2009). "A Global Breakdown Of The Recession In 2009". Forbes. 
  37. ^ Faiola, Anthony. (2009). "A Global Retreat As Economies Dry Up." The Washington Post, 5 March 2009.
  38. ^ Gjelten, Tom. (2009). "Economic Crisis Poses Threat To Global Stability." NPR, 18 February 2009.
  39. ^ Lodge, George C. (1995). Managing Globalization in the Age of Interdependence. Golden Books Center: Kuala Lumpur. p.2.
  40. ^ Sorrells, Kathryn. (2012). Intercultural Communication Globalization and Social Justice. Thousand Oaks: Sage Pubs. ISBN 9781412927444
  41. ^ Hitt, Michael A.; Hoskisson, Robert E.; Kim, Hicheon (August 1997). "International Diversification: Effects on Innovation and Firm Performance in Product-Diversified Firms". The Academy of Management Journal. New York, NY: Sage Publications. 40 (4): 767–798. doi:10.2307/256948. ISSN 0001-4273. JSTOR 256948. 
  42. ^ Daniels, J., Radebaugh, L., Sullivan, D. (2007). International Business: environment and operations, 11th edition. Prentice Hall. ISBN 0-13-186942-6
  43. ^ Joshi, Rakesh Mohan, (2009) International Business. Oxford University Press, ISBN 0-19-568909-7
  44. ^ Hitt, Michael A.; Laszlo Tihanyi; Toyah Miller; Brian L. Connelly (2006). "International Diversification: Antecedents, Outcomes, and Moderators" (PDF). Journal of Management. 32(6) (6): 831–867. doi:10.1177/0149206306293575. 
  45. ^ http://www.mckinsey.com/insights/globalization/global_flows_in_a_digital_age
  46. ^ dictionary.reference.com
  47. ^ Ingham, Barbara (2004). International economics: a European focus. Pearson Education. hlm. 336. ISBN 0-273-65507-8. 
  48. ^ Grafik: Gapminder.org
  49. ^ Bhagwati, Jagdish N.; Panagariya, Arvind (1996). The economics of preferential trade agreements. AEI Press. hlm. 168. ISBN 978-0844739694. 
  50. ^ [1] Definition of Free Trade Zone-Source-Britannica
  51. ^ Arthur O' Sullivan; Steven M. Sheffrin (2003). Economics: Principles in action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. hlm. 454. ISBN 0-13-063085-3. 
  52. ^ Asia-Pacific leads world in integration of trade
  53. ^ Vogel, Ezra F. 1991. The Four Little Dragons: The Spread of Industrialization in East Asia. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press.
  54. ^ AFTA & FTAs (ASEAN Secretariat)
  55. ^ Shafik Hebous (2011) "Money at the Docks of Tax Havens: A Guide", CESifo Working Paper Series No. 3587, p. 9
  56. ^ Dharmapala, Dhammika und Hines Jr., James R. (2006) Which Countries Become Tax Havens?
  57. ^ Moran Harari, Markus Meinzer and Richard Murphy (October 2012) "Financial Secrecy, Banks and the Big 4 Firms of Accountants" Tax Justice Network
  58. ^ "The Truth About Tax Havens – retrieved 28 December 2007" (PDF). Diakses tanggal 2011-03-22. 
  59. ^ "International Taxation: Large U.S. Corporations and Federal Contractors with Subsidiaries in Jurisdictions Listed as Tax Havens or Financial Privacy Jurisdictions GAO:GAO-09-157". Government Accountability Office. December 18, 2008. Diakses tanggal 2009-01-21. 
  60. ^ Tax Justice Network (July 22, 2012) "Revealed: Global super-rich has at least $21 trillion hidden in secret tax havens"
  61. ^ Canadian Broadcasting Co. (July 22, 2012) "Wealthy hiding $21 trillion in tax havens, report says"
  62. ^ John Whiting, tax policy director at the UK's Chartered Institute of Taxation commented "There clearly are some significant amounts hidden away, but if it really is that size what is being done with it all?" and "If the suggestion is that such amounts are actively hidden and never accessed, that seems odd – not least in terms of what the tax authorities are doing. In fact, the US, UK and German authorities are doing a lot", and noting that if the figures were accurate "you would expect the havens to be more conspicuously wealthy than they are". However, he also admitted that "I cannot disprove the figures at all, but they do seem staggering" "Tax havens: Super-rich 'hiding' at least $21tn". BBC News. 2012-07-22. Diakses tanggal 2012-10-03. 
  63. ^ "Fighting Anti-Tax Haven Demagoguery on CNN". 2012-07-30. Diakses tanggal 2012-10-03. 
  64. ^ "Idle cash piles up: David Cay Johnston" Reuters, July 16, 2013
  65. ^ "Repatriating Offshore Funds" U.S. Senate Committee on Homeland Security and Governmental Affairs, Permanent Subcommittee on Investigations, October 11, 2011
  66. ^ "Picking Up the Tab" U.S. Public Interest Research Group, April 2012
  67. ^ "These Islands Aren’t Just a Shelter From Taxes" New York Times, May 5, 2012
  68. ^ "Super Rich Tax Cheats" American News Project, January 8, 2009
  69. ^ "'A green light to tax evasion': Super-rich tax dodgers given immunity from prosecution" Daily Mirror, November 3, 2012
  70. ^ "If you want to know who’s really keeping billions in poverty, then the answer is the partners in the Big 4 firms of accountants" Tax Justice Network, April 5, 2012
  71. ^ "Tax avoidance: fair or foul?" Accountancy Age Debates, January 14, 2013
  72. ^ "Google will not oppose clampdown on tax avoidance, chairman says" Guardian, January 28, 2013
  73. ^ "Tax avoidance isn't a left or right issue, it's a cancer eating our democracy" New Statesman, June 21, 2012
  74. ^ "Helsinki Boycotts Tax Havens", Inter Press Service, October 6, 2012
  75. ^ "David Cameron: Tax avoiding foreign firms like Starbucks and Amazon lack 'moral scruples'" The Telegraph, January 4, 2013
  76. ^ "Germany's Merkel calls for G8 fight against tax havens" Reuters, February 13, 2013
  77. ^ "Which Fortune 500 Companies Are Sheltering Income in Overseas Tax Havens?" Citizens for Tax Justice, October 17, 2012
  78. ^ "Speaker Biographies" Networking Seminars, February 2013
  79. ^ "Britain could end these tax scams by hitting the big four" The Guardian, December 10, 2012
  80. ^ "Did the Bounds of Cyber War Just Expand to Banks and Neutral States?" The Atlantic, August 17, 2012
  81. ^ "UNWTO technical manual: Collection of Tourism Expenditure Statistics" (PDF). World Tourism Organization. 1995. hlm. 14. Diakses tanggal 26 March 2009. 
  82. ^ Swine flu prompts EU warning on travel to US. The Guardian. 28 April 2009.
  83. ^ "International tourism challenged by deteriorating global economy" (PDF). UNWTO World Tourism Barometer. World Tourism Organization. 7 (1). January 2009. Diakses tanggal 17 November 2011. 
  84. ^ "UNWTO World Tourism Barometer Interim Update" (PDF). UNWTO World Tourism Barometer. World Tourism Organization. August 2010. Diakses tanggal 17 November 2011. 
  85. ^ Crossing U.S. Borders. US Department of Homeland Security.
  86. ^ "UNWTO World Tourism Barometer June 2009" (PDF). UNWTO World Tourism Barometer. World Tourism Organization. 7 (2). June 2011. Diakses tanggal 3 August 2009. 
  87. ^ "2011 Highlights" (PDF). UNWTO World Tourism Highlights. UNWTO. June 2011. Diakses tanggal 9 January 2012. 
  88. ^ Swaddling, Judith (2000). The Ancient Olympic Games (edisi ke-2). Austin: University of Texas Press. hlm. 54. ISBN 0-292-70373-2. OCLC 10759486. Diakses tanggal 6 June 2009. 
  89. ^ Young (2004), p. 12
  90. ^ Rose, A. K., & Spiegel, M. M. (2011). The Olympic Effect*. The Economic Journal, 121(553), 652–677.
  91. ^ Tilcsik, A. and Marquis, C. 2013. “Punctuated Generosity: How Mega-events and Natural Disasters Affect Corporate Philanthropy in U.S. Communities.” Administrative Science Quarterly, 58(1): 111–148..
  92. ^ Glynn, M. A. (2008). "Configuring the field of play: how hosting the Olympic Games impacts civic community." Journal of Management Studies, 45(6), 1117–1146.
  93. ^ "700 million to watch World Cup Final". The Spy Report. Media Spy. 12 July 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2010. Diakses tanggal 12 July 2010. 
  94. ^ The Sports Market (2011). A.T. Kearney.
  95. ^ "Father and son plead guilty in rhino horn smuggling". Los Angeles Times. September 16, 2012.
  96. ^ "Black Market Products Index". Havocscope. Diakses tanggal 2013-01-10. (Calculated by adding up the various black market activities that are currently being monitored [2]) 
  97. ^ "UN.org". United Nations. Diakses tanggal 31 July 2010. 
  98. ^ "Drug Trade". BBC News.
  99. ^ "Will traditional Chinese medicine mean the end of the wild tiger?". San Francisco Chronicle. 11 November 2007.
  100. ^ "India says Chinese medicine fuels tiger poaching". Reuters. 17 September 2009.
  101. ^ "Rhino rescue plan decimates Asian antelopes". New Scientist. 12 February 2003.
  102. ^ "Human trafficking for organs, tissue removal" (PDF). Diakses tanggal 2012-12-30. 
  103. ^ "Human trafficking for organs/tissue removal". Fightslaverynow.org. Diakses tanggal 2012-12-30. 
  104. ^ "Human trafficking for ova removal or surrogacy". Councilforresponsiblegenetics.org. 2004-03-31. Diakses tanggal 2012-12-30. 
  105. ^ Haken, Jeremy. "Transnational Crime In The Developing World" (PDF). Global Financial Integrity. Diakses tanggal 25 June 2011. 
  106. ^ Sorrells, Kathryn (2013). Intercultural Communication: Globalization and Social Justice. Los Angeles: Sage. hlm. 101. ISBN 978-1-4129-2744-4. 
  107. ^ "Economic Roots of Trafficking in the UNECE Region – Regional Prep. Meeting for Beijing". Unece.org. 15 December 2004. Diakses tanggal 2011-03-22. 
  108. ^ "Forced Labor and Human Trafficking: Estimating the Profits". Cornell University ILR School. 2005-03-01. Diakses tanggal 2011-06-25. 
  109. ^ "UN-backed container exhibit spotlights plight of sex trafficking victims". Un.org. 2008-02-06. Diakses tanggal 2011-06-25. 
  110. ^ "Difference between Smuggling and Trafficking". Anti-trafficking.net. Diakses tanggal 2012-12-30. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link GA