Globalisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berbeda dengan globalisasi.

Globalisme adalah konsep yang sering digunakan untuk menyebut berbagai ideologi globalisasi.

Penafsiran[sunting | sunting sumber]

Manfred Steger membagi globalisme menjadi beberapa jenis seperti globalisme keadilan, globalisme jihad, dan globalisme pasar.[1] Globalisme pasar meliputi ideologi neoliberalisme. Penyusutan makna globalisme menjadi ideologi globalisme pasar dan neoliberalisme yang tunggal kadang kala memicu pertentangan. Misalnya, dalam buku The Collapse of Globalism and the Reinvention of the World (2005), filsuf Kanada John Ralston Saul menganggap globalisme sejalan dengan neoliberalisme dan globalisasi neoliberal. Ia berpendapat bahwa meski belum memberi dampak yang besar, globalisasi sudah terpecah duluan menjadi bagian-bagian yang saling berlawanan dan orang-orang yang terlibat dalam globalisasi kembali menegaskan kepentingan nasionalnya lewat cara-cara yang positif sekaligus menghancurkan.

Sebaliknya, ilmuwan politik Amerika Serikat Joseph Nye, perintis teori hubungan internasional neoliberalisme, berpendapat bahwa globalisme mengacu pada gambaran dunia yang memiliki jaring hubungan lintas benua, sedangkan globalisasi mengacu pada peningkatan atau penurunan tingkat globalisme.[2] Konsep yang lebih umum ini kurang diterima kalangan ilmuwan.

Definisi[sunting | sunting sumber]

Paul James mendefinisikan globalisme "sebagai ideologi dominan dan subjektivitas yang terkait dengan berbagai formasi cakupan global yang dari dulu selalu mendominasi. Definisi tersebut bermakna bahwa globalisme dan globalisasi pra-modern dan tradisional sudah ada jauh sebelum kapitalisme menguasai semua penjuru dunia, contohnya Kekaisaran Romawi pada abad ke-2 M dan bangsa Yunani abad ke-5 SM."[3]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]