Uranium tetraklorida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Uranium tetraklorida
Struktur kristal uranium tetraklorida
Nama
Nama IUPAC
Uranium(IV) klorida
Nama lain
Tetraklorouranium
Uranium tetraklorida
Urano klorida
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/4ClH.2U/h4*1H;;/q;;;;2*+2/p-4 YaY
    Key: AYQSGSWJZFIBLR-UHFFFAOYSA-J YaY
  • InChI=1/4ClH.2U/h4*1H;;/q;;;;2*+2/p-4
    Key: AYQSGSWJZFIBLR-XBHQNQODAS
  • [U+4].[Cl-].[Cl-].[Cl-].[Cl-]
Sifat
UCl4
Massa molar 379,84 g/mol
Penampilan Padatan hijau zaitun
Densitas 4,87 g/cm3
Titik lebur 590 °C (1.094 °F; 863 K)
Titik didih 791 °C (1.456 °F; 1.064 K)
Hidrolisis
Struktur
Oktahedral
Senyawa terkait
Senyawa terkait
Uranium triklorida
Uranium pentaklorida
Uranium heksaklorida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Uranium tetraklorida adalah sebuah senyawa anorganik, garam dari uranium dan klorin, dengan rumus UCl4. Senyawa ini merupakan padatan berwarna hijau zaitun yang bersifat higroskopis. Ia digunakan dalam proses pemisahan isotop elektromagnetik (electromagnetic isotope separation, EMIS) untuk pengayaan uranium. Ia adalah salah satu bahan awal utama untuk kimia organouranium.

Sintesis dan struktur[sunting | sunting sumber]

Kristal tunggal uranium tetraklorida (ruang pandang sekitar 7 mm)

Uranium tetraklorida umumnya disintesis melalui reaksi antara uranium trioksida (UO3) dan heksakloropropena. Pelarut aduk UCl4 dapat dibentuk melalui reaksi yang lebih sederhana dari UI4 dengan hidrogen klorida dalam pelarut organik.

Uranium tetraklorida juga membentuk nonahidrat, yang dapat diproduksi dengan menguapkan larutan UCl4 yang agak asam.[1]

Menurut kristalografi sinar-X, pusat-pusat uranium memiliki delapan koordinat, dikelilingi oleh delapan atom klorin, empat pada 264 pm dan empat lainnya pada 287 pm.[2]

Sifat kimia[sunting | sunting sumber]

Pelarutan dalam pelarut protik lebih rumit. Ketika UCl4 ditambahkan ke dalam air, ion akua uranium terbentuk.

UCl4 + xH2O → [U(H2O)x]4+ + 4Cl

Ion akua [U(H2O)x]4+, (x = 8 atau 9[3]) terhidrolisis dengan kuat.

[U(H2O)x]4+ is in equilibrium with [U(H2O)x−1(OH)]3+ + H+

Nilai pKa untuk reaksi ini sekitar 1,6,[4] sehingga hidrolisis hanya terjadi pada larutan dengan kekuatan asam 1 mol dm−3 atau lebih kuat (pH < 0). Hidrolisis lebih lanjut terjadi pada pH > 3. Kompleks kloro lemah dari ion akua dapat terbentuk. Perkiraan yang dipublikasikan mengenai nilai log K untuk pembentukan [UCl]3+(aq) bervariasi, mulai dari −0,5 hingga +3, karena kesulitan dalam menangani hidrolisis simultan.[4]

Dengan alkohol, solvolisis parsial dapat terjadi.

UCl4 + xROH is in equilibrium with UCl4−x(OR)x + xHCl

Uranium tetraklorida larut dalam pelarut non-protik seperti tetrahidrofuran, asetonitril, dimetil formamida, dll. yang dapat bertindak sebagai basa Lewis. Larutan dengan rumus UCl4Lx akan terbentuk, yang dapat diisolasi. Pelarut tersebut harus benar-benar bebas dari air terlarut, atau hidrolisis akan terjadi, dengan pelarut, S, mengambil proton yang dilepaskan.

UCl4 + H2O + S is in equilibrium with UCl3(OH) + SH+ +Cl

Molekul pelarut dapat digantikan oleh ligan lain dalam reaksi seperti

UCl4 + 2Cl → [UCl6]2−.

Pelarut tidak ditampilkan, sama seperti ketika kompleks ion logam lain terbentuk dalam larutan berair.

Larutan UCl4 rentan terhadap oksidasi oleh udara, sehingga menghasilkan kompleks ion uranil.

Aplikasi[sunting | sunting sumber]

Uranium tetraklorida diproduksi secara komersial melalui reaksi antara karbon tetraklorida dengan uranium dioksida (UO2) murni pada suhu 370 °C. Senyawa ini telah digunakan sebagai umpan dalam proses pemisahan isotop elektromagnetik (electromagnetic isotope separation, EMIS) untuk pengayaan uranium. Dimulai pada tahun 1944, Oak Ridge Y-12 Plant mengubah UO3 menjadi umpan UCl4 untuk Alpha Calutron milik Ernest O. Lawrence. Manfaat utamanya adalah uranium tetraklorida yang digunakan dalam kalutron tersebut tidak sekorosif uranium heksafluorida yang digunakan di sebagian besar teknologi pengayaan lainnya. Namun, pada tahun 1980-an, Irak secara tak terduga menghidupkan kembali opsi ini sebagai bagian dari program senjata nuklirnya. Dalam proses pengayaan, uranium tetraklorida diionisasi menjadi plasma uranium.

Ion-ion uranium tersebut kemudian dipercepat dan dilewatkan melalui medan magnet yang kuat. Setelah menempuh setengah lingkaran, berkas sinar dibagi menjadi wilayah yang lebih dekat ke dinding luar, yang terdeplesi, dan wilayah yang lebih dekat ke dinding dalam, yang diperkaya dengan 235U. Besarnya energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan medan magnet yang kuat serta rendahnya tingkat pemulihan bahan baku uranium dan pengoperasian fasilitas yang lebih lambat dan lebih tidak nyaman menjadikannya sebagai pilihan yang tidak mungkin untuk pabrik pengayaan skala besar.

Pekerjaan sedang dilakukan dalam penggunaan campuran uranium klorida–alkali klorida sebagai bahan bakar reaktor dalam reaktor garam cair. Leburan uranium tetraklorida yang dilarutkan dalam litium kloridakalium klorida eutektik juga telah dieksplorasi sebagai cara untuk memulihkan aktinida dari bahan bakar nuklir yang diiradiasi melalui pemrosesan ulang nuklir pirokimia.[5]

Keselamatan[sunting | sunting sumber]

Seperti semua garam uranium yang larut dalam air, uranium tetraklorida bersifat nefrotoksik (beracun bagi ginjal) dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang parah dan gagal ginjal akut jika tertelan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Thomas Kasperowicz; Niko T. Flosbach; Dennis Grödler; Hannah Kasperowicz; Jörg-M. Neudörfl; Tobias Rennebaum; Mathias S. Wickleder; Markus Zegke (2022). "Solvated Actinoids: Methanol, Ethanol, and Water Adducts of Thorium and Uranium Tetrachloride". European Journal of Inorganic Chemistry (dalam bahasa Inggris) (31). doi:10.1002/ejic.202200227alt=Dapat diakses gratis. 
  2. ^ Taylor, J.C.; Wilson, P.W. (1973). "A neutron-diffraction study of anhydrous uranium tetrachloride". Acta Crystallogr. B. 29 (9): 1942–1944. doi:10.1107/S0567740873005790alt=Dapat diakses gratis. 
  3. ^ David, F. (1986). "Thermodynamic properties of lanthanide and actinide ions in aqueous solution". Journal of the Less Common Metals. 121: 27–42. doi:10.1016/0022-5088(86)90511-4. 
  4. ^ a b IUPAC SC-Database[pranala nonaktif permanen] Basis data yang komprehensif dari data yang dipublikasikan tentang konstanta kesetimbangan ligan dan kompleks logam
  5. ^ Olander, D. R. dan Camahort, J. L. (1966), Reaction of chlorine and uranium tetrachloride in the fused lithium chloride-potassium chloride eutectic. AIChE Journal, 12: 693–699. DOI:10.1002/aic.690120414