Kesultanan Johor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tri Ardiansyah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tri Ardiansyah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 50: Baris 50:
* <small>(1618–1623)</small>
* <small>(1618–1623)</small>
* <small>(1812–1824)</small>
* <small>(1812–1824)</small>
* [[Tambelan Archipelago|Tambelan Islands]]
* [[Kepulauan Tambelan]]
* <small>(1623–1641)</small>
* <small>(1623–1641)</small>
* [[Kota Tinggi]]
* [[Kota Tinggi]]

Revisi per 7 Mei 2021 17.24

Kesultanan Johor

کسلطانن جوهر
1528–1855

Peta yang menunjukkan pembagian Kesultanan Johor sebelum dan sesudah Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1824, dengan Kesultanan Johor pasca-partisi ditampilkan dalam warna ungu paling terang, di ujung Semenanjung Malaya [1]
Peta yang menunjukkan pembagian Kesultanan Johor sebelum dan sesudah Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1824, dengan Kesultanan Johor pasca-partisi ditampilkan dalam warna ungu paling terang, di ujung Semenanjung Malaya [1]
Ibu kota
Bahasa yang umum digunakanMelayu
Agama
Islam Sunni
PemerintahanMonarki
Sultan 
• 1528–1564
Alauddin Riayat Shah II
• 1835–1855
Ali Iskandar
Bendahara 
• 1513–1520
Tun Khoja Ahmad
• 1806–1857
Tun Ali
Sejarah 
• Didirikan
1528
• Dibubarkan
1855
Mata uangTin ingot, koin emas dan perak asli
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Malaka
kslKesultanan
Pahang
kslKesultanan
Siak Sri Indrapura
kslKesultanan
Lingga
Negeri-Negeri Selat
Johor
Pahang
Sekarang bagian dari Malaysia
 Singapura
 Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kesultanan Johor (bahasa Melayu: Kesultanan Johor atau کسلطانن جوهر) juga disebut Kesultanan Johor, Johor-Riau , Johor-Riau-Lingga , atau Johor Empire ) didirikan oleh putra Sultan Mahmud Shah, Sultan Alauddin Riayat Shah II pada tahun 1528. Johor sebelumnya merupakan bagian dari Kesultanan Malaka sebelum Portugis menaklukkan ibu kota Malaka pada tahun 1511. Pada puncak kejayaannya, kesultanan menguasai Johor, Riau, dan wilayah yang membentang dari sungai Klang hingga Linggi dan Tanjung Tuan , Muar, Batu Pahat, Singapura, Pulau Tinggi dan pulau-pulau lain di lepas pantai timur Semenanjung Malaya, Karimun pulau, pulau Bintan, Bulang, Lingga dan Bunguran, dan Bengkalis, Kampar dan Siak di Sumatra.

  1. ^ Turner, Peter; Hugh Finlay (1996). Malaysia, Singapore and Brunei. Lonely Planet. ISBN 978-0-86442-393-1.