Bandar Udara Abdulrachman Saleh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AdhiOK (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 18970045 oleh 120.188.65.52 (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 68: Baris 68:
'''Bandar Udara Abdul Rachman Saleh''' {{airport codes|MLG|WARA, sebelumnya WIAS}} adalah [[bandar udara]] yang terletak di [[Pakis, Malang|Pakis]], [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]], atau 17 km arah timur dari pusat [[Kota Malang]]. Bandara Abdulrahman Saleh merupakan tempat pesawat [[Hercules C-130]] dan [[EMB-314|Super Tucano]] sebagai pengganti [[OV-10 Bronco]] yang telah di musiumkan. Selain itu Wing 2 [[Korps Pasukan Khas]] juga bermarkas di sini.
'''Bandar Udara Abdul Rachman Saleh''' {{airport codes|MLG|WARA, sebelumnya WIAS}} adalah [[bandar udara]] yang terletak di [[Pakis, Malang|Pakis]], [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]], atau 17 km arah timur dari pusat [[Kota Malang]]. Bandara Abdulrahman Saleh merupakan tempat pesawat [[Hercules C-130]] dan [[EMB-314|Super Tucano]] sebagai pengganti [[OV-10 Bronco]] yang telah di musiumkan. Selain itu Wing 2 [[Korps Pasukan Khas]] juga bermarkas di sini.


Bandara Abdulrahman Saleh memiliki dua [[landasan pacu]] yang pertama untuk pesawat-pesawat kecil seperti [[Hercules C-130]] dengan panjang 1.500 m, dan yang kedua untuk jenis pesawat besar seperti [[Boeing 737]] dengan panjang 2.300 m. Pemerintah provinsi Jawa Timur melalui Dishub dan LLAJ mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan agar menambah panjang landasan pacu 700 meter lagi.
Bandara Abdulrahman Saleh memiliki dua [[landasan pacu]] yang pertama untuk pesawat-pesawat kecil seperti [[Hercules C-130]] dengan panjang 1.500 m, dan yang kedua untuk jenis pesawat besar seperti [[Boeing 737]] dengan panjang 2.300 m. Pemerintah provinsi Jawa Timur melalui Dishub dan LLAJ mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan agar menambah panjang landasan pacu 700 meter lagi. Per 2021 bandara ini masih memiliki 7 parking stand untuk apron sipilnya


Nama bandara ini diambil dari salah satu pahlawan nasional Indonesia: [[Abdulrahman Saleh (pahlawan)|Abdulrahman Saleh]], dan sebelum bernama Bandara Abdulrahman Saleh, bandara ini bernama Lapangan Terbang Bugis.
Nama bandara ini diambil dari salah satu pahlawan nasional Indonesia: [[Abdulrahman Saleh (pahlawan)|Abdulrahman Saleh]], dan sebelum bernama Bandara Abdulrahman Saleh, bandara ini bernama Lapangan Terbang Bugis.

Revisi per 7 Oktober 2021 13.12

Pangkalan Udara TNI AU Abdulrachman Saleh
Lambang Lanud
NegaraIndonesia Indonesia
Cabang TNI Angkatan Udara
Tipe unitPangkalan Udara Militer
Bagian dariKomando Operasi Angkatan Udara II
Moto"Prayatna Kerta Gegana"
Situs webwww.tni-au.mil.id
Bandar Udara Abdul Rachman Saleh

Abdul Rachman Saleh Airport
Informasi
JenisPublik / Militer
PemilikPemerintah Provinsi Jawa Timur
MelayaniMalang
LokasiKabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia
Ketinggian dpl526 mdpl
Koordinat07°56′14″S 112°42′42″E / 7.93722°S 112.71167°E / -7.93722; 112.71167Koordinat: 07°56′14″S 112°42′42″E / 7.93722°S 112.71167°E / -7.93722; 112.71167
Situs webabdulrachmansaleh.com
Peta
MLG di Kabupaten Malang
MLG
MLG
Lokasi bandara di Kabupaten Malang dan Jawa Timur
MLG di Provinsi Jawa Timur
MLG
MLG
MLG (Provinsi Jawa Timur)
MLG di Indonesia
MLG
MLG
MLG (Indonesia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
17R/35L 2.500 8.202 Aspal
17L/35R 1.800 5.905 Aspal
Source: DAFIF[1][2]

Bandar Udara Abdul Rachman Saleh (IATA: MLGICAO: WARA, sebelumnya WIAS) adalah bandar udara yang terletak di Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, atau 17 km arah timur dari pusat Kota Malang. Bandara Abdulrahman Saleh merupakan tempat pesawat Hercules C-130 dan Super Tucano sebagai pengganti OV-10 Bronco yang telah di musiumkan. Selain itu Wing 2 Korps Pasukan Khas juga bermarkas di sini.

Bandara Abdulrahman Saleh memiliki dua landasan pacu yang pertama untuk pesawat-pesawat kecil seperti Hercules C-130 dengan panjang 1.500 m, dan yang kedua untuk jenis pesawat besar seperti Boeing 737 dengan panjang 2.300 m. Pemerintah provinsi Jawa Timur melalui Dishub dan LLAJ mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan agar menambah panjang landasan pacu 700 meter lagi. Per 2021 bandara ini masih memiliki 7 parking stand untuk apron sipilnya

Nama bandara ini diambil dari salah satu pahlawan nasional Indonesia: Abdulrahman Saleh, dan sebelum bernama Bandara Abdulrahman Saleh, bandara ini bernama Lapangan Terbang Bugis.

Sejarah

Pangkalan udara (Lanud) Bugis yang kini dikenal dengan nama Lanud Abdulrachman Saleh dibangun oleh pemerintahan Belanda pada era 1937-1940 bersamaan dengan pembangunan pangkalan-pangkalan udara lain seperti Lanud Maospati (kini Pangkalan Udara Iswahyudi) di Madiun, Lanud Panasan (Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo) di Solo, dan Lanud Maguwo (Bandar Udara Internasional Adisutjipto) di Jogjakarta. Lanud Abdulrachman Saleh berada di lembah Bromo dan dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu Gunung Semeru (3.676m) di sebelah timur, Gunung Arjuno (3.339m) di sebelah utara, dan Gunung Kawi (2.551m) dan Gunung Panderman (2.045m) di sebelah barat. Pangkalan Udara Abdulrachman saleh terletak di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, atau 17 kilometer sebelah timur dari pusat Kota Malang, secara letak astronomis berada pada posisi 07.55 LS dan 112.42 BT.

Posisi Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh begitu aman karena dikelilingi oleh benteng alam dan berada di kaki gunung, ini menyebabkan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh tidak tampak begitu jelas di udara sehingga jika ada pesawat musuh melewati jalur udara di atasnya Pangkalan Udara ini akan tertutup oleh kabut. Ini merupakan posisi yang sangat strategis untuk pertahanan militer tersebut yang juga dijadikan alasan Belanda memilih Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang untuk menjadi salah satu daerah pertahanan udaranya. Pemerintah Belanda pada waktu itu sengaja membuat landasan pacu cukup panjang, sehingga dapat dipergunakan untuk landing dan take off pesawat–pesawat berjenis lebar seperti pesawat bomber, Glynmartin, Fokker, dan Jagers.

Pada 17 Agustus 1952, atas pengorbanan dan jasa-jasa Prof. Dr. Abdulrachman Saleh dalam usahanya mengembangkan AURI dan memperjuangkan bangsa Indonesia, Kepala Staf Angkatan Udara yang menjabat saat itu yaitu Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma dengan dikeluarkannya surat Penetapan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 76/48/Pon.2/KS/52 yang berisi perubahan nama-nama Pangkalan Udara tipe A salah satunya adalah perubahan Pangkalan Udara Bugis menjadi Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.

Setelah enam tahun sejak 25 Mei 2005 menggunakan terminal di dalam base ops Lanud Abdul Rachman Saleh, pada tanggal 30 Desember 2011 penerbangan sipil di Abdul Rachman Saleh menggunakan bandar udara yang terpisah dari base ops Lanud Abdulrahman Saleh. Bandar udara ini dibangun dengan biaya mencapai Rp 139 miliar. Seperti diketahui, penerbangan sipil di bandara ini mulai dibuka sejak 1 April 1994 oleh Merpati Nusantara Airlines dengan menggunakan pesawat Fokker F28. Karena sering mengalami keterlambatan (tidak sesuai jadwal) mulai kurun waktu tahun 1996-1997 mengalami penurunan load factor sampai 14,54 %. Pada tanggal 16 Juni 1997, PT Merpati Nusantara Airlines secara resmi menghentikan kegiatan penerbangannya.[3]

Perubahan Nama Pangkalan

Bertepatan dengan peringatan HUT ke-7 RI, Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 76/48/Pen.2/KS/52 tanggal 17 Agustus 1952, yang berisi tentang perubahan nama-nama lapangan udara militer terbesar. Nama pangkalan udara yang lama diubah dengan nama para pelopor Angkatan Udara sebagai tanda penghargaan dan penghormatan atas pengorbanan dan jasa-jasa mereka dalam menegakkan kemerdekaan RI umumnya dan AURI khususnya. Tokoh-tokoh yang diabadikan adalah Komodor Muda Udara Anumerta Agustinus Adisutjipto menggantikan nama Pangkalan Udara Maguwo (Yogyakarta), Komodor Muda Udara Anumerta Prof. DR. Abdulrachman Saleh menggantikan nama Pangkalan Udara Bugis (Malang), Komodor Muda Udara Anumerta Halim Perdanakusuma menggantikan nama Pangkalan Udara Tjililitan (Jakarta), dan Opsir Udara I Anumerta Husein Sastranegara menggantikan nama Pangkalan Udara Andir (Bandung).

Maskapai penerbangan

Untuk penerbangan sipil melayani rute Malang-Jakarta dilayani oleh maskapai Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Batik Air, dan Citilink Indonesia .[4] Sedangkan untuk rute Malang-Denpasar dilayani oleh Wings Air, anak perusahaan dari Lion Air menggunakan pesawat Avions de Trasnport Regional, yaitu ATR 72 seri 500.[5] Selain itu rute Malang-Balikpapan yang dilayani oleh Kal Star Aviation. Sebelumnya Bandara Abdulrahman Saleh pada tahun 2007 sampai dengan 2008 pernah melayani tiga rute penerbangan sekaligus yaitu Malang-Jakarta, Malang-Balikpapan-Tarakan, Malang-Makassar, Malang-Bandung, Malang-Banyuwangi, Malang-Yogyakarta, Malang-Lombok dan Malang-Denpasar. “Bandara Abd. Saleh merupakan bandara yang unik karena merupakan satu-satunya bandara yang dikelola pemprov setempat, sedangkan bandara lainnya dikelola PT Angkasa Pura.”[6]

MaskapaiTujuan
Batik Air Jakarta—Halim Perdanakusuma, Jakarta—Soekarno—Hatta
Citilink Banyuwangi, Jakarta—Halim Perdanakusuma, Jakarta—Soekarno—Hatta, Yogyakarta–Adisutjipto
Garuda Indonesia Jakarta—Soekarno—Hatta
Lion Air Jakarta—Soekarno—Hatta
Wings Air Banyuwangi, Denpasar/Bali, Yogyakarta–Adisutjipto

Transportasi darat

Taksi

Taksi di Bandara Abdul Rachman Saleh hanya memiliki satu operator, yaitu Taksi Garuda yang merupakan salah satu komponen daei Koperasi TNI AU. Armada taksi ini hanyalah mobil berjenis sedan. Taksi ini tidak menggunakan argo sama sekali, melainkan menggunakan sistem ongkos per daerah.[7]

Angkutan Kota (Angkot)

Karena merupakan bagian dari kompleks TNI AU, Bandara Abdul Rachman Saleh tidak memiliki angkot yang melintas pas di depannya sama sekali.[8] Untuk mendapatkannya, calon penumpang harus berjalan keluar area bandara yang jaraknya 1 sampai 2 kilometer.[8] Jika ingin berjalan kaki, perjalanan keluar area ini akan memakan waktu selama 15 menit.[8] Setelah keluar kompleks, jika ingin menuju Kota Malang, calon penumpang harus mencari angkot jurusan LA.[9] Nanti, penumpang akan tiba di Terminal Arjosari yang sudah merupakan bagian dari Kota Malang.

Komandan

Galeri

Referensi

  1. ^ Informasi bandar udara World Aero Data untuk WARA
  2. ^ Informasi bandar udara untuk MLG di Great Circle Mapper. Sumber: DAFIF.
  3. ^ "Bandara Rp139 M Beroperasi" (dalam bahasa Indonesia). jpnn.com. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "March 22, 2013 - Citilink Buka Penerbangan Rute Malang-Jakarta". [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "Wings Air Sukses Layani Denpasar - Malang" (dalam bahasa Indonesia). malang-post.com. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "BANDARA ABD SALEH Dilengkapi Landing System Tahun Ini" (dalam bahasa Indonesia). bisnis-jatim.com. [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :2
  8. ^ a b c "Info Lengkap Bus Taksi Bandara Malang Abdul Rahman Saleh". BusBandara.com (dalam bahasa Inggris). 2015-06-25. Diakses tanggal 2017-09-09. 
  9. ^ "transportasi dari bandara malang (Abdulrahman saleh) ke stasiun malang pakai apa ya?". Diakses tanggal 2017-09-09. 

Pranala