Tirtayasa dari Banten: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Perjuangan: minor cosmetic change
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
'''Sultan Ageng Tirtayasa''' ([[Banten]], [[1631]] – [[1683]]) adalah putra Sultan Abdul Ma'ali Ahmad dan Ratu Martakusuma yang menjadi [[Kesultanan Banten|Sultan Banten]] periode [[1640]]-[[1650]]. Ketika kecil, ia bergelar '''Pangeran Surya'''. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi ''Sultan Muda'' yang bergelar '''Pangeran Ratu''' atau '''Pangeran Dipati'''. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar '''Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah'''.
|honorific-prefix =
|name = Sultan Ageng Tirtayasa
Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di [[Kabupaten Serang]]). Ia dimakamkan di Mesjid Banten.
|honorific-suffix = Abu al-Fath Abdul Fattah

|image = Sultan Ageng Tirtayasa.jpg
|imagesize =
|smallimage =
|caption =
|order = 6
|office = [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]]
|term_start = [[1651]]
|term_end = [[1683]]
|vicepresident =
|viceprimeminister =
|deputy =
|lieutenant =
|monarch =
|president =
|primeminister =
|taoiseach =
|chancellor =
|governor =
|governor-general =
|governor_general =
|succeeding =
|predecessor = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|successor = [[Haji dari Banten|Sultan Haji]]
|constituency =
|majority =
|order2 =
|office2 =
|term_start2 =
|term_end2 =
|vicepresident2 =
|viceprimeminister2 =
|deputy2 =
|lieutenant2 =
|monarch2 =
|president2 =
|primeminister2 =
|governor2 =
|succeeding2 =
|predecessor2 =
|successor2 =
|constituency2 =
|majority2 =
|birth_date = [[1631]]
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|20px]] [[Kesultanan Banten]]
|death_date = {{Death year and age|1695|1631|}}
|death_place = {{flagicon|Belanda}} [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]
|restingplace = Komplek Pemakaman Raja-raja Banten, [[Banten Lama]]
|restingplacecoordinates =
|birthname = Pangeran Surya
|nationality = [[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|20px]] [[Kesultanan Banten|Banten]]
|party =
|otherparty =
|spouse =
|partner =
|relations =
[[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]] (Ayah)<br>Ratu Martakusuma (Ibu)
|children = [[Haji dari Banten|Sultan Haji]] (Abu Nashar Abdulqahar)<br>[[Pangeran Purbaya]]<br>Dan [[Ageng Tirtayasa dari Banten#Keluarga|15 Putera Lainnya]]
|parents =
|residence =
|alma_mater =
|occupation =
|profession =
|religion = [[Islam]] [[Sunni]]
|signature =
|website =
|facebook =
|facebookpage =
|twitter =
}}
'''Sultan Ageng Tirtayasa''' (Lahir di [[Kesultanan Banten]], [[1631]] – meninggal di [[Batavia]], [[Hindia Belanda]], [[1695]] pada umur 63 - 64 tahun) adalah [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]] ke-6. Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]] (Sultan Banten periode [[1640]]-[[1650]]) dan Ratu Martakusuma. Sejak kecil ia bergelar '''Pangeran Surya''', kemudian ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi ''Sultan Muda'' yang bergelar '''Pangeran Dipati'''. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tanggal [[10 Maret]] [[1651]], ia diangkat sebagai [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]] ke-6 dengan gelar '''Sultan Abu al-Fath Abdulfattah'''. Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun [[Tirtayasa, Serang|Tirtayasa]] (terletak di [[Kabupaten Serang]]).
== Perjuangan ==
== Perjuangan ==

'''Sultan Ageng Tirtayasa''' berkuasa di [[Kesultanan Banten]] pada periode [[1651]] - [[1683]]. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, [[VOC]] menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.
'''Sultan Ageng Tirtayasa''' berkuasa di [[Kesultanan Banten]] pada periode [[1651]] - [[1683]]. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, [[VOC]] menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.


Baris 11: Baris 80:
Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, [[Sultan Haji]] dan [[Pangeran Purbaya]], Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh [[François Tack|Kapten Tack]] dan [[Saint-Martin]].
Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, [[Sultan Haji]] dan [[Pangeran Purbaya]], Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh [[François Tack|Kapten Tack]] dan [[Saint-Martin]].


<!-- == Silsilah Sultan Ageng Tirtayasa ==

.Sultan Ageng Tirtayasa @ Sultan 'Abdul Fathi Abdul Fattah bin.

.Sultan Abul Ma'ali bin.

.Sultan Abul Mafakhir bin.

.Sultan Maulana Muhammad Nashruddin bin.

.Sultan Maulana Yusuf bin.

.Sultan Maulana Hasanuddin bin.

.Sultan Syarif Hidayatullah @ [[Sunan Gunung Jati]] Cirebon.
-->
{{S-start}}
{{S-start}}
{{Succession box
{{Succession box
|before = [[Sultan Abulmaali Ahmad]]
|before = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|title = [[Kesultanan Banten#Daftar penguasa Banten|Sultan Banten]]
|title = [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]]
|years = 1651-1682
|years = 1651 - 1683
|after = [[Sultan Haji]]
|after = [[Haji dari Banten|Sultan Haji]]
}}
}}
{{S-end}}
{{S-end}}

Revisi per 15 April 2017 16.03

Sultan Ageng Tirtayasa
Abu al-Fath Abdul Fattah
[[Sultan Banten]] 6
Masa jabatan
1651 – 1683
Informasi pribadi
Lahir
Pangeran Surya

1631
Kesultanan Banten
Meninggal1695 – 1631; umur -65–-64 tahun
Belanda Batavia, Hindia Belanda
MakamKomplek Pemakaman Raja-raja Banten, Banten Lama
Kebangsaan Banten
HubunganSultan Abu al-Ma'ali Ahmad (Ayah)
Ratu Martakusuma (Ibu)
AnakSultan Haji (Abu Nashar Abdulqahar)
Pangeran Purbaya
Dan 15 Putera Lainnya
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sultan Ageng Tirtayasa (Lahir di Kesultanan Banten, 1631 – meninggal di Batavia, Hindia Belanda, 1695 pada umur 63 - 64 tahun) adalah Sultan Banten ke-6. Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad (Sultan Banten periode 1640-1650) dan Ratu Martakusuma. Sejak kecil ia bergelar Pangeran Surya, kemudian ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tanggal 10 Maret 1651, ia diangkat sebagai Sultan Banten ke-6 dengan gelar Sultan Abu al-Fath Abdulfattah. Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang).

Perjuangan

Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1683. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan.

Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan Saint-Martin.

Didahului oleh:
Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad
Sultan Banten
1651 - 1683
Diteruskan oleh:
Sultan Haji