Lompat ke isi

Kabupaten Donggala

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Donggala)
Kabupaten Donggala
Pantai Berpasir Putih di Donggala
Pantai Berpasir Putih di Donggala
Lambang resmi Kabupaten Donggala
Julukan: 
Wisata
Motto: 
Roso, risi, rasa
(Kaili) Kuat, berwibawa, dan penuh kesadaran
Peta
Peta
Kabupaten Donggala di Sulawesi
Kabupaten Donggala
Kabupaten Donggala
Peta
Kabupaten Donggala di Indonesia
Kabupaten Donggala
Kabupaten Donggala
Kabupaten Donggala (Indonesia)
Koordinat: 0°41′40″S 119°43′50″E / 0.6944°S 119.7306°E / -0.6944; 119.7306
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
Tanggal berdiri12 Agustus 1952
Ibu kotaBanawa
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 16
  • Kelurahan: 9
  • Desa: 158
Pemerintahan
  BupatiVera Elena Laruni
  Wakil BupatiTaufik Muhammad Burhan
  Sekretaris DaerahRustam Efendi
  Ketua DPRDSeptian Nugraha
Luas
  Total5.275,69 km2 (2,036,96 sq mi)
Populasi
  Total310.998
  Kepadatan59/km2 (150/sq mi)
Demografi
  Agama
  • 88,96% Islam
  • 3,10% Hindu
  • 0,06% Buddha
  • 0,18% Lainnya[2]
  IPMKenaikan 67,45 (2024)
( Sedang )[3]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
74351
Kode BPS
7205 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0457
Pelat kendaraanDN xxxx B*/J*
Kode Kemendagri72.03 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 706.939.979.000,00- (2020)[4]
Fauna resmiNuri Sulawesi
Situs webhttp://www.donggala.go.id

Kabupaten Donggala adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Kecamatan Banawa. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 5.275,69 km² dan berpenduduk sebanyak 310.988 jiwa pada tahun 2024.[1]

Donggala menjadi kabupaten terluas ke-7, terpadat ke-4, dan memiliki populasi terbanyak ke-4 di Sulawesi Tengah. Kabupaten Donggala terdiri dari 16 kecamatan dan 166 desa/kelurahan. Donggala mengelilingi wilayah Kota Palu, dan berbatasan dengan Parigi Moutong di bagian timur, Tolitoli di bagian utara dan timur laut, Sigi di bagian selatan, dan Sulawesi Barat di bagian barat dan barat daya.[a]

Literatur

[sunting | sunting sumber]

Menurut literatur Perancis kata Donggala disebut dengan kata “Dunggally.” Pemuatan kata “Dunggally” tersebut dapat dilihat dalam peta tua Pulau Sulawesi yang dibuat pada tahun 1805 yang dibuat oleh David Woodard. Namun, peta pulau Sulawesi sebelum 1805 tidak menggunakan kata "Dunggally" melainkan kata “Durate” yang dimuat dalam peta yang dibuat oleh Lodocus Hondius pada tahun 1611. Sedangkan penyebutan Donggala menurut masyarakat setempat bersumber dari nama pohon Donggala yang tumbuh di wilayah ini. Dalam literatur Cina, wilayah Donggala disebut dengan nama “Tun Chia La". Penyebutan yang berbeda-beda ini hanya berbeda secara penulisan sedangkan maknanya tetap sama.[6]

Pra-Kemerdekaan

[sunting | sunting sumber]

Catatan tertua[7] tentang Donggala ditemukan dalam sumber-sumber Tiongkok sebelum abad ke-15 yang ditulis oleh J. V. Mills dan disunting Marcell Bonet di buku Chinese Navigation (1965). Sejak tahun 1430, wilayah kota Donggala telah dikenal sebagai pelabuhan untuk memperdagangkan hasil bumi seperti kopra, damar, dan kemiri, juga ternak sapi. Di rentang waktu yang panjang itu, Donggala adalah suatu kesatuan sebagai wilayah Kerajaan Banawa, yang bersamaan dengan masuknya kekuatan kolonial seperti kongsi dagang milik kerajaan Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).[8]

Pada tahun 1667, VOC melalui Traktat Banawa selanjutnya mengikat Donggala untuk kali pertama dalam perjanjian penyerahan emas.[9] Oleh Belanda, Donggala dijadikan titik tengah di Selat Makassar untuk mengamankan jalur perdagangan laut di wilayah tersebut yang menghubungkan Makassar dan Manado. Pada tahun 1888, Belanda melalui Plakat Panjang (Lange Verklaring) – sebelumnya Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) menetapkan Donggala sebagai jalur eksklusif perusahaan kapal dagangnya, KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij). Jalur penting itu diberi nama Jalur 14.[10]

Sejak Traktat Banawa 1667, Donggala telah menjadi penting tidak hanya untuk Belanda (VOC), tapi juga bagi perebutan kuasa tiga kerajaan: Ternate, Gowa (Makassar), dan Bugis (Bone). Kepentingan di bawah pengaruh koloni Belanda itu kemudian berkaitan dengan penentuan Donggala sebagai wilayah penunjang Karesidenan Celebes en Onderhoorigheden di Makassar dan Karesidenan Midden Celebes di Manado. Jalur darat antara Donggala ke Makassar yang lebih baik dibanding Donggala ke Manado di masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron van der Capellen itu melahirkan sarkasme: "lebih cepat ke Eropa dari Manado, daripada dari Manado ke Sulawesi Tengah (Donggala)".[11]

Istana pangeran Donggala (1930-1936)

Perdagangan di Donggala menjadi lebih intensif hingga memasuki abad ke-20. Intensitas perdagangan antar kota dan kegiatan ekspor-impor melalui Donggala menjadikan pelabuhan di kota itu ramai. Booming Kopra (1920-1939) menjadi kata kunci dalam catatan sejarah selanjutnya, lalu Jepang datang menggantikan Belanda, dan selanjutnya fase pergolakan-pergolakan politik nasional pasca kemerdekaan.

Sebelum ditaklukkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1904 wilayah Kabupaten Donggala adalah wilayah Pemerintah raja-raja yang berdiri sendiri-sendiri yaitu Kerajaan Palu, Kerajaan Sigi Dolo, Kerajaan Kulawi, Kerajaan Biromaru, Kerajaan Banawa, Kerajaan Tawaili, dan Kerajaan Moutong.[12]

Dalam perkembangan selanjutnya daerah ini yang merupakan bagian dari wilayah Sulawesi Tengah dijadikan afdeling Donggala yang meliputi:

Kediaman assistent-resident Donggala (1930-1936)

Setelah Kemerdekaan

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1952, bahwa mulai tanggal 12 Agustus 1952, daerah Sulawesi Tengah terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, yang wilayahnya meliputi bekas Onderafdeling Palu, Donggala, Parigi dan Tolitoli; serta Kabupaten Poso yang wilayahnya meliputi bekas Onderafdeling Poso, Bungku/Mori dan Luwuk.[12] Tanggal 12 Agustus ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Kabupaten Donggala yang diperingati setiap tahun, dengan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1952, juga disertai dengan pembentukan lembaga pemerintahan daerah serta badan-badan perlengkapan lainnya yaitu pembentukan DPRDS yang didasarkan Undang-Undang NIT No. 44 tahun 1950 dan pembentukan dinas-dinas yang terdiri dari Pertanian, Kehutanan, Perikanan Darat, Kehewanan, Pengajaran, Pekerjaan Umum, dan Kesenian.[12]

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 29 tahun 1953 tentang pembentukan daerah tingkat II di Sulawesi Tengah, sekaligus merupakan pemekaran pertama saat sebagian wilayah daerah Kabupaten Donggala dibagi menjadi Kabupaten Donggala dan Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 1999, ibu kota Kabupaten Donggala resmi dipindahkan dari Kota Palu, dikembalikan ke Kota Donggala sendiri yang berjarak 34 km dari Kota Palu.[12]

Peristiwa

[sunting | sunting sumber]

Kondisi Geografis

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Donggala dengan wilayahnya memanjang dari selatan ke utara di pesisir barat Sulawesi merupakan wilayah kabupaten terbarat di Provinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten ini pun menjadi salah satu yang terluas di Sulteng dengan luas wilayah sebesar 5.126,6 km². Secara astronomis, wilayah Kabupaten Donggala terletak di antara 0°30” Lintang Utara dan 2°20” Lintang Selatan serta 119°45”–121°45” Bujur Timur.

Wilayah Kabupaten Donggala terbagi menjadi dua karena terpisahkan oleh Kota Palu. Terdapat 5 kecamatan di wilayah selatan dan 11 kecamatan di wilayah utara.

Batas wilayah

[sunting | sunting sumber]

Sebagai salah satu kabupaten terluas di Sulawesi Tengah, Kabupaten Donggala berbatasan dengan pelbagai kabupaten/kota yang mencakup:

UtaraKabupaten Tolitoli
TimurKota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong
SelatanKabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, dan Kabupaten Sigi
BaratSelat Makassar

Oleh karena wilayahnya yang dilalui garis khatulistiwa, Kabupaten Donggala beriklim tropis (Af) dengan tipe ekuatorial, yakni suhu udara yang konstan sepanjang tahun antara 23°–33°C dan curah hujan yang merata sepanjang tahun antara 100–200 mm per bulannya.

Data iklim Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 32.4
(90.3)
32.6
(90.7)
32.9
(91.2)
33.2
(91.8)
33.3
(91.9)
33.0
(91.4)
32.8
(91)
33.1
(91.6)
33.4
(92.1)
33.3
(91.9)
32.9
(91.2)
32.7
(90.9)
32.97
(91.33)
Rata-rata terendah °C (°F) 24.3
(75.7)
24.4
(75.9)
24.7
(76.5)
24.7
(76.5)
24.4
(75.9)
24.1
(75.4)
24.1
(75.4)
24.3
(75.7)
24.4
(75.9)
24.6
(76.3)
24.7
(76.5)
24.6
(76.3)
24.44
(76)
Curah hujan mm (inci) 199
(7.83)
152
(5.98)
161
(6.34)
174
(6.85)
164
(6.46)
154
(6.06)
137
(5.39)
111
(4.37)
105
(4.13)
135
(5.31)
154
(6.06)
185
(7.28)
1.831
(72,06)
Rata-rata hari hujan 11 9 10 10 10 10 9 8 7 8 10 11 113
% kelembapan 88 87 84 82 80 78 75 72 71 77 83 86 80.3
Rata-rata sinar matahari harian 6.2 6.9 7.2 7.4 7.6 7.8 8.0 8.2 8.1 7.7 7.2 6.6 7.41
Sumber #1: Climate-Data.org[15]
Sumber #2: BMKG[16]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Kepala daerah

[sunting | sunting sumber]
No. Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Potret Wakil Bupati Periode
17 Vera Elena Laruni 20 Februari 2025 Petahana Taufik Muhammad Burhan 17
(2024)

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Donggala dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[17] 2019–2024[18] 2024–2029
PKB 3 Kenaikan 4 Steady 4
Gerindra 4 Kenaikan 5 Penurunan 4
PDI-P 3 Steady 3 Steady 3
Golkar 4 Steady 4 Steady 4
NasDem 2 Kenaikan 5 Kenaikan 6
PKS 4 Kenaikan 5 Penurunan 4
Hanura 3 Penurunan 1 Penurunan 0
PAN 1 Steady 1 Kenaikan 3
Demokrat 3 Penurunan 0 Kenaikan 3
Perindo (baru) 1 Kenaikan 4
PPP 2 Penurunan 0 Steady 0
Berkarya (baru) 1
PKPI 1 Penurunan 0
Jumlah Anggota 30 Steady 30 Kenaikan 35
Jumlah Partai 11 Penurunan 10 Penurunan 9

Wilayah administratif

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Donggala terdiri dari 16 Kecamatan, 9 Kelurahan dan 158 Desa dengan luas wilayah 4.275,08 km² dan jumlah penduduk sebesar 293.470 jiwa dengan sebaran penduduk 68 jiwa/km².[19][20]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Donggala, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Jumlah DesaStatusDaftar
Desa/Kelurahan
72.03.12 Balaesang 13Desa
72.03.31 Balaesang Tanjung 8Desa
72.03.08 Banawa 95Desa
Kelurahan
72.03.18 Banawa Selatan 19Desa
72.03.27 Banawa Tengah 8Desa
72.03.06 Dampelas 13Desa
72.03.09 Labuan 7Desa
72.03.21 Pinembani 9Desa
72.03.04 Rio Pakava 14Desa
72.03.10 Sindue 13Desa
72.03.25 Sindue Tobata 6Desa
72.03.24 Sindue Tombusabora 6Desa
72.03.11 Sirenja 13Desa
72.03.14 Sojol 9Desa
72.03.30 Sojol Utara 5Desa
72.03.19 Tanantovea 10Desa
TOTAL9158

Pemekaran Daerah

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2002, terjadi pemekaran di Kabupaten Donggala, sesuai UU No. 10 tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Parigi Moutong. Dalam perkembangan selanjutnya tahun 2008 melalui UU No. 27 Tahun 2008 kembali terjadi pemekaran kabupaten di Kabupaten Donggala, yaitu Kabupaten Sigi.

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Objek Wisata

[sunting | sunting sumber]
  • Pantai Tanjung Karang
  • Kampung Wisata Labuan Bajo
  • Pantai Boneoge
  • Pusentasi (Pusat Laut), Towale
  • Pantai Kaluku, Limboro
  • Pantai Taipa
  • Pantai Sivalenta, Sirenja
  • Pantai Parimpi Indah, Sirenja
  • Pantai Enu
  • Pantai Bambarano
  • Pantai Harapan, Salubomba
  • Pantai Lembasada, Lembasada
  • Pantai Surumana, Desa Surumana
  • Pantai Tosale, Desa Tosale
  • Pantai Batusuya, Desa Batusuya
  • Pantai Parimpi Desa Lende
  • Pantai Salur Sabang, Desa Sioyong
  • Pantai Salumbone, Desa Salumbone
  • Danau Lino, Desa Lino
  • Danau Talaga, Desa Talaga
  • Danau Dampelas
  • Danau Rano, Desa Rano
  • Desa Dombu
  • Hutan Mangrove Gonenggati, Kabonga Besar
  • Anjungan Gonenggati, Kabonga Kecil, Banawa
  • Pantai Kabonga
  • Wisata Kuliner, Kaledo
  • Wisata Seni Budaya Pembuatan Sarung Donggala, Desa Salubomba, Limboro, Watusampu, Kola-Kola, Ganti,Kabonga Kecil, Loli,Wani[21]
  • Air Terjun Loli Tasiburi, Desa Loli Tasiburi
  • Air Terjun Powelua, Desa Powelua
  • Air Terjun Walandanu, Malei, Balaesang
  • Air Terjun Bou, Desa Bou
  • Air Terjun Nopubomba, Desa Nopubomba
  • Air Terjun Bale, Desa Bale Tanantovea
  • Tangga Bidadari, Desa Kajelata, Banawa Selatan
  • Air Panas Sibado, Desa Sibado, Sirenja
  • Air Panas Marana,Desa Marana, Sindue
  • Air Panas Tambu, Desa Tambu
  • Air Terjun Ogoamas, Sojol Utara
  • Pulau Pasoso, Balaesang Balaesang[22]
  • Pulau Maputi, Desa Pangalasiang
  • Pulau Taring, Desa Lenju
  • Pantai Labuana, Desa LendeNtovea, Sirenja
  • Pantai Majang, Desa Long, Damsol
  • Pantai Seget dan Lende Tovea, Sojol Utara
  • Pantai Taring, Desa Lenju, Sojol Utara
  • Cagar Alam Gunung Sojol

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala dan Sulawesi Tengah, yang diambil pada tahun 2015.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. 1 2 "Kabupaten Donggala Dalam Angka 2025" (pdf). www.donggalakab.bps.go.id. hlm. 50 -110. Diakses tanggal 23 September 2025.
  2. "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Donggala". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-15. Diakses tanggal 20 Januari 2021.
  3. "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota, 2024". www.bps.go.id. Diakses tanggal 23 September 2025.
  4. "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 24 Februari 2021.
  5. "Provinsi Sulawesi Tengah dalam Angka 2016" (PDF). Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2016-12-23. Diakses tanggal 15 Desember 2016.
  6. Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 161–162. ISBN 978-602-1289-43-3. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal 2021-02-10. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  7. Lamarauna, Andi Mas Ulun La Parenrengi (2006). Sejarah Singkat Pembentukan Kabupaten Donggala. Palu: Yayasan Pudjananti.
  8. Miller, George (2012). Indonesia Timur Tempoe Doeloe 1544-1992. Jakarta: Komunitas Bambu. Diarsipkan dari asli tanggal 2017-01-01. Diakses tanggal 2016-12-31.
  9. Kruyt, Albertus Christiaan (1938). De West Toradja op Midden Celebes. Amsterdam: N. V. Noord-Hollandsche. Diarsipkan dari asli tanggal 2017-01-01. Diakses tanggal 2016-12-31.
  10. Junarti (2001). Elit dan Konflik Politik di Kerajaan Banawa Sulawesi Tengah 1888-1942. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-15. Diakses tanggal 2016-12-31.
  11. Junarti (2001). op.cit. hlm. 3.
  12. 1 2 3 4 "Sejarah Kabupaten Donggala". Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Donggala. Diarsipkan dari asli tanggal 2016-12-20. Diakses tanggal 31 Desember 2016.
  13. "Gempa 7,7 Guncang Sulteng, Berpotensi Tsunami". Diarsipkan dari asli tanggal 2018-09-28. Diakses tanggal 2018-10-06.
  14. Nugroho Tri Laksono (28 September 2018). "BMKG Memutakhirkan Data Gempa Donggala 7,4 M". detikcom. Diarsipkan dari asli tanggal 2018-09-29. Diakses tanggal 28 September 2018.
  15. "Banawa, Sulawesi Tengah, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 5 Juni 2025.
  16. "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 84 & 149. Diakses tanggal 5 Juni 2025.
  17. Perolehan Kursi DPRD Donggala 2014-2019
  18. "Perolehan Kursi DPRD Donggala 2019-2024". Diarsipkan dari asli tanggal 2020-06-07. Diakses tanggal 2020-06-07.
  19. "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
  20. "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
  21. Donggala. go.id
  22. "20 Tempat Wisata Menarik di Sulawesi". Diarsipkan dari asli tanggal 2018-02-19. Diakses tanggal 2018-02-19.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]