Jak Lingko
| Lokasi | Jakarta, Indonesia |
|---|---|
| Diluncurkan | Oktober 8, 2018 |
| Teknologi | FeliCa[1] |
| Pembayaran kode QR | |
| Operator | Konsorsium yang terdiri dari Jatelindo, Thales Group, Lyko, dan Aino (yang terakhir dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada)[2] |
| Manager | PT Jakarta Lingko Indonesia |
| Mata uang | Rupiah (Beban maksimum Rp2.000.000) |
| Kadaluarsa Kartu | Tidak ada |
| Validitas | KRL Commuter Line LRT Jabodebek |
| MRT Jakarta LRT Jakarta | |
| Transjakarta | |
| Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta | |
| Situs web | jaklingkoindonesia.co.id |


Jak Lingko (sebelumnya OK OTrip[3]) adalah program integrasi transportasi umum yang dirancang untuk mengintegrasikan sistem pembayaran dan koneksi fisik antar moda transportasi di Jakarta. Integrasi ini mencakup BRT, kereta komuter, Light Metro, MRT, LRT, kereta bandara, dan angkot lokal (Mikrotrans).[4]
Penyebutan JakLingko identik dengan armada angkotan kota (angkot) berlogo JakLingko. Padahal, angkot tersebut merupakan armada kecil Transjakarta berupa minibus yang dalam nomenklatur angkutan transportasi Jakarta disebut sebagai Mikrotrans.[5]
JakLingko Indonesia
[sunting | sunting sumber]Kartu transportasi dan aplikasi super JakLingko merupakan salah satu solusi pembayaran untuk transportasi publik Jabodetabek yang dilaksanakan oleh PT JakLingko Indonesia; meliputi sistem integrasi pembayaran tiket, tarif, hingga rute yang akan membantu masyarakat dalam bermobilitas ke mana saja menggunakan antar moda transportasi umum di wilayah Jabodetabek.
JakLingko telah dicanangkan pada 29 September tahun 2021 lalu oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri BUMN RI Erick Thohir, dan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi. PT JakLingko Indonesia didirikan berdasarkan Pergub DKI Jakarta Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penugasan Kepada BUMD untuk menyelenggarakan Sistem Integrasi Pembayaran Antar Moda Transportasi.
JakLingko Indonesia mengintegrasikan sistem pembayaran yang diterapkan pada beberapa moda transportasi di Jabodetabek seperti Moda Raya Terpadu/Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Lintas Raya Terpadu/Light Rail Transit (LRT) Jakarta, KAI Commuter, serta Transjakarta. Integrasi ini juga akan berkembang kedepannya dengan jenis transportasi lainnya seperti ojek online, taksi, dan lainnya.[6]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]JakLingko adalah program transportasi terintegrasi (integrasi rute, manajemen, pembayaran maupun integrasi harga).[7] Program ini diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah pemerintahan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Program ini mulai dicanangkan pada 15 Juli 2020 oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Menteri BUMN RI dan Menteri Perhubungan RI. [5]
Program ini memungkinkan penumpang membayar hanya satu kali Rp 5.000 (Rp 3.500 selama masa ujicoba) untuk kemudian menggunakan berbagai layanan Mikrotrans hingga Transjakarta selama 3 jam. Program ini dianggap akan menurunkan biaya transportasi warga sebanyak 30 persen. [7]
Kartu yang digunakan dalam sistem pembayaran ini berbeda dengan uang elektronik yang selama ini sudah berlaku. Kartu khusus OK Otrip tersedia dengan harga Rp 40.000.[8]
Dalam perkembangannya, angkutan Jak Lingko jenis bus kecil (Mikrotrans) dapat diakses masyarakat dengan tarif Rp 0 menggunakan kartu Jak Lingko yang dapat dibeli dengan harga Rp 30.000 (saldo Rp 10.000). Kartu lama OK Trip juga tetap dapat digunakan, demikian pula kartu JakCard dari Bank DKI. Per akhir November 2019, sudah terdapat lebih dari 50 rute bus kecil (Mikrotrans) Jak Lingko yang beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kartu Jak Lingko generasi pertama dalam penerbitannya bekerjasama dengan Bank DKI, Bank BNI, Bank BRI dan Bank Mandiri.[5]
Pada tanggal 15 Juli 2020, PT Jakarta Lingko Indonesia didirikan dengan komposisi saham MRT Jakarta sebesar 20%, Transjakarta sebesar 20%, LRT Jakarta sebesar 20%, dan Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ, perusahaan patungan MRT Jakarta-KAI) sebesar 40%. Jaklingko Indonesia didirikan untuk mengelola dan mengintegrasikan sistem pembayaran pada semua angkutan umum di DKI Jakarta.[9]
Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Kekhawatiran akan terjadinya kompetisi antara layanan rail-based transit (MRT, LRT dan CommuterLine KAI) dengan TransJakarta menjadi salah satu tujuan utama integrasi angkutan moda angkutan umum. Seluruh angkutan umum di bawah Pemrpov DKI wajib bersinergi untuk mewujudkan penggunaan 60% perjalanan di kota Jakarta menggunakan angkutan umum dapat tercapai. Integrasi antar moda tersebut tidak hanya integrasi secara fisik, tetapi juga meliputi sistem pembayaran dan tarif. Oleh karena itu JakLingko dianggap akan menjembatani jarak yang ada.[7]
Pemegang saham
[sunting | sunting sumber]PT JakLingko Indonesia merupakan perusahaan patungan antara PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT MRT Jakarta (Perseroda), PT Jakarta Propertindo (Perseroda) dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek.

Pada 15 Juli 2020 dilakukannya penandatanganan pemegang saham PT JakLingko Indonesia. Pemegang saham PT JakLingko Indonesia merupakan PT MRT Jakarta (Perseroda) sebesar 20%, PT Transportasi Jakarta sebesar 20%, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) sebesar 20%, dan Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ, merupakan perusahaan patungan MRT Jakarta bersama dengan PT Kereta Api Indonesia) sebesar 40%. Penandatanganan ini disaksikan secara langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ↑ Lesmana, Hendro (13 January 2022). "Kartu Multi Trip Commuter Line Resmi Bisa Digunakan di Seluruh Transportasi Jakarta". Cakruk. Diakses tanggal 20 January 2022.
- ↑ "Thales to Boost Greater Jakarta's Commuter Traffic with New Payment and Ticketing Platform". Thales Group (dalam bahasa Inggris). 15 October 2021. Diakses tanggal 2021-10-31.
- ↑ Nursita Sari (2018-10-08). "Nama OK Otrip Diubah Jadi Jak Lingko". kompas.com. Diakses tanggal 2020-07-02.
- ↑ Yuliani, Putri Anisa (2019-11-29). "Tiket MRT bakal Terintegrasi Transjakarta, LRT, dan Jak Lingko". Diakses tanggal 2021-01-28.
- 1 2 3 Perhubungan, Dinas (2023-7-24). "Jaklingko". Jakarta. Diakses tanggal 2025-11-10.
- ↑ "JakLingko Indonesia - Menghubungkan Kamu Kemana Saja". jaklingkoindonesia.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-14.
- 1 2 3 Handayani, Sabrina, Dessy Angga Afrianti, Mega Suryandari (2021). "Implementasi Kebijakan Angkutan Umum di DKI Jakarta". Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik. 2 (1): 19–28. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
- ↑ Kartu Transjakarta Tak Bisa OK Otrip, Harus Kartu Khusus.
- ↑ Integrasi, Transportasi Umum Jabodetabek Cukup Pakai Satu Kartu
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]
