Akbar Tanjung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Tokoh ICMI menjadi Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
Yogwi21 (bicara | kontrib)
Baris 99: Baris 99:
{{End}}
{{End}}
{{Kabinet Reformasi Pembangunan}}
{{Kabinet Reformasi Pembangunan}}
{{Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia}}
{{Menteri Sekretaris Negara Indonesia}}
{{Menteri Sekretaris Negara Indonesia}}



Revisi per 18 Oktober 2020 12.47

Akbar Tanjung
Akbar Tandjung, 1999
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ke-13
Masa jabatan
6 Oktober 1999 – 1 Oktober 2004
PresidenB. J. Habibie
Abdurahman Wahid
Megawati Soekarnoputri
Sebelum
Pendahulu
Harmoko
Pengganti
Agung Laksono
Sebelum
Menteri Sekretaris Negara Indonesia ke-6
Masa jabatan
21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999
PresidenB. J. Habibie
Sebelum
Pengganti
Alirahman
Sebelum
Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Pemukiman Indonesia ke-3
Masa jabatan
17 Maret 1993 – 21 Mei 1998
PresidenSoeharto
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia ke-5
Masa jabatan
21 Maret 1988 – 17 Maret 1993
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Abdul Gafur
Pengganti
Hayono Isman
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir14 Agustus 1945 (umur 78)
Jepang Sibolga, Sumatra Utara, Masa Pendudukan Jepang
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikBerkas:Logo GOLKAR.jpg Partai Golongan Karya
Suami/istriKrisnina Maharani
HubunganNahar Zahiruddin Tanjung (kakak)
AnakFitri Krisnawati
Karmia Krissanty
Triana Krisandini
Sekar Krisnauli
Alma materUniversitas Indonesia
Universitas Gadjah Mada
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ir. Akbar Tanjung (lahir 14 Agustus 1945) adalah seorang politikus Indonesia dan mantan Ketua DPR-RI.

Kehidupan awal

Akbar Tanjung lahir di Sorkam, Tapanuli Tengah dari seorang ayah yang bernama Zahiruddin Tanjung dan ibu Siti Kasmijah.[1] Ayahnya adalah salah seorang pengurus Muhammadiyah di Sorkam yang kemudian terjun ke dunia usaha.[2] Akbar meniti pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Muhammadiyah, Sorkam, Tapanuli Tengah,[3] kemudian berpindah ke SD Nasrani di Jalan Seram, Medan, Sumatra Utara.[3] Setelah menamatkan di SMP Perguruan Cikini, Jakarta, ia melanjutkannya ke SMA Kolese Kanisius Jakarta.[3] Ia kemudian berhasil menamatkan pendidikan teknik di Universitas Indonesia.[3]

Organisasi

Pada tahun 1966, Akbar menjadi aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia (KAMI-UI) dan Laskar Ampera Arief Rahman Hakim. Tahun berikutnya (1967-1968), ia menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada tahun 1968, ia juga aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia. Pada 1969-1970, ia menjabat Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Pada 1972, ia turut mendirikan Forum Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universiter (GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, dan HMI) dengan nama Kelompok Cipayung. Periode 1972-1974, ia menjabat Pengurus Besar HMI.

Pada 1973, ia turut mendirikan Komite Nasional Pemuda Indonesia atau disingkat KNPI. Pada 1978, ia turut mendirikan Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI), yang kemudian menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat AMPI (1978-1980). Pada 1983-1988, ia menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Pada 1988-1993, ia menjadi anggota Dewan Pembina DPP Golkar. Pada 1993-1998, ia menjabat Sekretaris Dewan Pembina Golkar. Ia menjabat Ketua Umum Partai Golkar pada periode 1998-2004.

Karier Pemerintahan dan Politik

Orde Baru

Pada periode 1977-1988, ia menjadi anggota FKP DPR-RI yang mewakili Provinsi Jawa Timur. Pada 1982-1983, ia menjabat Wakil Sekretaris FKP DPR. Pada 1987-1992 dan 1992-1997, ia menjabat Sekretaris FKP-MPR dan anggota Badan Pekerja MPR-RI. Akbar pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada periode 1988-1993, Menteri Negara Perumahan Rakyat (1993-1998), Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman (1998). Pada 1997-1998, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR. Ia menjabat Menteri Sekretaris Negara (1998-1999). Pada 1997-1999, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR dan Wakil Ketua PAH II Badan Pekerja MPR.

Reformasi

Saat Indonesia memasuki masa reformasi, Akbar Tanjung terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar masa jabatan 1998-2004. Sejak 6 Oktober 1999, ia terpilih menjadi Ketua DPR-RI periode 1999-2004 melalui pemungutan suara (voting). Beliau meraih 411 suara, mengalahkan saingan utamanya Soetardjo Soerjogoeritno dari PDI Perjuangan. Dari daftar hadir terdapat 491 anggota Dewan yang ikut dalam pemungutan suara. Sedangkan Soetardjo Soerjogoeritno (Fraksi PDI Perjuangan) memperoleh 54 suara. Hamzah Haz (Fraksi PPP) 6 suara, Khofifah Indar Parawansa (Fraksi PKB 13 suara, dan AM Fatwa 2 suara, abstain 5 suara. Dengan demikian, keempat nama itu praktis menjadi Wakil Ketua DPR-RI.[4]

Semasa menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, ia pernah menjadi sorotan publik ketika lolos dari jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima permohonan kasasinya. Hal ini sekaligus memungkinkannya ikut serta sebagai calon presiden dalam Pemilu 2004, namun ia akhirnya tidak dicalonkan partainya sendiri karena dikalahkan oleh Wiranto dalam Konvensi Calon Presiden Golkar. Selanjutnya Akbar Tanjung juga kehilangan jabatan sebagai ketua Umum Partai Golkar setelah dikalahkan oleh Jusuf Kalla yang telah menjadi Wakil Presiden, seterusnya belajar di Universitas Gadjah Mada dan mendirikan Akbar Tanjung Institute.

Keluarga

Akbar memiliki seorang istri bernama Krisnina Maharani dan pernikahannya telah dianugerahi empat orang anak, semuanya perempuan. Selain Akbar, dua saudarnya, Yanis dan Usman juga menggeluti dunia politik. M. Yanis Zahiruddin berpolitik di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebelumnya di Nahdlatul Ulama (NU) dan pernah jadi anggota DPR. Sedangkan Datuk Usman Zahiruddin Tanjung, pernah menjadi politisi di Partai Nasional Indonesia, kemudian Partai Demokrasi Indonesia, dan duduk di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Kakaknya yang lain, Nahar Zahiruddin, menjadi penerus usaha ayahnya dan mendirikan NV. Marisson.[5]

Organisasi dunia

Pada 2002-2003, ia menjabat President of AIPO (Asean Inter Parliamentary Organization). Pada 2003-2004, ia menjabat President of PUOICM (Parliamentary Union of OIC Members).

Buku dan karya

Pranala luar

  1. ^ Ulang Tahun, Akbar Tandjung Banjir Karangan Bunga
  2. ^ M. Deden Ridwan dan Muhamad Muhajirin, Membangun Konsensus: Pemikiran dan Praktik Politik Akbar Tandjung, Pustaka Sinar Harapan, 2003
  3. ^ a b c d "Akbar Tandjung Hidupnya adalah Dunia Politik" (dalam bahasa Indonesia). Tokoh Indonesia. 8 Oktober 2003. Diakses tanggal 4 April 2014. 
  4. ^ Kompas, 7 Oktober 1999.
  5. ^ Keluarga Akbar Tanjung, Om Liem Sioe Liong dan Indomilk
Jabatan politik
Didahului oleh:
Harmoko
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI
1999–2004
Diteruskan oleh:
Agung Laksono
Didahului oleh:
Saadilah Mursjid
Menteri Sekretaris Negara
1998–1999
Diteruskan oleh:
Muladi
Didahului oleh:
Siswono Yudohusodo
Menteri Negara Perumahan Rakyat
1993–1998
Diteruskan oleh:
Theo L. Sambuaga
Didahului oleh:
Abdul Gafur
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
1988–1993
Diteruskan oleh:
Hayono Isman
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Harmoko
Ketua Umum Golkar
1998Desember 2004
Diteruskan oleh:
Jusuf Kalla