Lompat ke isi

Haji

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Naik haji)

Haji (/hæ/;[1] bahasa Arab: حج Ḥaǧǧ "ziarah") adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka.[2][3][4] Ini adalah satu dari lima Rukun Islam, di samping Syahadat, Salat, Zakat, dan Sawm. Haji adalah pertemuan tahunan terbesar orang-orang di dunia.[5][6] Keadaan yang secara fisik dan finansial mampu melakukan ibadah haji disebut istita'ah, dan seorang Muslim yang memenuhi syarat ini disebut mustati. Haji adalah demonstrasi solidaritas orang-orang Muslim, dan ketundukan mereka kepada Tuhan (Allah).[7][8] Kata Haji berarti "berniat melakukan perjalanan", yang berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke dalam niat.[9]

Ziarah terjadi dari tanggal 8 sampai 12 (atau dalam beberapa kasus ke 13[10]) dari Zulhijjah, bulan terakhir kalender Islam. Karena kalender Islam adalah bulan dan tahun Islam kira-kira sebelas hari lebih pendek daripada kalender Gregorian, tanggal haji Gregorian berubah dari tahun ke tahun. Ihram adalah nama yang diberikan pada keadaan spiritual khusus di mana peziarah mengenakan dua lembar putih kain halus. Dan menjauhkan diri dari tindakan tertentu.[7][11][12]

Haji dikaitkan dengan kehidupan nabi Islam Muhammad dari abad ke-7, namun ritual ziarah ke Mekkah dianggap oleh umat Islam untuk meregangkan ribuan tahun sampai Ibrahim. Selama haji, peziarah bergabung dalam prosesi ratusan ribu orang, yang secara bersamaan berkumpul di Mekkah selama minggu haji, dan melakukan serangkaian ritual: setiap orang berjalan berlawanan arah jarum jam tujuh kali di sekitar Ka'bah (berbentuk kubus Bangunan dan arah doa untuk kaum Muslim), berjalan bolak-balik antara bukit-bukit Al-Safa dan Al-Marwah, minuman dari Sumur Zamzam, sampai ke dataran Gunung Arafah untuk berjaga-jaga, menghabiskan satu malam di Dataran Muzdalifah, dan melakukan rajam simbolis iblis dengan melemparkan batu ke tiga pilar. Para peziarah kemudian mencukur kepala mereka, melakukan ritual pengorbanan hewan, dan merayakan festival global tiga hari Idul Adha.[13][14][15][16]

Jamaah haji juga bisa pergi ke Mekkah untuk melakukan ritual di lain waktu sepanjang tahun. Ini kadang disebut "ziarah yang lebih rendah", atau Umrah.[17] Namun, biarpun mereka memilih untuk melakukan umrah, mereka masih diwajibkan untuk melakukan ibadah haji di lain waktu dalam hidup mereka jika mereka memiliki sarana untuk melakukannya, karena Umrah bukan pengganti haji.[18]

Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi.[19] Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi di atas, selain Ka'bah dan Mas'a (tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.[20]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Orang-orang Arab pada zaman jahiliyah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan di sana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti tawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja, disebutkan bahwa pelaksanaannya tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul.[20] Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama Ibrahim. Ritual Tawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibrahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjidil Haram, Mekkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua Ibrahim ketika mencari air untuk anaknya Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya Adam dan Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.[20]

Masjidil Haram tahun 1907 dengan jamaah yang sedang salat di dalamnya
Ka'bah saat Haji

Bangsa Arab sebelum kedatangan Islam adalah pemuja berhala.[21] Ka'bah masih menjadi pusat pemujaan mereka, dan dipenuhi dengan berhala dan gambar Malaikat. Selama musim ziarah tahunan, orang-orang dari dalam dan luar negeri akan mengunjungi Ka'bah.[22]

Pola Haji saat ini didirikan oleh nabi Islam Muhammad yang melakukan reformasi terhadap ziarah pra-Islam orang-orang Arab pagan pada tahun 632 M,[23] namun asal mula Haji adalah atas perintah Tuhan kepada Ibrahim untuk meninggalkan istrinya Hajar (Hagar) dan anaknya Ismail (Ismael) sendirian di padang pasir kuno Mekkah dengan sedikit makanan dan air yang segera berakhir. Mekkah kemudian menjadi tempat yang tidak berpenghuni. Untuk mencari air, Hajar dengan putus asa berlari tujuh kali di antara dua bukit Shofa dan Marwah tapi tidak menemukan satu pun.[24] Kembali dalam keputusasaan ke di Ismail, dia melihat bayi itu menggaruk tanah dengan kakinya dan keluar air mancur di bawahnya.[25] Karena adanya air, suku-suku mulai menetap di Mekkah, Jurhum menjadi suku pertama yang datang. Ketika dewasa, Ismail menikah di suku dan mulai tinggal bersama mereka. Al Quran menyatakan bahwa Ibrahim, bersama dengan anaknya Ismail, membangun fondasi sebuah rumah yang diidentifikasi oleh kebanyakan komentator sebagai Ka'bah. Setelah menempatkan Batu Hitam di sudut timur Ka'bah, Ibrahim menerima sebuah wahyu di mana Allah mengatakan ke Nabi Ibrahim yang sudah berusia lanjut bahwa dia sekarang harus pergi dan mengumumkan ziarah ke umat manusia. Al Quran menyebutkan kejadian ini dalam Surat Al-Baqarah (2) ayat 124-127 dan Al-Hajj (22) ayat 27-30.

Sesaat sebelum wafatnya, Muhammad melakukan ziarah satu-satunya dan terakhir dengan sejumlah besar pengikut, dan mengajarkan mereka ritus haji dan tata krama untuk melakukan hal itu. Di dataran Arafah, dia menyampaikan pidato terkenal - yang dikenal dengan Khotbah perpisahan Nabi Muhammad - ke mereka yang hadir di sana.[26][27] Sejak saat itu, haji menjadi salah satu dari Lima Rukun Islam.[28]

Selama abad pertengahan, peziarah akan berkumpul di kota-kota besar seperti Basra, Damaskus, dan Kairo untuk pergi ke Mekkah dalam kelompok dan karavan yang terdiri dari puluhan ribu peziarah.[29][30]

Dalam sejarah haji yang cukup panjang, suku-suku nomaden padang pasir - yang dikenal sebagai Badui - telah menjadi isu keamanan yang agak ketat untuk kafilah haji[n 1][29][30] dan untuk memastikan bahwa para peziarah diberikan perbekalan yang diperlukan.[29] Sekali lagi, sepanjang sejarah, perjalanan ziarah ke Mekkah telah menawari para peziarah dan juga para pedagang profesional kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas perdagangan baik dalam perjalanan maupun di Mekkah, Damaskus, dan Kairo.[31]

Tanggal Haji dilaksanakan mengikuti kalender Islam (dikenal dengan kalender Hijriyah atau H), yang didasari penanggalan kalender bulan.[32][33] Setiap tahun, ritual Haji dilaksanakan dalam periode lima hari, mulai dari tanggal 8 dan berakhir di 12 Zulhijjah, bulan kedua belas sekaligus terakhir kalender Islam. Selama lima hari tersebut, 9 Zulhijjah dikenal sebagai Hari Arafah, dan hari ini dikenal dengan nama hari Haji. Dikarenakan kalender Islam adalah jenis kalender bulan dan tahun Islam berbeda sebelas hari lebih sedikit dibanding tahun Gregorian, tanggal Haji menurut kalender Gregorian berubah dari tahun ke tahun. Para jamaah Haji pun menghitung penanggalan musim Haji sebelas atau sepuluh hari lebih awal dari tanggal Haji dari satu tahun sebelumnya.[33][34] Hal ini dapat menyebabkan musim Haji jatuh dua kali dalam satu tahun kalender Gregorian, dan terjadi hanya 33 tahun sekali. Fenomena langka tersebut baru-baru ini terjadi di musim Haji 2006.[35] Tabel di bawah ini menunjukkan penanggalan Gregorian untuk musim Haji tahun terkini (tanggal dalam tabel bertepatan dengan 9 Zulhijah tahun Hijriah):

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
5 November[36] 25 Oktober 14 Oktober[37][38] 3 Oktober[39] 23 September[40] 11 September[41][42] 31 Agustus[43] 20 Agustus[44]

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya; dan Nabi islam Muhammad memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.

Aisyah berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah dalam tahun Hajjatul Wada'. Di antara kami ada yang berihram, untuk Haji dan Umrah dan ada pula yang berihram untuk Haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.[19][45]

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.[19]

  • Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila seseorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.[45]
  • Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, pada tahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.[45]
  • Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud di sini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua tawaf dan dua sa'i.[45]
Peta yang menunjukan lokasi-lokasi penting dalam ibadah Haji

Literatur Fikih menggambarkan cara-cara dalam melaksanakan ritus Haji, dan jamaah utamanya mengikuti kitab panduan dan menaatinya untuk memenuhi seluruh kewajiban Haji dengan sempurna.[46] Dalam melaksanakan ibadah Haji, jamaah tidak hanya mengikuti tata cara Nabi Muhammad, tetapi juga memperingati peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan Ibrahim.[47]

Ketika jamaah mencapai niat dalam hati Miqat (batas-batas tertentu tempat atau waktu jamaah berniat melaksanakan Haji), untuk memasuki keadaan yang suci–dikenal dengan Ihram–yang hanya memakai dua lembar kain putih tanpa jahitan untuk laki-laki, dengan satu kain menutup sekitar pinggang mencapai bagian bawah lutut dan kain lain dipakai di bahu kiri mengikat di sisi kanan; mengenakan pakaian biasa untuk wanita dengan memenuhi kondisi pakaian Muslimah Islami dengan tangan dan wajah tidak ditutup;[48][halaman dibutuhkan] mengambil wudu; merencanakan keinginan (niyah) untuk melaksanakan ibadah Haji dan untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang seperti memotong kuku, mencukur bagian tubuh manapun, melakukan hubungan seksual; menggunakan wangi-wangian, merusak tanaman, membunuh hewan, menutup kepala (untuk laki-laki) atau wajah dan telapak tangan (untuk wanita); melakukan pernikahan; atau mengangkat senjata.[7][11] Ihram memiliki makna bahwa setiap umat baik yang miskin maupun yang kaya sama di depan Tuhan: tidak ada perbedaan antara keduanya.[47]

Tawaf and sa'i

[sunting | sunting sumber]
Tatacara Tawaf mengelilingi Ka'bah

Ritual Tawaf termasuk berjalan tujuh kali melawan arah jarum jam mengelilingi Ka'bah.[49] Ketika sampai di Masjidil Haram, jamaah melakukan tawaf kedatangan yang juga bagian dari Umrah atau sebagai tawaf selamat datang.[50] Saat tawaf, jamaah juga memasuki Hateem–sebuah wilayah di sisi utara Ka'bah \–di dalam jalan mereka. Setiap putaran dimulai dengan mencium atau menyentuh Batu Hitam (Hajar Aswad).[51] Jika mencium batu tidak memungkinkan karena padatnya jamaah, mereka cukup menyejajarkan diri dengan arah Batu Hitam dengan mencium tangan sendiri ketika tawaf. Makan tidak diperbolehkan namun minum air tetap diizinkan, karena risiko dehidrasi. Laki-laki dianjurkan untuk melakukan tiga putaran pertama dengan cepat dikenal sebagai Ramal, dan diikuti empat putaran lainnya dengan tidak terlalu cepat.[48][halaman dibutuhkan][51]

Pelengkap ibadah tawaf adalah salat dua Raka'at di belakang Tempat Ibrahim (Muqam Ibrahim), sebuah tugu dekat Ka'bah di dalam masjid.[51][52] Walau demikian, dikarenakan padatnya jamaah saat musim Haji, mereka cukup melaksanakan salat di mana saja di dalam masjid. Setelah salat, jamaah juga meminum air dari sumur Zamzam, yang tersedia dalam keran Masjid.[53]

Walaupun secara tradisional ibadah tawaf dilakukan di lantai dasar, tawaf saat ini juga dapat dilakukan di lantai pertama dan atap masjid agar tidak terjadi kepadatan.

Tawaf diikuti oleh sa'i, berjalan atau berlari tujuh kali antara bukit Shofa dan Marwah, berlokasi dekat Ka'bah.[49][52] Sebelumnya tempat ini berada di tempat terbuka, kini tempat ini tertutup dan masuk ke dalam area Masjidil Haram, dan dapat berhubungan langung dengan terowongan.[54] Jamaah diharuskan berjalan di antara kedua bukit ini, sampai tanda dua tiang hijau sebuah bagian kecil sebagai tanda kapan mereka harus berlari. Jalur ini kini memiliki "jalur ekspres" bagi para penyandang disabilitas atau orang-orang tua. Setelah sa'i, jamaah laki-laki mencukur rambutnya dan wanita memotong beberapa bagian rambut, ini juga sebagai pelengkap ibadah Umrah.

Hari pertama: 8 Zulhijah

[sunting | sunting sumber]
Tenda-tenda di Mina
Jamaah mengenakan ihram di dataran Arafat saat musim Haji
Gunung Arafah saat musim Haji

Setelah salat pagi (subuh) di 8 Zulhijah, jamaah pergi ke Mina di mana mereka menghabiskan waktu untuk melaksanakan salat tengah hari (dzuhur), sore (ashar), petang (maghrib), dan malam (isya).[55] Keesokan paginya setelah salat pagi, mereka meninggalkan Mina menuju Arafat.

Hari kedua: 9 Zulhijah

[sunting | sunting sumber]

Tanggal 9 Zulhijah dikenal dengan Hari Arafah, dan tanggal inilah yang dinamakan Hari Haji.[42]

Di 9 Zulhijah sebelum siang, jamaah sampai di Arafah, sebuah wilayah datar dan berbatu berlokasi 20 kilometer di timur Mekkah.[56] Hal yang dilakukan di Arafah termasuk berdoa, mengingat dosa masa lalu, melihat kebesaran Tuhan, dan mendengarkan nasihat-nasihat dari para sarjana Islam di dekat Jabal al-Rahmah (Gunung Kasih Sayang),[55] di sanalah Muhammad menyampaikan khotbah terakhirnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan sejak siang hingga matahari terbenam,[56] ibadah ini bernama 'berdiri sebelum Tuhan' (wuquf), salah satu ritual paling penting dalam ibadah Haji.[7] Di Masjid Namirah, jamaah melaksanakan sembahyang siang dan sore bersamaan di waktu sore.[55] Seorang jamaah yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah tidak akan diterima sebagai ibadah haji, meskipun telah membayar denda.[14][56]

Muzdalifah

[sunting | sunting sumber]
Pemandangan dari Muzdalifah

Jamaah haji harus meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah setelah sore tanpa salat maghrib (sore) di Arafat.[57] Muzdalifah adalah wilayah antara Arafat dan Mina. Ketika mereka sampai di sana, jamaah melaksanakan salat Maghrib dan Isya dengan disatukan (jama), menghabiskan malam untuk berdoa dan tidur di alas langsung tanpa atap menghadap ke langit, dan mengumpulkan tenaga untuk melaksanakan lempar jumrah di keesokan harinya.[58]

Hari ketiga: 10 Zulhijah

[sunting | sunting sumber]

Rami al-Jamarat

[sunting | sunting sumber]
Jamaah Haji melakukan upacara lempar jumrah di musim Haji 2006

Kembali di Mina, jamaah Haji melakukan upacara simbolik melempari Iblis dengan batu (Ramy al-Jamarat) dengan melontarkan tujuh buah batu hanya ke salah satu dari tiga pilar, dikenal sebagai Jamrat al-Aqabah dari matahari terbit hingga terbenam.[14][59] Dua pilar (jamarah) lainnya tidak diberlakukan ibadah melempar jumrah pada hari tersebut.[60] Ketiga tiang tersebut direpresentasikan sebagai Syetan.[61] Jamaah naik ke Jembatan Jumrah, sebagai tempat melempar jumrah. Dikarenakan alasan keamanan, di 2004 tiang diganti dengan tembok panjang besar, dengan parit penampung kerikil di bawahnya.[62][63]

Kurban hewan

[sunting | sunting sumber]

Setelah melempar jumrah, hewan disembelih sebagai cara untuk memperingati kisah Ibrahim dan Isma'il. Secara tradisional jamaah mengorbankan hewan mereka sendiri-sendiri, atau mengatur penyembelihan. Kini beberapa jamaah Haji cukup membeli voucher kurban di Mekkah sebelum musim Haji berlangsung, yang mengeluarkan seekor hewan untuk dikurbankan dengan menyebut nama Allah pada hari kesepuluh Zulhijah, tanpa dihadiri oleh jamaah Haji pemiliknya. Proses yang modern mempercepat pengemasan daging, yang kemudian dibagikan kepada orang miskin di seluruh dunia.[14][54] Di waktu yang sama seperti di Mekkah, Muslim juga melaksanakan Kurban, dalam empat hari berturut-turut (10, 11, 12, dan 13 Zulhijjah ) yang dikenal dengan nama Iduladha.[15]

Cukur rambut

[sunting | sunting sumber]

Setelah mengorbankan seekor hewan, ritual Haji terpenting lainnya adalah memotong atau menghabiskan rambut kepala (dikenal dengan Halak). Semua jamaah laki-laki mencukur atau menggunduli rambutnya pada hari Iduladha dan jamaah wanita memotong bagian rambutnya.[64][65][66]

Tawaf Al-Ifaadah

[sunting | sunting sumber]
Jamaah melaksanakan Tawaf mengelilingi Ka'bah

Pada hari yang sama atau keesokan harinya, jamaah kembali mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah untuk tawaf lainnya, dikenal sebagai Tawaf al-Ifadah, sebuah bagian pokok dari Haji.[65] Ini melambangkan jawaban atas ketergesaan kepada Allah dan menunjukkan cinta kepada-Nya, dan diwajibkan sebagai bagian dari Haji. Malam tanggal 10 dihabiskan kembali di Mina.[67][68][69][70][71][72]

Hari keempat: 11 Zulhijah

[sunting | sunting sumber]

Dimulai di siang hingga matahari terbenam di 11 Zulhijah (dan tanggal setelahnya), jamaah Haji kembali melempar jumrah, kali ini dilemparkan ke dua dari tiga pilar di Mina. Ibadah ini termasuk ke dalam lempar jumrah.[59]

Hari kelima: 12 Zulhijah

[sunting | sunting sumber]

Di 12 Zulhijah ritual yang sama seperti yang dilakukan di 11 Zulhijah.[59] Jamaah meninggalkan Mina ke ke Mekkah sebelum matahari terbenam pada tanggal 12 Zulhijah.

Hari terakhir di Mina: 13 Zulhijah

[sunting | sunting sumber]

Jika tidak mampu meninggalkan Mina pada tanggal 12, mereka diharuskan kembali melempar jumrah sebelum kembali ke Mekkah.[59]

Tawaf al-Wadaa

[sunting | sunting sumber]

Akhirnya, sebelum meninggalkan Mekkah, jamaah melaksanakan tawaf perpisahan yang disebut Tawaf al-Wadaa. 'Wadaa' berarti 'undangan perpisahan'. Jamaah mengelilingi Ka'bah tujuh kali melawan arah jarum jam, dan jika memungkinkan, disunnahkan untuk mencium dan menyentuh Ka'bah.[14]

Mengunjungi Madinah

[sunting | sunting sumber]

Walaupun bukan bagian dari ritual Haji, dapat memilih berkunjung ke Madinah dan Masjid Nabawi (Masjid Rasulullah), yang terdapat Makam Nabi Muhammad di dalam Kubah Hijau.[54] Masjid Quba dan Masjid Qiblatain biasanya juga turut dikunjungi.[73]

Lokasi utama

[sunting | sunting sumber]

Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.[butuh rujukan]

Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yaitu tempat dilaksanakannya wukuf yakni pada tanggal 9 Zulhijah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia dan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.[74]

Muzdalifah

[sunting | sunting sumber]

Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.[75]

Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan Nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Di masing-masing tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap (mabit) satu malam.[76][77][78]

Madinah adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Mekkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi.[butuh rujukan]

Salat Arbain

[sunting | sunting sumber]

Haji Arbain (bahasa Arab: اربعين arba'in, artinya "empat puluh") adalah ibadah haji yang disertai dengan salat fardhu sebanyak 40 kali di Masjid An-Nabawi Madinah tanpa terputus. Ibadah ini sering kali dikerjakan oleh jamaah haji dari Indonesia. Dalam pelaksanaannya, mereka setidak-tidaknya tinggal di Madinah saat haji selama 8 atau 9 hari, dan dengan perhitungan sehari akan salat wajib sebanyak 5 kali dan selama 8 atau 9 hari maka akan tercukupi jumlah 40 kali salat wajib tanpa terputus.[79]

Persiapan dan Fasilitas

[sunting | sunting sumber]
Seorang petugas keamanan Saudi sedang menjalankan tugasnya ketika musim Haji

Selayaknya keharusan bagi pemerintah Saudi setiap tahunnya untuk pertumbuhan jumlah jamaah Hajj poses sebuah tantangan logistik untuk pemerintah Arab Saudi, yang berwenang, sejak 1950-an, dihabiskan lebih dari $100 miliar untuk menambah sarana dan prasarana Haji.[27][32] Permasalahan utama seperti perumahan, transportasi, sanitasi, dan layanan kesehatan dibenahi dan dievaluasi besar-besaran oleh pemerintah dengan memeperkenalkan beberapa progran, dengan tujuan agar jamaah haji saat ini menikmati dan fasilitas modern dalam melaksanakan ritual Haji.[54] Pemerintah Arab Saudi kadang kala menaik-turunkan kuota untuk berbagai negara untuk mempertahankan jumlah jamaah agar terkendali, serta menyusun kekuatan petugas keamanan besar-besaran dan kamera CCTV untuk memantau keamanan situasi saat Haji.[27][32][80][81] Beragam program institusi dan pemerintah, seperti Subsidi Haji di India atau Tabung Haji di Malaysia meringankan jamaah dalam biaya perjalanan haji.[82] Untuk Haji 2014, khusus meja informasi Haji di pasang di bandara-bandara di Pakistan untuk membantu jamaah haji.[83]

Transportasi

[sunting | sunting sumber]
Video petunjuk Haji

Secara tradisional, peziarah ke Mekkah kebanyakan mengadakan perjalanan ziarah dengan menaiki unta sebagai transportasi utama. Saat pertengahan abad ke sembilan belas (setelah 1850-an), kapal uap mulai digunakan untuk perjalanan jamaah Haji ke Mekkah, dan jumlah jamaah Haji yang melakukan perjalanan melalui laut pun mulai meningkat.[84] Hal tersebut berlangsung selama beberapa masa,[85] sampai perjalanan udara lahir dan mendominasi; Mesir memperkenalkan jasa penerbangan pertama untuk jamaah Haji di 1937.[86][87] Saat ini, beberapa perusahaan penerbangan dan biro perjalanan offer Hajj packages, dan menyusun transportasi dan akomodasi untuk jamaah Haji.[88] Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah dan Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz di Madinah menjadi terminal khusus bagi para Jamaah Haji untuk mempermudah pintu masuk kedatangan jamaah Haji.[89][90] Bandar udara internasional lain di seluruh dunia, sepeeti Indira Gandhi dj New Delhi, Bandar Udara Internasional Rajiv Gandhi di Hyderabad, Jinnah di Karachi dan Soekarno-Hatta di Jakarta juga memiliki terminal khusus atau temporary facilities untuk melayani jamaah dalam keberangkatan maupun kedatangan kembali ke tanah air.[91] Saat Haji, beberapa maskapai menambah jumlah penerbangan untuk memenuhi kebutuhan karena banyaknya jumlah jamaah Haji.[32][89]

Saat musim Haji berlangsung, jamaah Haji bepergian antara lokasi-lokasi berbeda dengan bus atau berjalan kaki. Pemerintah Saudi mengawasi dengan ketat akses kendaraan yang melewati jalur-jalur padat. Walau bagaimanapun, perjalanan masih tetap dilaksanakan dalam beberapa jam saat kepadatan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki. Di 2010, pemerintah Saudi memulai mengoperasikan sebuah monorel yang mengangkut jamaah ke Arafat, Muzdalifah dan Mina. Jasa ini mampu mengurangi waktu perjalanan "Nafrah" dari Arafat ke Muzdalifah untuk beberapa menit. Jika angkutan ini melebihi kapasitas, penggunaan monorel tidak dibuka untuk jamaah haji dan subyeknya untuk pengawasan ketat oleh pemerintah Saudi. Saat ini, monorel mampu mengangkut hingga 500.000 jamaah haji.[92]

Masalah Berdesakan

[sunting | sunting sumber]

Jumlah jamaah haji meningkat secara besar-besaran akhir-akhir ini, yang menyebabkan beberapa kecelakaan dan kematian karena terlalu padat. Kecelakaan pertama di musim Haji masa modern terjadi di 1990, ketika sebuah terowongan runtuh dan merenggut 1,462 nyawa.[93] Setelah kejadian tersebut, beragam teknik pemecah kepadatan jamaah digunakan untuk alasan keamanan. Penyebab desak-desakan besar, beberapa hal dilakukan jamaah Haji agar lebih simbolik. Untuk contohnya, ketertidakwajiban untuk mencium Hajar Aswad. Alternatifnya, jamaah hanya perlu mencium tangannya sendiri kemudian melambaikan tangannya ketika sejajar dengan Hajar Aswad saat melakukan Tawaf. Juga, pilar besar yang digunakan untuk melempar jumrah di ubah menjadi tembok panjang di 2004 dengan parit di bawahnya untuk mewadahi batu-batu.[62][63] Contoh lain adalah kurban, yang saat ini ditangani rumah pemotongan hewan yang di kelola otoritas Saudi, tanpa jamaah yang hadir di sana.[48][94][95]

Untuk Haji di 2016, otoritas Saudi memberikan kalung GPS elektronik.[96]

Walaupun berbagai upaya keamanan dilakukan, berbagai insiden masih terjadi ketika musim Haji. kecelakaan Haji 2015, menyebabkan 769 meninggal dan melukai 934 lainnya, berdasarkan data pemerintah Arab Saudi.[97][98] Sebuah laporan dari Associated Press menjumlahkan total sedikitnya 1470 korban dari laporan resmi negara lain, membuat kecelakaan tersebut menjadi kecelakaan paling mematikan hingga saat ini.[97] Isu lain muncul di 2013 dan 2014 tentang penyebaran virus MERS karena antrian massa Haji.[6][99] Menteri Kesehatan Arab Saudi Abdullah Al-Rabia mengatakan bahwa otoritasnya tidak menemukan kasus MERS pada jamaah sejauh ini.[100] Ia juga berkata bahwa, dari sekian banyak kasus MERS, Arab Saudi siap untuk musim Haji 2014.[101][102]

Kepentingan

[sunting | sunting sumber]

Untuk Muslim, Haji berhubungan dengan keagamaan sebagai kepentingan di bidang sosial. Terpisah dari sebuah ketaatan dalam menjalankan kewajiban beragama, Haji terlihat untuk menjadi seseorang yang berspiritual terpuji untuk menyediakan Muslim dengan kesempatan mengintrospeksi diri.[103] Haji disajikan sebagai sebuah pengingat Hari Pengadilan yang dipercayai umat muslim akan terjadi.[104] Literatur Hadits (perkataan Nabi Muhammad) menyabdakan beragam kebaikan seorang jamaah Haji mencapai kesuksesan untuk memenuhi ibadah Haji mereka.[n 2] Setelah berhasil melaksanakan ibadah Haji, jamaah dapat menambahkan nama depan mereka dengan gelar 'Al-Hajji', dan diadakan dengan rasa hormat dalam masyarakat Muslim.[105] Namun, sarjana Islam berpendapat bahwa Haji dapat berarti komitmen keagamaan seorang Muslim, dan tidak dapat menjadi sebuah peningkatan status sosial mereka.[105] Haji membawa kebersamaan dan menyatukan Muslim dari perbedaan bagian dunia tanpa memperdulikan ras, warna kulit, dan budaya, semua itu melambangkan persamaan.[7][64]

Sebuah studi 2008 pada pengaruh besar mengikuti ziarah Islam menemukan bahwa komunitas Muslim menjadi lebih positif dan toleran setelah berhaji. Dengan judul Memperkirakan Pengaruh Besar Haji: Agama dan Toleransi dalam Masyarakat Islam Global dan diselenggarakan dengan bantuan Harvard University's John F. Kennedy School of Government, studi mencatat bahwa Haji "meningkatkan keimanan dalam kesamaan harmoni antara grup etnik dan sekte-sekte Islam dan memimpin untuk sikap yang menguntungkan terhadap wanita, termasuk dukungan yang lebih besar untuk pendidikan dan jabatan wanita" dan bahwa "Haji menunjukkan meningkatkan keimanan dalam perdamaian, dan dalam kesamaan dan harmoni adherents perbedaan agama."[106]

Malcolm X, seorang aktivis Amerika saat Civil Rights Movement, menggambarkan atmosfer sosialnya ketika pengalaman haji 1960-an, ia menyatakan:

Terdapat sepuluh dari ribuan jamaah, dari seluruh penjuru dunia. Mereka beragam warnanya, dari rambut pirang bermata biru hingga orang Afrika berkulit hitam. Tetapi mereka tetap berdampingan dalam melakukan ritual yang sama, menampilkan sebuah semangat persatuan dan persaudaraan bahwa pengalaman saya di Amerika mengajarkan saya untuk percaya tidak pernah hidup antara kulit putih dan non-kulit putih. Amerika butuh untuk mengerti Islam, karena ini adalah sebuah agama yang menghapus dari masalah ras dan masyarakatnya. Anda dapat terkejut terhadap kata-kata saya. Tetapi di Haji kali ini, apa yang saya lihat, dan yang saya alami, menjadi kekuatan untuk menyusun kembali beberapa kehidupan saya kedepannya[107]

Panorama Haji 2007 di Masjidil Haram

Aspek Ekonomi

[sunting | sunting sumber]

Di 2014, Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka mendapatkan $8.5 miliar dari Haji.[108] Sumber pendapatan negara Arab Saudi terbesar setelah minyak dan gas adalah Haji dan negara mengharapkan untuk mengandalkan lebih banyak pada Haji sebagai jumlah tersedianya minyak dan gas untuk kemunduran penjualan.[17]

Tempat Bersejarah

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah tempat-tempat bersejarah, yang meskipun bukan rukun haji, namum biasa dikunjungi oleh para jemaah haji atau peziarah lainnya:[109]

Jabal Nur dan Gua Hira

[sunting | sunting sumber]

Jabal an-Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram.[110] Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.[111]

Jabal Tsur

[sunting | sunting sumber]

Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.[112][113]

Jabal Rahmah

[sunting | sunting sumber]

Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir pada Nabi Muhammad, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.[114]

Jabal Uhud

[sunting | sunting sumber]

Gunung Uhud teretak kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekkah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad. Kecintaan Rasulullah pada para syuhada Uhud, membuat dia selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.

Makam Baqi'

[sunting | sunting sumber]

Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan, para istri nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal peletakan batu nisan.

Masjid Qiblatain

[sunting | sunting sumber]

Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan salat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad melakukan salat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat salat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.

Jumlah jamaah per tahun

[sunting | sunting sumber]

Terdapat pertumbuhan substansial jumlah jamaah Haji dalam 92 tahun, dan jumlah jamaah Haji luar negeri meningkat kira-kira 2,824 persen, dari 58,584 di 1920 hingga 1,712,962 di 2012.[115] Karena perluasan dan pengembangan di Masjidil Haram, otoritas mengurangi jumlah jamaah Haji tahun 2013.[116][117] Berikut adalah jumlah jamaah Haji yang sampai di Arab Saudi setiap tahun untuk melaksanakan ibadah Haji.

Tahun Tahun Hijriah Jamaah lokal Jamaah luar negeri Total
1920 1338 58,584[115]
1921 1339 57,255[115]
1922 1340 56,319[115]
1950 1369 100,000 (perk.)[2]
1950s 150,000 (perk.)[118]
1960s 300,000 (perk.)[118]
1970s 700,000 (perk.)[118]
1980s 900,000 (perk.)[118]
1989 1409 774,600[119]
1990 1410 827,200[119]
1991 1411 720,100[119]
1992 1412 1,015,700[119]
1993 1413 992,800[119]
1994 1414 997,400[119]
1995 1415 1,046,307[119]
1996 1416 784,769 1,080,465[119][120] 1,865,234
1997 1417 774,260 1,168,591[119][120] 1,942,851
1998 1418 699,770 1,132,344 1,832,114[119][121]
1999 1419 775,268 1,056,730 1,831,998
2000 1420 466,430[122] 1,267,355 1,733,785[122]
2001 1421 440,808 1,363,992 1,804,800[123]
2002 1422 590,576 1,354,184 1,944,760
2003 1423 493,230 1,431,012 1,924,242[124]
2004 1424 473,004[125] 1,419,706[126] 1,892,710[125]
2005 1425 1,030,000 (perk.) 1,534,769 2,560,000 (perk.)[127]
2006 1426 573,147 1,557,447 2,130,594[128]
2006 1427 724,229 1,654,407 2,378,636[129]
2007 1428 746,511 1,707,814 2,454,325[130][131]
2008 1429 1,729,841[132]
2009 1430 154,000 1,613,000 2,521,000[133]
2010 1431 989,798 1,799,601 2,854,345[134]
2011 1432 1,099,522 1,828,195 2,927,717[135]
2012 1433 1,408,641 1,752,932 3,161,573[136]
2013 1434 700,000 (perk.)[137] 1,379,531[138] 2,061,573 (perk.)
2014 1435 700,000 (perk.)[139] 1,389,053[140] 2,089,053 (perk.)[139]
2015 1436 615,059 (perk.) 1,384,941[141] 2,000,000 (perk.)[40]
2016 1437 537,537[142] 1,325,372[142] 1,862,909[142]
2017 1438 600,108 1,752,014 2,352,122[143]
2018 1439 612,953 1,758,722 2,371,675[144]
2019 1440 634,379 1,855,027 2,489,406[145]
2020 1441 10,000[146]
2021 1442 58,745[147][148] 0[147] 58,745[148]
2022 1443 119,434[149] 779,919[149] 899,353[149]

Rekaman tragedi ibadah haji

[sunting | sunting sumber]
  • Desember 1975: 200 jamaah tewas di dekat kota Mekkah setelah sebuah pipa gas meledak dan membakar sepuluh tenda.[150]
  • 4 Desember 1979: 153 jamaah tewas dan 560 lainnya terluka setelah petugas keamanan Arab Saudi yang dibantu tentara Prancis mencoba membebaskan Masjidil Haram yang disandera sekelompok militan selama dua minggu.
  • 31 Juli 1987: 402 jamaah tewas, 275 di antaranya dari Iran, setelah ribuan jamaah Iran yang melakukan demonstrasi mendapat perlawanan fisik dari keamanan Arab Saudi. Akibat dari insiden itu Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, yang akhirnya tidak mengirimkan jamaahnya ke Makkah hingga tahun 1991.
  • 10 Juli 1989: satu jamaah tewas dan 16 terluka akibat penembakan di dalam Masjidil Haram. Akibatnya 16 orang Kuwait yang melakukan penyerangan dihukum tembak mati.
  • 15 Juli 1989: lima jamaah asal Pakistan tewas dan 34 lainnya terluka akibat insiden penembakan oleh sekelompok orang bersenjata di perumahan mereka di Makkah.
  • 2 Juli 1990: 1.426 jamaah tewas kebanyakan dari Asia akibat terperangkap di dalam terowongan Mina.[151][152]
  • 24 Mei 1994: 270 jamaah tewas akibat saling dorong dan injak di Mina.
  • 7 Mei 1995: tiga jamaah tewas akibat kebakaran di Mina.
  • 15 April 1997: 343 jamaah tewas dan 1.500 lainnya terluka karena kehabisan napas karena terjebak di dalam kebakaran tenda di Mina.[153]
  • 9 April 1998: 118 jamaah tewas karena berdesak–desakkan saat pelaksanaan lontar jumroh.[154]
  • 5 Maret 2001: 35 jamaah tewas serta puluhan lainnya luka – luka karena berdesak – desakan di Jammarat.[155]
  • 11 Februari 2003: 14 jamaah tewas di Jumrotul Mina – enam di antaranya wanita.[156]
  • 1 Februari 2004: Sebanyak 251 jamaah tewas selama pelaksanaan lontar jumrah.[157]
  • 23 Januari 2005: 29 jamaah tewas akibat banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir di Madinah.[158]
  • 5 Januari 2006: Sebanyak 76 tewas akibat runtuhnya sebuah penginapan al-Rayahin di jalan Gaza, sekitar 200 meter sebelah barat Masjidil Haram.
  • 12 Januari 2006: Sedikitnya 345 jamaah tewas di Jammarat selama pelaksanaan lontar jumrah. Insiden ini terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat usai salat Zuhur, setelah jutaan jamaah saling berdesak–desakkan di pintu masuk sebelah utara lantai dua Jammarat.
  • 11 September 2015: 107 jamaah tewas dan 238 jamaah luka-luka akibat jatuhnya crane yang digunakan dalam proyek perluasan Masjidil Haram saat hujan dan angin kencang.
  • 24 September 2015: lebih dari 700 jamaah tewas dan lebih dari 800 jamaah luka-luka akibat terinjak-injak saat melakukan lempar jumroh di Mina.[159]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ibnu Jubair mencatat kerangka umat beriman yang telah meninggal karena haus dalam perjalanan. Pada abad ke-17, sekelompok peziarah Mesir kehilangan lebih dari 1.500 orang dan 900 unta. Pada tahun 1924 sekitar seperlima dari kelompok orang Suriah peziarah meninggal dan dua tahun kemudian, 12.000 diperkirakan telah meninggal dalam perjalanan. [Islam in the World by Malise Ruthven. Granta Publications, 2006. p. 2. ISBN 1-86207-906-4.]
  2. ^ Untuk contohnya, salah satu Hadits menyatakan: Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang menunaikan Haji untuk kesenangan Allah dan tidak melakukan hubungan seksual dengan istrinya, dan tidak melakukan kejahatan atau kemudian mereka kembali (setelah Haji bebas dari segala dosa) bagaikan ia terlahir kembali." Shahih Bukhari, 2:26:596

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Hajj" Diarsipkan 2014-12-30 di Wayback Machine.. Random House Webster's Unabridged Dictionary.
  2. ^ a b Long, Matthew (2011). Islamic Beliefs, Practices, and Cultures. Marshall Cavendish Corporation. hlm. 86. ISBN 978-0-7614-7926-0. Diakses tanggal 2 September 2014. 
  3. ^ Nigosian, S. A. (2004). Islam: Its History, Teaching, and Practices. Indiana: Indiana University Press. hlm. 110. ISBN 0-253-21627-3. 
  4. ^ Berkley Center for Religion, Peace, and World Affairs - Islam Diarsipkan 2011-10-02 di Wayback Machine. See drop-down essay on "Islamic Practices"
  5. ^ Mosher, Lucinda (2005). Praying: The Rituals of Faith. Church Publishing, Inc. hlm. 155. ISBN 9781596270169. Diakses tanggal 18 September 2014. 
  6. ^ a b Katz, Andrew (16 October 2013). "As the Hajj Unfolds in Saudi Arabia, A Deep Look Inside the Battle Against MERS". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-29. Diakses tanggal 17 October 2013. 
  7. ^ a b c d e Nigosian, S. A. (2004). Islam: Its History, Teaching, and Practices. Indiana: Indiana University Press. hlm. 111. ISBN 0-253-21627-3. 
  8. ^ Hooker, M. B. (2008). Indonesian Syariah: Defining a National School of Islamic Law. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 228. ISBN 9789812308023. Diakses tanggal 6 October 2014. 
  9. ^ Adelowo, E. Dada, ed. (2014). Perspectives in Religious Studies: Volume III. Ibadan: HEBN Publishers Plc. hlm. 395. ISBN 9789780814472. 
  10. ^ "13th of Zil Hajj". heliohost.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-28. Diakses tanggal 2017-04-22. 
  11. ^ a b "ihram". Encyclopædia Britannica. 2014. Diakses tanggal 6 October 2014. 
  12. ^ "Ihram - Summary". Hajj Portal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-21. Diakses tanggal 20 November 2013. 
  13. ^ Karen Armstrong (2002). Islam: A Short History. Modern Library Chronicles (edisi ke-Revised Updated). Modern Library. hlm. 10–12. ISBN 0-8129-6618-X. 
  14. ^ a b c d e Anisa Mehdi; John Bredar (2003). "Inside Makkah" (video documentary). National Geographic Society. 
  15. ^ a b "Eid ul Adha". BBC. 7 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-13. Diakses tanggal 30 December 2012. 
  16. ^ Sahih Bukhari-hadith No-732-733
  17. ^ a b "Saudi Arabia to move from oil, earn more from Hajj". RussiaToday. 25 March 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-23. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  18. ^ Matt Stefon, ed. (2010). Islamic Beliefs and Practices. New York: Britannica Educational Publishing. hlm. 73. ISBN 978-1-61530-060-0. 
  19. ^ a b c Nogarsyah Moede Gayo, Pustaka pintar haji dan umrah, Inovasi, Jakarta:2003
  20. ^ a b c Sundarmi Burkan Saleh, Pedoman haji, umrah, dan ziarah, Senayan Abadi Publishing, Jakarta:2003
  21. ^ Husayn Haykal, Muhammad (2008). The Life of Muhammad. Selangor: Islamic Book Trust. hlm. 439–40. ISBN 978-983-9154-17-7. 
  22. ^ Al Mubarakpuri, Safi ur Rahman (2002). "Religions of the Arabs". The Sealed Nectar: Biography of the Noble Prophet. Darussalam. hlm. 45. ISBN 9960-899-55-1. Diakses tanggal 6 October 2014. 
  23. ^ "Hajj". Encyclopædia Britannica. 2014. Diakses tanggal 12 August 2014. 
  24. ^ Peters, F. E. (1994). The Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy Places. New Jersey: Princeton University Press. hlm. 4–7. ISBN 0-691-02120-1. 
  25. ^ Haykal, Muhammad Husayn (1994). The Life of Muhammad. The Other Press. hlm. 29. ISBN 9789839154177. 
  26. ^ Peters, F. E. (1994). The Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy Places. Princeton University Press. hlm. 164. ISBN 9780691026190. 
  27. ^ a b c Juan E. Campo, ed. (2009). Encyclopedia of Islam. Facts On File. hlm. 283. ISBN 978-0-8160-5454-1. 
  28. ^ Juan E. Campo, ed. (2009). Encyclopedia of Islam. Facts On File. hlm. 494. ISBN 978-0-8160-5454-1. 
  29. ^ a b c Singer, Amy (2002), Constructing Ottoman Beneficence: An Imperial Soup Kitchen in Jerusalem, SUNY Press, hlm. 141, ISBN 9780791453513 
  30. ^ a b Phillipp, Thomas (1998), The Mamluks in Egyptian Politics and Society, Cambridge University Press, hlm. 102–104, ISBN 9780521591157 
  31. ^ Peters, F. E. (1994). The Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy Places. Princeton University Press. hlm. 71. ISBN 9780691026190. 
  32. ^ a b c d Harrison, David, ed. (2001). Tourism and the Less Developed World: Issues and Case Studies. CABI. hlm. 156. ISBN 9780851994338. Diakses tanggal 6 October 2014. 
  33. ^ a b Reynolds, Gabriel Said (2012). The Emergence of Islam: Classical Traditions in Contemporary Perspective. Fortress Press. hlm. 33. ISBN 9781451408126. Diakses tanggal 15 November 2014. 
  34. ^ Sheikh, Aziz, ed. (2008). Caring for Muslim Patients. Radcliffe Publishing. hlm. 95. ISBN 9781857758122. Diakses tanggal 15 November 2014. 
  35. ^ "Principal Islamic Days of Observance according to Umm al-Qura Calendar". The Umm al-Qura Calendar of Saudi Arabia. 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-09. Diakses tanggal 24 November 2014. 
  36. ^ Penprase, Bryan E (2010). The Power of Stars: How Celestial Observations Have Shaped Civilization. Springer Science & Business Media. hlm. 142. ISBN 9781441968036. 
  37. ^ "Hajj celebrated by Muslims in Mecca - video". The Guardian. 15 October 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 16 November 2014. 
  38. ^ "Hajj today". The Daily Star. 14 October 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 16 November 2014. 
  39. ^ "Islamic State militants are enemies of humanity: Saudi Grand Mufti". Dawn. 3 October 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-16. Diakses tanggal 16 November 2014. 
  40. ^ a b "Hajj Performed: 2 million pilgrims pray for world peace". The Daily Star. 24 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-16. Diakses tanggal 26 September 2015. 
  41. ^ "Rituals of the hajj - World - Dunya News". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-09. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  42. ^ a b Hilleary, Cecily. "Muslims Mark Most Important Day of Hajj in Saudi Arabia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-20. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  43. ^ "Puncak Haji akan Berlangsung pada 31 Agustus". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-27. Diakses tanggal 2018-08-21. 
  44. ^ "Puncak Haji 2018, Jemaah Wukuf di Padang Arafah Hari Ini". Tempo.co. 20 Agustus 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-21. Diakses tanggal 21 Agustus 2018. 
  45. ^ a b c d HR. Ahmad, al-Bukhari, Muslim dan Malik dari 'Aisyah.
  46. ^ Juan E. Campo, ed. (2009). Encyclopedia of Islam. Facts On File. hlm. 282. ISBN 978-0-8160-5454-1. 
  47. ^ a b Neusner, Jacob (2000). World Religions in America: An Introduction. Westminster John Knox Press. hlm. 178. ISBN 9780664258399. Diakses tanggal 6 October 2014. 
  48. ^ a b c Mohamed, Mamdouh N. (1996). Hajj to Umrah: From A to Z. Amana Publications. ISBN 0-915957-54-X. 
  49. ^ a b Long, Matthew (2011). Islamic Beliefs, Practices, and Cultures. Marshall Cavendish Corporation. hlm. 89. ISBN 978-0-7614-7926-0. Diakses tanggal 2 September 2014. 
  50. ^ Long, David E. (1979). The Hajj Today: A Survey of the Contemporary Pilgrimage to Makkah. SUNY Press. hlm. 16. ISBN 0-87395-382-7. 
  51. ^ a b c Long, David E. (1979). The Hajj Today: A Survey of the Contemporary Pilgrimage to Makkah. SUNY Press. hlm. 17. ISBN 9780873953825. 
  52. ^ a b Adelowo, E. Dada, ed. (2014). Perspectives in Religious Studies: Volume III. Ibadan: HEBN Publishers Plc. hlm. 401. ISBN 9789780814472. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-13. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  53. ^ "Pilgrims complain of Zamzam water shortage in Makkah". Arab News. 7 July 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-22. Diakses tanggal 7 September 2014. 
  54. ^ a b c d "Hajj". Royal Embassy of Saudi Arabia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-26. Diakses tanggal 12 August 2014. 
  55. ^ a b c Adelowo, E. Dada, ed. (2014). Perspectives in Religious Studies: Volume III. Ibadan: HEBN Publishers Plc. hlm. 403. ISBN 9789780814472. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-13. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  56. ^ a b c Long, David E. (1979). The Hajj Today: A Survey of the Contemporary Pilgrimage to Makkah. hlm. 19. ISBN 0-87395-382-7. 
  57. ^ Sahih Muslim-Hadith No 2941.2944
  58. ^ Sahih Bukhari Hadith No: 732,733, and 734
  59. ^ a b c d al-Hasani, Abu Qanit al-Sharif (2009). The Guiding Helper: Main Text and Explanatory Notes. Lulu.com. hlm. 220. ISBN 9781445237916. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-13. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  60. ^ "easyhajj.co.uk". easyhajj.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2011. Diakses tanggal 19 December 2011. 
  61. ^ Nigosian (2004). Islam: Its History, Teaching, and Practices. hlm. 112. ISBN 0-253-21627-3. 
  62. ^ a b Islamic Beliefs, Practices, and Cultures. Marshall Cavendish Corporation. 2011. hlm. 90. ISBN 978-0-7614-7926-0. Diakses tanggal 2 September 2014. 
  63. ^ a b Gad-el-Hak, Mohamed, ed. (2008). Large-Scale Disasters: Prediction, Control, and Mitigation. Cambridge University Press. hlm. 54. ISBN 9781139472296. Diakses tanggal 13 January 2015. 
  64. ^ a b "Hajj: pilgrimage to Mecca". BBC. 8 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-03. Diakses tanggal 6 October 2014. 
  65. ^ a b Long (1979). The Hajj Today: A Survey of the Contemporary Pilgrimage to Makkah. hlm. 21. ISBN 0-87395-382-7. 
  66. ^ Sahih Muslim Hadith no:2985,2994
  67. ^ Shariati, Ali (2005). HAJJ: Reflection on Its Rituals. Islamic Publications International. ISBN 1-889999-38-5. 
  68. ^ Mohamed, Mamdouh N. (1996). Hajj to Umrah: From A to Z. Mamdouh Mohamed. ISBN 0-915957-54-X. 
  69. ^ "Hajj Leaflet" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-02-26. Diakses tanggal 2017-04-22. 
  70. ^ "The Hajj according to the Five Schools". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-01. Diakses tanggal 2017-04-22. 
  71. ^ "Hajj: The Pilgrimage". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-24. Diakses tanggal 2017-04-22. 
  72. ^ Denny, Frederick Mathewson (2010). An Introduction to Islam. Prentice Hall. ISBN 0-13814477-X. 
  73. ^ Norani Noridin; Nordin Yusof. A life that matters: a spiritual experience. The Other Press. hlm. 32. ISBN 9789675062025. 
  74. ^ Media, Kompas Cyber (2022-06-27). "4 Fakta Padang Arafah, Tempat Wukuf Jemaah Haji Halaman all". KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  75. ^ Al-Asqalani;, Ibnu Hajar (2015-08-10). Terjemahan Paling Lengkap Bulughul Maram Jilid 1: Bulughul Maram Jilid 1. bisakimia. hlm. 276. ISBN 978-602-7649-49-1. 
  76. ^ "Berapa Durasi Minimal Menginap di Mina saat Haji?". nu.or.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-22. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  77. ^ Setya, Devi. "Sejarah Mina, Tempat Mulia yang Jadi Area Berkumpul Jamaah Haji". detikedu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-22. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  78. ^ "Lempar Jumrah di Mina | Ihram". ihram.co.id. 2019-02-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-22. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  79. ^ Febriani, Anisa Rizki. "Sholat Arbain di Masjid Nabawi dalam Ibadah Haji, Apa Artinya?". detikedu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-22. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  80. ^ "Dhaka seeks reconsidering 20pc cut in Hajj pilgrims quota". The Daily Star. 19 February 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-07. Diakses tanggal 2 September 2014. 
  81. ^ "Hajj pilgrimage 2011: by numbers". Telegraph. 3 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-11. Diakses tanggal 1 September 2014. 
  82. ^ "History of Haj Announcement India". Government of Uttar Pradesh, India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-04. 
  83. ^ "First Hajj flight leaves for Jeddah". The News International. 29 August 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-04. Diakses tanggal 3 September 2014. 
  84. ^ Tagliacozzo, Eric; Toorawa, Shawkat, ed. (2016). The Hajj: Pilgrimage in Islam. New York: Cambridge University Press. hlm. 178. ISBN 978-1-107-61280-8. 
  85. ^ Elfenbein, Caleb Heart Iyer (2008). Differentiating Islam: Colonialism, Sayyid Qutb, and Religious Transformation in Modern Egypt. ProQuest. hlm. 209. ISBN 9780549987710. Diakses tanggal 29 August 2014. 
  86. ^ Long, David E. (1979). The Hajj Today: A Survey of the Contemporary Pilgrimage to Makkah. SUNY Press. hlm. 48. ISBN 0-87395-382-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-13. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  87. ^ Miller, M. B. (2006). "Pilgrims' Progress: The Business of the Hajj". Past & Present. 191 (1): 189–228. doi:10.1093/pastj/gtj009. ISSN 0031-2746. 
  88. ^ Harrison, David, ed. (2001). Tourism and the Less Developed World: Issues and Case Studies. CABI. hlm. 157. ISBN 9780851994338. Diakses tanggal 29 August 2014. 
  89. ^ a b "Air Travel". Royal Embassy of Saudi Arabia. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-10. Diakses tanggal 29 August 2014. 
  90. ^ "Pilgrims Start Arriving From India, Pakistan as Haj Terminal Is Officially Opened". Arab News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-22. Diakses tanggal 26 February 2013. 
  91. ^ "New Delhi Indira Gandhi International Airport (DEL) Information". World Guides. TravelSmart Ltd. 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-15. Diakses tanggal 29 August 2014. 
  92. ^ "Saudi Bangun Monorel Mekkah Layani 5 Juta Jemaah Haji". Kementerian Agama Republik Indonesia. 2008-10-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-21. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  93. ^ "Glance at major hajj-related incidents in Saudi Arabia". Associated Press. 11 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-10. Diakses tanggal 10 October 2015. 
  94. ^ "Rituals of Haj Sacrifice". Consulate General of India, Jeddah. 3 October 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-28. Diakses tanggal 24 October 2015. 
  95. ^ "The Saudi Project for Utilization of Hajj Meat". ADAHI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-22. Diakses tanggal 24 October 2015. 
  96. ^ "Hajj 2016: Saudi Arabia introduces bracelets for safety". www.aljazeera.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-09. Diakses tanggal 15 August 2016. 
  97. ^ a b "Saudi crush was deadliest hajj tragedy ever". Associated Press. 10 October 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-10. Diakses tanggal 10 October 2015. 
  98. ^ "Hajj stampede: Saudis face growing criticism over deaths". BBC. 25 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-31. Diakses tanggal 25 September 2015. 
  99. ^ Eaves, Elisabeth (9 June 2014). "WHO's Maurizio Barbeschi Talks About MERS and Mass Events". Bulletin of the Atomic Scientists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 9 June 2014. 
  100. ^ Branswell, Helen (7 November 2013). "Spain reports its first MERS case; woman travelled to Saudi Arabia for Hajj". The Vancouver Sun. The Canadian Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses tanggal 12 November 2013. 
  101. ^ Barasheed, Osamah; Rashid, Harunor; Heron, Leon; Ridda, Iman; Haworth, Elizabeth; Nguyen-Van-Tam, Jonathan; Dwyer, Dominic E.; Booy, Robert (November 2014). "Influenza Vaccination Among Australian Hajj Pilgrims: Uptake, Attitudes, and Barriers". Journal of Travel Medicine. 21 (6): 384–390. doi:10.1111/jtm.12146. ISSN 1195-1982. 
  102. ^ "Hajj pilgrimage to continue despite deadly MERS Epidemic". IANS. news.biharprabha.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-25. Diakses tanggal 23 April 2014. 
  103. ^ Sheikh, Aziz, ed. (2008). Caring for Muslim Patients. Radcliffe Publishing. hlm. 96. ISBN 9781857758122. Diakses tanggal 2 September 2014. 
  104. ^ Powell, William (1982). Saudi Arabia and Its Royal Family. Lyle Stuart. hlm. 113. ISBN 9780818403262. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  105. ^ a b Andrea Schulte-Peevers (2010). Oman, UAE & Arabian Peninsula. Lonely Planet. hlm. 67. ISBN 9781741791457. 
  106. ^ "Estimating the Impact of the Hajj: Religion and Tolerance in Islam's Global Gathering". Papers.ssrn.com. SSRN 1124213alt=Dapat diakses gratis. 
  107. ^ Malcolm X; Alex Haley (1999). The Autobiography of Malcolm X. Ballantine Books. hlm. 346. ISBN 978-0-345-35068-8. Diakses tanggal 26 February 2013. 
  108. ^ "Saudi Arabia: $8.5 billion income from hajj expected". Al-Arabiya English. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-30. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  109. ^ Ust. H. Bobby Herwibowo, Lc. & Hj. Indriya R. Dani, S.E., Panduan Pintar Haji & Umrah. "QultumMedia. Jakarta. 2008". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-11. Diakses tanggal 2008-10-07. 
  110. ^ "Jabal al-Nour (The Mountain Of Ghar Hira (Cave of Hira)". 16 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-01. Diakses tanggal 2017-05-09. 
  111. ^ 96:1
  112. ^ "Situs di Makkah: Gua Tsur | Ihram". ihram.co.id. 2022-05-23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-06. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  113. ^ "Perjalanan 1,5 Jam Menuju Gua Tsur". Republika Online. 2013-10-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-22. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  114. ^ "Bukit Kecil Bernama Jabal Rahma | Ihram". ihram.co.id. 2019-03-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-22. Diakses tanggal 2022-12-22. 
  115. ^ a b c d "Number of foreign Hajis grows by 2,824 percent in 92 years". The News International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2012. Diakses tanggal 9 October 2016. 
  116. ^ "Reduction in Hajj 2013 Quota" (Siaran pers). Ministry of External Affairs, Government of India. 8 July 2013. Diakses tanggal 17 September 2014. 
  117. ^ "Saudi Arabia cuts Hajj Quota for foreign pilgrims by 20 percent". Yahoo News. 19 June 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-06. Diakses tanggal 17 September 2013. 
  118. ^ a b c d Tagliacozzo, Eric; Toorawa, Shawkat, ed. (2016). The Hajj: Pilgrimage in Islam. New York: Cambridge University Press. hlm. 132. ISBN 978-1-107-61280-8. 
  119. ^ a b c d e f g h i j Harrison, David, ed. (2001). Tourism and the Less Developed World: Issues and Case Studies. CABI Publishing. hlm. 156. ISBN 9780851994338. 
  120. ^ a b "Record number of pilgrims arrive for 1417 Hajj". Royal Embassy of Saudi Arabia. 15 April 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-18. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  121. ^ "Final statistics for Hajj 1418 pilgrims". Royal Embassy of Saudi Arabia. 8 April 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-03. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  122. ^ a b "Ministry of Pilgrimage figures released for 1420 Haj". Royal Embassy of Saudi Arabia. 20 March 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-31. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  123. ^ "Successful culmination of Hajj 1421". Royal Embassy of Saudi Arabia. 9 March 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-11. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  124. ^ "Tragic deaths reported in crowding at Mina". Royal Embassy of Saudi Arabia. 11 February 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-07. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  125. ^ a b "Culmination of 1424 Hajj witnesses stampede deaths". Royal Embassy of Saudi Arabia. 1 February 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-05. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  126. ^ "Hajj proceeding without incident". Royal Embassy of Saudi Arabia. 30 January 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-05. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  127. ^ "Prince Abdulmajeed declares Hajj 1425 a success". Royal Embassy of Saudi Arabia. 25 January 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-26. Diakses tanggal 30 July 2009. 
  128. ^ "Number of Hajj pilgrims tops 2 million". Royal Embassy of Saudi Arabia. 10 January 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-16. Diakses tanggal 16 January 2015. 
  129. ^ "More than 2.3 million pilgrims perform the Hajj this year". Royal Embassy of Saudi Arabia. 30 December 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-29. Diakses tanggal 30 July 2009. 
  130. ^ "More than 1.7 million pilgrims have arrived in Saudi Arabia for the Hajj". Royal Embassy of Saudi Arabia. 17 December 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-02. Diakses tanggal 30 July 2009. 
  131. ^ "How Many Attended the Hajj?". Crossroads Arabia. 23 December 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-25. Diakses tanggal 2015-10-22. 
  132. ^ "Record number of pilgrims arrive for Hajj". Royal Embassy of Saudi Arabia. 6 December 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 30 July 2009. 
  133. ^ "2,521,000 million pilgrims participated in Hajj 1430". Royal Embassy of Saudi Arabia. 29 November 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 8 December 2009. 
  134. ^ "2.8 million pilgrims participated in Hajj 1431". Royal Embassy of Saudi Arabia. 18 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-09. Diakses tanggal 28 December 2010. 
  135. ^ "2,927,717 pilgrims performed Hajj this year". Royal Embassy of Saudi Arabia. 6 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-30. Diakses tanggal 16 November 2012. 
  136. ^ "3,161,573 pilgrims perform Hajj this year". Royal Embassy of Saudi Arabia. 27 October 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-30. Diakses tanggal 12 March 2013. 
  137. ^ "Two million pilgrims taking place in Hajj". Euronews. 14 October 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-19. Diakses tanggal 13 February 2014. 
  138. ^ "1,379,531 pilgrims from 188 countries arrived for Hajj". Royal Embassy of Saudi Arabia. 13 October 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 13 February 2014. 
  139. ^ a b "Pilgrims stone 'devil' in last major Haj ritual; Eid Al-Adha begins". Arab News. 6 October 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  140. ^ "Small increase in foreign pilgrims". Royal Embassy of Saudi Arabia. 2 October 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-09. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  141. ^ "1,384,941 foreign pilgrims participated in Hajj". Royal Embassy of Saudi Arabia. 22 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-16. Diakses tanggal 15 February 2017. 
  142. ^ a b c "Saudi Arabia says Hajj 2016 receives 1.8 million pilgrims". Al Arabiya English. 12 September 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-09. Diakses tanggal 15 February 2017. 
  143. ^ "Haj Statistics". General Authority of Statistics, Kingdom of Saudi Arabia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-14. Diakses tanggal 21 Juli 2022. 
  144. ^ "Haj Statistics". General Authority of Statistics, Kingdom of Saudi Arabia. 22 August 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-20. Diakses tanggal 22 August 2018. 
  145. ^ "Around 2.5 million pilgrims take part in Hajj this year". Arab News. 10 August 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-16. Diakses tanggal 13 August 2019. 
  146. ^ "Hari Ini, 10.000 Jamaah Haji Jalani Hari Tarwiyah di Mina". detikcom. 29 Juli 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-30. Diakses tanggal 6 November 2021. 
  147. ^ a b "Saudi Arabia says hajj to be limited to 60,000 in kingdom". Associated Press. 12 June 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 May 2022. Diakses tanggal 5 May 2022. 
  148. ^ a b "Hajj Statistics 1442 (2021)" (PDF). General Authority for Statistics. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-06-06. Diakses tanggal 2022-07-21. 
  149. ^ a b c "GASTAT: A total of 899,353 pilgrims perform Hajj". Saudi Gazette (dalam bahasa English). 2022-07-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-02. Diakses tanggal 2022-07-20. 
  150. ^ "Dokumentation: Die schwersten Unglücke bei der Hadsch – SPIEGEL ONLINE". SPIEGEL ONLINE. 12 January 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses tanggal 11 October 2014. 
  151. ^ "True Islam". Quran-Islam.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-28. Diakses tanggal 2013-07-31. 
  152. ^ "A history of hajj tragedies | World news". London: theguardian.com. January 13, 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-18. Diakses tanggal 2013-07-31. 
  153. ^ "Saudi diplomat: Hajj fire was an accident". CNN. 1997-04-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2014-04-18. 
  154. ^ "Saudis identifying nationalities of 118 dead pilgrims". BBC News. April 9, 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-02. Diakses tanggal 2017-05-10. 
  155. ^ "BBC News – MIDDLE EAST – Lessons from Hajj deaths". News.bbc.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses tanggal 11 October 2014. 
  156. ^ "Fourteen killed in Hajj stampede". BBC News. February 11, 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-04. Diakses tanggal 2017-05-10. 
  157. ^ "BBC NEWS – Hundreds killed in Hajj stampede". News.bbc.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-08. Diakses tanggal 11 October 2014. 
  158. ^ Staff, Writter. "Timeline of tragedies during hajj pilgrimage in Mecca". theguardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-10. Diakses tanggal 24 September 2015. 
  159. ^ "Tragedi fatal terinjak-injak di sejumlah negara". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-19. Diakses tanggal 25 September 2015. 

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Bahasa Inggris