Museum Gong Perdamaian Dunia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Templat:Infobox tempat wisata di lokasi kelahiran Presiden the World Peace Committee HE Mr Djuyoto Suntani

Museum Gong Perdamaian Dunia terdapat[1] di tempat kelahiran Presiden the World Peace Committee untuk 202 Negara (www.twpc202.org) Yang Mulia Mr Djuyoto Suntani di Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara. Gong Perdamaian Dunia dibangun pertama kali di kota Panglai, Shandong, China, diresmikan pada 20 Agustus 2004 oleh Presiden Republik Rakyat China HE Mr Hu Jintao dan Presiden the World Peace Committee 202 Negara HE Mr Djuyoto Suntani. Kota Penglai China adalah Kota Para Dewa di China, tempat Asal Delapan Dewa Abadi Bangsa China. Setelah dibangun Gong Perdamaian Dunia di Kota Penglai China, mastarakat China mengangkat President the World Peace Committee HE Mr Djuyoto Suntani sebagai Dewa Kesembilan Bangsa China, yaitu Dewa Perdamaian Dunia. Kedua kali dibangun di Delhi, India, diresmikan oleh Perdana Menteri India HE Mr Manmohan Singh dan Presiden the World Peace Committee HE Mr Djuyoto Suntani. Selanjutnya di Kota Maputo, Mozombiq, di Vientiane, Laos, Kremnenchuk, Ukraina, Vukovar, Kroasia, Paipa, Kolombia, dll.

Museum Gong Perdamaian Dunia lebih dikenal sebagai Kawasan Gong Perdamaian Dunia diresmikan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Bapak Djoko Kirmanto bersama Presiden the World Peace Committee HE Mr Djuyoto Suntani pada 17 April 2012. Sehari setelah peresmian, pada 18 April 2012, ayahanda Presiden the World Peace Committee, yaitu Bapak Suntani meninggal Dunia dan dikubur di Kawasan Gong Perdamaian Dunia.

Kawasan Gong Perdamaian Dunia terletak di Jalan Gong Perdamaian Dunia No 1 Plaza,, Jepara, Jawa Tengah Indonesia. Nama Jalan Gong Perdamaian Dunia Diresmikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Bapak HR Agung Laksono pada 9 November 2009 didampingi Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Maluku, Pangdam Diponegoro, Kapolda Jawa Tengah, Bupati Jepara dan ribuan Tokoh Indonesia. Jalan Gong Perdamaian Dunia Diresmikan untuk mengenang masa kecil Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani ketika lulus SD melahirkan sekolah di SMP Negeri 1 Jepara dan SMA Negeri Jepara dengan Jalan kaki puluhan kilometers. Untuk mengenang napak tilas Jalan kaki Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani maka Pemerintah Kabupaten Jepara memberi nama Jalan Gong Perdamaian Dunia dari tempat kelahiran Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani sampai ke Kota Jepara.

Di Kawasan Gong Perdamaian Dunia di lokasi kelahiran Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani terdapat Gong Perdamaian Dunia, Gong Perdamaian Asia Africa, Gong Perdamaian Nusantara, Pusat Bumi yang merupakan kumpulan Tanah dari 202 Negara, museum Perdamaian Dunia, Kendi Pancasila, Sumur Perdamaian Dunia, sejarah the World Peace Committee, koleksi foto perjalanan Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani dari desa kecil sampai jadi Pemimpin Besar Dunia yang dihormati masyarakat international pada 202 Negara. Ada Telapak Kaki Tokoh Hebat terbesar Dunia HE Mr Djuyoto Suntani.

Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani lahir hari pasaran Sabtu Pahing yang bagi orang Jawa sebagai angka tertinggi. Sabtu = 9 dan pahing = 9. Lahir dari pasangan orang Desa Bapak Suntani dan Ibu Musrini. Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani dijepit kakak dan Adik yang meninggal Dunia, yang di Jawa disebut anak Kluwung atau Anak Pelangi. Ketika umur 11 tahun Djuyoto Suntani disunat menggunakan kain pelangi tujuh warna agar Selamat dan Menjadi Pelangi Alam semesta. Tapi setelah disunat, pagi Hari Djuyoto Suntani justru meninggal Dunia selama Delapan Jam. Ketika sudah dibungkus kain kafan, Djuyoto Suntani hidup kembali.

Banyak Keajaiban yang mengiringi kehidupan Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani dari desa terpencil sampai Menjadi Tokoh terbesar Dunia yang mendirikan dan memimpin the World Peace Committee sebagai Institusi Kemasyaratan International 202 Negara dengan visi dan misi Mewujudkan Peradaban Baru Satu Keluarga Bumi dengan Hati yang Baik.

Kisah nyata Gong Perdamaian Dunia dan Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani ada di Museum Gong Perdamaian Dunia atau Kawasan Gong Perdamaian Dunia di Jalan Gong Perdamaian Dunia No. 1 Plaza, Pakis Aji Jepara Jawa Tengah Indonesia.

Presiden the World Peace Committee HE Mr Djuyoto Suntani yang lahir di Desa terpencil desa Plaza (Plajan), kecamatan Pakis Aji, Jepara, Jawa Tengah Indonesia, adalah Tokoh terbesar paling berpengaruh dan paling dihormati di Planet Bumi. HE Mr Djuyoto Suntani adalah Satu satunya Tokoh Besar Dunia yang punya karya nyata menyatukan semua Umat manusia di seluruh penjuru Dunia melalui Gong Perdamaian Dunia.

Museum Gong Perdamaian Dunia di lokasi kelahiran Presiden the World Peace Committee HE Mr Djuyoto Suntani, menjadi destinasi Wisata international. Tiap hari banyak dikunjungi turis dari seluruh penjuru Dunia.

Presiden the World Peace Committee HE Mr Djuyoto Suntani jika berada di Indonesia, banyak terima tamu di Kawasan Gong Perdamaian Dunia di altar tempat terbuka di bawah pohon. HE Mr Djuyoto Suntani, selain sebagai Pemimpin Dunia yang Keliling pada 202 Negara, beliau punya keluarga di Eropa, di Dubai, di Kolombia, sehingga tidak menetap di Satu tempat.

Tempat[sunting | sunting sumber]

Desa Plajan dipilih sebagai tempat Situs Perdamaian Dunia karena di desa ini lahir Presiden the World Peace Committee 202 Negara HE Mr Djuyoto Suntani. Tokoh perdamaian dunia yang paling dihormati ini melahirkan banyak karya besar dunia.

Presiden Komite Perdamaian Dunia YM Mr Djuyoto Suntani ini, menyatakan, induk peradaban dunia berasal dari Bangsa Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Djuyoto, 60.000 tahun sebelum Masehi, bumi masih berupa satu daratan. Waktu itu, ada satu bangsa dengan peradaban besar, yakni Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Namun setelah itu, kata Djuyoto, muncul zaman es. Sekitar 40.000 sebelum Masehi saat zaman es Plestosen berakhir, gletser-gletser di kutub mencair, dan lelehan air pun menyebar ke daratan yang lebih rendah. Setelah itu, kawasan yang semula satu daratan terpecahpecah, ada yang berubah menjadi pulau-pulau, laut, dan gunung. Bangsa Lemuria pun terpencar- pencar. Namun dari proses itu, munculah berbagai suku bangsa di dunia berikut peradabannya, seperti Peradaban Atlantis, Dravida, Maya, Aztek, Inca, Babilon, India, China, Mesir, Yunani, Romawi, Persia, Normandia, Viking dan lain sebagainya. Meski terpencar-pencar, tetapi keturunan Bangsa Lemuria itu meninggalkan jejak di tempat barunya. Salah satunya yakni adanya nama Muria di berbagai tempat di dunia. Mulai dari Rajastan India, Agrego Yunani, New York USA, Jeniro Brazil, Mali Afrika dan lain sebagainya. Di kawasan Timur Tengah, persisnya antara Jerussalem- Palestina/Israel juga ada Bukit Moriah (Muria). “Ada banyak penelitian yang mendukung teori ini,” kata Doktor Filsafat Universitas Hebrew Jerussalem, Israel ini. Terkait adanya perbedaan struktur wajah, fisik, warna kulit, bentuk rambut dan lain sebagainya, menurut Djuyoto hal itu dipengaruhi oleh kondisi cuaca, makanan dan faktor-faktor alam lainnya. Berdasar keyakinan induk peradaban manusia berasal dari Bangsa Lemuria, maka Djuyoto pun berinisiatif mencanangkan Jawa Tengah sebagai provinsi perdamaian. Selain alasan tersebut, juga lantaran adanya keyakinan jika Jawa Tengah yang posisinya berada di tengah Pulau Jawa, merupakan paku-nya nusantara. Atau dengan kata lain, kondisi yang terjadi di Jawa Tengah merupakan cermin dari situasi Indonesia. Proses pencanangan dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo di Jepara pada akhir April ini. Setelah Jawa Tengah tepatnya Desa Plajan dicanangkan sebagai "Pusat Peradaban Dunia", Maka munculah ide membuat sebuah icon perdamaian dunia dengan bentuk gong. Karena di Desa Plajan[2] terdapat Gong Keramat yang sudah berumur lebih dari 450 tahun, Gong tersebut merupakan metode dakwah milik seorang wali yang menyebarkan Islam di Jepara tepatnya di Plajan dan sekitarnya. sehingga jadilah Gong Perdamaian Dunia alias World Peace Gong. Gong yang telah di ciptakan di Plajan ada beberapa jenis yaitu: Gong Perdamaian Nusantara, Gong Perdamaian Asia-Afrika, Gong Perdamaian Dunia.

Koleksi[sunting | sunting sumber]

Benda-benda yang terdapat di dalam Museum Gong Perdamaian Dunia, yaitu:

  • Gong Perdamaian Dunia
  • Gong Perdamaian Asia-Afrika
  • Gong Perdamaian Nusantara
  • Tanah 202 Negara
  • Air 99 Negara
  • Sumur Perdamaian
  • Kendi Pancasila
  • Situs Pusat Bumi
  • Bendera Negara di Dunia
  • Rumah Ibadah
  • Altar Perdamaian Dunia
  • Cagar Budaya Bendera 202 NEGARA
  • Foto foto kegiatan Presiden the World Peace Committee 202 Negara HE Mr Djuyoto Suntani
  • Kantor World Peace Gong Token
  • Telapak kaki Ibunda Musrini Suntani (Ibu kandung Presiden the World Peace Committee 202 Negara HE Mr Djuyoto Suntani)
  • Dll

Perencanaan[sunting | sunting sumber]

Pemdes Plajan dan Pemkab Jepara serta warga berupaya tidak hanya tanah ataupun air saja yang dari berbagai negara didunia, tetapi:

  • Waroeng Dunia

yang menjual berbagai menu makanan dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia yang setiap negara di wakili dengan satu menu

  • World Safari Zoo

Kepala Desa Plajan bekerjasama dengan Pemkab Jepara untuk mendirikan taman safari atau minimal bernama Mini Plajan Zoo. Plajan Zoo yang terdapat berbagai binatang khas dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia yang setiap negara di wakili dengan satu binatang khas negara tersebut yang paling populer, Sehingga pengunjung bisa melihat binatang dari negara luar negeri tanpa keluar negeri. Tapi apabila Pemkab Jepara dan pihak terkait termasuk negara yang ada gong perdamaian tidak mau membantu, maka Pemdes Plajan membangun taman dengan patung-patung berbentuk binatang khas dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia. Misalnya membangun patung Panda, alasannya di China sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia, dan hewan khas China adalah panda, maka dibangunlah patung Panda. Selain untuk meningkatkan wisatawan datang ke Plajan, juga menjadikan Plajan menjadi wisata edukasi anak-anak terutama dalam mengenal binatang.

referensi[sunting | sunting sumber]