Kerajaan Kutai Martapura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Lain-lain: Silsilah sesuai hukum
k ←Suntingan Empuwangsawarman (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Ezagren
Tag: Pengembalian
Baris 117: Baris 117:
# Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
# Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
# Maharaja Dharma Setia Warman
# Maharaja Dharma Setia Warman

SILSILAH KERAJAAN KUTAI MULAWARMAN DI BAWAH PEMERINTAHAN VOC HINDIA BELANDA DI BATAVIA DARI TAHUN 1635 -1910 M Silsilah Kerajaan Kutai Mulawarman Dikuat Kuasakan Di Tenggarong, 11 Juni 2012 NO.W18-U4 / 111 / HK.02.1 /VI / 2012 Menapak Sejarah Silsilah Kerajaan Kutai Mulawarman Ini Telah Didaftarkan Dalam Buku Register Kepaniteraan Hukum Pengadilan Negeri Tenggarong Yang Ditandatangani Panitera / Sekretaris H. Iman Hayadi, SH. NIP. 19630913 198503 1 008. Berdasarkan Kekuatan Hak Adat Istiadat dan Sejarah Maka Dilaksanakanya Kaseh Selamat Mendaulat Professor Doctor Honoris Causa Maharaja Srinala Praditha Alpiansyahrechza Fachlevie Wangsawarman Philosophy Digree. Memegang Hak Waris Berbaris Bergelar Duli Yang Maha Mulia Sripaduka Baginda Berdaulat Agung Maharaja Kutai Mulawarman Di Dalam Kerajaan Kutai Mulawarman Pada Tanggal, 03 September 2001 Didalam Upacara Adat Mulawarman Di Muara Kaman Sebagai Pewaris Tahta Kerajaan Kutai Martapura Dirubah Namanya Menjadi Kerajaan Kutai Mulawarman dengan Data-Data secara Hukum.

1. Tan Samburakai. Tahun 17-78

2. Tan Mampi Beristeri Tahani Yang Raja Perempuan.Tahun 78-139

3. Tan Pihatu Beristeri Puan Putri Tumbau. Tahun 139-214

4. Tan Meretam Berputrakan Tan Tembayat. 214-263

5. Tan Tembayat Berputrakan. 263-313

6. Tan Seredang 313-350

7. Maharaja Sri Kundungga Alias Cri Gedongga 350-375

8. Maharaja Sri Acwawarman Alias Wamsekerta 375-400

9. Maharaja Sri Mulawarman Naladewa Alias Wamseragen 400-446

10. Maharaja Sri Wangsa Warman 446-495

11. Maharaja Maha Wijaya Warman 495-543

12. Maharaja Gaja Yana Warman 543-590

13. Maharaja Wijaya Tungga Waraman 590-637

14. Maharaja Jaya Tungga Nagawarman 637-686

15. Maharaja Nala Singawarman 686-736

16. Maharaja Nala Perana Tungga Warmandewa 736-783

17. Maharaja Gadingga Warmandewa 783-832

18. Maharaja Indra Warmandewa 832-879

19. Maharaja Singa Wirama Warmandewa 879-926

20. Maharaja Singa Wargala Warmandewa 926-972

21. Maharaja Cendera Warmandewa 972-1020

22. Maharaja Prabu Mula Tunggaldewa 1020-1069

23. Maharaja Nala Indradewa 1069-1117

24. Maharatu Mayang Mulawarni Alias Putri Aji Pidara Putih 1117-1166

25. Maharaja Indra Mulia Tungga Warmandewa 1166-1214

26. Maharaja Sri Langgkadewa 1214-1265

27. Maharaja Guna Perana Tungga 1265-1325

28. Pemerintahan Nala Duta (Dewan Raja Perwalian) 1325-1337

29. Maharaja Tan Reniq Gelar Wijaya Warman 1337-1373

30. Maharaja Indra Mulia 1373-1407

31. Maharaja Sri Ajidewa 1407-1425

32. Maharaja Mulia Putra 1425-1453

33. Maharaja Nala Praditha 1453-1509

34. Maharaja Indra Parutha 1509-1564

35. Maharaja Derma Setiya 1564-1635

36. Nala Perana (Adipati)

37. Nala Singga (Adipati)

38. Singa Yuda (Adipati)

39. Nala Marta (Adipati)

40. Nala Mayang (Adipati) 41. Lingka Gelar Nala Pati (Penjawat Purus)

42. Danda Gelar Nala Guna (Penjawat Purus)

43. Maja Gelar Nala Raja Tuha (Penjawat Purus)

44. Salong Gelar Nala Mayang (Penjawat Purus)

45. Kerincing Gelar Srinala Wangsa Warman (Penjawat Purus)

46. Jamal Gelar Srinala Wangsa Dipura (Penjawat Purus)

47. Dedong Gelar Maharatu Indra Mulia Sadewi (Penjawat Purus)

48. Maskoer Gelar Maharaja Srinala Prabu Wangsawarman (Penjawat Purus)

49. (DR.Hc. M. S. Rakni. DG. Ph.D.) Gelar Mahasuri Srinila Rakni Dewi Gari (Penjawat Purus)

50. Prof. DR. Hc. Maharaja Srinala Praditha Alpiansyahrechza Fachlevie Wangsawarman, Ph.D.
Berdaulat Agung Berhukum Adat Sejak Pada Tanggal, 3 September 2001.
- Dr. Hc. Maharatu Srinila Karmila Perwati Dewi, Ph. D. (Didaulat Pada Tahun 2007)
- Maharaja Muda Nala Indra Pachrucha Dilaya (Putra Mahkota Didaulat Pada Tanggal, 20 Desember 2017)
SILSILAH INI DIKUAT KUASAKAN Pada Tanggal, 03 September 2018


== Lain-lain ==
== Lain-lain ==


Nama Maharaja [[Kudungga]] oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh budaya [[Hindu]]. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari [[bahasa Sanskerta]]. Kata itu biasanya digunakan untuk ahkiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan.
Nama Maharaja [[Kudungga]] oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh budaya [[Hindu]]. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari [[bahasa Sanskerta]]. Kata itu biasanya digunakan untuk ahkiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan.

WIRA CERITA DINASTY WANGSAWARMAN TENTANG MAHARAJA SRI KUDUNGGA DALAM KITAB GOTASAWALA

Yang Bermula Pula Dari Kekaisaran Shunga Berkuasa Dari Tahun 185 Sm–73 Sm Kekaisaran Shunga (Bahasa Sanskerta: Atau Sunga Adalah Dinasti Magadha Yang Menguasai India Utara Bagian Tengah Dan Timur. Sunga Didirikan Setelah Runtuhnya Dinasti Maurya. Ibukota Sunga Adalah Pataliputra. Sunga Digantikan Oleh Dinasti Kanva Sekitar Tahun 73 Sm. Didalam Tambo Sejarah Kerajaan Kutai Mulawarman Bahwasanya Raja-Raja Kekaisaran Sunga Akan Menjadi Raja Dan Membangun Dinasti Wangsa Warman (Wamsawarman) Atau Dinasti Warman Dewa Menguasai Kepulauan Nusantara. Terkaitlah Silsilah Ini Di Masa Dinasty Maurya Dalam Pemerintahan Sri Maharaja Bhrihadrata Di Kerajaan Maghada Beribukota Dipetaliputra Di India Yang Berperang Dengan Mahasenopati Pusyamitra Yang Mendirikan Dinasti Sunga Yang Melahirkan Maharaja Agnimitra Membangun Kota Wisida Dan Keturunanya Bernama Wasuma Mitra Melahirkan, Mitroga Yang Berputra Atwanga Yang Melahirkan Kudunga Dan Radjendra Menurunkan Raja-Raja Di Nusantara Berawal Dari India Di Magada Sebagai Mana Dibawah Ini Bahwasanya Mahasenopati Pusyamitra Menurunkan Raja-Raja Di Nusantara. Diawali Kaisar Pusyamitra Sunga (185 - 149 Sm), Agnimitra (149 - 141 SM) Vasujyeshtha (141 - 131 SM), Vasumitra (131 - 124 SM), Andhraka (124 - 122 SM), Pulindaka (122 - 119 SM), Ghosha (?), Vajramitra (?), Bhagabhadra (?), Devabhuti (83 - 73 SM) Yang Melahirkan Mitroga.

URAIAN WANGSAWARMAN TENTANG KUDUNGGA DALAM KITAB GOTASAWALA

Kaisar Sunga Memiliki Keturunan Bernama Mitrogga Melahirkan Atwangga Memperisteri Kakak Maharani Dari Raja Dewawarman VII Yang Melahirkan :

1. Radjendra (Radjendrawarman) Menjadi Raja Di Campa (Kambodia). 2. Kudungga (Maharaja Sri Kudungga) Menjadi Raja Di Naladwiva (Kalimantan). 3. Putri Spatikarnawa Bersuami Raja Salakanegara Dewawarman VIII Sundapurwa (Dulu Jabar Menjadi Banten).

Maka Didalam Silsilah Diapula Adalah Keponakan Dari Permaisuri Raja Tarumanegara I Dan Merupakan Keponakan Juga Dari Maharaja Acwawarman Maharaja Kutai Yang Merupakan Menantu Dari Maharaja Sri Kudungga di Ratnadwipa (Kalimantan), Oleh Karena Kekuasaan Maharaja Purnawarman Raja Tarumanagara III Maka Sejak Itulah Indraprahasta Menjadi Bawahan Tarumanagara.

Sejarah Ini Kelak Dibangunnya Istana Pakungwati Dan Juga Orang Kutai Kelak Melalui Kerajaan Indraprahasta Mendirikan Kerajaan Di Jawa Tengah Dan Jawa Barat Serta Banten Dan Orang Kutai Ini Dikenali Mengunakan Bahasa Ngapak.

Catatan : Bahwa Dewawarman VII Bersaudara Dengna Gopala Jayengrana Dan Putri Gandhari Lengkaradewi Putra Putri Dari Dewawarman VI Yang Kawin Dengan Putri Dari Bharatanagari, Adapun Dewawarman VII Memperisteri Seorang Bernama Putri Candralocana Inilah Nantinya Akan Menurunkan Raja-Raja Dipagaruyung Sumatra Dan Raja-Raja Melayu Di Jambi Dan Malaysia Merupakan Rumpun Melayu Nusantara.

Catatan : Maharaja Diradja Jayawarman Kawin Dengan Putri Raja Sriwidjaya Maharaja Sri Cudamanivarmadeva Di Siguntang Mahameru Di Sumatra Menjadi Raja Disana. Dengan Gelar Maharaja Sri Maravijayottungga

URAIAN SILSILAH DINASTY WANGSAWARMAN TENTANG MAHARAJA ACWAWARMAN BERGELAR WANGSEKERTA PELAKU PELAKSANA KURBAN AGASTYA DIDALAM PRASASTI YUPA DI SEBUT SEBAGAI RAJA SAGARA PENEGAK DARI RAJA-RAJA YANG MEMPERISTERI ANAK RAJA PRAVATAM SADIVA MALAYA SEBAGAI PUTRA RAJA SALAKANEGARA DEWAWARMAN VIII DALAM KITAB KELANA SEJARAH SAKA SUNDA BAHWA : MAHARAJA ACWAWARMAN Putra Dari Raja Salakanegara Dewawarman VIII Prabu Dhrmawirya Dewawarman Salakabhuwana Beristeri Putri Spatikarnawa Melahirkan :

1. Mahaputri Dewi Minawati
Gelar Iswari Tunggal Pertiwi Warmandewi
Diperisteri Maharesi Dari Wamsa Salankayana Di Bharata
Raja Tarumanegara I Gelar Maharaja Jaya Singawarman
Raja Diraja Guru Darmapurusa Memerintah Dari Tahun 358-382 M
Di Ibukota Singgapura Antara Kerawang Bekasi Sekarang
Yang Memiliki Anak Yang Maharaja Rajaresi Dharmayawarman
Raja Tarumanegara II Memerintah Tahun 382-395 M
Melahirkan Maharaja Purnawarman Raja Tarumanegara III.
Memerintah Dari Tahun 395-434 M
Catatan : Saudara Maharaja Purnawarman Satu Ibu : - Mahadewi Harinawarmandewi Bersuami Pedagang Kaya Dibharata. - Candrawarman Menjadi Duta Kerajaan Tarumanegara Di Cina. Adapun Adiknya Lain Ibu Antara Lain : - Sang Gajahwarman Menjadi Duta Kerajaan Tarumanegara Di Sumatra - Sang Padmawarman Duta Kerajaan Tarumanegara Di Srilangka - Sang Barunawarman Menjadi Menteri Panglima Laut Tarumanegara - Sang Sukretawarman Menjadi Hakim Kerajaan Tarumanegara.

2. Maharaja Acwawarman
Gelar Wangsekerta Yang Memperisteri Anak Maharaja Sri Kudungga
Bernama Mahasuri Dewi Gari Melahirkan 3 Orang Putra Dan
Menjadi Raja - Raja Di Tuliskan Riwayatnya Dalam Prasasti Yupa.
3. Mahaputri Dewi Indari
Kawin Dengan Sang Maharesi Santanu Yang Membangun Sebuah
Desa Di Tepi Kali Cirebon, Yang Diberinya Nama Indraprahasta.
Gunung Cereme, Yang Berdiri Dekat Daerahnya, Diberinama
Indrakila Dan Kali Cirebon Yang Melewati Daerahnya Diberi
Nama Gang-Ganadi.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 19 Oktober 2018 19.46

Kerajaan Kutai Martadipura
350[1]–1605
Ibu kotaMuara Kaman, Kalimantan Timur
Bahasa yang umum digunakanBahasa Melayu (dialek Kutai)
Agama
Hindu
PemerintahanMonarki
Maharaja 
• 350-375
Kudungga
• 400-446
Mulawarman Nala Dewa
• 1534-1605
Derma Setiya
Sejarah 
• Didirikan
350[1]
• Diambil alih oleh Kutai Kartanegara
1605
Digantikan oleh
kslKesultanan
Kutai Kartanegara
Sekarang bagian dari Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam.[2][3] Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.

Sejarah

Yupa

Salah satu yupa dengan inskripsi, kini di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.

Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para brahman atas kedermawanan raja Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak disembelih seperti kurban yang dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. Dapat diketahui bahwa menurut Buku Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno yang ditulis oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang diterbitkan oleh Balai Pustaka halaman 36, transliterasi prasasti di atas adalah sebagai berikut:

śrīmatah śrī-narendrasya; kuṇḍuṅgasya mahātmanaḥ; putro śvavarmmo vikhyātah; vaṅśakarttā yathāṅśumān; tasya putrā mahātmānaḥ; trayas traya ivāgnayaḥ; teṣān trayāṇām pravaraḥ; tapo-bala-damānvitaḥ; śrī mūlavarmmā rājendro; yaṣṭvā bahusuvarṇnakam; tasya yajñasya yūpo ‘yam; dvijendrais samprakalpitaḥ.

Artinya:

Sang Mahārāja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aśwawarman namanya, yang seperti Angśuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aśwawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci). Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mūlawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mūlawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.

Aswawarman

Aswawarman adalah Anak Raja Kudungga.Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman.

Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.

Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.

Mulawarman

Prasasti Kerajaan Kutai

Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama Hindu.

Berakhir

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).

Kutai Kartanegara inilah, pada tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.

Nama-Nama Raja Kutai

Peta Kecamatan Muara Kaman
  1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
  2. Maharaja Asmawarman (anak Kundungga)
  3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
  4. Maharaja Marawijaya Warman
  5. Maharaja Gajayana Warman
  6. Maharaja Tungga Warman
  7. Maharaja Jayanaga Warman
  8. Maharaja Nalasinga Warman
  9. Maharaja Nala Parana Tungga Warman
  10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
  11. Maharaja Indra Warman Dewa
  12. Maharaja Sangga Warman Dewa
  13. Maharaja Candrawarman
  14. Maharaja Sri Langka Dewa Warman
  15. Maharaja Guna Parana Dewa Warman
  16. Maharaja Wijaya Warman
  17. Maharaja Sri Aji Dewa Warman
  18. Maharaja Mulia Putera Warman
  19. Maharaja Nala Pandita Warman
  20. Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
  21. Maharaja Dharma Setia Warman

Lain-lain

Nama Maharaja Kudungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh budaya Hindu. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari bahasa Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk ahkiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan.

Referensi

  1. ^ Krisna Bayu Aji (2014). Ensiklopedia Raja-Raja Nusantara: Menyingkap Tuntas Riwayat Hidup Raja-Raja Nusantara. Indonesia: Araska. ISBN 9786023000005. 
  2. ^ Hinduism and Buddhism in the archipelago, 4th-13th centuries
  3. ^ States and courts in the archipelago, ca A.D. 450