Pulau Podang-Podang Lompo
Geografi | |
---|---|
Lokasi | Selat Makassar Asia Tenggara Samudra Hindia |
Koordinat | 4°46′50.200″S 119°17′45.800″E / 4.78061111°S 119.29605556°E |
Kepulauan | Kepulauan Spermonde, Kepulauan Sunda Besar (Pulau Sulawesi dan Pulau-pulau Kecil di Sekitarnya), Kepulauan Indonesia |
Dibatasi oleh | Selat Makassar |
Luas | 48.500 meter persegi (0,0485 km2) km2[1] |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Kabupaten | Pangkajene dan Kepulauan |
Kecamatan | Liukang Tupabbiring |
Desa | Mattiro Dolangeng |
Kependudukan | |
Penduduk | 880 jiwa (2012)[1] |
Bahasa | Makassar, Bugis, Mandar |
Kelompok etnik | Makassar, Bugis, Mandar |
Info lainnya | |
Zona waktu | |
Podang-Podang Lompo, Podang-Podang Besar, Podang-podang Lompo, Podang-podang Besar, Podangpodang Lompo, atau Podangpodang Besar adalah nama sebuah pulau kecil berpenghuni yang berada di gugusan Kepulauan Spermonde, perairan Selat Makassar dan secara administratif masuk pada wilayah Desa Mattiro Dolangeng, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pulau Podang-Podang Lompo memiliki wilayah seluas 48.499,7674826 m2.[1] Secara astronomis, pulau ini terletak di titik koordinat .[2] Pulau ini merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dengan dasar hukum penetapannya melalui Surat Keputusan Bupati Pangkajene dan Kepulauan Nomor 290 Tahun 2015 yang diterbitkan pada tanggal 2 Maret 2015.
Pulau Podang-Podang Lompo merupakan pusat pemerintahan Desa Mattiro Dolangeng. Pulau ini di sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Lamputang, di sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Podang-Podang Caddi, di sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Bontosua dan di sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Sarappo Lompo. Data Coremap II Kabupaten Pangkep tahun 2007 menunjukkan bahwa pulau seluas 3 km² (termasuk wilayah perairan).
Kondisi daratan Pulau Podang-Podang Lompo sangat sulit ditumbuhi oleh jenis-jenis tumbuhan, karena teksturnya yang berpasir dan tidak tersedianya air tanah. Tumbuhan yang dapat tumbuh adalah jenis tumbuhan yang mempunyai daya adaptasi tinggi dan tumbuhan khas pantai seperti kelapa, ketapang, dan pohon kelor.
Pulau Podang-Podang Lompo dapat dijangkau dengan transportasi laut dari Pangkajene dengan menggunakan kapal penumpang dan jolloro' dari Dermaga Maccini Baji yang terletak di Kecamatan Labakkang. Alternatif lain adalah kapal penumpang dan jolloro' yang terdapat di Sungai Pangkajene, yang melewati jembatan Kota Pangkep. Waktu tempuh dengan menggunakan kapal penumpang ± 1,45 jam, sedangkan dari Kota Makassar dapat dicapai dengan menggunakan jolloro' dari Pelabuhan Paotere, dengan waktu tempuh ± 1,5 jam.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Pulau ini dihuni sekitar 880 jiwa yang terdiri dari 431 laki-laki dan 449 perempuan. Mereka umumnya beretnis Bugis dan Makassar.
Ekosistem dan sumberdaya hayati
[sunting | sunting sumber]Rataan terumbu dangkal sejauh 200 m ke arah barat, semakin berkurang lebarnya ke arah utara dan selatan. Sedangkan pada sisi timurnya rataan terumbu cukup sempit sehingga dijadikan daerah pelabuhan. Lereng terumbu karang rata-rata kemiringan 40. Komponen karang hancur merupakan tutupan substrat yang tinggi bahkan mencapai 63%, sementara karang hidup hanya mencapai 7,8-12%, artinya terumbu karang di daerah ini sangat memprihatinkan.
Di beberapa titik hanya ditemukan jenis karang jamur Fungia spp, bongkahan karang Porites lutea dan Diploastrea heliopora. Kahancuran terumbu karang berdampak pada kehadiran komunitas ikan karang di Pulau Podang-Podang Lompo. Ikan karang dari famili Pomacentridae tetap dominan. Ikan-ikan herbivora acapkali ditemukan. Sementara pertumbuhan algae Padina, Dyctiota dan algae-algae filamen tumbuh dengan subur. Kehadiran kima berukuran kecil yang menempel di batu karang sekitar rataan terumbu dangkal masih relatif banyak.
Aktivitas pengelolaan sumberdaya
[sunting | sunting sumber]Mata pencaharian masyarakat bervariasi mulai dari sebagai nelayan pancing, nelayan jaring, guru, tukang bengkel, pembuat perahu dan pegawai. Nelayan yang berdiam di pulau ini adalah nelayan penangkap udang dan kepiting. Para nelayan penangkap kepiting dan udang umumnya mencari di lokasi disekitar pulau. Hutan bakau yang banyak terdapat di pulau-pulau tersebut memang menjadi habitat kepiting dan udang. Nelayan mulai memasang jaring pada jam 15.00 hingga jam 06.00 Wita. Walaupun demikian, terkadang mereka hanya bisa memperoleh hasil maksimal 2 kg kepiting. Di saat musim Barat hasil yang diperoleh bisa mencapai 1-20 kg sedangkan di saat musim Timur hanya mencapai 1–2 kg. Di bulan Mei-Agustus, hasil yang diperoleh mulai menurun bahkan terkadang hanya 1–2 ekor. Kegiatan menangkap kepiting dilakukan sepanjang tahun. Waktu istirahat setelah menangkap kepiting biasanya digunakan untuk memperbaiki jaring yang rusak.
Selain menangkap kepiting, penduduk juga memancing ikan, namun mereka cenderung menangkap kepiting karena untuk memancing ikan membutuhkan biaya yang lebih banyak. Hasil laut umumnya dijual kepada para pedagang pengumpul yang berada di pulau. Para pedagang inilah yang kemudian menjual hasil laut tersebut ke industri yang berada dikota. Beberapa warga mencoba mengusahakan budidaya rumput laut. Namun usaha tersebut tidak berlanjut karena rumput laut yang mereka tanam mengalami kematian.
Sarana dan Prasarana
[sunting | sunting sumber]Desa Mattiro Dolangeng secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Tupabbiring dengan pusat pemerintahan desa berada di Pulau Podang-Podang Lompo. Dalam setiap yang berhubungan dengan pemerintahan tentu akan berkaitan dengan pemerintah desa sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di desa tersebut yang dibantu oleh para aparatnya seperti sekdes, dan kepala dusun. Kepala dusun bertugas membantu Kepala Desa dalam urusan pemerintahan dan kemasyarakatan. Sedangkan Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam urusan administrasi pemerintahan. Pengawasan dan evaluasi proses dan hasil pembangunan desa dilakukan oleh BPD yang anggotanya adalah beberapa orang warga desa setempat. Di Desa ini terdapat Sarana dan prasarana social, dimana beberapa diantaranya seperti masjid, dibangun secara swadaya oleh masyarakat maupun pemerintah.
Sarana pendidikan yang terdapat di Pulau Salemo adalah sarana kesehatan berpa sebuah Pustu yang dilengkapi dengan tenaga kesehatan berupa mantri dan bidan desa. Sarana listrik berupa generator yang berbahan bakar solar menjadi sumber tenaga listrik yang dimanfaatkan warga yang berlangsung dari pukul 17.00 hingga pukul 22.00 WITA.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Abdul Haris Farid, Suhardjono, dan Dwi Wulan Titik Andari. Laporan Penelitian: Penguasaan dan Pemilikan atas Tanah Pulau-Pulau Kecil di Propinsi Sulawesi Selatan. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, 2013. Hlm. 1–53.
- ^ Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2012). "Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 3 Oktober 2022.