Perumpamaan orang-orang yang berdalih

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jan Luyken: undangan perjamuan, Bowyer Bible.

Perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 14:16-24. Perumpamaan ini hampir sama dengan perumpamaan yang ditulis Matius yang bertajuk perumpamaan perjamuan kawin.

Orang-orang yang berdalih[sunting | sunting sumber]

"Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku." (Lukas 14:16b–24)

Penjelasan[sunting | sunting sumber]

Orang yang mengadakan perjamuan tersebut melambangkan Allah, dan perjamuan tersebut melambangkan Surga. Para undangan melambangkan umat pilihan Allah, yakni bangsa Israel. Allah mengundang umat pilihannya, namun mereka menolak undangan tersebut, sehingga Allah berpaling kepada orang-orang yang sebenarnya tidak layak, yaitu bangsa-bangsa bukan Israel, dan mengundang mereka semua untuk memasuki kerajaan Surga.

Gambaran eskatologis suatu perjamuan (terutama perjamuan pernikahan) juga muncul dalam perumpamaan hamba yang menantikan tuannya dan perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Di sini undangan perjamuan itu diperluas, bukan hanya untuk orang-orang Yahudi melainkan juga untuk orang-orang bukan Yahudi.[1] Dalam Injil Lukas ini, undangan tersebut secara khusus diberikan kepada "orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh" (Lukas 14:21), membuktikan kepedulian yang nyata terhadap "orang-orang miskin dan yang disingkirkan dari masyarakat."[1]

Sasaran perumpamaan ini adalah orang-orang beragama yang tidak punya waktu untuk Allah; mereka digambarkan sebagai orang-orang yang menerima undangan, tetapi saat hidangan sudah siap, menyatakan terlalu sibuk untuk hadir.[2]

Karya seni[sunting | sunting sumber]

Perumpamaan ini telah digambarkan oleh sejumlah seniman termasuk Bernardo Cavallino, Jan Luyken, dan John Everett Millais.

Berbagai nyanyian Kristen telah dibuat dengan ilham dari perumpamaan ini, misalnya "All is ready" karya Fanny Crosby,[3] dan "All Things are Ready" karya Charles H. Gabriel[4]

Topik ini juga digubah dalam bentuk kantata oleh Johann Sebastian Bach untuk Minggu kedua setelah Trinitas dalam liturgi gereja dengan judul Die Himmel erzählen die Ehre Gottes, BWV 76 pada tahun 1723 dan Ach Gott, vom Himmel sieh darein, BWV 2 pada tahun 1724.

Naskah lain[sunting | sunting sumber]

Suatu versi perumpamaan ini didapati pada naskah di luar Alkitab yang dinamai "Injil Tomas" (Perkataan 64).[5] Dalam naskah itu perumpamaan tersebut "menjadi teguran atas urusan bisnis dan pengumpulan harta".[6]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]