Indonesia dalam tahun 1968
Tampilan
| |||
---|---|---|---|
Dekade : | 1960-an | ||
Abad : | ke-20 | ||
Milenium : | ke-2 | ||
Lihat pula | |||
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
Garis waktu |
Portal Indonesia |
Indonesia dalam tahun 1968 menyajikan serangkaian peristiwa yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 1968.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Presiden
[sunting | sunting sumber]Presiden | |
---|---|
Soeharto (sampai 27 Maret 1968 sebagai Pejabat Presiden, sejak 27 Maret 1968 sebagai Presiden) |
Menteri
[sunting | sunting sumber]- Kabinet Ampera II — hingga 6 Juni.
- Kabinet Pembangunan I — mulai 10 Juni.
Peristiwa
[sunting | sunting sumber]Januari
[sunting | sunting sumber]- Senin, 29 Januari — Menjelang akhir tahun 1967 terjadi gangguan terhadap stabilisasi ekonomi dengan melonjaknya harga-harga. Sehubungan dengan itu, Pejabat Presiden Soeharto memberikan keterangan tentang keadaan ekonomi di muka sidang DPR-GR mengenai masalah-masalahnya, sebab-musababnya, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya.
Februari
[sunting | sunting sumber]- Selasa, 20 Februari — Partai Muslimin Indonesia didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 1968 tertanggal 20 Februari 1968.
Maret
[sunting | sunting sumber]- Rabu, 27 Maret — Jenderal TNI Soeharto diambil sumpahnya dan dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia masa jabatan 1968–1973.
- Kamis, 28 Maret s.d. Senin, 1 April – Presiden Soeharto mengadakan kunjungan kenegaraan ke Jepang, dan dilanjutkan dengan kunjungan kenegaraan ke Kamboja dari tanggal 1–5 April 1968. Rangkaian kunjungan ini merupakan kunjungan kenegaraan keluar negeri yang pertama dari Presiden Soeharto sebagai pimpinan nasional, dalam rangka meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara tersebut.
Juni
[sunting | sunting sumber]- Sabtu, 15 Juni — Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 Tahun 1968 dibentuk suatu tim ahli ekonomi yang beranggotakan delapan orang ahli ekonomi yang bertugas mengikuti perkembangan ekonomi dan mengajukan pertimbangan-pertimbangan mengenai masalah ekonomi kepada Presiden.
Tim Ahli Ekonomi Presiden tersebut terdiri dari :
- Prof. Dr. Widjojo Nitisastro
- Prof. Dr. Ali Wardhana
- Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo
- Drs. Radius Prawiro
- Prof. Dr. Ir. Mohammad Sadli
- Dr. Emil Salim
- Drs. Frans Seda
- Prof. Dr. Subroto
- Sabtu, 15 Juni — Presiden Soeharto membuka Jakarta Fair 1968 yang diadakan dalam rangka Memperingati HUT ke-441 Jakarta, bertempat di Lapangan Monas.[1]
- Rabu, 19 Juni — Presiden Soeharto memimpin Sidang Paripurna Kabinet Pembangunan. Dalam sidang ini, Presiden Soeharto mengharapkan para menteri dan pejabat negara untuk mempertahankan kepercayaan rakyat yang mulai terbangun kepada Kabinet Pembangunan untuk memecahkan masalah-masalah nasional. Selain itu, Presiden Soeharto juga menegaskan bahwa Kabinet Pembangunan merupakan kelanjutan dari Kabinet Ampera dan akan melaksanakan tugas dari hasil laporan kabinet tersebut.
Agustus
[sunting | sunting sumber]- Sabtu, 17 Agustus — Peringatan 23 tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Hari libur nasional di Indonesia
[sunting | sunting sumber]Hari-hari libur nasional Indonesia untuk tahun 1968:
No | Tanggal | Hari | Keterangan |
---|---|---|---|
Hari Libur Nasional | |||
1 | 1 Januari | Senin | Tahun Baru Masehi |
2 | 2-3 Januari | Selasa-Rabu | Idul Fitri (1-2 Syawal 1387H) |
3 | 9 Maret | Sabtu | Idul Adha (10 Dzulhijjah 1387H) |
4 | 30 Maret | Sabtu | Tahun Baru Islam (1 Muharram 1388H) |
5 | 12 April | Jumat | Wafat Yesus Kristus |
6 | 23 Mei | Kamis | Kenaikan Yesus Kristus |
7 | 8 Juni | Sabtu | Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awal 1389H) |
8 | 17 Agustus | Sabtu | Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-23 |
9 | 20 Oktober | Minggu | Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW (27 Rajab 1388H) |
10 | 21-22 Desember | Sabtu-Minggu | Idul Fitri (1-2 Syawal 1388H) |
11 | 25 Desember | Rabu | Hari Raya Natal |