Lompat ke isi

Antar Lintas Sumatera

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Antar Lintas Sumatera
Dua unit bus ALS dengan karoseri Jetbus3+ produksi Adi Putro dan sasis Mercedes-Benz OH 1526, saat tiba di Terminal Purabaya
Didirikan29 September 1966; 59 tahun lalu (1966-09-29)
Mulai operasi1966
Kantor pusatJalan Sisingamangaraja, Amplas, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Wilayah layananKota-kota di Sumatra dan Jawa
Jenis layanan
Armada258 unit (Mercedes-Benz)
Jenis bahan bakarDiesel
Direktur UtamaChandra Lubis
Situs webtiketals.com
busals.com

PT Antar Lintas Sumatera (ALS) adalah sebuah perusahaan bus Indonesia yang berasal dari Kota Medan, Sumatera Utara. Didirikan pada 1966 di Kotanopan, Mandailing Natal, ALS kemudian berpindah kantor pusat di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara. ALS merupakan operator bus terbesar di pulau Sumatra dan salah satu pemilik trayek terjauh di Indonesia dengan rute Medan di Sumatera Utara hingga Jember di Jawa Timur. Di samping itu, ALS juga melayani trayek ke banyak kota di pulau Sumatra dan pulau Jawa.

Bus Antar Lintas Sumatera saat di Terminal Poris Plawad

ALS didirikan di Kotanopan, Mandailing Natal, Sumatera Utara pada tanggal 29 September 1966 oleh tujuh orang Lubis bersaudara: Sati, Nursewan, Jasanti, Jagu Lembang, Muhammad Arif, Hanafiah, serta satu orang, yang menurut Chandra Lubis anak Sati, masih tentatif.[1] Sati, yang merupakan pemilik pertama perusahaan, awalnya mengoperasikan truk. Di awal debutnya, ALS hanya melayani trayek antarkota dalam provinsi MedanKotanopan lalu kemudian menyusul trayek antarkota antarprovinsi Medan–Bukittinggi. Pada tahun 1972, ALS membuka trayek ke berbagai kota di Sumatra, seperti ke Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung.[2]

Pada tahun 1970-an, saat kendaraan belum bisa menyeberang ke pulau Jawa karena kapal feri ro-ro, belum banyak tersedia, ALS sudah membuka trayek ke berbagai tujuan di pulau Jawa dengan memakai jasa agen yang mengurus pemberangkatan penumpang dari pelabuhan Merak dengan kendaraan lain.[3][4]

Pada tahun 1980-an, ketika mobil sudah bisa menyeberang ke Jawa dengan naik kapal feri ro-ro, ALS membuka trayek langsung ke Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Kemudian menyusul trayek ke kota Malang dan Jember.[2] Bahkan, ALS pernah membuka trayek hingga ke pulau Bali, tetapi harus ditutup rutenya pada tahun 2003 mengingat waktu dan jarak tempuh yang ditempuhnya sangat jauh ditambah dengan kondisi mesin busnya.[3]

ALS setia menggunakan unit bus antarkotanya dengan mesin dan sasis produk dari Mercedes-Benz berbagai seri. ALS masih mengoperasikan sasis era 1990-an, Mercedes-Benz OH 1521, yang dijuluki "Setir Tampah" karena kemudinya yang besar.[5] Bus-bus yang diremajakan umumnya menggunakan Mercedes-Benz OH 1526.[6] Untuk karoseri bus, ALS saat ini banyak menggunakan produk karoseri dari Morodadi Prima (Patriot TU),[7] Laksana (Legacy SR),[8] Adi Putro (Jetbus),[9] dan Tentrem (Avante).[6] Terkait dengan tampilan bus, ALS tampil dengan warna serba hijau, dengan sedikit garis-garis putih, jingga, dan biru (sesuai dengan warna pada logo perusahaan).[6]

Ciri khas

[sunting | sunting sumber]
Salah satu armada Bus ALS (nomor pintu 137 relasi Jember-Medan via Surabaya) dengan banyak muatan barang yang dikirim dari suatu kota ke kota berikutnya. Angka 137 melambangkan bahwa bus ini milik keluarga Muhammad Arif Lubis.

ALS mudah diketahui oleh masyarakat dengan paket (kurir maupun bagasi) yang dinaikkan di atas atap bus. Berbagai macam barang dapat dinaikkan di atas bus ini dengan tarif tertentu, asalkan memenuhi persyaratan dan ketentuan pengangkutan.[10]

Ciri khas lainnya yang dimiliki ALS adalah sistem penomoran armada (yang biasa disebut sebagai "nomor pintu"). Sebagai perusahaan keluarga, maka kepemilikan armada bus ALS tidak hanya satu orang. Digit terakhir dari nomor pintu merupakan penanda siapa tauke (pemilik) dari armada tersebut:[11]

  • Angka 1 adalah milik keluarga Sati Lubis (Direktur Utama pertama ALS).
  • Angka 3 adalah milik keluarga Rasyad Nasution.
  • Angka 5 adalah milik keluarga Japarkayo Hasibuan.
  • Angka 7 adalah milik keluarga Muhammad Arif Lubis.
  • Angka 8 adalah milik keluarga Abdul Wahab Lubis dan Hasbullah Lubis.
  • Angka 9 dan 0 adalah milik keluarga Nursewan Lubis dan Rangkuti.
  • Angka-angka lainnya dimiliki oleh anggota keluarga lainnya dan bersifat acak, misalnya milik keluarga Hamzah Nasution dan Nasir Daulay. Namun seiring berjalannya waktu, kepemilikan bus tersebut dikelola pula oleh generasi-generasi kedua dan ketiga dari pemilik.

Misalnya, jika bus ALS memiliki nomor pintu 311, maka kepemilikan armada ini berada pada keluarga Sati Lubis (saat ini dipegang oleh anaknya, Chandra, yang saat ini berstatus sebagai pimpinan dan pemilik perusahaan[12]).

Pada masa jaya angkutan bus jarak jauh, ribuan kilometer jalan raya lintas Sumatra baik lintas timur maupun lintas tengah diramaikan oleh ribuan bus yang dikelola oleh ratusan perusahaan bus. ALS dari Sumatera Utara dengan armada sekitar 258 unit bus[13] sering dijuluki "raja jalanan" di jalur lintas Sumatra bersama PMTOH dari Aceh, ANS dan NPM dari Sumatera Barat, serta Gumarang Jaya dari Lampung.[14][15]

Seluruh titik awal keberangkatan bus ALS dimulai dari Kota Medan, tempat perusahaan ini berkantor pusat. Berdasarkan daftar agen bus dan terminal yang terdapat di situs pemesanan tiket resminya, ALS diketahui melayani hampir seluruh kota di Jawa dan Sumatra, mulai dari Jabodetabek, Bagan Batu, Bandung, Bukittinggi, Cikampek, Dumai, Gunung Tua, Jember, Kotanopan, Malang, Ngawi, Padang, Padangsidimpuan, Palembang, Pangkalan Kerinci, Pasir Pengaraian, Pati, Pekanbaru, Pematangsiantar, Purwokerto, Semarang, Sibolga, Sibuhuan, Solo, Surabaya, Tangerang, Toba, Ujung Gading, Yogyakarta, dan masih banyak lagi.[16]

Trayek terpanjang yang dimiliki oleh ALS adalah MedanJember, dengan jarak mencapai 2.839 kilometer (1.764 mi).[17]

Komunitas

[sunting | sunting sumber]

Komunitas penggemar dan penumpang bus ALS dikenal karena sering memopulerkan jargon yang berbunyi, "Naik sebagai penumpang, turun sebagai saudara." Para penggemar dan penumpangnya meyakini bahwa trayek bus dan waktu tempuh yang sangat jauh dan lama membuat kru harus membersamai penumpang setiap saat. Dari sinilah banyak para penumpang yang semakin akrab dengan penumpang lainnya dan juga para kru bus ALS, bahkan menjadi langganan dan kenal dekat seperti saudara sendiri.[18]

Budaya populer

[sunting | sunting sumber]

ALS sudah dikenal sebagai perusahaan bus besar oleh masyarakat Indonesia selama lebih dari 50 tahun.[19] Tak jarang ada orang-orang yang berkarya dengan mengambil tema bus ini, atau mengambil latar belakang dari bus ini. Bonardo Trio, trio musik pop Batak asal Tapanuli Utara pernah memopulerkan sebuah lagu dengan judul "Di Loket ni ALS" (terj. har.'Di Loket (Bus) ALS'). Tak hanya itu, penyanyi asal Mandailing Natal Maryati boru Lubis juga pernah membawakan lagu yang bertemakan bus ALS.[20]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Zulhendri (2025-05-12). Irsyad (ed.). "Sejarah Bus ALS Dibangun 7 Saudagar Bersaudara, PO dengan Trayek Terjauh di Indonesia". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 2025-10-17.
  2. ^ a b "Profil Bus ALS yang Kecelakaan di Padang Panjang". Tempo. 7 Mei 2025 | 10.56 WIB. Diakses tanggal 2025-10-17.
  3. ^ a b Lubis, Rahmat Kurnia (2025-02-02). "ALS, Bus Legendaris Sumatera: Penguasa Jalur Lintas Pulau Sejak 1966, Rute Terjauh Melebihi Jarak Tempuh Amsterdam ke Moskow". RENTAK.ID. Diakses tanggal 2025-10-17.
  4. ^ Kompas, Tim Harian (2019-10-05). "Laju Panjang Bisnis Bus AKAP". Kompas.id. Diakses tanggal 2025-10-24.
  5. ^ GridOto.com. "Terkenal di Era 90-an, Ini Kelebihan Sasis Mercedes-Benz OH1521 yang Dipakai Bus ALS - Gridoto". www.gridoto.com. Diakses tanggal 2025-10-17.
  6. ^ a b c Anshori, Luthfi. "Bus Baru PO ALS Meluncur dari Garasi Tentrem, Pakai Sasis Mercedes-Benz". detikoto. Diakses tanggal 2025-10-17.
  7. ^ Media, Kompas Cyber (2024-11-28). "PO ALS Rilis Bus Baru Buatan Karoseri Morodadi Prima". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-10-17.
  8. ^ Media, Kompas Cyber (2024-01-30). "PO ALS Luncurkan Bus Baru, Lebih Modern dan Gahar". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-10-17.
  9. ^ "PO ALS Manjakan Penumpang: Bus Baru Super Nyaman dengan Kursi Sultan!". SINDOnews Otomotif. Diakses tanggal 2025-10-17.
  10. ^ Pambudi, R. (2022-07-06). "3 PO Bus yang Dijuluki Raja Paket di Indonesia, Sering Bawa Barang Menumpuk di Atap". iNews. Diakses tanggal 2025-10-17.
  11. ^ Radityasani, Muhammad Fathan (2020-11-21). Maulana, Aditya (ed.). "Kenali Arti dari Nomor Pintu yang Ada di Bus PO ALS". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-12-28.
  12. ^ BeritaSatu.com. "Mengenal Sosok Chandra Lubis, Pemilik PO Bus ALS yang Bawa Perubahan". beritasatu.com. Diakses tanggal 2025-10-17.
  13. ^ Kurniawan, Farid (2025-02-11). "Daftar PO Bus Terkaya dari Sumatra, Punya Armada Premium". IDN Times. Diakses tanggal 2025-10-31.
  14. ^ "Bus ALS, Si Penjelajah Kawasan Sumatera, Jawa hingga Denpasar Riwayatmu Kini". Sindonews.com. 2019-12-10. Diakses tanggal 2020-10-08.
  15. ^ Kurnia, Ilham (2019-06-04). "ALS ; Bus Dengan Trayek Terjauh, Lintas Sumatera – Jawa". GoWest.ID. Diakses tanggal 2020-10-08.
  16. ^ disway.id. "Mau Coba Naik PO ALS? Cek Dulu Daftar Harga Tiketnya Nih". disway.id. Diakses tanggal 2025-10-17.
  17. ^ detikOto, Tim. "Bus dengan Trayek Terjauh di Indonesia, Jarak Tempuh Hampir 3.000 Km". detikbali. Diakses tanggal 2025-10-29.
  18. ^ detikcom, Tim. "Bus AKAP Rute Terjauh di Indonesia: Naik Tak Kenal, Turun Jadi Saudara". detikoto. Diakses tanggal 2025-10-17.
  19. ^ "Belum Banyak yang Tahu, Ini 5 PO Bus di Indonesia yang Berusia 50 Tahun!". kumparan. Diakses tanggal 2021-05-29.
  20. ^ Redaksi (2021-09-27). "Rayakan HUT ke-55 Tahun, ALS Gelar Doa Bersama dan Santunan Anak Yatim - Start News". Diakses tanggal 2025-10-17.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]