Lokomotif C26: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24: Baris 24:
|notes =
|notes =
}}
}}
'''Lokomotif''' '''C26''' adalah [[lokomotif uap]] buatan pabrik [[Henschel]], [[Jerman]] yang memiliki susunan gandar 0-6-0T dengan berat 21 ton. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar berupa kayu [[jati]] atau [[batu bara]].
'''Lokomotif''' '''C26''' merupakan [[lokomotif uap]] buatan pabrik [[Henschel]], [[Jerman]] yang memiliki susunan gandar 0-6-0T dengan berat 21 ton. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar berupa kayu [[jati]] atau [[batu bara]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:C2606.jpg|jmpl|kiri|Dari sudut yang sama pada tahun 2003]]
[[File:C2606.jpg|thumb|ki|Dari sudut yang sama pada tahun 2003]]
Pada tahun 1897 hingga 1900, [[Kediri Stoomtram Maatschappij]] (KSM) membangun jalan rel dengan panjang 121 km di [[Kota Kediri]] dan sekitarnya. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi di Kediri dan sekitarnya, KSM menambah sarana lokomotif dengan mendatangkan 10 lokomotif uap C26 dari pabrik [[Henschel]], [[Jerman]] pada tahun 1914–1926 yang digunakan untuk operasional kereta api pada lintas Kediri–Pare–Jombang (50 km).
Pada tahun 1897 hingga 1900, [[Kediri Stoomtram Maatschappij]] (KSM) membangun jalan rel dengan panjang 121 km di [[Kota Kediri]] dan sekitarnya. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi di Kediri dan sekitarnya, KSM menambah sarana lokomotif dengan mendatangkan 10 lokomotif uap C26 dari pabrik [[Henschel]], [[Jerman]] pada tahun 1914–1926 yang digunakan untuk operasional kereta api pada lintas Kediri–Pare–Jombang (50 km).


Lokomotif C26 dengan susunan roda 0-6-0T merupakan lokomotif yang memiliki silinder berdimensi 290&nbsp;mm x 430&nbsp;mm pada sisi luar dengan roda penggerak berdiameter 800&nbsp;mm. Lokomotif yang memiliki berat keseluruhan 21 ton ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25&nbsp;km/jam. Lokomotif C26 menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara. Posisi tangki berada di samping dan memiliki kapasitas air sebanyak 1,8 m<sup>3</sup>.
Lokomotif C26 dengan susunan roda 0-6-0T merupakan lokomotif yang memiliki silinder berdimensi 290&nbsp;mm x 430&nbsp;mm pada sisi luar dengan roda penggerak berdiameter 800&nbsp;mm. Lokomotif yang memiliki berat keseluruhan 21 ton ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25&nbsp;km/jam. Lokomotif C26 menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara. Posisi tangki berada di samping dan memiliki kapasitas air sebanyak 1,8 m<sup>3</sup>.


Karena KSM mengalami kesulitan keuangan maka empat lokomotif C26 dipindah ke [[Kota Madiun]] untuk melayani lintas [[Stasiun Madiun|Madiun]]–[[Stasiun Ponorogo|Ponorogo]]–[[Stasiun Slahung|Slahung]] (jalan rel milik [[Staatsspoorwegen]]) dan empat lokomotif C26 dipindah ke [[Pulau Madura|Madura]] untuk melayani lintas [[Stasiun Kamal|Kamal]]–[[Stasiun Bangkalan|Bangkalan]] (jalan rel milik [[Madoera Stoomtram Maatschappij]]).
Karena KSM mengalami kesulitan keuangan maka empat lokomotif C26 dipindah ke [[Kota Madiun]] untuk melayani lintas [[Stasiun Madiun|Madiun]]–[[Stasiun Ponorogo|Ponorogo]]–[[Stasiun Slahung|Slahung]] (jalan rel milik [[Staatsspoorwegen]]) dan empat lokomotif C26 dipindah ke [[Pulau Madura|Madura]] untuk melayani lintas [[Stasiun Kamal|Kamal]]–Bangkalan (jalan rel milik [[Madoera Stoomtram Maatschappij]]).


Di akhir masa dinas pada tahun 1979, dua lokomotif C26 (yaitu C2604 dan C2609) masih melayani rute Kediri–Pare. Dari sepuluh lokomotif C26, saat ini masih tersisa satu lokomotif C26, yaitu C2606 (mulai operasional tahun 1921) yang dijadikan monumen di dekat [[Stasiun Madiun]].<ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/784779/madiun-kini-punya-taman-monumen-lokomotif-c2606|title=Madiun kini punya Taman Monumen Lokomotif C2606|last=antaranews.com|date=2019-01-08|website=Antara News|access-date=2020-01-03}}</ref>
Di akhir masa dinas pada tahun 1979, dua lokomotif C26 (yaitu C2604 dan C2609) masih melayani rute Kediri–Pare. Dari sepuluh lokomotif C26, saat ini masih tersisa satu lokomotif C26, yaitu C2606 (mulai operasional tahun 1921) yang dijadikan monumen di dekat [[Stasiun Madiun]].<ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/784779/madiun-kini-punya-taman-monumen-lokomotif-c2606|title=Madiun kini punya Taman Monumen Lokomotif C2606|last=antaranews.com|date=2019-01-08|website=Antara News|access-date=2020-01-03}}</ref>
Baris 42: Baris 42:
{{lokomotif-stub}}
{{lokomotif-stub}}


[[Kategori:Lokomotif uap di Indonesia|C26]]
[[Kategori:Lokomotif]]
[[Kategori:Transportasi rel di Indonesia]]

Revisi per 18 Januari 2020 04.34

Lokomotif C26
Lokomotif C26
Lokomotif C2606 dijadikan monumen di sekitar JPL 138, barat Stasiun Madiun
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenHenschel, Jerman
Nomor seriC26
Tanggal dibuat1914-1926
Jumlah dibuat10 unit
Spesifikasi roda
Notasi Whyte0-6-0T
Susunan roda AARC
Klasifikasi UICC
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda800 mm
Panjang?? mm
Berat
Berat kosong21 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarKayu jati dan batu bara
Sistem mesin
Ukuran silinder290 mm × 430 mm
Kinerja
Kecepatan maksimum25 km/jam
Lain-lain

Lokomotif C26 merupakan lokomotif uap buatan pabrik Henschel, Jerman yang memiliki susunan gandar 0-6-0T dengan berat 21 ton. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar berupa kayu jati atau batu bara.

Sejarah

Dari sudut yang sama pada tahun 2003

Pada tahun 1897 hingga 1900, Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM) membangun jalan rel dengan panjang 121 km di Kota Kediri dan sekitarnya. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi di Kediri dan sekitarnya, KSM menambah sarana lokomotif dengan mendatangkan 10 lokomotif uap C26 dari pabrik Henschel, Jerman pada tahun 1914–1926 yang digunakan untuk operasional kereta api pada lintas Kediri–Pare–Jombang (50 km).

Lokomotif C26 dengan susunan roda 0-6-0T merupakan lokomotif yang memiliki silinder berdimensi 290 mm x 430 mm pada sisi luar dengan roda penggerak berdiameter 800 mm. Lokomotif yang memiliki berat keseluruhan 21 ton ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25 km/jam. Lokomotif C26 menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara. Posisi tangki berada di samping dan memiliki kapasitas air sebanyak 1,8 m3.

Karena KSM mengalami kesulitan keuangan maka empat lokomotif C26 dipindah ke Kota Madiun untuk melayani lintas MadiunPonorogoSlahung (jalan rel milik Staatsspoorwegen) dan empat lokomotif C26 dipindah ke Madura untuk melayani lintas Kamal–Bangkalan (jalan rel milik Madoera Stoomtram Maatschappij).

Di akhir masa dinas pada tahun 1979, dua lokomotif C26 (yaitu C2604 dan C2609) masih melayani rute Kediri–Pare. Dari sepuluh lokomotif C26, saat ini masih tersisa satu lokomotif C26, yaitu C2606 (mulai operasional tahun 1921) yang dijadikan monumen di dekat Stasiun Madiun.[1]

Referensi

  1. ^ antaranews.com (2019-01-08). "Madiun kini punya Taman Monumen Lokomotif C2606". Antara News. Diakses tanggal 2020-01-03.