Salya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
TXiKiBoT (bicara | kontrib)
k bot Menambah: te:శల్యుడు
Baris 45: Baris 45:
[[en:Shalya]]
[[en:Shalya]]
[[jv:Salya]]
[[jv:Salya]]
[[te:శల్యుడు]]

Revisi per 30 Mei 2008 00.00

Salya
शल्य
Prabu Salya dalam pewayangan Jawa
Prabu Salya dalam pewayangan Jawa
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaSalya
Ejaan Dewanagariशल्य
Nama lainNarasoma
AsalKerajaan Madra
SenjataPanah

Salya (Sansekerta: शल्य; Shalya) merupakan kakak Madri, yaitu ibu Nakula dan Sadewa, dalam wiracarita Mahabharata. Salya pemimpin Madra-desa atau Kerajaan Madra. Ia merupakan paman Nakula dan Sadewa dari keluarga ibunya dan dicintai serta disayangi oleh para Pandawa. Salya merupakan pemanah mahir serta ksatria yang sangat tangguh. Dalam pertempuran akbar di Kurukshetra, ia memihak Korawa. Ia terbunuh pada hari kedelapan belas oleh Yudistira, salah satu keponakannya.

Salya dalam Mahabharata

Salya merupakan raja di Kerajaan Madra atau Madra-desa, yaitu salah satu kerajaan India Kuno yang terletak di sebelah barat Asia Selatan. Ia merupakan ksatria yang sangat tangguh pada zamannya. Ia sangat disegani oleh keponakannya, yaitu Pandawa.

Sebenarnya, Salya memihak Pandawa saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Salya mengirimkan pasukannya dengan jumlah besar menuju markas Pandawa. Dalam perjalanan, ia dijamu oleh Duryodana yang ia kira adalah Yudistira. Hal itu sebenarnya merupakan siasat Duryodana agar mau membantu Korawa dalam pertempuran nantinya. Karena merasa berhutang budi, Salya pun mau memihak Korawa. Kemudian Salya bertemu dengan Yudistira dan meminta ma'af atas kekeliruannya.

Dengan segan, Salya terjun ke medan laga Kurukshetra di pihak Korawa. Salya berperan sebagai kusir kereta Karna dalam peperangan tersebut. Saat Karna terbunuh pada hari ketujuh belas, Salya diangkat menjadi pemimpin pasukan Korawa. Namun ia memegang jabatan tersebut hanya setengah hari, sebab ia berhasil dibunuh oleh Yudistira dengan menggunakan senjata tombak.

Salya dalam pewayangan Jawa

Prabu Salya ketika mudanya bernama Narasoma, adalah putera Prabu Mandrapati, raja Negara Mandaraka dari permaisuri Dewi Tejawati. Prabu Salya adalah saudara kandung bernama Dewi Madrim yang kemudian menjadi isteri kedua Prabu Pandu, raja negara Astina.

Prabu Salya menikah dengan Dewi Pujawati alias Dewi Setyawati. Putri tunggal Bagawan Bagaspati, brahmana-raksasa di pertapan Argabelah, dengan Dewi Darmastuti, seorang hapsari atau bidadari. Dari perkawinan tersebut, ia dikaruniai lima orang putra, yaitu: Dewi Erawati, Dewi Surtikanti, Dewi Banowati, Arya Burisrawa dan Bambang Rukmarata.

Prabu Salya mempunyai sifat tinggi hati, sombong, congkak, banyak bicara, cerdik dan pandai. Ia sangat sakti, lebih-lebih setelah mendapat warisan Aji Candrabirawa dari mendiang mertuanya, Bagawan Bagaspati yang mati dibunuh olehnya.

Prabu Salya naik tahta kerajaan Mandaraka menggantikan ayahnya, Prabu Mandrapati yang meninggal bunuh diri.

Pada perang Bharatayuddha, Salya memihak Korawa dan menjadi pemimpin pasukan setelah Karna. Akhir riwayatnya diceritakan, Prabu Salya gugur di medan pertempuran Bharatayudha oleh Prabu Yudhistira alias Prabu Puntadewa dengan pusaka Jamus Kalimasada.

Lihat pula