Lompat ke isi

Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Surat 2 Korintus)
2 Korintus 11:33–12:9 pada Papirus 46 (fol. 142 recto; catahun 200 M)[1]
Kuil Dewa Apollo di Korintus

Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus[a] adalah surat Paulus dari Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[4] Adalah lanjutan dari surat pertama yang juga ditujukan untuk jemaat di kota Korintus, Yunani. Surat ini langsung ditulis oleh rasul Paulus.[5] Melalui surat ini Paulus ingin menerangkan mengapa ia melakukan perubahan rencana perjalanan ke Korintus.[5] Ia juga menyampaikan pujiannya kepada jemaat Korintus karena telah menaati pesan yang disampaikannya pada suratnya yang pertama.[5] Titus adalah orang yang ditunjuk Paulus untuk mengantarkan surat ini, dengan harapan agar surat yang kedua juga disambut dengan baik oleh jemaat di Korintus.[5]

Ayat-ayat terkenal

[sunting | sunting sumber]
  • 2 Korintus 3:17: Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
  • 2 Korintus 4:6: Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang tampak pada wajah Kristus.

Konteks Surat

[sunting | sunting sumber]

Surat ini berusaha menjawab permasalahan yang terjadi di Korintus.[6] Ketika itu terjadi pertikaian antara Paulus dan golongan orang yang memfitnahnya.[6] Mereka adalah rasul-rasul palsu yang memberitakan Yesus yang lain.[7] Akan tetapi, lawannya justru mengklaim Paulus sebagai rasul palsu sehingga kewenangannya sebagai rasul patut diragukan.[6] Tindakan Paulus meninggalkan mereka dengan terburu-buru akhirnya menjadi hal yang disesalinya dikemudian hari, karena tindakannya itu seolah-olah membuktikan kebenaran tuduhan yang dikenakan kepadanya.[6] Akhirnya orang-orang Kristen di Korintus ditinggalkan dalam keadaan yang kacau, di tengah-tengah pertikaian yang belum usai.[6]

Tempat Penulisan

[sunting | sunting sumber]

Surat ini dikirim setelah Paulus bertemu dengan Titus di Makedonia.[4] Titus kemudian diutus kembali ke Korintus untuk mengantarkan surat dari Paulus bagi jemaat di Korintus.[7]

Waktu Penulisan

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan waktu pertemuan dengan Titus, besar kemungkinan surat ini ditulis di Makedonia pada akhir tahun 56 M.[8] Robinson meyakini penulisannya pada awal tahun 56 M.[9] Pendapat lain memberi perkiraan tahun 53,[10] atau tahun 53-56.[11]

Maksud Penulisan

[sunting | sunting sumber]

Maksud penulisan surat ini terkait erat dengan pertikaian yang pernah terjadi sebelumnya.[7] Berdasarkan hal itu ia ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan.[7] Surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7).[5] Dalam surat ini Paulus juga menasehati mereka memenuhi janjinya untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem.[5] Surat ini juga menceritakan kesedihan Paulus karena tidak bisa datang ke Korintus untuk mengunjungi mereka, dengan ini Paulus berharap kalau mereka tahu kesedihan Paulus karena sangat mengasihi mereka.[8]

Struktur dan Isi

[sunting | sunting sumber]

Struktur dan isi Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus, dapat dijabarkan sebagai berikut:[12]

  • Pembukaan Surat (1:1-11).
    • Salam (ay. 1, 2).
    • Ungkapan syukur (ay. 3-11).
  • Paulus membela diri di hadapan jemaat Korintus ( 1:12-7:16).
    • Pertanyaan mengenai perjalanan Paulus ke Korintus (1:12-2:13).
    • Paulus mempertahankan kerasulan (2:14-7:4).
      • Kesetiaan Rasul (2:14-3:6).
      • Keunggulan Rasul dalam Perjanjian Baru (3:7-4:6).
      • Kelemahan dan penderitaan Rasul (4:7-5:10).
        • Pengalamannya pada masa lalu dan masa sekarang (4:7-12).
        • Harapannya (4:13-5:10).
      • Rasul sebagai duta besar dan pelayan Allah (5:11-6:10).
      • Kesimpulan ganda (6:11-7:4).
    • Perjalanan Paulus berikutnya (7:5-16).
  • Pengumpulan uang untuk Gereja Yerusalem (8:1-9:15).
    • Rekomendasi untuk pengumpulan uang dan utusan-utusan (pasal 8).
    • Rekomendasi kedua (pasal 9).
  • Pertentangan pendapat dan pertahanan (10:1-13:10).
    • Paulus mempertahankan diri an pekerjaannya melawan tuduhan pribadi (pasal 10).
    • Sanjungan diri Paulus (11:1-12:18).
    • Pemberitahuan akhir (12:19-13:10).
  • Penutup Surat (13:11-13).

Tema-tema Teologis

[sunting | sunting sumber]

Penghiburan di Tengah Penderitaan

[sunting | sunting sumber]

Surat ini diawali dengan ucapan syukur kepada Allah karena telah membebaskan Paulus dari kesedihan dan penderitaan.[13] Penderitaan yang Paulus alami dalam pelayanannya sangatlah berat, sehingga ia merasa seperti dijatuhi hukuman mati.[13] Paulus memuji Allah karena penghiburan yang diberikan oleh-Nya di tengah penderitaan.[13] Penghiburan yang ia rasakan akhirnya menguatkannya dalam melakukan pelayanan, karena itulah ia pun akhirnya harus membagi penghiburan tersebut ke orang lain agar merekapun dapat merasakan penghiburan dari Allah.[13]

Hidup di Tengah Kesedihan

[sunting | sunting sumber]

Perubahan rencana Paulus untuk mengunjungi jemaat Korintus menimbulkan banyak tanggapan negatif dari lawan-lawannya di Korintus.[13] Perubahan rencana tersebut memojokkan Paulus, Paulus dituduh sebagai orang yang memiliki ketidakmampuan dan ketidakpedulian terhadap pelayanan di jemaat Korintus.[13] Di satu sisi memang benar kalau Paulus mengadakan perubahan rencana mengenai perjalanannya ke Korintus, tetapi di sisi lain tuduhan yang dikenakan padanya tidaklah benar.[13] Itulah sebabnya ia menulis surat kepada mereka dan menceritakan kesedihan yang ia rasakan supaya ketika ia datang lagi mereka akan bersukacita (2:3).[13] Surat ini justru ingin mengungkapkan bahwa Paulus mengasihi mereka.[13]

Hidup di Tengah Ancaman Kematian

[sunting | sunting sumber]

Bagian ini pun ingin menceritakan tentang penderitaan yang Paulus hadapi dalam melakukan pelayanan.[13] Penderitaan yang ia alami, membuat hidupnya seperti terancam dengan kematian.[13] Inilah hal yang membuat ia berserah penuh pada Allah sehingga ia dimampukan.[13]

Membantu yang Miskin sebagai Wujud Kasih Allah

[sunting | sunting sumber]

Sukacita yang ia alami tidak membuatnya lupa dengan keadaan jemaat lain yang sedang mengalami kesulitan.[13] Ia meminta agar jemaat Korintus mengumpulkan uang untuk membantu saudara-saudara seiman yang miskin di Yerusalem.[13] Pemberian persembahan ini merupakan wujud dari pembaharuan yang telah dilakukan Allah kepada mereka.[13] Tujuan lainnya adalah agar tercipta keseimbangan di antara umat Allah.[13]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. Buku ini kadang-kadang disebut Surat Kedua Paulus kepada Jemaat di Korintus, atau hanya 2 Korintus.[2] Umumnya disingkat menjadi "2 Kor."[3]
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus
Didahului oleh:
Surat 1 Korintus
Perjanjian Baru
Alkitab
Diteruskan oleh:
Surat Galatia

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Aland, Kurt; Aland, Barbara (1995). The Text of the New Testament: An Introduction to the Critical Editions and to the Theory and Practice of Modern Textual Criticism (dalam bahasa Inggris). Diterjemahkan oleh Rhodes, Erroll F. (Edisi 2nd). Grand Rapids, MI: Wm. B. Eerdmans Publishing Co. hlm. 159. ISBN 978-0-8028-4098-1. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal October 5, 2023.
  2. ESV Pew Bible. Wheaton, IL: Crossway. 2018. hlm. 964. ISBN 978-1-4335-6343-0. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal June 3, 2021.
  3. "Bible Book Abbreviations". Logos Bible Software. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal April 21, 2022. Diakses tanggal April 21, 2022.
  4. 1 2 John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.346-360.
  5. 1 2 3 4 5 6 J. Wesley Brill. 2003. Tafsiran Surat Korintus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Hlm 10-11.
  6. 1 2 3 4 5 John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 360-361.
  7. 1 2 3 4 Drs. M.E. Duyverman. 1990. "Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru". Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 110.
  8. 1 2 Bambang Subandrijo. 2010. "Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1". Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 35.
  9. John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
  10. A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.
  11. W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
  12. Ralph P. Martin. 1986. World Biblical commentary 2 Corintians. Texas: Word Books. viii.
  13. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Samuel Benyamin Hakh. 2010. Perjanjian Baru: Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 155-168.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]