Kabupaten Gayo Lues

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Gayo Lues)

Koordinat: 3°58′N 97°21′E / 3.967°N 97.350°E / 3.967; 97.350

Kabupaten Gayo Lues
Kawasan Blangjerango
Kawasan Blangjerango
Lambang resmi Kabupaten Gayo Lues
Motto: 
Musara
(Gayo) Bersatu
Peta
Peta
Kabupaten Gayo Lues di Sumatra
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues
Peta
Kabupaten Gayo Lues di Indonesia
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues (Indonesia)
Koordinat: 4°N 97°E / 4°N 97°E / 4; 97
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
Tanggal berdiri10 April 2002
Dasar hukumUU No. 4 Tahun 2002[1]
Ibu kotaBlangkejeren
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 11
  • Gampong: 145
Pemerintahan
 • BupatiAlhudri (Pj.)
 • Wakil BupatiLowong
Luas
 • Total5.719,58 km2 (2,208,34 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[2]
 • Total104.856
 • Kepadatan18/km2 (47/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 99,63% Islam
 • BahasaIndonesia, Aceh
 • IPMKenaikan 70,82 (2023)
 tinggi [3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
24653
Kode BPS
1113
Kode area telepon0642
Pelat kendaraanBL xxxx H**
Kode Kemendagri11.13
APBDRp 853.469.044.480,-[4]
PADRp 54.431.433.676,-
DAURp 433.649.541.000,- (2021)[5]
Situs webgayolueskab.go.id


Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu Kabupaten yang terletak di provinsi Aceh di Indonesia. Pemerintah daerah kabupaten dan ibu kotanya berada di kota Blangkejeren, Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Aceh Tenggara dari 57% wilayahnya di pada tahun 2002 untuk memebentuk kabupaten Gayo Lues. Pada akhir tahun 2023, jumlah penduduk Gayo Lues sebanyak 104.856 jiwa.[2][6]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Gayo Lues memiliki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13"–4°16'50,45" LU 96°43'15,65"–97°55'24,29" BT.

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:[7]

Utara Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Timur
Timur Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Langkat
Selatan Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Aceh Selatan
Barat Kabupaten Aceh Barat Daya

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Asal Usul Penamaan Gayo Lues[sunting | sunting sumber]

Gayo berasal dari bahasa aceh kuno yang di adopsi dari bahasa sanskerta yang arti nya Gunung dan Lues berarti Luas dalam bahasa setempat. Maka dapat di simpulkan Gayo Lues berarti gunung luas atau pegunungan yang luas yang terletak di gugusan bukit barisan.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Bupati[sunting | sunting sumber]

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Ket. Wakil Bupati
* Alhudri
(Penjabat)
24 Maret 2023 Petahana [8] Lowong

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Gayo Lues dalam dua periode terakhir.[9][10]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 2 Steady 2
Gerindra 1 Kenaikan 2
PDI-P 1 Steady 1
Golkar 6 Penurunan 5
NasDem 0 Kenaikan 2
PPP 1 Penurunan 0
Hanura 2 Penurunan 1
Demokrat 2 Kenaikan 3
Partai Aceh 2 Steady 2
PBB 1 Steady 1
PKPI 2 Penurunan 1
Jumlah Anggota 20 Steady 20
Jumlah Partai 10 Steady 10


Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Gayo Lues memiliki 11 kecamatan dan 136 kampung dengan kode pos 24653-24656 (dari total 243 kecamatan dan 5827 kampung di seluruh Aceh). Per tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 79.592 (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 39.468 pria dan 40.124 wanita (rasio 98,37). Dengan luas daerah 554.991 ha (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 14 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, Kabupaten Gayo Lues memiliki luas 5.719,58 km² dengan jumlah penduduk 95.370 jiwa.[11]

Kabupaten Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:

Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Pertanian[sunting | sunting sumber]

Beberapa komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:[butuh rujukan]

  • Cabe merah besar di kecamatan Blang Pegayon dan Puteri Betung
  • Serai Wangi, yang dikembangkan di sela-sela pepohonan pinus di hampir seluruh wilayah Gayo Lues
  • Nilam, yang banyak ditanam di daerah Terangun
  • Tembakau Virginia di Kecamatan Pantan Cuaca
  • Kakao di Kecamatan Puteri Betung
  • Kopi Gayo di Kecamatan Pantan Cuaca
  • Durian di Kecamatan Pining
  • jagung di kecamatan Blangkejeren

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

  • Pintu utama pendakian Gunung Leuser di Kedah, Penosan, Kecamatan Blang Jerango
  • Pemandian air panas di Kecamatan Puteri Betung
  • Air terjun Akang Siwah di Kecamatan Blang Pegayon
  • Wisata Ekosistem Leuser di Kecamatan Puteri Betung
  • Genting di Kecamatan Pining
  • Air terjun Rerebe di Kecamatan Tripe Jaya
  • Kampung Inggris di Agusen

Seni budaya[sunting | sunting sumber]

Pertambangan[sunting | sunting sumber]

  • Timah di Kecamatan Pining
  • Emas di Kecamatan Putri Betung dan Kecamatan Pantan Cuaca
  • Tambang pasir keramik di Kecamatan Rikit Gaib

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus melalui Medan, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.[butuh rujukan]

Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh.[butuh rujukan]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 8 Desember 2021. 
  2. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 28 Januari 2024. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023". www.aceh.bps.go.id. Diakses tanggal 28 Januari 2024. 
  4. ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2021). hlm. 1. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-12-07. Diakses tanggal 8 Desember 2021. 
  6. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Gayo Lues". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 21 Januari 2021. 
  7. ^ Dhakidae, Daniel (Juli 2005). Profil Daerah Kabupaten dan Kota. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 35–39. ISBN 979-709-201-1. 
  8. ^ Masroni, Sara (24 Maret 2023). Amirullah, ed. "Profil Al Hudri, Pj Bupati Gayo Lue". aceh.tribunnews.com. Diakses tanggal 28 Januari 2024. 
  9. ^ Perolehan Kursi DPRK Gayo Lues 2014-2019
  10. ^ "Perolehan Kursi DPRK Gayo Lues 2019-2024". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-04. Diakses tanggal 2020-05-17. 
  11. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]