Transportasi di Jabodetabek

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Transportasi di Jabodetabek
Kereta MRT Jakarta, Bus Transjakarta, dan sejumlah kendaraan pribadi melewati perempatan dekat Pumpunan Moda CSW
Info
WilayahJabodetabek
JenisKRL Commuter Line, MRT Jakarta, LRT Jakarta, LRT Jabodebek Transjakarta, bus, angkot, taksi, ojek, bajaj, mobil, sepeda, pejalan kaki

Jabodetabek, adalah sebuah wilayah metropolitan yang memiliki populasi terpadat di Indonesia. Wilayah ini mencakup ibu kota negara, yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta, serta lima kota satelit dan tiga kabupaten di sekitarnya. Luas wilayah Jabodetabek mencapai 6,43768 km2 (2,48560 sq mi) dan menurut Sensus Penduduk Indonesia 2020, jumlah penduduknya mencapai 31,24 juta orang. Dengan demikian Jabodetabek merupakan kawasan perkotaan terpadat kedua di dunia setelah Tokyo sehingga menjadi salah satu isu krusial di Jabodetabek.[1] Jakarta sendiri dianugerahi Sustainable Transport Award (STA) 2021 untuk sistem transportasi umum terpadu.[2]

Pemerintah pusat dan Jakarta sendiri memprioritaskan pembangunan jaringan jalan yang sebagian besar dirancang untuk mengakomodasi kendaraan pribadi.[3]

Fitur penting dari sistem jalan Jakarta saat ini adalah jaringan jalan tol. Terdiri dari Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, dan Jalan Tol Layang Dalam Kota Jakarta serta lima jalan tol yang memancar keluar Jakarta, jaringan ini menyediakan koneksi dalam dan luar kota. Kebijakan 'ganjil-genap' membatasi penggunaan jalan raya hanya untuk mobil dengan pelat nomor ganjil atau genap pada hari tertentu sebagai tindakan transisi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas hingga diberlakukannya sistem jalan berbayar atau electronic road pricing.

Ada banyak terminal bus di Jakarta, dari mana bus beroperasi di banyak rute untuk menghubungkan lingkungan di dalam batas kota, ke wilayah lain di Jabodetabek dan ke berbagai kota di Pulau Jawa. Terminal bus terbesar adalah Terminal Pulo Gebang, yang bisa dibilang terbesar di Asia Tenggara.[4] Terminal utama untuk layanan KA antarkota adalah Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen. Stasiun Halim juga merupakan stasiun kereta cepat satu-satunya di Indonesia setelah diluncurkan pada bulan September 2023 diikuti dengan uji coba operasional kereta cepat Whoosh

A street at CSW-ASEAN TOD

Per September 2022, cakupan layanan angkutan umum Jakarta sudah mencapai 86 persen, yang ditargetkan meningkat menjadi 95 persen. Rapid transit di Jabodetabek terdiri dari TransJakarta BRT, LRT Jakarta, MRT Jakarta, KRL Commuterline, dan Lin Soekarno-Hatta. Sistem transit lain LRT Jabodebek diharapkan akan beroperasi pada Juli 2023.[5] Pemprov DKI tengah membangun pembangunan berorientasi transit seperti Dukuh Atas dan CSW-ASEAN di beberapa kawasan di Jakarta untuk memfasilitasi komuter untuk berpindah antar moda transportasi umum yang berbeda.

Sistem bus swasta seperti Kopaja, Metromini, Mayasari Bakti dan PPD juga menyediakan layanan penting bagi komuter Jakarta dengan banyak rute di seluruh kota. Becak dilarang masuk kota karena menyebabkan kemacetan lalu lintas. Bajaj Becak bermotor menyediakan transportasi lokal di jalan beberapa bagian kota. angkot mikrolet juga berperan besar dalam transportasi darat di Jakarta. Taksi dan ojek juga tersedia di kota. Per Januari 2023, sekitar 2,6 juta orang menggunakan transportasi umum setiap hari di Jakarta.[6]

Pemerintah kota telah melakukan proyek untuk membangun jalur [[sepeda] sepanjang sekitar 500 kilometer. Per Juni 2021, Jakarta sudah memiliki jalur sepeda sepanjang 63 kilometer, dan akan ditambah 101 kilometer lagi pada akhir tahun 2021.[7][8]

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta di Kota Tangerang, Banten adalah bandara utama yang melayani wilayah Jabodetabek, sedangkan Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur mengakomodasi maskapai swasta di penerbangan domestik. Bandara lain di Jabodetabek termasuk Pangkalan Udara Pondok Cabe di Kota Tangerang Selatan, Banten dan lapangan terbang di Pulau Panjang, bagian dari Kepulauan Seribu.

Pelabuhan tersibuk di Indonesia dan pelabuhan utama Jakarta Tanjung Priok melayani banyak koneksi feri ke berbagai wilayah Indonesia. Pelabuhan lama Sunda Kelapa hanya menampung pinisi, sebuah kapal layar kayu tradisional bertiang dua yang melayani layanan angkutan antar pulau di Nusantara. Muara Angke digunakan sebagai pelabuhan umum ke Kepulauan Seribu, sedangkan Marina Ancol digunakan sebagai pelabuhan wisata.[9]

Rel ringan dan kereta bawah tanah[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengelola kedua layanan tersebut. Layanan tersebut adalah MRT Jakarta yang sebagai layanan kereta bawah tanah pertama di Indonesia menggunakan jalur layang dan bawah tengah yang membentang dari Kota Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Sedangkan Pemprov DKI Jakarta juga mengelola LRT Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo masih beroperasi di Jakarta Utara dan Timur. Selain itu, PT Kereta Api Indonesia mengoperasikan LRT Jabodebek, menghubungkan Jakarta dengan Kota Depok dan Kota Bekasi. LRT Jabodebek merupakan sistem jaringan rel ringan kedua yang dikelola oleh PT KAI setelah LRT Palembang di Kota Palembang, Sumatra Selatan. Sistem rel ringan dan kereta bawah tanah telah terintegrasi dengan sistem Jak Lingko, namun hal masih tertinggal di sistem rel perkotaan seperti perluasan ke wilayah Jabodetabek lainnya yang didominasi oleh jaringan kereta api komuter.

MRT Jakarta[sunting | sunting sumber]

LRT Jakarta[sunting | sunting sumber]

LRT Jabodebek[sunting | sunting sumber]

Rel berat[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Joe Cochrane (4 August 2013). "Hours to Go, Just to Get to Work: Indonesians Cope With Infuriating Traffic and Inefficient Public Transit". The New York Times. Diakses tanggal 5 August 2013. 
  2. ^ "Jakarta wins global 2021 Sustainable Transport Award for integrated public transportation". The Jakarta Post. Diakses tanggal 31 October 2020. 
  3. ^ "Masalah Transportasi dan Kondisi Mendatang di Tokyo, Jakarta, Manila dan Hiroshima" (PDF). Diakses tanggal 11 Mei 2010. 
  4. ^ "Pulo Gebang, Terminal Terbesar se-ASEAN Diresmikan 28 Desember". Liputan6. Diakses tanggal 12 Juni 2017. 
  5. ^ "LRT Jabodebek Uji Coba di 3 Lintas, Siap Beroperasi Juli 2023". Bisnis.com. 17 Januari 2023. Diakses tanggal 19 Januari 2023. 
  6. ^ add-more-bus-to-reduce-congestion "Heru Budi Minta Transjakarta Tambah Bus Untuk Kurangi Kemacetan" Periksa nilai |url= (bantuan). Tempo. Diakses tanggal 1 Februari 2023. 
  7. ^ /2021/06/04/get-ready-for-a-bike-revolution.html "Bersiaplah untuk revolusi sepeda" Periksa nilai |url= (bantuan). The Jakarta Post. Diakses tanggal 5 Juni 2021. 
  8. ^ "Anies Baswedan Usulkan Insentif Pekerja Berkendara Bike to Work". Tempo. Diakses tanggal 5 Juni 2021. 
  9. ^ "Pelabuhan Muara Angke Siap Ditambang". Diakses tanggal 13 Agustus 2020. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]