Kedai kopi
Warung kopi, Kafe, atau Kedai kopi (umumnya disingkat Warkop) adalah tempat usaha yang utamanya menyajikan kopi (dari berbagai jenis, misalnya espresso, latte, cappuccino). Beberapa warung kopi mungkin menyajikan minuman dingin seperti es kopi dan es teh. Warung kopi juga dapat menyajikan makanan seperti camilan ringan, sandwich, muffin, buah, atau kue kering. Warung kopi berangkat dari bisnis kecil yang dioperasikan oleh pemilik hingga perusahaan multinasional besar. Beberapa jaringan warung kopi beroperasi dengan model bisnis waralaba, dengan banyak cabang di berbagai negara di seluruh dunia.
Dari suatu pengamatan budaya, warung kopi dapat dilihat sebagai pusat interaksi sosial; warung kopi memberi kesempatan kepada anggota-anggota sosial untuk berkumpul, berbicara, menulis, membaca, menghibur satu sama lain, atau menghabiskan waktu, baik secara individu atau dalam kelompok kecil. Hal ini dapat ditemukan pada masyarakat Minangkabau yang warung kopinya disebut dengan lapau. Di Jawa, khususnya wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur, warung kopi juga dapat ditemukan dalam bentuk angkringan atau pedagang keliling yang menggunakan gerobak, sepeda, maupun motor. Orang-orang dari semua kalangan tanpa memandang latar belakang suku, ras, keluarga, maupun agama dapat berkumpul dan berinteraksi dalam satu tempat.
Di Amerika Serikat, kata Prancis untuk warung kopi adalah kafe berarti sebuah restoran tidak resmi, yang juga menyediakan beberapa hidangan panas dan dingin. Di benua Eropa dan Jepang, kafe menyajikan minuman beralkohol.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Warung kopi angkringan di Indonesia
-
Warung kopi kaki lima
-
Warung kopi Mbok Ginem
-
Pembuatan kopi susu di warung kopi
-
Kedai kopi kekinian di Banyuwangi
-
Suasana Warkop & Angkringan Bang Bani
-
Kedai kopi di Sabah, Malaysia
-
Bapak sedang membuat kopi khas
Referensi
[sunting | sunting sumber]
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Marie-France Boyer; photographs by Eric Morin (1994) The French Café. London: Thames & Hudson
- Brian Cowan (2005), The Social Life of Coffee: The Emergence of the British Coffeehouse, Yale University Press
- Markman Ellis (2004), The Coffee House: a cultural history, Weidenfeld & Nicolson
- Robert Hume "Percolating Society", Irish Examiner, 27 April 2017 p. 13
- Ray Oldenburg, The Great Good Place: Cafes, Coffee Shops, Community Centers, General Stores, Bars, Hangouts, and How They Get You through the Day. New York: Parragon Books, 1989. ISBN 1-56924-681-5
- Tom Standage (2006) A History of the World in Six Glasses, Walker & Company, ISBN 0-8027-1447-1
- Ahmet Yaşar, "The Coffeehouses in Early Modern Istanbul: Public Space, Sociability and Surveillance", MA Thesis, Boğaziçi Üniversitesi, 2003. Library.boun.edu.tr
- Ahmet Yaşar, "Osmanlı Şehir Mekânları: Kahvehane Literatürü / Ottoman Urban Spaces: An Evaluation of Literature on Coffeehouses", TALİD Türkiye Araştırmaları Literatür Dergisi, 6, 2005, 237–256. Talid.org
- Antony Wild, Coffee, A Dark History, W. W. Norton & Company, New York ISBN 9780393060713; Fourth Estate, London, 2004 ISBN 1841156493.
- Nautiyal, J. j. (2016). AESTHETIC AND AFFECTIVE EXPERIENCES IN COFFEE SHOPS: A DEWEYAN ENGAGEMENT WITH ORDINARY AFFECTS IN ORDINARY SPACES. Education & Culture, 32(2), 99–118.
- Withington, Phil. "Public and Private Pleasures." History Today (June 2020) 70#6 pp 16–18. covers London 1630 to 1800.
- Withington, Phil. "Where was the coffee in early modern England?." Journal of Modern History 92.1 (2020): 40-75.