Media Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Yoga Widya 1994 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Yoga Widya 1994 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 53: Baris 53:
Awal tahun [[1993]], Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jalan Pilar Mas Raya Kav. A-D, [[Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat]]. Gedung ini membawahi seluruh divisi, yang meliputi redaksi, usaha, percetakan, pusat dokumentasi, perpustakaan, iklan, sirkulasi, distribusi, serta fasilitas penunjang karyawan. Gedung tersebut juga dijadikan kantor pusat [[Metro TV]] yang berdiri pada tanggal [[25 November]] [[2000]].
Awal tahun [[1993]], Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jalan Pilar Mas Raya Kav. A-D, [[Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat]]. Gedung ini membawahi seluruh divisi, yang meliputi redaksi, usaha, percetakan, pusat dokumentasi, perpustakaan, iklan, sirkulasi, distribusi, serta fasilitas penunjang karyawan. Gedung tersebut juga dijadikan kantor pusat [[Metro TV]] yang berdiri pada tanggal [[25 November]] [[2000]].


Pada Agustus 2004, [[ANTV]] bekerja sama dengan Media Indonesia untuk mengadakan Mega Reality Drama [[Penghuni Terakhir]], yang kerjasamanya sampai dengan tiga musim (hingga April 2006).
Pada Agustus 2004, [[ANTV]] bekerja sama dengan Media Indonesia untuk mengadakan Mega Reality Drama [[Penghuni Terakhir]]<ref>[http://www.kapanlagi.com/showbiz/televisi/mega-reality-drama-antv-penghuni-terakhir-1scdetj.html Mega Reality Drama ANTV 'Penghuni Terakhir' - Kapanlagi.com], kapanlagi.com</ref>, yang kerjasamanya sampai dengan tiga musim (hingga April 2006).


Sejarah panjang serta motto "Pembawa Suara Rakyat" yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi ''spirit'' pegangan sampai kapan pun. Pada tahun 2010, Media Indonesia mengganti mottonya menjadi "Jujur Bersuara".
Sejarah panjang serta motto "Pembawa Suara Rakyat" yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi ''spirit'' pegangan sampai kapan pun. Pada tahun 2010, Media Indonesia mengganti mottonya menjadi "Jujur Bersuara".

Revisi per 17 November 2019 06.50

Media Indonesia
Pembawa Suara Rakyat
Lugas, Tegas, dan Tepercaya
Jujur Bersuara
TipeSurat kabar harian
PemilikYayasan Warta Indonesia (1970-1987)
Media Group (1987-saat ini)
PendiriTeuku Yousli Syah
PenerbitYayasan Warta Indonesia (1970-1987)
PT. Citra Media Nusa Purnama (1987-saat ini)
BahasaIndonesia
PusatJalan Pilar Mas Raya Kav. A-D
Kedoya, Kebon Jeruk
Jakarta 11520[1]
Surat kabar saudariLampung Post
Situs webwww.mediaindonesia.com
Arsip daring gratisMediaIndonesia ePaper
Logo Media Indonesia (2010-2016)
Gedung Media Group di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jakarta.

Media Indonesia adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Jakarta. Tergabung ke dalam Media Group, sejumlah kalangan menganggap Media Indonesia sebagai surat kabar umum terbesar ketiga di Indonesia. Media Indonesia membawahi stasiun televisi Metro TV pada tahun 2000-saat ini.

Sejarah

Media Indonesia pertama kali diterbitkan pada tanggal 19 Januari 1970. Sebagai surat kabar umum pada masa itu, Media Indonesia awalnya diterbitkan sebanyak empat halaman dengan tiras yang sangat terbatas. Kantor pertama Media Indonesia di Jl. Letnan Jenderal M.T. Haryono, Jakarta, menjadi awal sejarah panjang Media Indonesia. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia.

Pada tahun 1976, surat kabar ini kemudian berkembang menjadi delapan halaman. Sementara itu, perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Karena perubahan ini penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tetapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha.

Dengan kesadaran untuk terus maju, pada tahun 1987, Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia bergandeng tangan dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas. Dengan kerjasama ini, dua kekuatan bersatu, kekuatan pengalaman bergandeng dengan kekuatan modal dan semangat. Maka pada tahun tersebut lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru di bawah PT. Citra Media Nusa Purnama. Surya Paloh menjadi direktur utama, sedangkan Teuku Yousli Syah menjadi Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, markas usaha dan redaksi dipindahkan ke Jl. Gondandia Lama No. 46 Jakarta.

Awal tahun 1993, Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jalan Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Gedung ini membawahi seluruh divisi, yang meliputi redaksi, usaha, percetakan, pusat dokumentasi, perpustakaan, iklan, sirkulasi, distribusi, serta fasilitas penunjang karyawan. Gedung tersebut juga dijadikan kantor pusat Metro TV yang berdiri pada tanggal 25 November 2000.

Pada Agustus 2004, ANTV bekerja sama dengan Media Indonesia untuk mengadakan Mega Reality Drama Penghuni Terakhir[2], yang kerjasamanya sampai dengan tiga musim (hingga April 2006).

Sejarah panjang serta motto "Pembawa Suara Rakyat" yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit pegangan sampai kapan pun. Pada tahun 2010, Media Indonesia mengganti mottonya menjadi "Jujur Bersuara".

Sejak Media Indonesia ditangani oleh tim manajemen baru di bawah payung PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang menjadi visi harian tersebut dalam industri pers nasional. Surya Paloh terjun pertama kali dalam industri pers tahun 1985 dengan menerbitkan harian Prioritas. Namun, Prioritas kurang bernasib baik, karena belum cukup lama menjadi koran alternatif bangsa dan SIUPP-nya dibatalkan Departemen Penerangan. Antara Prioritas dengan Media Indonesia memang ada "Benang Merah", yaitu dalam karakter kebangsaannya.

Surya Paloh sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap gigih berjuang mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan ini ditunjukkan dengan mengajukan kasus penutupan Prioritas ke pengadilan, bahkan menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No. 01/1984 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air.

Surat kabar ini menerbitkan acara sendiri yang diberi judul "Editorial Media Indonesia" yang ditayangkan di Metro TV. Awalnya, acara ini ditayangkan setelah "Metro Pagi", yaitu pada pukul 06:30. Tetapi, saat ini, jam tayang program tersebut dimajukan 30 menit dan menjadi salah satu variasi item dalam program "Selamat Pagi Indonesia" (dahulu bernama "Bincang Pagi") pada pukul 06:00.

Referensi

Pranala luar

Templat:Media Group