Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 April 2013 06.40 oleh Addbot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q1287003)
Sebuah pohon ara di Australia

Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah adalah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Perumpamaan pohon ara tercantum di Lukas 13:6-9.

Yang dimaksudkan sebagai "pohon ara" dalam teks ini adalah tin (Ficus carica), sejenis ara yang berasal dari wilayah Laut Tengah dan buahnya dapat dimakan.

Pohon ara yang tidak berbuah

Lihat pula

Refleksi

Hampir semua orang punya pengalaman tanam menanam sebuah pohon, Anda tentunya tahu bahwa untuk membuat pohon itu berbuah lebat tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibilang sulit-sulit banget tidak, tapi gampang juga tidak.

Ada sebuah perumpamaan Yesus yang sesungguhnya sangat menarik untuk dicermati oleh semua orang Kristen (pengikut Kristus). Pasalnya ? Secara khusus Yesus berbicara "buah" pertobatan atau sejauh mana kita menghidupi rahmat permandian / baptis atau Sakramen Baptis dalam Gereja Katolik ?

Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati ada umat-Nya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan ada jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi kita untuk berubah. (ay 9)

Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak berguna itu pada akhirnya akan ditebang. Pohon "ara" itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun meminta kesempatan sekali lagi.

“Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah.” (bdk. ay 8b) Disini Sang “Pengurus kebun” akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah dan tidak harus ditebang dan berakhir di bara api. Hidup kita yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga kita membutuhkan uluran tangan Yesus untuk “mencangkul tanah dan memberi pupuk” agar bisa selamat. Disinilah pentingnya Roh Kudus yang diminta Yesus kepada Bapa-Nya bagi Gereja-Nya. (bdk. Yoh 14:16)

Tuhan Yesus telah datang untuk menyelamatkan kita. Dalam prosesnya, terkadang ada bagian-bagian yang tidak efektif dari diri kita, maka kita harus dicangkul atau dipotong dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses itu terkadang bisa membuat kita menderita. Tapi itu sungguh diperlukan agar kita selamat dari tebangan dan dilempar kedalam api. Yesus pun berseru: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh 15:4)

Agar kita bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, kita harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalam kita, baik dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah berpusat kepada Terang Kristus. Ketika ada proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sukacita, karena proses itu sungguh diperlukan untuk menjadikan kita pohon yang dapat berbuah lebat.

“Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.” (Mat 12:33) Sebatang pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan berbuah baik, begitu pula sebaliknya. Ada banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup kita yang harus dipotong agar kita berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, kebiasaan buruk, status, adat dan sebagainya, jika itu menghambat kita untuk berbuah, ijinkanlah Tukang Kebuh untuk memotongnya.

Untuk dapat memberi kesempatan Tukang Kebun bekerja "menggali dan memupuk" pohon iman kita, diperlukan adanya penyegaran roh dan jiwa kita lewat Firman Tuhan, dan rajin-rajin memupuk kedisplinan kita untuk terus taat dan berjalan dalam koridor-Nya. Hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur menghasilkan buah yang banyak.

Saudara-saudari yang sangat dikasihi Allah dan tentunya juga mengasihi Allah. Pemilik "kebun anggur" Kristus memberikan kepada kita kesempatan untuk bertobat. Tetapi KESEMPATAN ITU TERBATAS, Pengurus kebun anggur memintakan waktu hanya satu tahun kesempatan bagi pohon ara tersebut. Tuhan itu sabar, itu benar, seperti juga dikatakan dalam 2 Ptr 3:9, "... Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." Allah panjang sabar, tetapi apa yang disebut dengan panjang pasti mempunyai ujungnya. Oleh karena itu jangan salahkan Allah kalau suatu saat Allah menebang Anda.

Fasilitas telah diberikan, baik perorangan maupun komunitas atau lembaga Gereja, menyediakan diri dipakai oleh Roh Kudus dengan meneggunakan macam-macam cangkul dan aneka ragam pupuk sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi betapa sering kita mempermainkan kasih dan kesabaran Allah, kita menantang Allah : "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan." (Rm 2:4-5)

"Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagi kalian untuk beroleh selamat ..." (2Ptr 3:15) KESEMPATAN ITU TERAKHiR, pengurus kebun anggur berkata, "... mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Kesempatan ini merupakan kesempatan terakhir bagi si pohon ara untuk berbuah, jika tidak, maka pohon ara tersebut akan ditebang. "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Mat 3:10, Luk 3:9) Banyak orang tidak sadar bahwa kesempatan yang dia punya adalah kesempatan terakhir.

Apakah Allah sudah menemukan buah di dalam hidup rohani kita? Jangan salahkan Allah kalau pada waktunya tiba kita ditebang alias harus meninggalkan dunia ini, tetapi yang kita jumpai perintah Pemilik Kebun Kehidupan, "campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap." (Mat 25:30, bdk. Mat 25:46) Larena kita tidak mau bertobat. Kapankah Anda mau berubah? Kesempatan masih ada untuk bertobat. Allah sedang bersabar untuk menebang masing-masing dari kita. Allah akan membawa setiap dosa kita ke pengadilan Allah. Kapankah kita berhenti berdosa? Kristus telah rela menderita, mati utk dosa kita, maukah kita gunakan kesempatan ini ....? (Ad Maiorem Dei Gloriam)

Pranala luar