Yesus mengutuk pohon ara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ikon gaya Bizantin: Pengutukan pohon ara.

Yesus mengutuk pohon ara adalah suatu peristiwa mukjizat yang diperbuat oleh Yesus Kristus yang dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Peristiwa ini secara khusus dicatat dalam dua kitab Injil, yaitu pada Injil Matius pasal 21,[1] dan Injil Markus pasal 11.[2]

Tempat[sunting | sunting sumber]

Lokasi terjadinya peristiwa ini adalah di tengah jalan antara Betania dan Yerusalem.[3]

Catatan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Pada kedua Injil tersebut cerita ini terjadi setelah peristiwa Yesus dielu-elukan di Yerusalem. Injil Matius hanya mencatat secara singkat kejadian ini, sedangkan Injil Markus mengikuti mukjizat dan akibatnya pada hari berikutnya.

Perbandingan kisah dari dua Injil[sunting | sunting sumber]

Yesus mengutuk pohon ara
Matius 21:18–22 Markus 11:12–14, 20–26
18 ¶ Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. 12 ¶ Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.
19 Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" 13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.
19 ... Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.

20 Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: "Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?" 21:21 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."
20 Pagi-pagi (pada hari berikutnya) ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. 11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! 11:23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. 11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. 11:25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." 11:26 (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)

  * Semua kutipan Alkitab dari Terjemahan Baru.

Analisis[sunting | sunting sumber]

Eksegesis Kristen traditional melihat kisah ini sebagai penegasan Ketuhanan Yesus dengan demonstrasi kuasa-Nya atas alam. Pemikiran reformasi tradisional menyatakan peristiwa ini sebagai tanda dari Yesus tentang akhir perjanjian eksklusif antara Allah dan orang Yahudi. Menurut tafsiran ini, pohon ara melambangkan bangsa Yahudi yang dari luar tampak saleh dan indah (berdaun), tetapi tidak menghasilkan apapun bagi kemuliaan Allah (tidak berbuah). Penafsiran ini dikaitkan dengan perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah.[4]

F. F. Bruce menyatakan bahwa pohon-pohon ara menghasilkan 'taqsh' sebelum musimnya jika akan berbuah pada musim itu. Karena pohon yang satu ini tidak menghasilkan apapun, maka tandanya tahun itu tidak akan menghasilkan buah apapun.[5] Craig Keener menggunakan nas ini untuk memperkirakan tarikh dini bagi Injil Matius, karena hanya orang yang mengenal Bukit Zaitun dengan baik dapat mengetahui pohon ara di sana biasanya mengeluarkan daun pada sekitar waktu Paskah Yahudi.[6]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Matius 21:18–22
  2. ^ Markus 11:12–14, 20–26
  3. ^ Matius 21:18; Markus 11:12
  4. ^ Richard Whately, Lectures on Some of the Scripture Parables, John W. Parker and Son, 1859, p. 153.
  5. ^ Bruce, Frederick, 1992, "Are The New Testament Documents Reliable?", ISBN 0-8028-2219-3, p 73-74. (untuk sumber online, lihat F.F. Bruce, "The New Testament documents, are they reliable? Diarsipkan 2018-02-20 di Wayback Machine.", page 40/77, @ ncbible.info)
  6. ^ Keener, Craig, 1999, "A Commentary on the Gospel of Matthew", ISBN 0-8028-3821-9, p 504.

Pustaka[sunting | sunting sumber]