Durian: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
白布飘扬 (bicara | kontrib)
→‎Pranala luar: Durian dan Durio harus diagihkan.
Baris 21: Baris 21:
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah [[spesies]] tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari [[genus|marga]] ''[[Durio]]''.<ref name=GRIN>{{cite web | url = http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/genus.pl?4046 | title = GRIN Taxonomy for Plants - ''Durio'' | publisher = [[Departemen Agrikultur Amerika Serikat]]}}</ref> Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah ''Durio zibethinus''. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di [[Asia Tenggara]] di antaranya adalah [[lai]] (''D. kutejensis''), [[kerantungan]] (''D. oxleyanus''), [[durian kura-kura]] atau kekura (''D. graveolens''), serta [[lahung]] (''D. dulcis''). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada ''D. zibethinus''.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah [[spesies]] tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari [[genus|marga]] ''[[Durio]]''.<ref name=GRIN>{{cite web | url = http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/genus.pl?4046 | title = GRIN Taxonomy for Plants - ''Durio'' | publisher = [[Departemen Agrikultur Amerika Serikat]]}}</ref> Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah ''Durio zibethinus''. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di [[Asia Tenggara]] di antaranya adalah [[lai]] (''D. kutejensis''), [[kerantungan]] (''D. oxleyanus''), [[durian kura-kura]] atau kekura (''D. graveolens''), serta [[lahung]] (''D. dulcis''). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada ''D. zibethinus''.


== Nama-nama lokal ==
== Nama-nama lokal dan macam durian==
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di [[Kalimantan]], yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai ''duren'' ([[bahasa Jawa]], [[bahasa Betawi]]) dan ''kadu'' ([[bahasa Sunda]]). Di [[Sumatera]] dikenal sebagai ''durian'' dan ''duren'' (bahasa Gayo). Di [[Sulawesi]], orang [[Kota Manado|Manado]] menyebutnya ''duriang'', sementara orang [[Toraja]] ''duliang''. Di [[Pulau Seram]] bagian timur disebut ''rulen''.<ref name="pusri">[http://www.pusri.co.id/budidaya/buah/DURIAN.PDF Durian. Petunjuk Budidaya dari PT Pusri.]</ref>
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di [[Kalimantan]], yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai ''duren'' ([[bahasa Jawa]], [[bahasa Betawi]]) dan ''kadu'' ([[bahasa Sunda]]). Di [[Sumatera]] dikenal sebagai ''durian'' dan ''duren'' (bahasa Gayo). Di [[Sulawesi]], orang [[Kota Manado|Manado]] menyebutnya ''duriang'', sementara orang [[Toraja]] ''duliang''. Di [[Pulau Seram]] bagian timur disebut ''rulen''.<ref name="pusri">[http://www.pusri.co.id/budidaya/buah/DURIAN.PDF Durian. Petunjuk Budidaya dari PT Pusri.]</ref>

MACAM-MACAM DURIAN

1. DURIAN AJIMAH
Durian ini dikenal sebagai durian bung karno. Konon, karena jenis ini merupakan salah satu jenis durian yang digemari oleh Presiden Pertama RI tersebut. Durian ini dapat ditemukan di daerah Ciomas, Bogor. Bentuk buahnya bulat dengan duri yang besar dan jarang. Kulit buahnya tipis dan berwarna hijau keabuan. Daging buah tebal, berwarna kuning muda, kering, dan teksturnya agak berserat. Rasanya manis agak pahit karena mengandung alkohol. Ponggenya besar, tetapi bijinya kecil. Kebanyakan buahnya tumbuh sempurna. Meskipun berukuran kecil, tetapi jika dibelah berisi daging buah yang padat. Ukuran buahnya tergolong sedang, ratarata beratnya 1,5-3 kg/buah.

2. DURIAN BOKOR
Durian ini berasal dari Sukahaji, Majalengka, Jawa Barat. Durian in.; dilepas sebagai varietas unggul pada tahun 1993. Buahnya besar, berat per buahnya dapat mencapai 3,9 kg. Buahnya bulat panjang berwarna hijau kekuning-kuningan. Kulit buahnya berketebalan sedang, antara 3-5 mm. Durinya besar, berbentuk kerucut, serta tersusun jarang. Daging buahnya berketebalan sedang, berwarna kuning muda, bertekstur halus, dan tak be.rserat. Rasanya manis dan aromanya harum. Jumlah pongge per buah antara 15-20 dengan jumlah biji sempurna 10-20. Produktivitas tanaman cukup baik, dapat menghasilkan 150-200 buah/pohon/ tahun. Tahan penyakit busuk akar, tetapi agak peka hama penggerek buah.

3. DURIAN BUBUR
Durian ini berasal dari Semarang, tepatnya di daerah Brongkol. Bentuk buahnya bulat memanjang dengan duri runcing dan tersusun rapat. Kulit buah berwarna kuning kehijauan dan berjuring lima. Belimbingan juringnya agak jelas terlihat. Daging buah tebal, padat, dan pada tiap jurin g tampak penuh dengan pongge yang berjumlah 1-5. Teksturnya kesat dan kering, rasanya manis, dan aromanYa harum. Ukuran buahnya cukup besar, rata-rata berat per buah antara 4-5 kg, sedangkan bijinya kecil. Produktivitas tanaman yang dewasa cukup tinggi, per pohonnya dapat menghasilkan antara 300-400 buah/tahun.

4. DURIAN CHANEE
Durian ini berasal dari Thailand. Mampu berbuah pada umur 4-5 tahun dengan menggunakan bibit sambung pucuk atau okulasi. Produksinya banyak. Mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan, tetapi tidak tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh phytophthora sp. Buahnya berbentuk bulat panjang dengan duri besar yang tersusun jarang. Beratnya mencapai 4 kg dengan warna kulit hijau. Dagingnya tebal dengan warna kuning keemasan. Rasanya manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum sedang.

5. DURIAN HEPE
Namanya dikaitkan dengan keadaan bijinya yang kempes (hepe: Sunda). Durian ini antara lain dapat ditemukan di daerah Jonggol, Bogor. Buahnya berbentuk bulat telur clan berwarna hijau kecokelatan. Kulit buah agak tebal dengan duri runcing dan tersusun rapat. Keistimewaannya antara lain terdapat pada daging buahnya yang tebal dan rasan.ya yang manis pahit. Daging buahnya berwarna krem, agak berserat dan kering. Ukuran buahnya sedang, bobotnya antara 1-2 kg/buah. Produksi per pohonnya antara 300-400 buah/ tahun.
Spoiler for Durian Hepe:

6. DURIAN KAMUN
Merupakan varietas durian lain yang cukup populer di daerah Banjarnegara. Salah satu keistimewaan durian ini yaitu biji buahnya banyak yang kempes. Bentuk buahnya bulat lonjong dengan duri berbentuk kerucut clan tersusun agak rapat. Daging buahnya kering, berlemak, dan berwarna kuning tembaga. Rasanya manis agak legit dengan aroma harum yang tidak tajam. Berat rata-rata per buah antara 22,5 kg. Produktivitas cukup baik, per pohon dapat menghasilkan 300-400 buah/tahun.
Spoiler for Durian Kamun:

7. DURIAN KAN YAO
Durian asal Thailand ini berbentuk bulat dengan warna kulit hijau, berduri besar agak jarang. Bobot buahnya 2�5 kg. Dagingnya tebal, berwarna kuning sampai krem, berasa manis, bertekstur agak lembek, dan beraroma harum.
Spoiler for Durian Kan Yao:

8. DURIAN KANI
Durian - yang bernama asli chanee - ini merupakan introduksi dari Thailand dan telah ditetapkan sebagai salah satu verietas unggul. Bentuk buahnya bulat dengan kulit kuning kecokelatan. Durinya berbentuk kerucut, tajam, dan tersusun agak rapat. Kulit buahnya tipis, antara 3-5 mm, dan agak sukar dibelah. Daging buahnya cukup tebal, kering, berlemak, dan berwarna kuning. Rasanya tidak terlalu manis dan tekstur buahnya tidak terlalu lembut. Aromanya sedang. Jumlah pongge per buah antara 5-18 dengan biji sempurna 5-12. Bijinya kecil, lonjong. Ukuran buahnya termasuk besar, berat rata-rata 2-4 kg per buah. Durian ini bersifat genjah. Produktivitasnya sekitar 20-50 buah/pohon/tahun. Durian kani agak peka penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.

9. DURIAN KENDIL
Durian ini berasal dari daerah Brongkol, Semarang. Namanya dikaitkan dengan bentuknya yang bulat seperti kendil (periuk). Karena bulatnya, durian ini dapat diletakkan dalam posisi berdiri tanpa terguling. Kulit buahnya mudah dibelah. Buahnya terdiri dari lima juring clan setiap juring berisi daging buah yang menyatu sehingga tampak penuh dan padat. Daging buah berwarna kuning, rasanya manis legit, dan aromanya sedang (tidak tajam). Ukuran dan berat buahnya relatif seragam, rata-rata berat per buah antara 33,5 kg. Produktivitas rata-rata per pohon hanya sekitar 5070 buah/tahun.
Spoiler for Durian Kendil:

10. DURIAN KRADHUM THONG
Durian ini berasal dari Thailand. Bentuk buahya bulat. Durinya jarang. Kulitnya berwarna hijau. Bobot buahnya sekitar 1,5-3 kg. Dagingnya tebal, berwarna kuning, berasa manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum.

11. DURIAN LAMBAU
Jenis durian ini berasal dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Buahnya berbentuk bulat clan kebanyakan terdiri dari lima juring. Kulit buahnya agak tebal dan berwarna kuning kecokelatan. Durinya berukuran sedang, berbentuk kerucut, dan tersusun rapat. Ponggenya besar, daging buahnya tebal, kering, berserat agak kasar, dan berwarna kuning. Rasanya manis clan aromanya tajam menyengat. Biji buahnya kecil. Produktivitasnya rendah, setiap pohon dapat menghasilkan 30 buah per musim.

12. DURIAN LUTUNG
Jenis durian ini dapat ditemukan antara lain di daerah Kendal. Bentuk buahnya tak beraturan, dari lonjong sampai agak bulat. Ku1it buah berwarna keabu-abuan dengan duri besar, tersusun agak rapat, dan kokoh. Buah durian ini biasanya berjuring lima. Pada masing-masing juring terdapat 1-4 pongge yang berukuran besar. Daging buahnya tebal, cukup kesat, dan berwarna kuning agak krem. Rasanya manis alkoholik dengan aroma yang tajam. Kelebihan durian ini antara lain bijinya kebanyakan kempes. Produksi per pohon kira-kira 100 buah/tahun.
Spoiler for Durian Lutung:

13. DURIAN MONTHONG
Durian ini berasal dari Thailand. Tanaman Durian monthong merupakan tanaman genjah. Mampu berproduksi pada umur 4-5 tahun sejak ditanam dengan bibit asal sambung pucuk. Produksi buahnya cukup banyak. Mampu beradaptasi pada berbagai tempat. Sayangnya, tanaman ini tidak mempunyai ketahanan terhadap penyakit Phytophthora .sp. Bentuk buah bervariasi, dari bulat panjang sampai hampir persegi. Durinya besar dan tersusun jarang. Bobot buahnya mampu mencapai 6 kg. Kulitnya tebal dengan warna hij au. juringnya ada 5. Warna daging buah ada yang kuning emas, ada pula yang krem. Dagingnya sangat tebal dengan rasa manis legit dan aroma harum sedang.

14. DURIAN OTONG
Durian ini merupakan varietas introduksi dari Thailand. Durian ini secara resmi telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul nasional. Bentuk buahnya bulat panjang dengan kedua ujung agak meruncing. Warna kulit buah hijau kekuningan dengan duri-duri kecil berbentuk kerucut serta tersusun agak rapat. Daging buah berwarna kuning menarik seperti kunyit, agak tebal, kering, dan kurang berlemak. Keistimewaannya, daging buahnya sangat manis clan teksturnya sangat halus. Aromanya sedang dan tidak begitu tajam. Jumlah pongge per buahnya antara 5-15 huah dengan jumlah biji sempurna 5-10. Berat buah dapat men capai 4 kg. Produktivitas tidak begitu tinggi, antara 20-50 buah/pohon/tahun.

15. DURIAN PARUNG
Sebenarnya, tanaman induk durian parung sudah mati tersambar petir. Beruntung, ada peneliti dan hobiis tanaman durian yang berhasil mengokulasi. Saat ini, durian parung dapat ditemukan di daerah Darmaga, Bogor, dan Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Buahnya berbentuk bulat memanjang dan berwarna hijau keabuan. Daging buahnya tebal, berwarna kuning, sedikit berserat, dan tidak begitu kering. Rasanya manis dan bijinya berukuran kecil.
Tumbuhan yang beraneka ragam dan bernilai ekonomi dapat dimanfaatkan. contohnya sebagai berikut:
1. macam - macam varietas durian (Duriozibethinus), antara lain , durian petruk dari randusaria jepara, durian sitokong dari
ragunan, durian sunan yang berasal dari boyolali, durian simas dari bogor.


== Botani ==
== Botani ==

Revisi per 15 Agustus 2012 03.39

Durian
Durian, Durio zibethinus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
D. zibethinus
Nama binomial
Durio zibethinus
Rumph. ex Murray

Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit), dan durian adalah buah yang kontroversial. Meskipun banyak yang menyukainya, sebagian yang lain muak dengan aromanya.

Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio.[1] Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.

Nama-nama lokal dan macam durian

Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen.[2]

MACAM-MACAM DURIAN

1. DURIAN AJIMAH Durian ini dikenal sebagai durian bung karno. Konon, karena jenis ini merupakan salah satu jenis durian yang digemari oleh Presiden Pertama RI tersebut. Durian ini dapat ditemukan di daerah Ciomas, Bogor. Bentuk buahnya bulat dengan duri yang besar dan jarang. Kulit buahnya tipis dan berwarna hijau keabuan. Daging buah tebal, berwarna kuning muda, kering, dan teksturnya agak berserat. Rasanya manis agak pahit karena mengandung alkohol. Ponggenya besar, tetapi bijinya kecil. Kebanyakan buahnya tumbuh sempurna. Meskipun berukuran kecil, tetapi jika dibelah berisi daging buah yang padat. Ukuran buahnya tergolong sedang, ratarata beratnya 1,5-3 kg/buah.

2. DURIAN BOKOR Durian ini berasal dari Sukahaji, Majalengka, Jawa Barat. Durian in.; dilepas sebagai varietas unggul pada tahun 1993. Buahnya besar, berat per buahnya dapat mencapai 3,9 kg. Buahnya bulat panjang berwarna hijau kekuning-kuningan. Kulit buahnya berketebalan sedang, antara 3-5 mm. Durinya besar, berbentuk kerucut, serta tersusun jarang. Daging buahnya berketebalan sedang, berwarna kuning muda, bertekstur halus, dan tak be.rserat. Rasanya manis dan aromanya harum. Jumlah pongge per buah antara 15-20 dengan jumlah biji sempurna 10-20. Produktivitas tanaman cukup baik, dapat menghasilkan 150-200 buah/pohon/ tahun. Tahan penyakit busuk akar, tetapi agak peka hama penggerek buah.

3. DURIAN BUBUR Durian ini berasal dari Semarang, tepatnya di daerah Brongkol. Bentuk buahnya bulat memanjang dengan duri runcing dan tersusun rapat. Kulit buah berwarna kuning kehijauan dan berjuring lima. Belimbingan juringnya agak jelas terlihat. Daging buah tebal, padat, dan pada tiap jurin g tampak penuh dengan pongge yang berjumlah 1-5. Teksturnya kesat dan kering, rasanya manis, dan aromanYa harum. Ukuran buahnya cukup besar, rata-rata berat per buah antara 4-5 kg, sedangkan bijinya kecil. Produktivitas tanaman yang dewasa cukup tinggi, per pohonnya dapat menghasilkan antara 300-400 buah/tahun.

4. DURIAN CHANEE Durian ini berasal dari Thailand. Mampu berbuah pada umur 4-5 tahun dengan menggunakan bibit sambung pucuk atau okulasi. Produksinya banyak. Mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan, tetapi tidak tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh phytophthora sp. Buahnya berbentuk bulat panjang dengan duri besar yang tersusun jarang. Beratnya mencapai 4 kg dengan warna kulit hijau. Dagingnya tebal dengan warna kuning keemasan. Rasanya manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum sedang.

5. DURIAN HEPE Namanya dikaitkan dengan keadaan bijinya yang kempes (hepe: Sunda). Durian ini antara lain dapat ditemukan di daerah Jonggol, Bogor. Buahnya berbentuk bulat telur clan berwarna hijau kecokelatan. Kulit buah agak tebal dengan duri runcing dan tersusun rapat. Keistimewaannya antara lain terdapat pada daging buahnya yang tebal dan rasan.ya yang manis pahit. Daging buahnya berwarna krem, agak berserat dan kering. Ukuran buahnya sedang, bobotnya antara 1-2 kg/buah. Produksi per pohonnya antara 300-400 buah/ tahun. Spoiler for Durian Hepe:

6. DURIAN KAMUN Merupakan varietas durian lain yang cukup populer di daerah Banjarnegara. Salah satu keistimewaan durian ini yaitu biji buahnya banyak yang kempes. Bentuk buahnya bulat lonjong dengan duri berbentuk kerucut clan tersusun agak rapat. Daging buahnya kering, berlemak, dan berwarna kuning tembaga. Rasanya manis agak legit dengan aroma harum yang tidak tajam. Berat rata-rata per buah antara 22,5 kg. Produktivitas cukup baik, per pohon dapat menghasilkan 300-400 buah/tahun. Spoiler for Durian Kamun:

7. DURIAN KAN YAO Durian asal Thailand ini berbentuk bulat dengan warna kulit hijau, berduri besar agak jarang. Bobot buahnya 2�5 kg. Dagingnya tebal, berwarna kuning sampai krem, berasa manis, bertekstur agak lembek, dan beraroma harum. Spoiler for Durian Kan Yao:

8. DURIAN KANI Durian - yang bernama asli chanee - ini merupakan introduksi dari Thailand dan telah ditetapkan sebagai salah satu verietas unggul. Bentuk buahnya bulat dengan kulit kuning kecokelatan. Durinya berbentuk kerucut, tajam, dan tersusun agak rapat. Kulit buahnya tipis, antara 3-5 mm, dan agak sukar dibelah. Daging buahnya cukup tebal, kering, berlemak, dan berwarna kuning. Rasanya tidak terlalu manis dan tekstur buahnya tidak terlalu lembut. Aromanya sedang. Jumlah pongge per buah antara 5-18 dengan biji sempurna 5-12. Bijinya kecil, lonjong. Ukuran buahnya termasuk besar, berat rata-rata 2-4 kg per buah. Durian ini bersifat genjah. Produktivitasnya sekitar 20-50 buah/pohon/tahun. Durian kani agak peka penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.

9. DURIAN KENDIL Durian ini berasal dari daerah Brongkol, Semarang. Namanya dikaitkan dengan bentuknya yang bulat seperti kendil (periuk). Karena bulatnya, durian ini dapat diletakkan dalam posisi berdiri tanpa terguling. Kulit buahnya mudah dibelah. Buahnya terdiri dari lima juring clan setiap juring berisi daging buah yang menyatu sehingga tampak penuh dan padat. Daging buah berwarna kuning, rasanya manis legit, dan aromanya sedang (tidak tajam). Ukuran dan berat buahnya relatif seragam, rata-rata berat per buah antara 33,5 kg. Produktivitas rata-rata per pohon hanya sekitar 5070 buah/tahun. Spoiler for Durian Kendil:

10. DURIAN KRADHUM THONG Durian ini berasal dari Thailand. Bentuk buahya bulat. Durinya jarang. Kulitnya berwarna hijau. Bobot buahnya sekitar 1,5-3 kg. Dagingnya tebal, berwarna kuning, berasa manis, bertekstur lembut, dan beraroma harum.

11. DURIAN LAMBAU Jenis durian ini berasal dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Buahnya berbentuk bulat clan kebanyakan terdiri dari lima juring. Kulit buahnya agak tebal dan berwarna kuning kecokelatan. Durinya berukuran sedang, berbentuk kerucut, dan tersusun rapat. Ponggenya besar, daging buahnya tebal, kering, berserat agak kasar, dan berwarna kuning. Rasanya manis clan aromanya tajam menyengat. Biji buahnya kecil. Produktivitasnya rendah, setiap pohon dapat menghasilkan 30 buah per musim.

12. DURIAN LUTUNG Jenis durian ini dapat ditemukan antara lain di daerah Kendal. Bentuk buahnya tak beraturan, dari lonjong sampai agak bulat. Ku1it buah berwarna keabu-abuan dengan duri besar, tersusun agak rapat, dan kokoh. Buah durian ini biasanya berjuring lima. Pada masing-masing juring terdapat 1-4 pongge yang berukuran besar. Daging buahnya tebal, cukup kesat, dan berwarna kuning agak krem. Rasanya manis alkoholik dengan aroma yang tajam. Kelebihan durian ini antara lain bijinya kebanyakan kempes. Produksi per pohon kira-kira 100 buah/tahun. Spoiler for Durian Lutung:

13. DURIAN MONTHONG Durian ini berasal dari Thailand. Tanaman Durian monthong merupakan tanaman genjah. Mampu berproduksi pada umur 4-5 tahun sejak ditanam dengan bibit asal sambung pucuk. Produksi buahnya cukup banyak. Mampu beradaptasi pada berbagai tempat. Sayangnya, tanaman ini tidak mempunyai ketahanan terhadap penyakit Phytophthora .sp. Bentuk buah bervariasi, dari bulat panjang sampai hampir persegi. Durinya besar dan tersusun jarang. Bobot buahnya mampu mencapai 6 kg. Kulitnya tebal dengan warna hij au. juringnya ada 5. Warna daging buah ada yang kuning emas, ada pula yang krem. Dagingnya sangat tebal dengan rasa manis legit dan aroma harum sedang.

14. DURIAN OTONG Durian ini merupakan varietas introduksi dari Thailand. Durian ini secara resmi telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul nasional. Bentuk buahnya bulat panjang dengan kedua ujung agak meruncing. Warna kulit buah hijau kekuningan dengan duri-duri kecil berbentuk kerucut serta tersusun agak rapat. Daging buah berwarna kuning menarik seperti kunyit, agak tebal, kering, dan kurang berlemak. Keistimewaannya, daging buahnya sangat manis clan teksturnya sangat halus. Aromanya sedang dan tidak begitu tajam. Jumlah pongge per buahnya antara 5-15 huah dengan jumlah biji sempurna 5-10. Berat buah dapat men capai 4 kg. Produktivitas tidak begitu tinggi, antara 20-50 buah/pohon/tahun.

15. DURIAN PARUNG Sebenarnya, tanaman induk durian parung sudah mati tersambar petir. Beruntung, ada peneliti dan hobiis tanaman durian yang berhasil mengokulasi. Saat ini, durian parung dapat ditemukan di daerah Darmaga, Bogor, dan Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Buahnya berbentuk bulat memanjang dan berwarna hijau keabuan. Daging buahnya tebal, berwarna kuning, sedikit berserat, dan tidak begitu kering. Rasanya manis dan bijinya berukuran kecil. Tumbuhan yang beraneka ragam dan bernilai ekonomi dapat dimanfaatkan. contohnya sebagai berikut: 1. macam - macam varietas durian (Duriozibethinus), antara lain , durian petruk dari randusaria jepara, durian sitokong dari ragunan, durian sunan yang berasal dari boyolali, durian simas dari bogor.

Botani

Tajuk dan percabangan pohon durian di Cimahpar, Bogor

Penyebaran

Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatera, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimlantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Tempat lain yang membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.

Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah Davao di Pulau Mindanao. Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk durian di Davao City.

Pemerian morfologi

Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Tumbuh tinggi dapat mencapai ketinggian 25–50 m tergantung spesiesnya,[3] pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.

Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.[4]

Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu.[4] Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya.[5] Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya.[3][6]

Bunga durian, keluar langsung dari batang/cabang secara berkelompok

Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm.[4] Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian", walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan.

Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.

Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut "sukun").

Keanekaragaman

Varietas lokal (kiri) dan klon D101 (kanan)

Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan.[7][3] Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.

Kultivar unggul nasional

Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis durian budidaya. Hingga 2005 terdapat 38 kultivar unggul yang telah diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif.[7] Beberapa di antaranya:

  • 'Bentara', dari Kerkap, Bengkulu Utara
  • 'Bido Wonosalam', dari Jombang, Jawa Timur
  • 'Perwira', dari Simapeul, Majalengka
  • 'Petruk', dari Dukuh Randusari, Desa Tahunan, Jepara, Jawa Tengah[8]
  • 'Soya', dari Ambon, Maluku
  • 'Sukun', bijinya kempes dengan daging tebal
  • 'Sunan', dari Boyolali
  • 'Kani' ("chanee", durian bangkok)
  • 'Otong', (alihnama dari durian "monthong", durian bangkok, di Malaysia disebut klon D159)

Ras lokal

Durian lokal di Cigudeg, Bogor

Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih bervariasi dan keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi. Beberapa di antaranya adalah:

  • Durian parung
  • Durian lampung
  • Durian jepara
  • Durian palembang
  • Durian padang

Kultivar unggul dari luar negeri

Di Malaysia, kultivar durian unggul hasil seleksi diberi kode nomor dengan huruf D di depannya. Beberapa di antaranya adalah

  • 'D24'
  • 'D99'
  • 'D123'
  • 'D145'
  • 'D158'
  • 'D159' (klon sama dengan varietas 'Montong').
  • 'D169'

Budidaya dan perbanyakan

Pohon durian asal biji yang sedang berbuah

Durian adalah buah tropis, tumbuh di sekitar khatulistiwa hingga ketinggian 800 m dpl., serta menjauh hingga garis lintang 18° di Thailand dan Queensland.

Syarat tumbuh dan pemupukan

Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1-2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Musim raya buah durian biasa terjadi setelah tahun dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Musim panen antara dapat terjadi dengan produksi buah yang biasa-biasa saja.

Tanaman ini memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat keasaman optimal adalah 6-6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik merah kuning memerlukan pengapuran agara tanaman tumbuh baik. Durian muda juga memerlukan lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat buah tidak patah diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari 150cm karena air tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis.

Pemupukan dilakukan dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu ditaburi pupuk kimia. Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit. Pemupukan dengan kadar NPK yang sama diberikan segera setelah musim berbuah, sedangkan pemupukan dengan kadar P yang lebih tinggi diberikan setelah flushing selesai untuk mempersiapkan pembungaan.

Penanaman dan pemeliharaan

Penanaman durian secara komersial di perkebunan dilakukan dengan jarak tanam 10 m × 10 m hingga 12 m × 12 m, tergantung dari ukuran tanaman/kultivarnya.[2] Apabila tanaman masih kecil, tumpang sari dapat dilakukan. Pengendalian gulma juga perlu dilakukan.

Pemeliharaan mencakup pemupukan, pemangkasan (pembentukan dan peremajaan), pengairan (bila diperlukan), dan pengendalian hama dan penyakit.[2] Tajuk durian yang baik adalah berbentuk kerucut membulat, dengan cabang utama mendatar ke samping.

Perbanyakan

Perbanyakan durian di desa-desa umumnya dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam perbanyakan vegetatif. Biji durian bersifat recalcitrant, hanya dapat hidup dengan kadar air tinggi (di atas 30% berat) dan tanpa perlakuan tertentu hanya sanggup bertahan seminggu sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus segera disemaikan setelah buahnya dibuka.

Pohon durian mulai berbuah setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat dipercepat jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif. Teknik-teknik yang dipakai adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan (jarang dilakukan), penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah (cleft grafting), atau okulasi (budding).[2] Teknik yang terakhir ini sekarang yang paling banyak dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga menerapkan penyambungan mikro (micrografting). Teknik ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia muda sehingga mempercepat masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan vegetatif mampu berbunga setelah 2-3 tahun.

Durian juga memungkinkan diperbanyak secara in vitro (kultur jaringan).

Hama dan penyakit

Hama yang menyerang durian di antaranya adalah ulat penggerek buah (gala-gala), ulat penggerek bunga, dan kutu loncat durian (menghisap cairan daun muda).[2]

Penyakit utama durian adalah busuk akar dan batang Pythium complectens, mati bibit (juga oleh patogen yang sama), penyakit blendok/kanker Phytophthora palmivora, dan jamur upas yang menyerang batang/cabang.[2][9]

Kegunaan

Tempoyak, durian yang diragikan

Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.[4]

Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.

Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.

Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar,[4] atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene).[10] Biji durian mengandung sekitar 27% amilosa.[11] Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.

Durian (Durio zibethinus)
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi615 kJ (147 kcal)
27.09 g
Serat pangan3.8 g
5.33 g
1.47 g
VitaminKuantitas
%AKG
Vitamin C
24%
19.7 mg
MineralKuantitas
%AKG
Potasium
9%
436 mg
Komponen lainnyaKuantitas
Air65g

Hanya bagian yang dapat dimakan, mentah atau beku.
Brangkasan: 68% (Shell and seeds)
Sumber: USDA Nutrient database[12]
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.

Beberapa bagian tumbuhan kadang-kadang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.[13]

Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan.[14]

Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah.[13]

Nilai gizi

Setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium dan fosfor.[4]

Serba-serbi buah durian

Masalah bau

Pelarangan durian di MRT Singapura.

Karena baunya yang keras, sejumlah perusahaan melarang orang membawa durian, misalnya di kabin pesawat udara, di kendaraan angkutan umum ataupun dibawa ke hotel.

Bagi penggemar durian, agar tidak menimbulkan hal-hal tak menyenangkan dengan orang yang tak menyukai bau durian, dipercaya ada cara mudah untuk menghilangkan bau durian di jari-jari tangan dan mulut. Jari tangan dibersihkan dengan mengaduk-aduk air di dalam pangsa durian (yakni ceruk kulit buah bagian dalam, bekas tempat daging dan biji durian menempel) dan air adukan tersebut tidak dibuang, tetapi digunakan untuk berkumur. [15]

Panen durian

Di Kabupaten Ketapang Kalbar panen durian setiap tahun muncul pada bulan Januari atau Pebruari. Untuk tahun 2006, di luar kebiasaan, buah selang (buah bukan musim) ternyata cukup banyak dihasilkan. Meskipun panen buah kali ini tidak besar (karena buah selang) namun karena banyak lokasi kebun yang berbuah maka cukup banyak juga yang tersedia di pasaran. Panen terbesar kali ini datang dari tanaman masyarakat di Kecamatan Sukadana yang juga merupakan sentra produksi durian di Kabupaten Ketapang. Di kawasan ini selain dibudidayakan masih banyak buah durian yang tumbuh liar. Harganya cukup bervariasi 3 butir Rp 10.000, sementara yang besar berkisar antara rp 5000- Rp 10.000. Buah durian ini termasuk spesies endemik di Kabupaten Ketapang, beberapa jenis durian liar ada di kawasan kabupaten Ketapang. Jenisnya beraneka, seperti durian teratong, durian lahong, durian lei, durian tembranang. Beberapa jenis durian tersebut meskipun tidak komersial, tetapi merupakan sumber gen plasma nuftah yang sangat berguna bagi pemulyaan. Nama ilmiah spesies liar cukup bnayak antara lain durian burung, durian kura kura kura yang buahnya dipangkal batang atau di pangkal akar. Durio kutejensis ( durian pekawai) , Durio oxlevanus, Durio graveolens, dan Durio dulcis (lahong). Aneka jenis spesuies liar banyak terdapat di hutan dengan warna, bau dan bentuk yang beraneka. Karena banyaknya spesies di kawasan ini maka membuktikan bahwa Kabupaten Ketapang adalah salah satu tempat penyebaran durian. Para ahli kini sedang meneliti beberapa jenis varitas liar tersebut.

Memilih durian

Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam memilih buah durian terbaik. Masing-masing orang percaya bahwa cara pemilihannya dapat menghasilkan buah terbaik.

Durian adalah buah musiman yang dulunya dipanen sekali setahun. Sekarang panen durian dapat dilakukan hingga dua kali setahun. Hal ini meningkatkan persaingan di antara para penjual eceran.

Memilih buah yang tepat amat penting apabila penjual menjual buah sebagaimana adanya, tanpa boleh dibuka. Sekarang penjual umumnya mau membuka buah untuk membuktikan isinya. Dengan cara ini, keahlian dalam memilih pun menjadi kurang penting.

Mencium bau durian sebelum membeli

Orang dapat memilih durian dengan mudah di kebun. Buah dari pohon yang sama umumnya mempunyai ciri-ciri yang serupa. Lazimnya buah di kebun dibiarkan masak dan jatuh dari pohonnya ("duren jatuhan").

Pemilihan buah di luar kebun lebih rumit. Berikut ini adalah sebagian dari pedoman seleksi yang dapat digunakan:

  • Kesegaran buah dapat ditentukan dari tangkainya. Apabila buah telah jatuh dari pohon, tangkainya akan mulai mengering. Penjual yang tidak jujur akan mencoba untuk membalut atau mengecat tangkai untuk menghalangi pembeli mengenali kesegarannya. Penjual yang kurang pintar mungkin malah akan membuang tangkai durian.
  • Kebanyakan peminat menggemari buah durian yang kering dan matang. Sebuah cara mudah untuk mengetahui apakah isi durian itu kering tanpa membuka buah adalah dengan menggoncangkan buah dan merasakan getaran kecil. Isi durian yang lembap melekat pada kulit buah. Isi durian yang kering cenderung untuk berpisah dari dinding buah. Orang mestilah berhati-hati agar tidak tergores oleh duri buah durian ketika melakukan ini.
  • Durian mungkin diserang oleh ulat perusak yang bertelur di dalam buah yang berkembang menjadi larva. Ketika membeli buah durian pembeli harus menghindari buah yang berlubang pada kulitnyanya karena sering kali ini merupakan tanda adanya "ulat" di dalam buah.

Membelah durian

Membelah durian

Orang yang baru belajar membeli durian dianjurkan membeli durian yang telah siap dibuka karena membelah durian agak sukar. Biasanya kita dapat dengan mudah menemukan penjual yang memberi pelayanan membelah durian. Bila pembeli sudah setuju untuk membelinya, penjual biasanya akan membelah durian sebagai pelayanannya. Mereka bersedia melakukannya, meskipun mereka tidak memindahkan isinya ke dalam bungkusan lain. Namun buah durian yang sudah dibelah perlu segera dimakan karena buah itu cenderung untuk "berkeringat". Bila isi durian mulai menghasilkan air, buah durian akan kehilangan rasanya dan tidak banyak gunanya.

Orang dapat belajar membelah durian dengan hati-hati dengan peralatan yang biasa terdapat. Periksalah kulit luar buah untuk menemukan "garis" (kampuh) sepanjang permukaan di mana duri durian tersusun membentuk garis lurus. Umumnya terdapat hingga 5 garis sepanjang permukaan buah durian.

Bagian tangkai durian harus dibalikkan dan garis urat durian akan bertemu pada satu titik di ujung buah. Pelan-pelan tusukkan benda tajam (pisau) pada titik ini, lalu goreskan sepanjang "garis" yang sudah terlihat sebelumnya. Sarung tangan atau sehelai kain yang tebal dapat digunakan untuk memegang buah durian dengan sebelah tangan, sementara tangan yang satunya untuk melakukan tugas ini. Waspadai risiko tertusuk duri durian.

Bila kulit buah durian telah terbuka menjadi dua bagian, isi di dalam telah siap untuk dimakan. Ruas selebihnya dapat dibelah dengan menggunakan telapak tangan dengan cara merobek ujung kulit durian sedikit pada sepanjang pusat titik tengah sebelumnya.

Panas

Menurut banyak cerita yang berkembang di masyarakat (urban legend), Durian dianggap sebagai makanan yang panas, dan sehabis makan durian biasanya tubuh akan berkeringat. Cara yang umum digunakan untuk mengatasinya adalah dengan menuangkan air tawar pada bagian kulit buah yang telah kosong, lalu diminum. Selain itu, musim durian biasanya terjadi bersamaan dengan musim manggis, yaitu buah yang dianggap mendinginkan badan. Dengan demikian, kedua buah kemudian dimakan bersama-sama.

Secara ilmiah, klaim-klaim di atas tidak pernah dibuktikan. Kemungkinannya ialah karena kandungan nutrisi durian yang padat, orang yang makan durian sering makan kebanyakan sehingga akhirnya mengalami kenaikan tekanan darah. Hal tersebut merupakan reaksi yang alamiah jika terlalu banyak memakan makanan apapun.

Durian tanpa duri

Sebagian durian dijual "tanpa duri". Duri buah durian ini ternyata telah dibuang ketika duriannya masih muda. Jadi tidak alami. Sebagian durian memang hampir tidak berduri karena durinya kurang dari 5 mm.

Catatan kaki

  1. ^ "GRIN Taxonomy for Plants - Durio". Departemen Agrikultur Amerika Serikat. 
  2. ^ a b c d e f Durian. Petunjuk Budidaya dari PT Pusri.
  3. ^ a b c Brown, Michael J. (1997). Durio — A Bibliographic Review (PDF). International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI). ISBN 92-9043-318-3. Diakses tanggal 2008-11-20. 
  4. ^ a b c d e f Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2. Hal. 192-198.
  5. ^ Whitten, Tony (2001). The Ecology of Sumatra. Periplus. hlm. 329. ISBN 962-593-074-4. 
  6. ^ Yumoto, Takakazu (2000). "Bird-pollination of Three Durio Species (Bombacaceae) in a Tropical Rainforest in Sarawak, Malaysia". American Journal of Botany. 87 (8): 1181–1188. doi:10.2307/2656655. 
  7. ^ a b Uji, T. 2005. Keanekaragaman Jenis dan Sumber Plasma Nutfah Durio (Durio spp.) di Indonesia. Buletin Plasma Nutfah 11:28-33.
  8. ^ "Durian Petruk". IPTEKnet BPPT. Diakses tanggal 2009-12-09. 
  9. ^ Pythium vexans di laman Widely Prevalent Fungi
  10. ^ "Question No. 18085: Is it true that durian seeds are poisonous?". Singapore Science Centre. 2006. Diakses tanggal 2008-11-20. 
  11. ^ Mahdi Jufri, Rosmala Dewi Akhmad Ridwan Firli. 2006. Studi kemampuan pati biji durian sebagai bahan pengikat dalam tablet ketoprofen secara granulasi basah. Majalah Ilmu Kefarmasian 3:78-86.
  12. ^ "USDA National Nutrient Database". U.S. Department of Agriculture. Diakses tanggal 2008-11-20. 
  13. ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 1341-1343.
  14. ^ Durian, Pengusir Nyamuk?
  15. ^ Oen Liang-Hie dan M. Soemartini. 1998. The presence of 5-hidroxy-methyl-furfural in the shells of the durian fruit (Durio Zibethinus Murr.) as minor deodorant and its possible role in the ripening process of the fruit (5-OH-metil-furfural pada kulit buah durian sebagai deodoran minor dan kemungkinan perannya dalam proses pemasakan buah).

Pranala luar