Lompat ke isi

Hantu Jamu Gendong

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hantu Jamu Gendong
SutradaraKoya Pagayo
ProduserShankar RS
SkenarioEry Sofid
Pemeran
Penata musikAgus Triwahyudi
SinematograferSanto Sutrisno
PenyuntingHerman Kumala Panca
Perusahaan
produksi
DistributorIndika Entertainment
Tanggal rilis
22 Januari 2009 (2009-01-22)
Durasi90 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia

Hantu Jamu Gendong adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2009. Film yang disutradarai oleh Koya Pagayo ini dibintangi oleh Julia Perez dan Dimas Aditya.

Film ini dimulai dari sepasang kekasih, Rio dan Nadya, yang mengunjungi tempat terangker di mana seorang penjual jamu gendong diperkosa dan dibunuh. Nadya ingin meninggalkan tempat itu, tetapi Rio memanggil arwah penjual itu dengan memecahkan satu butir telur ayam kampung sambil berteriak "jamune" (yang artinya "jamunya"). Tiba-tiba, hantu jamu gendong muncul dan menyerang Rio, sementara Nadya yang bersembunyi ke dalam mobil dihantui oleh hantu itu.

Keesokan harinya, seorang mahasiswa semester akhir bernama Kafka (Dimas Aditya) menolak membantu mengerjakan skripsi dari salah satu sahabatnya karena ia tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan skripsinya sendiri. Kafka juga mengalami masalah finansial di mana ia belum membayar uang kos bulanan. Di kampus, ketika Kafka menerima tawaran dari sahabat dekatnya, Sigit (Fendi Trihartanto), kekasih Kafka yang bernama Meisya (Diah Cempaka Sari) memberitahu bahwa Rio meninggal dan Nadya bunuh diri di rumah sakit jiwa karena diteror oleh hantu jamu gendong. Sahabat Nadya, Andien (Mentari), memberikan buku harian Nadya sebelum ia meninggal kepada Kafka, lalu Kafka berencana menjadikan buku harian Nadya sebagai bahan skripsinya. Malam hari di warung, Kafka diberitahu oleh tetangga tentang hantu jamu gendong yang membunuh para pembunuhnya satu per satu setelah ia diperkosa dan dibunuh oleh mereka. Setelah Kafka membaca isi buku harian Nadya, Kafka mengajak Meisya dan Andien pergi ke tempat angker yang didatangi oleh Rio dan Nadya. Kafka juga melakukan ritual yang sama dengan Rio dan tiba-tiba hantu itu muncul di depan mereka, tetapi mereka bertiga berhasil meloloskan diri. Setelah mereka pulang ke kos, mereka dihantui dan diganggu oleh hantu itu.

Keesokan harinya di perpustakaan kampus, Andien dihantui dan dikejar oleh hantu jamu gendong hingga ia bertemu dengan Sigit. Kemudian Andien menemui Meisya dan memintanya untuk menemaninya. Di kos, Kafka juga dihantui dan diganggu oleh hantu itu hingga Sigit datang dan sempat membaca buku harian Nadya yang berisi tentang hantu jamu gendong, yang dianggapnya sangat seksi, lalu Sigit membicarakan hal-hal yang jorok tentang hantu itu. Setelah ia keluar dari kamar kos Kafka, Sigit melihat hantu itu dan berlari sambil berteriak histeris. Sigit kemudian mengunjungi sahabatnya untuk menginap sebentar, lalu ia bermimpi tentang seorang wanita yang datang dan ingin berhubungan intim dengannya, lalu wanita itu berubah menjadi hantu jamu gendong hingga Sigit bangun dari mimpinya dan langsung berlari meninggalkan sahabatnya tanpa membawa celana panjang. Sahabat Sigit yang bingung langsung diserang oleh hantu jamu gendong hingga ia tewas. Sementara itu, Meisya dan Andien menginap di rumah Andien, tetapi Andien segera meninggalkan rumahnya sendiri karena ia takut dihantui dan menyuruh Meisya untuk segera keluar dari rumah melalui telepon. Sigit segera ke kampus dengan berpakaian konyol menemui Meisya dan Andien. Sigit ternyata dihantui oleh hantu jamu gendong dan menyesal telah berbicara kotor tentang hantu itu meskipun ia tidak pergi ke tempat angker bersama Kafka, Meisya dan Andien.

Sementara itu, Kafka pergi ke tempat angker itu pada siang hari dan menemui warga setempat yang sedang lewat. Warga itu menceritakan tentang seorang penjual jamu gendong bernama Sri Sumiarti (Julia Perez) yang pindah dari Solo, tetapi ia menghilang karena kabarnya, ia tewas dibunuh. Setelah itu, ia masuk ke pabrik jamu tua dan bertemu dengan pemiliknya yang bernama Bu Lastri (Rina Hasyim). Bu Lastri menceritakan latar belakang Sri yang memiliki seorang putri bernama Yuni dan suaminya yang sudah meninggal hingga ia dan putrinya pindah dari Solo untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sri bekerja sebagai karyawan Bu Lastri yang bertugas menjual jamu. Ia bekerja tanpa lelah sebagai penjual jamu gendong dan menyadari pandangan masyarakat yang negatif tentang pekerjaannya, tetapi ia tidak menghiraukannya dan tetap bekerja demi putrinya. Bu Lastri mengaku tidak mengetahui keberadaan Sri hingga ia terpaksa memulangkan Yuni ke kampung halamannya di Solo karena ia merasa kasihan terhadap Yuni. Bu Lastri berpesan kepada Kafka bahwa jika Sri sudah meninggal, ia harus menemukan mayat Sri agar Yuni bisa tenang, lalu Kafka menurutinya. Kafka kemudian memasuki kamar Sri dan Yuni dulu dan mendapatkan penglihatan tentang Sri yang digoda, diperkosa dan dibunuh oleh tiga pria tak dikenal, lalu mayat Sri dibuang di sebuah rumah tua dan setelah itu, tiga pria tersebut diserang dan dibunuh oleh hantu Sri hingga tewas. Kafka kemudian bangun dan bertemu dengan warga setempat, tetapi ia memberitahu Kafka bahwa pabrik itu kosong sejak tiga bulan yang lalu karena pailit dan Bu Lastri sudah lama tidak tinggal di pabrik itu serta memulangkan seluruh karyawannya ke kampung halaman karena mereka takut dihantui oleh hantu Sri. Malam hari setelah Kafka dan Meisya dihantui dan diteror oleh hantu jamu gendong di kos, Kafka menelepon Sigit dan Andien untuk pergi bersama-sama ke tempat angker itu.

Pada tengah malam, Kafka, Meisya, Andien dan Sigit pergi ke tempat angker di mana Kafka berniat mencari mayat Sri sesuai dengan mimpi Kafka, tetapi hanya Kafka dan Meisya yang keluar mencarinya. Kafka kemudian dibawa oleh hantu jamu gendong, smeentara Meisya justru diserang oleh hantu itu. Di dalam mobil, Sigit dan Andien merasa takut dihantui sehingga mereka keluar dari mobil dan bersembunyi di reruntuhan rumah tua. Sigit dan Andien melarikan diri setelah melihat hantu itu, lalu Kafka jatuh ke reruntuhan itu di mana ia langsung menggali tanah yang diketahui tempat mayat Sri dikubur setelah diperkosa dan dibunuh. Setelah ia menemukan mayat Sri, arwah Sri tersenyum melihat Kafka. Film ini berakhir dengan Sigit, Andien dan Kafka yang menjenguk Meisya di rumah sakit jiwa. Meisya kemudian menoleh ke arah mereka bertiga dengan wajah yang menyerupai wajah hantu jamu gendong.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]