Akibat Pergaulan Bebas (film 2010)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Akibat Pergaulan Bebas
Poster Film
SutradaraNayato Fio Nuala
ProduserFirman Bintang
Ditulis olehPuguh P. S. Admaja
PemeranUli Auliani
Samuel Zylgwyn
Sabai Morscheck
Leylarey Lesesne
Smitha Anjani
Ray Sahetapy
Penata musikEka Firdaus
SinematograferNayato Fio Nuala
Freddy Lingga
PenyuntingTiara Puspa Rani
DistributorMitra Pictures
Tanggal rilis
  • 29 April 2010 (2010-04-29)
Durasi... menit
NegaraIndonesia
Pendapatan
kotor
Rp 6,1 miliar
SekuelAkibat Pergaulan Bebas 2

Akibat Pergaulan Bebas adalah film Indonesia yang dirilis pada 29 April 2010 yang disutradarai oleh Nayato Fio Nuala. Film ini dibintangi antara lain oleh Uli Auliani dan Samuel Zylgwyn.

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Akibat Pergaulan Bebas menceritakan tentang liku-liku anak muda yang terjerumus ke dalam dunia hitam, sehingga kehidupan anak muda mulai tidak karuhan dan berujung pada penderitaan. Seperti halnya empat sahabat, Kanya, Dinda, & Zizi. mereka mempunyai sifat yang sangat berbeda. Kanya, gadis yang memiliki profesi menjadi pelacur setelah ia kabur dari rumah karena masalah pribadi. Zizi, yang mempunyai seorang pacar yang ternyata memiliki seorang istri. Dan Dinda, gadis polos dari keluarga miskin yang bertekad menjadi seorang model. Dinda memiliki seorang teman bernama Gladis. Gladis sendiri yang ternyata tidak menyukai sosok Kanya, karena dia seorang pelacur sehingga Gladis menasehati Dinda untuk berhati - hati terhadap Kanya. tidak hanya itu, dari keluarga 'Broken Home', membuat mamanya kabur dari rumah karena papanya selingkuh.

Kehidupan mereka dalam dunia hitam ini tidaklah mereka bayangkan. Kanya yang harus tersiksa akibat diperkosa & disiksa oleh pelanggannya. Zizi yang harus menggugurkan kandungannya karena pacarnya tidak mau bertanggung jawab dan lebih mencintai istrinya. Dinda harus mengalami babak belur karena menolak dipaksa menjadi seorang pelacur oleh germonya, dan Gladis yang mengetahui kalau papanya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Dinda. Mereka menyadari bahwa yang mereka lakukan sangatlah keterlaluan, membuat mereka menanggung akibat. Sehingga mereka harus mencari jalan untuk keluar dunia kelam ini.

Produksi[sunting | sunting sumber]

Film ini sempat diprotes Majelis Ulama Indonesia akibat judul film yang dianggap menyesatkan.[1] Sementara film ini mengangkat tema yang menyoroti kehidupan remaja kota yang terjerumus ke dalam berbagai persoalan yang menjerat anak muda.[2][3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]