Lompat ke isi

Unjuk rasa dan kerusuhan Papua 2019: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AlanM811 (bicara | kontrib)
k Bererapa data terkait korban yang berjatuhan ada peristiwa kerusuhan tersebut
k ←Suntingan AlanM811 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Mimihitam
Tag: Pengembalian
Baris 4: Baris 4:
|image_size =
|image_size =
|image_alt =
|image_alt =
|caption = Unjuk rasa di Wamena, [[Papua]], 23 September 2019
|caption = Unjuk rasa di [[Kabupaten Sarmi]], [[Papua]], 23 Agustus 2019
|time =
|time =
|duration =
|duration =
|date = <!--{{start and end date|2019|08|19|2019|08|26|df=yes}}--> sejak 23 September 2019<br>({{Age in years, months, weeks and days|month=8|day=19|year=2019}})
|date = <!--{{start and end date|2019|08|19|2019|08|26|df=yes}}--> sejak 19 Agustus 2019<br>({{Age in years, months, weeks and days|month=8|day=19|year=2019}})
|venue =
|venue =
|location = [[Papua]] dan [[Papua Barat]], [[Indonesia]]
|location = [[Papua]] dan [[Papua Barat]], [[Indonesia]]
Baris 42: Baris 42:
|notes =
|notes =
}}
}}
Sejak Agustus sampai dengan September 2019, terjadi [[unjuk rasa]] di beberapa kota di provinsi [[Papua]] dan [[Papua Barat]], [[Indonesia]], yang sebagian disertai dengan kerusuhan.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/pwgqmg282|title=Kronologi Kericuhan di Manokwari|date=2019-08-19|website=Republika Online|access-date=2019-08-19}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-4671504/selain-manokwari-massa-di-jayapura-long-march-menuju-kantor-dprd|title=Selain Manokwari, Massa di Jayapura Long March Menuju Kantor DPRD|last=Siagian|first=Wilpret|website=detiknews|access-date=2019-08-19}}</ref> Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan untuk menyikapi peristiwa isu rasisme yang di Jawa Timur, tetapi aparat kepolisian telah cepat menindak pelaku rasisme tersebut. Serta kerusuhan terjadi di Wamena dan Jayapura pada Senin, 24 September 2019. Faktor penyebab utama dalam beberapa aksi kerusuhan tersebut dikarenakan banyak nya kabar hoaks yang tidak bisa di pertanggungjawabkan.<ref>{{Cite web|url=https://www.ceposonline.com/2019/08/19/hentikan-rasisme-dan-diskriminasi-mahasiswa-papua/|title=Hentikan Rasisme dan Diskriminasi Mahasiswa Papua! -|date=2019-08-19|language=id-ID|access-date=2019-08-19}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.jubi.co.id/kecam-persekusi-dan-rasisme-ribuan-pengunjukrasa-menuju-kantor-gubernur-papua/|title=Kecam persekusi dan rasisme, ribuan pengunjukrasa menuju kantor Gubernur Papua|date=2019-08-19|website=JUBI|access-date=2019-08-19}}</ref>
Sejak 19 Agustus 2019, terjadi [[unjuk rasa]] di beberapa kota di provinsi [[Papua]] dan [[Papua Barat]], [[Indonesia]], yang sebagian disertai dengan [[kerusuhan]].<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/pwgqmg282|title=Kronologi Kericuhan di Manokwari|date=2019-08-19|website=Republika Online|access-date=2019-08-19}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-4671504/selain-manokwari-massa-di-jayapura-long-march-menuju-kantor-dprd|title=Selain Manokwari, Massa di Jayapura Long March Menuju Kantor DPRD|last=Siagian|first=Wilpret|website=detiknews|access-date=2019-08-19}}</ref> Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan untuk menyikapi peristiwa penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua oleh aparat kepolisian dan tentara di beberapa tempat di [[Jawa Timur]] pada tanggal 17 Agustus 2019.<ref>{{Cite web|url=https://www.ceposonline.com/2019/08/19/hentikan-rasisme-dan-diskriminasi-mahasiswa-papua/|title=Hentikan Rasisme dan Diskriminasi Mahasiswa Papua! -|date=2019-08-19|language=id-ID|access-date=2019-08-19}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.jubi.co.id/kecam-persekusi-dan-rasisme-ribuan-pengunjukrasa-menuju-kantor-gubernur-papua/|title=Kecam persekusi dan rasisme, ribuan pengunjukrasa menuju kantor Gubernur Papua|date=2019-08-19|website=JUBI|access-date=2019-08-19}}</ref>


==Latar belakang Kerusuhan di Papua==
==Latar belakang==
=== Unjuk rasa di Wamena ===
=== Unjuk rasa dan bentrokan di Malang dan sejumlah kota lain ===
Pada tanggal 15 Agustus 2019, bertepatan dengan peringatan penandatanganan [[Perjanjian New York]] dan pembahasan tentang [[Papua (wilayah Indonesia)|Papua]] pada pertemuan [[Forum Kepulauan Pasifik]] di [[Tuvalu]] yang juga diikuti oleh pimpinan [[Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat]] (ULMWP) [[Benny Wenda]],<ref name=guardian>{{cite news|first1=Kate|last1=Lyons|first2=Ben|last2=Doherty|title=West Papua: Pacific leaders urge UN visit to region's 'festering human rights sore'|url=https://www.theguardian.com/world/2019/aug/16/west-papua-pacific-leaders-urge-un-visit-to-regions-festering-human-rights-sore|date=16 Agustus 2019|access-date=23 Agustus 2019|language=Inggris|quote=In the past 24 hours, a series of demonstrations in West Papua and across other Indonesian provinces - planned to coincide with and the Pacific Islands Forum’s consideration of West Papua - were broken up early by police with mass arrests.|work=The Guardian}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/abc-australia/d-4662238/vanuatu-ikutkan-tokoh-papua-merdeka-di-forum-pasifik-indonesia-kesal|title=Vanuatu Ikutkan Tokoh Papua Merdeka di Forum Pasifik, Indonesia Kesal|author=ABC Australia|website=detikNews|access-date=23 Agustus 2019|date=12 Agustus 2019}}</ref> unjuk rasa terjadi di beberapa kota di Indonesia, termasuk [[Jayapura]], [[Ternate]], [[Kota Ambon|Ambon]], [[Bandung]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Jakarta]], dan [[Malang]].<ref name=kronik>{{cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190819200236-20-422845/kronik-rusuh-papua-dari-malang-menjalar-hingga-makassar|title=Kronik Rusuh Papua, dari Malang Menjalar hingga Makassar|website=CNN Indonesia|date=20 Agustus 2019|access-date=23 Agustus 2019}}</ref> Pelaku unjuk rasa tersebut termasuk Komite Aksi ULMWP, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), dan Komunitas Mahasiswa Papua (KMP). Di Yogyakarta dan Jakarta, aksi unjuk rasa tersebut berlangsung tanpa gangguan. Di Bandung, unjuk rasa harus pindah lokasi untuk menghindari serangan dari lebih dari seratus orang [[milisi]] sipil. Sementara itu, unjuk rasa di Jayapura, Ternate, dan Ambon dibubarkan oleh aparat keamanan dan para pengunjuk rasa ditangkap, walaupun kemudian dilepas kembali setelah beberapa waktu.<ref name=tapol>{{cite web|url=https://www.tapol.org/news/summary-violations-freedom-expression-west-papua-15-august-2019|title=Summary of Violations of Freedom of Expression on West Papua: 15 August 2019|website=Tapol.org|date=16 Agustus 2019|access-date=23 Agustus 2019|language=Inggris}}</ref>
'''Kronologis Unjuk Rasa Anarkis di Wamena'''


Di Malang, [[Jawa Timur]], massa pengunjuk rasa berbentrokan dengan warga yang menghadang mereka dan kemudian dengan massa [[Aremania]] yang hendak menyaksikan pertandingan sepak bola antara [[Arema]] dan [[Persebaya]]. Sekitar pukul 9 pagi, ketika hendak menuju ke balaikota Malang, massa pengunjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua dihadang oleh sejumlah warga di sekitar perempatan Rajabali. Terjadi cekcok antara pengunjuk rasa dan massa penghadang, yang diikuti dengan kejar-kejaran dan saling lempar batu antarmassa di Jalan Basuki Rahmat. Polisi kemudian melerai dan menyekat kedua massa tersebut. Massa pengunjuk rasa kemudian sempat berorasi mengaspirasikan kemerdekaan Papua. Sekitar pukul 10.15, massa Aremania yang kebetulan hendak menuju pertandingan di [[Stadion Kanjuruhan]] mulai berdatangan di lokasi. Selanjutnya, terjadi saling teriak antarmassa dan pembubaran paksa oleh massa Aremania. Bentrokan baru benar-benar bisa dihentikan sekitar pukul 10.30. Massa pengunjuk rasa kemudian diangkut dengan truk polisi dan selanjutnya dipulangkan, sementara pengunjuk rasa yang terluka langsung dibawa ke rumah sakit.<ref name=kronik/><ref>{{cite news|title=Detik-detik Aremania Pukul Mundur Aksi AMP di Kayutangan|website=Radarmalang.id|url=https://radarmalang.id/detik-detik-aremania-pukul-mundur-aksi-amp-di-kayutangan-2/|archiveurl=https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:OJ8ithBbj7gJ:https://radarmalang.id/detik-detik-aremania-pukul-mundur-aksi-amp-di-kayutangan-2/+|author=Rida Ayu|date=15 Agustus 2019|archivedate=15 Agustus 2019|access-date=24 Agustus 2019|deadurl=yes}}</ref><ref name=liputan6>{{cite news|website=Liputan6.com|title=Mahasiswa Papua Terlibat Bentrok dengan Warga di Malang|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4038452/mahasiswa-papua-terlibat-bentrok-dengan-warga-di-malang|author=Zainul Arifin|date=15 Agustus 2019|access-date=26 Agustus 2019}}</ref>
Kerusuhan di Wamena yang terjadi Senin (23/9), bermula karena adanya kabar hoaks  soal ujaran rasial dari guru sekolah SMA PGRI Wamena. Informasi tersebut memicu kemaran massa. Sebagai bentuk solidaritas, siswa SMA PGRI dan sekitar 200 masyarakat berjalan menuju sekolah pukul 09.00 waktu setempat. Di tengah perjalanan, jumlah massa makin bertambah hingga akhirnya kericuhan semakin pecah di beberapa titik seperti kantor Bupati Jayawijaya dan sepanjang Jalan Sudirman. Alih-alih menunjukkan kemarahan ke pihak guru atau sekola, massa malah membakar kantor Bupati, bank Papua, kantor kejaksaaan, RRI dan polsek kota.


Kepolisian Kota Malang menyatakan kepada pers setelah kejadian bahwa unjuk rasa di Malang tersebut tidak berizin karena pihaknya tidak memberikan tanda terima pengajuan permohonan unjuk rasa.<ref name=liputan6/><ref>{{cite news|website=Kompas.com|title=Mahasiswa Papua Terlibat Bentrok dengan Warga di Kota Malang|url=https://regional.kompas.com/read/2019/08/15/19580391/mahasiswa-papua-terlibat-bentrok-dengan-warga-di-kota-malang?page=all|author=Andi Hartik | Editor=Khairina|date=15 Agustus 2019|access-date=26 Agustus 2019}}</ref><ref>{{cite news|website=DetikNews|title=Mahasiswa Papua yang Rusuh di Malang Tak Kantongi Izin Demo|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4666892/mahasiswa-papua-yang-rusuh-di-malang-tak-kantongi-izin-demo|author=Muhammad Aminudin|date=15 Agustus 2019|access-date=26 Agustus 2019}}</ref> Selain itu, ketika ditanyai oleh pers mengenai kemungkinan pemulangan mahasiswa Papua ke daerah asalnya setelah kejadian tersebut, Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko menjawab bahwa hal itu dapat menjadi salah satu pilihan.<ref>{{cite news|website=Malangtimes|title=Statement Asli Wakil Wali Kota Malang dan Kronologi Ricuh Demonstrasi Mahasiswa Papua|url=https://www.malangtimes.com/baca/42991/20190819/224300/statement-asli-wakil-wali-kota-malang-dan-kronologi-ricuh-demonstrasi-mahasiswa-papua|author=Nurlayla Ratri|editor=Heryanto|date=19 Agustus 2019|access-date=26 Agustus 2019}}</ref>
Kekacauan yang terjadi membuat masyarakat takut dan memilih mengungsi ke kantor kepolisian dan kodim terdekat. Sampai Senin (24/9) malam, sebanyak 5.000 warga mengusi di pengungsian. Hingga malam tadi, situasi di Wamena dilaporkan kondusif, meskipun begitu aparat tetap disiagakan selama 24 jam nonstop untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.


Sementara itu, pihak Aliansi Mahasiswa Papua selaku pelaku unjuk rasa menyatakan bahwa mereka dihadang dan diserang oleh kelompok organisasi masyarakat. Mereka mendapatkan [[ujaran kebencian]] dan kekerasan fisik yang membuat lima orang terluka. Selain itu, menurut mereka, pihak kepolisian membiarkan kekerasan tersebut terjadi pada mereka.<ref>{{cite news|title=Aliansi Mahasiswa Papua Demonstrasi di Malang Ngaku Dipukul & 5 Luka Berat, Polisi Sebut Langgar UU|website=Tribunmadura.com|url=https://madura.tribunnews.com/amp/2019/08/15/demonstrasi-di-malang-aliansi-mahasiswa-papua-ngaku-dipukul-5-luka-berat-polisi-sebut-langgar-uu|editor=Mujib Anwar|authors=Aminatus Sofya & Rifky Edgar|date=15 Agustus 2019|access-date=24 Agustus 2019}}</ref><ref>{{cite news|title=Mahasiswa Papua di Malang Mengaku Diserang Kelompok Ormas|website=Tempo.co|url=https://nasional.tempo.co/read/1236355/mahasiswa-papua-di-malang-mengaku-diserang-kelompok-ormas/full&view=ok|editor=Juli Hantoro|author=Eko Widianto|date=15 Agustus 2019|access-date=26 Agustus 2019}}</ref>


=== Asrama mahasiswa Papua di Surabaya ===
'''Pemicu Demo Dipastikan Hoaks'''
Asrama mahasiswa Papua Kamasan III adalah [[asrama]] bagi mahasiswa rantau Papua yang diresmikan pada tahun 2007 dan terletak di Jalan Kalasan, [[Surabaya]], Jawa Timur, beberapa ratus meter dari kantor [[Forum koordinasi pimpinan daerah|Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan]] (kantor [[Kecamatan]], [[Kepolisian Sektor Kota]] [Polsekta], dan [[Komando Rayon Militer]] [Koramil]) [[Tambaksari, Surabaya|Tambaksari]].<ref>{{cite news|title=Asrama Mahasiswa Papua Sudah Ada Sejak 1960-an|website=JawaPos.com|url=https://www.jawapos.com/jpg-today/17/08/2018/asrama-mahasiswa-papua-sudah-ada-sejak-1960-an/|editor=Sofyan Cahyono|author=Dida Tenola|date=17 Agustus 2018|access-date=27 Agustus 2019}}</ref><ref name=bbc>{{cite news|title=Asrama Papua: Cek fakta kasus bendera merah putih dan makian rasialisme di Surabaya|website=BBC News Indonesia|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49446765|date=23 Agustus 2019|access-date=27 Agustus 2019}}</ref> Pada 6 Juli 2018, petugas gabungan dari [[TNI]], [[Polri]], dan [[Satpol PP]] beserta camat setempat mendatangi asrama tersebut, membubarkan acara diskusi dan pemutaran film mengenai pembantaian terhadap 200-an warga Papua oleh aparat keamanan di [[Biak]] tahun 1998.<ref>{{cite news|title=Pembubaran Diskusi Papua di Surabaya Ancam Rasa "Kebangsaan"|website=DW.com|url=https://p.dw.com/p/314tk|date=9 Juli 2018|access-date=28 Agustus 2019}}</ref><ref>{{cite news|title=Aparat kawal ketat asrama mahasiswa Papua di Surabaya|website=ANTARA News|url=https://m.antaranews.com/amp/berita/724867/aparat-kawal-ketat-asrama-mahasiswa-papua-di-surabaya|date=7 Juli 2018|access-date=28 Agustus 2019|authors=Slamet Agus Sudarmojo & Hanif Nasrullah|editor=Gilang Galiartha}}</ref>


Pada bulan Agustus 2018, terjadi insiden yang diawali dengan usaha pemasangan [[bendera Merah Putih]] di asrama ini oleh sejumlah organisasi masyarakat menjelang peringatan [[Hari Kemerdekaan Republik Indonesia]]. Pada 15 Agustus 2018, sehari setelah camat setempat menyosialisasikan permintaan wali kota Surabaya untuk memasang bendera tanggal 14-18 Agustus,<ref>{{cite news|website=Kompas.com|title=Menurut Camat, Mahasiswa Papua Sempat Marah Saat Ditawarkan Bendera|url=https://regional.kompas.com/read/2018/08/15/21111871/menurut-camat-mahasiswa-papua-sempat-marah-saat-ditawarkan-bendera|date=15 Agustus 2018|author=Achmad Faizal|access-date=28 Agustus 2019|editor=Ana Shofiana Syatiri}}</ref> organisasi masyarakat, seperti Patriot Muda, Benteng NKRI, dan [[Pemuda Pancasila]],<ref>{{cite news|website=Kompas.com|title=5 Fakta di Balik Bentrokan Ormas dan Mahasiswa Papua di Surabaya|url=https://regional.kompas.com/read/2018/08/16/05532001/5-fakta-di-balik-bentrokan-ormas-dan-mahasiswa-papua-di-surabaya?page=all|author=Michael Hangga Wismabrata|editor=Reni Susanti|date=15 Agustus 2018|access-date=28 Agustus 2019}}</ref> mendatangi asrama tersebut untuk memasang bendera. Penghuni asrama menyatakan bahwa massa yang datang merusak pagar dan melempari asrama serta melontarkan [[ujaran kebencian]].<ref>{{cite news|title=Kronologis Aksi Ormas dan Polisi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya|website=Suarapapua.com|url=https://suarapapua.com/2018/08/16/kronologis-aksi-ormas-dan-polisi-di-asrama-mahasiswa-papua-di-surabaya/|date=16 Agustus 2018|access-date=28 Agustus 2019|author=Arnold Belau}}</ref><ref>{{cite news|title=Tak Pasang Bendera Merah Putih, Asrama Mahasiswa Papua Diserbu Ormas|website=Radar Surabaya|url=https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2018/08/16/92943/tak-pasang-bendera-merah-putih-asrama-mahasiswa-papua-diserbu-ormas|date=16 Agustus 2018|access-date=28 Agustus 2019|editor=Wijayanto}}</ref> Terjadi bentrokan dan salah satu anggota organisasi masyarakat terluka, lalu mengadu ke polisi. Polisi kemudian datang berusaha melakukan penggeledahan, lalu semua penghuni asrama diangkut ke [[Kepolisian resor|Mapolrestabes]] Surabaya.<ref>{{cite news|title=Sebanyak 49 Mahasiswa Papua Masih Ditahan di Polres Surabaya|website=CNN Indonesia|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180816075928-12-322666/sebanyak-49-mahasiswa-papua-masih-ditahan-di-polres-surabaya|date=16 Agustus 2018|access-date=28 Agustus 2019|author=Dika Dania Kardi}}</ref> Di antara massa yang diangkut polisi, ada yang meneriakkan aspirasi kemerdekaan Papua.<ref>{{cite news|title=Sabhara Diterjunkan, Mahasiswa Papua Teriakkan Merdeka|website=JawaPos.com|url=https://www.jawapos.com/jpg-today/16/08/2018/sabhara-diterjunkan-mahasiswa-papua-teriakkan-merdeka/|date=16 Agustus 2018|access-date=28 Agustus 2019|editor=Fersita Felicia Facette}}</ref>
Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolf A Rodja memastikan alasan pemicu terjadinya kerusuhan adalah hoaks karena terlalu mengada-ada. “Bupati sudah mendekati massa, karena isu ucapan rasisme itu tidak benar. Kami juga sudah menanyakan kepada pihak sekolah dan guru dan kita pastikan tidak ada kata-kata rasis. “Kami harap masyarakat di Wamena dan di tanah Papua tidak mudah untuk terprovokasi isu yang belum tentu kebenarannya,”  Irjen Pol Rudolf A Rodja. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberlakukan pembatasan jaringan untuk mencegah hoaks dan provokasi tersebar lebih luas melalui internet 5
<br />


Kejadian serupa terjadi pada tahun 2019. Pada 15 Agustus 2019, camat setempat bersama aparat Satpol PP, Koramil, dan Polsekta mendatangi asrama ini dan memasang bendera Merah Putih di depan gerbang asrama setelah berdialog dengan penghuni asrama. Menurut seorang pejabat kecamatan, tiang bendera yang mereka tancapkan tersebut telah berpindah tempat keesokan harinya, tanggal 16 Agustus.<ref name=bbc/> Menurut penghuni asrama, rombongan kecamatan, Koramil, dan Polsekta lalu memasang tiang bendera baru di tempat yang sama.
== Unjuk rasa di Jayapura ==
'''Kronologis Kerusuhan di Jayapura'''


== Kronologi ==
Di hari yang sama, demonstrasi berujung anarkis juga terjadi di Universitas Cenderawasih. Kejadian bermula saat Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) berdemo di depan auditorium Uncen untuk menuntut pendirian posko bagi mahasiswa eksodus dari daerah lain. Aksi tersebut tak mendapat izin dari Polda Papua dan rektorat Uncen. Massa kemudian diantarkan ke daerah Expo Waena menggunakan truk dan bus umum dengan kawalan aparat keamanan menggunakan kendaraan dinas. Sekitar pukul 11.00 WIT, massa yang tiba di lokasi langsung menyerang aparat keamanan. Massa juga memprovokasi warga sekitar untuk turut melakukan tindakan anarkis dengan melakukan pembakaran terhadap fasilitas umum dan rumah masyarakat.
Pada 19 Agustus 2019, ribuan orang berunjuk rasa di [[Manokwari]], ibu kota [[Provinsi Papua Barat]].<ref>{{cite news |website=Kompas.com|title=Ribuan Mahasiswa Papua "Long March" Menuju Kantor Gubernur dan DPRD Provinsi|url=https://regional.kompas.com/read/2019/08/19/11480021/ribuan-mahasiswa-papua-long-march-menuju-kantor-gubernur-dan-dprd-provinsi|editor=Michael Hangga Wismabrata |accessdate=28 Agustus 2019 |date=19 Agustus 2019}}</ref> Unjuk rasa ini berubah menjadi [[kerusuhan]] yang mengakibatkan terbakarnya gedung [[DPRD]] setempat. Menurut laporan pemerintah, tiga petugas polisi terluka akibat lemparan batu dari para pengunjuk rasa.<ref name="0:"/> Selain fasilitas umum, beberapa properti pribadi juga dibakar.<ref>{{cite news |title=Kerusuhan di Papua 'membuat khawatir' warga pendatang |url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49417851 |accessdate=25 Agustus 2019 |work=BBC |date=22 Agustus 2019 }}</ref> Beberapa dari para pengunjuk rasa membawa [[Bendera Papua Barat|bendera Bintang Kejora]] - bendera lama [[Nugini Belanda]] yang digunakan oleh [[Organisasi Papua Merdeka]] - sambil meneriakkan slogan-slogan pro kemerdekaan.<ref name="bbc"/> Di Indonesia, tindakan tersebut dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.<ref name="fiery"/> Wakil gubernur Papua Barat [[Mohamad Lakotani]] mengatakan bahwa ekonomi kota sepenuhnya lumpuh akibat protes yang dilakukan.<ref>{{cite news |last1=Karmini |first1=Niniek |title=Protesters burn local Parliament building in West Papua |url=https://www.smh.com.au/world/asia/protesters-burn-local-parliament-building-in-west-papua-20190820-p52iv2.html |accessdate=20 Agustus 2019 |work=The Sydney Morning Herald |date=20 Agustus 2019 |language=en}}</ref> Menurut juru bicara [[Komite Nasional Papua Barat]], seorang pemrotes wanita ditembak di pergelangan kaki saat mengikuti aksi unjuk rasa di Manokwari. Angkatan Bersenjata Indonesia mengatakan kepada media bahwa 300 tentara dikerahkan ke Manokwari pada 21 Agustus.<ref name="aj">{{cite news |title=Indonesia deploys troops to West Papua as protests spread|last=Firdaus|first=Febriana |url=https://www.aljazeera.com/news/2019/08/indonesia-deploys-troops-west-papua-region-protests-spread-190820230710563.html |accessdate=24 Agustus 2019 |work=Al Jazeera |date=21 Agustus 2019}}</ref>


Di [[Jayapura]], ibu kota [[Provinsi Papua]], ratusan pengunjuk rasa menurunkan bendera Merah Putih di depan kantor gubernur.<ref name="fiery">{{cite news |last1=Firdaus |first1=Febriana |title=Fiery protests erupt in Indonesia's West Papua region |url=https://www.aljazeera.com/news/2019/08/fiery-protests-erupt-indonesia-west-papua-region-190819031537473.html |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Al Jazeera |date=19 Agustus 2019|language=en}}</ref> Para pengunjuk rasa juga memblokir jalan ke [[Bandar Udara Sentani]].<ref>{{cite news |title=Massa Unjuk Rasa di Jayapura Blokir Jalan Ke Bandara Sentani |url=https://www.liputan6.com/news/read/4041219/massa-unjuk-rasa-di-jayapura-blokir-jalan-ke-bandara-sentani |accessdate=25 Agustus 2019 |work=liputan6.com |date=19 Agustus 2019}}</ref>


Unjuk rasa juga terjadi di [[Sorong]], dan di sana dilaporkan terdengar suara tembakan.<ref name="mawel"/> Menanggapi cercaan "monyet" di Surabaya, beberapa pengunjuk rasa berpakaian monyet.<ref name="wibawa"/> Massa menyerbu [[Bandar Udara Domine Eduard Osok]] dan melemparkan batu ke jendela kaca bandara, mengakibatkan kerusakan pada gedung terminal.<ref>{{cite news |title=Demo di Sorong Papua, Massa Rusak Fasilitas Bandara |url=https://regional.kompas.com/read/2019/08/19/15481531/demo-di-sorong-papua-massa-rusak-fasilitas-bandara |accessdate=25 Agustus 2019 |work=KOMPAS |date=19 Agustus 2019 |language=id}}</ref> Serangan itu juga sempat mengganggu operasi bandara untuk sementara waktu.<ref>{{cite news |title=Kondisi Terkini Bandara Domine Eduard Osok Sorong setelah Kerusuhan di Manokwari |url=https://wow.tribunnews.com/2019/08/20/kondisi-terkini-bandara-domine-eduard-osok-sorong-setelah-kerusuhan-di-manokwari |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Tribun Wow |date=20 Agustus 2019 |language=id-ID}}</ref> Selain dari bandara, penjara kota juga dibakar, mengakibatkan 258 orang narapidana serta tahanan melarikan diri dan melukai beberapa penjaga penjara.<ref>{{cite news |title=Hunt for 250 inmates in Papua prison break |url=https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-49417311 |accessdate=25 Agustus 2019 |work=BBC |date=21 Agustus 2019}}</ref> Meskipun demikian, pada 23 Agustus, seorang petugas penjara mencatat bahwa sebagian besar tahanan yang melarikan diri hanya berusaha untuk melarikan diri dari api dan memeriksa keluarga mereka, dan kebanyakan pelarian telah kembali ke penjara tersebut.<ref>{{cite news |title=Indonesia jailbreak: Convicts return to Papua prison |url=https://www.channelnewsasia.com/news/asia/indonesia-jailbreak-papua-riots-fire-11836338 |accessdate=25 Agustus 2019 |work=CNA |date=23 Agustus 2019 |language=en}}</ref>
'''Ditunggangi Kelompok Ekstrimis'''


Sekitar 4.000-5.000 pemrotes berunjuk rasa di kota penambangan [[Timika]], menyebabkan kerusakan pada sebuah hotel di dekat gedung DPRD [[Kabupaten Mimika]]. Bentrokan lebih lanjut antara pengunjuk rasa dan polisi terjadi di depan gedung DPRD Mimika, ketika polisi membubarkan kerumunan orang menunggu [[kabupaten|bupati]] Mimika, [[Eltinus Omaleng]]. Lusinan orang akhirnya ditangkap, didakwa merusak hotel atau memaksa toko reparasi mobil lokal untuk menyediakan ban bagi para pengunjuk rasa untuk dibakar. 3 polisi juga dilaporkan terluka akibat bentrokan tersebut.<ref name="spreading"/><ref>{{cite news |title=Police arrest 34 suspected rioters in Timika after protests against racist abuse |url=https://www.thejakartapost.com/news/2019/08/22/police-arrest-34-suspected-rioters-in-timika-after-protests-against-racist-abuse.html |accessdate=25 Agustus 2019 |work=The Jakarta Post |date=22 Agustus 2019 |language=en}}</ref><ref>{{cite news |title=45 Demonstran di Timika Diamankan, 3 Polisi Terluka |url=https://www.jpnn.com/news/45-demonstran-di-timika-diamankan-3-polisi-terluka |accessdate=25 Agustus 2019 |work=JPNN |date=22 Agustus 2019 |language=id}}</ref>
Kerusuhan di Wamena dan Jayapura terjadi tepat sebelum dengan pembukaan Sidang Majelis Umum PBB ke-74 (24/9), dimana kelompok ekstremis Papua berusaha memperkeruh isu Papua di sidang PBB. Pihak kepolisian sudah mengaman enam orang yang diduga sebagai provokator demo. Menurut pihak kepolisian, aksi tersebut disusupi anggota kelompok ekstrimis KNPB yang dikomandoi Benny Wenda. Kebetulan Wenda menjadi salah satu partisipan dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-74.Kelompok ekstrimis sudah merancang kerusuhan ini yang diawali dengan kampanye eksodus mahasiswa untuk kembali ke Papua usai insiden rasisme di Surabaya (16/8).  Terhitung sejak kampanye eksodus mahasiswa tersebut, pada 17 - 20 September 2019 telah terdapat 32 postingan. Kelompok ekstremis Papua masih terus berupaya memanaskan isu rasisme agar menjadi agenda di forum PBB.

Ribuan pengunjuk rasa juga berunjuk rasa di kota [[Fakfak]] pada 21 Agustus. Massa membakar pasar lokal dan gedung kantor. Selain itu, para pengunjuk rasa memblokir jalan ke [[Bandar Udara Torea Fakfak]]. Akibatnya, polisi terpaksa menembakkan gas air mata pada para demonstran untuk membubarkan massa. Menurut juru bicara kepolisian Indonesia, situasinya "terkendali" dan hanya sekitar 50 orang yang terlibat dalam pembakaran gedung pasar. Beberapa orang terluka dalam protes dan bentrokan itu.<ref>{{cite news |title=Fresh protests in Indonesia's Papua as extra police arrive |url=https://uk.reuters.com/article/indonesia-papua/fresh-protests-in-indonesias-papua-as-extra-police-arrive-idUKL4N25H1HH |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Reuters |date=21 Agustus 2019 |language=en}}</ref><ref>{{cite news |title=Rusuh di Fakfak Papua Barat, Polisi Tembakkan Gas Air Mata |url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190821111236-20-423291/rusuh-di-fakfak-papua-barat-polisi-tembakkan-gas-air-mata |accessdate=25 Agustus 2019 |work=CNN Indonesia |date=21 Agustus 2019 |language=id}}</ref>

Sejumlah unjuk rasa juga digelar di [[Kabupaten Merauke|Merauke]], [[Kabupaten Nabire|Nabire]], [[Kabupaten Yahukimo|Yahukimo]] and [[Kabupaten Biak Numfor|Biak]].<ref name="aj"/><ref name="mawel">{{cite news |last1=Mawel |first1=Benny |title=Violence in Sorong, more protests in Papua as anger over racism spreads |url=https://www.thejakartapost.com/news/2019/08/20/violence-in-sorong-more-protests-in-papua-as-anger-over-racism-spreads.html |accessdate=24 Agustus 2019 |work=The Jakarta Post |date=20 Agustus 2019|language=en}}</ref><ref>{{cite news |title=Indonesia arrests 34, blocks internet in Papua |url=https://www.afr.com/world/asia/indonesia-arrests-34-blocks-internet-in-papua-20190822-p52jx3 |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Australian Financial Review |date=22 Agustus 2019 |language=en}}</ref> Beberapa mahasiswa Papua di [[Jakarta]] juga menggelar unjuk rasa di depan [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|gedung Kemendagri RI]] pada 22 Agustus.<ref>{{cite news |title=Demo di Depan Kemendagri, Mahasiswa Papua Sempat Dorong-dorongan dengan Polisi-TNI |url=https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/22/13415391/demo-di-depan-kemendagri-mahasiswa-papua-sempat-dorong-dorongan-dengan |accessdate=25 Agustus 2019 |work=KOMPAS |date=22 Agustus 2019 |language=id}}</ref> Protes yang lebih damai berlanjut, dengan "mars panjang" yang damai di [[Kabupaten Sarmi]] pada 23 Agustus<ref>{{cite web |title=MASYARAKAT SARMI: USUT TUNTAS KASUS PERSEKUSI DAN RASISME TERHADAP ORANG PAPUA.|url=https://www.sarmikab.go.id/main/masyarakat-sarmi-usut-tuntas-kasus-persekusi-dan-rasisme-terhadap-orang-papua/ |publisher=Sarmi Regency |accessdate=25 Agustus 2019 |language=id-ID |date=24 Agustus 2019}}</ref> dan unjuk rasa pro-kemerdekaan di [[Semarang]] pada hari berikutnya.<ref>{{cite news |title=Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Massa Aksi: Papua Bukan Merah Putih |url=https://jateng.suara.com/read/2019/08/24/191147/kibarkan-bendera-bintang-kejora-massa-aksi-papua-bukan-merah-putih |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Suara |date=24 Agustus 2019 |language=id}}</ref> Demonstrasi lain yang memprotes rasisme terhadap mahasiswa Papua juga diadakan di Yogyakarta,<ref>{{cite news |last1=Syambudi |first1=Irwan |title=Mahasiswa Papua di Yogya Demo Tolak Tindakan Rasisme di Surabaya |url=https://tirto.id/mahasiswa-papua-di-yogya-demo-tolak-tindakan-rasisme-di-surabaya-egFb |accessdate=25 Agustus 2019 |work=tirto.id |date=20 Agustus 2019 |language=id}}</ref> [[Bandung]]<ref>{{cite news |title=Kronologi Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua di Bandung |url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190823134804-20-424081/kronologi-polisi-beri-miras-ke-mahasiswa-papua-di-bandung |accessdate=25 Agustus 2019 |work=CNN Indonesia |date=23 Agustus 2019 |language=id}}</ref> dan [[Denpasar]],<ref>{{cite news |title=Mahasiswa Papua di Bali Demo, Teriak Yel-yel Bintang Kejora |url=https://kumparan.com/@kumparannews/mahasiswa-papua-di-bali-demo-teriak-yel-yel-bintang-kejora-1riKAK9jvQP |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Kumparan |date=22 Agustus 2019 |language=id-ID}}</ref> serta kota lainnya. Beberapa aktivis mencatat bahwa unjuk rasa ini merupakan salah satu yang terbesar serta belum pernah terjadi di wilayah ini selama bertahun-tahun.<ref name="tg"/> Unjuk rasa berlanjut pada tanggal 26 Agustus, dengan [[bendera Papua Barat]] dikibarkan oleh pengunjuk rasa damai di [[Kabupaten Deiyai]] ​​berjumlah 5.000 menurut para penyelenggara, bersamaan dengan demonstrasi serentak di kota-kota Papua lainnya, seperti [[Wamena]], [[Kabupaten Paniai|Paniai]], [[Kabupaten Yahukimo|Yahukimo]], dan [[Kabupaten Dogiyai|Dogiyai]] di samping kota-kota di luar Papua seperti [[Makassar]].<ref>{{cite news |title=Bendera Bintang Kejora Berkibar 1,5 Jam di Kantor Bupati Deiyai |url=https://www.tempo.co/abc/4624/bendera-bintang-kejora-berkibar-15-jam-di-kantor-bupati-deiyai |accessdate=27 Agustus 2019 |work=Tempo |date=27 Agustus 2019 |language=id}}</ref>


== Kelanjutan ==
== Kelanjutan ==
Menindaklanjuti aksi protes, [[Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia|Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia]] [[Rudiantara]] melakukan perlambatan akses internet di sekitar Sorong dalam suatu langkah yang dinyatakan sebagai langkah untuk memerangi disinformasi.<ref name="wibawa">{{cite news |last1=Wibawa |first1=Tasha |title='Get the guns': Almost 1,000 Indonesian police descend on West Papua to 'clean up' protests |url=https://www.abc.net.au/news/2019-08-21/west-papua-protest-indonesian-military-police-clean-up/11433840 |accessdate=25 Agustus 2019 |work=ABC News |date=21 Agustus 2019 |language=en-AU}}</ref> Kementerian juga dilaporkan telah menutup akun media sosial yang "berbagi konten provokatif".<ref name="spreading">{{cite news |title=Papuan riots, protests against racism spreading but calming down: Police |url=https://www.thejakartapost.com/news/2019/08/21/papuan-riots-protests-against-racism-spreading-but-calming-down-police.html |accessdate=25 Agustus 2019 |work=The Jakarta Post |date=21 Agustus 2019 |language=en}}</ref> Penutupan internet tersebut menyebabkan unjuk rasa lain terhadap kementerian di Jakarta oleh organisasi hak asasi manusia setempat.<ref>{{cite news |title=Masyarakat Gelar Demo Minta Kominfo Buka Akses Internet Papua |url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190823111912-192-424033/masyarakat-gelar-demo-minta-kominfo-buka-akses-internet-papua |accessdate=25 Agustus 2019 |work=CNN Indonesia |date=23 Agustus 2019 |language=id}}</ref>
Dari kerusuhan Wamena, tercatat 26 orang meninggal dunia dan 22 orang adalah masyarakat Papua pendatang. Mereka tewas karena terperangkap di rumah atau toko mereka yang dibakar massa pendemo anarkis. Dan 65 orang dinyatakan mengalami luka-luka.

Pada malam 19 Agustus, [[presiden Indonesia]], [[Jokowi]] merilis pernyataan yang mendesak ketenangan dan mengatakan kepada orang Papua bahwa "Emosi itu boleh, tapi memaafkan lebih baik. Sabar juga lebih baik."<ref>{{cite news | website=Kompas.com|title=Jokowi: Pemerintah Jaga Kehormatan Masyarakat Papua dan Papua Barat|url=https://nasional.kompas.com/read/2019/08/19/18015991/jokowi-pemerintah-jaga-kehormatan-masyarakat-papua-dan-papua-barat?page=all|author=Ihsanuddin|editor=Bayu Galih|date=19 Agustus 2019|accessdate=9 September 2019}}</ref> Jokowi juga menyiapkan kunjungan ke wilayah tersebut.<ref name="wibawa"/> [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia|Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia]] [[Wiranto]] juga merilis pernyataan yang menjanjikan penyelidikan "lengkap dan adil" atas insiden di Surabaya dan menambahkan bahwa situasi di Papua terkendali. Kepala [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kepolisian Nasional]] [[Tito Karnavian]] mengklaim bahwa kerusuhan itu disebabkan oleh, selain dari insiden di Surabaya dan perlakuan terhadap siswa yang terlibat, juga karena sebuah berita tipuan tentang salah satu siswa yang terbunuh saat penahanan mereka.<ref name="calm">{{cite news |title=Indonesia's Jokowi urges calm after violent West Papua protests |url=https://www.aljazeera.com/news/2019/08/indonesia-jokowi-urges-calm-violent-west-papua-protests-190819231128532.html |accessdate=20 Agustus 2019 |work=Al Jazeera |date=20 Agustus 2019}}</ref>

Wakil Ketua [[Dewan Perwakilan Rakyat]] [[Fadli Zon]] menyerukan penyelidikan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden rasisme di Surabaya.<ref>{{cite news |title=Fadli Zon Minta Polri Investigasi Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya |url=https://nasional.kompas.com/read/2019/08/20/14112841/fadli-zon-minta-polri-investigasi-pengepungan-asrama-mahasiswa-papua-di |accessdate=25 Agustus 2019 |work=KOMPAS |date=20 Agustus 2019 |language=id}}</ref> Sebagai respons, Polisi daerah [[Jawa Timur]] membentuk tim untuk menyelidiki tuduhan tersebut.<ref>{{cite news |title=Polda Jatim Bentuk Tim Selidiki Dugaan Rasisme terhadap Mahasiswa Papua : Okezone Nasional |url=https://nasional.okezone.com/read/2019/08/21/337/2094883/polda-jatim-bentuk-tim-selidiki-dugaan-rasisme-terhadap-mahasiswa-papua |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Okezone |date=21 Agustus 2019 |language=id-ID}}</ref> [[Keuskupan Amboina|Uskup Ambon]] [[Petrus Canisius Mandagi]] juga menyerukan protes damai dan mengatakan bahwa orang Papua "tidak boleh biadab seperti mereka yang menyemburkan rasisme".<ref>{{cite news |title=Indonesia bishop urges calm in Papua, denounces racism - Vatican News |url=https://www.vaticannews.va/en/church/news/2019-08/indonesia-violence-racism-rights-mandagi.html |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Vatican News |date=23 Agustus 2019 |language=en}}</ref> Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Papua|DPRP]] [[Yorrys Raweyai]] menyerukan pembubaran [[Banser]] [[Nahdlatul Ulama]], mengklaim bahwa pembubaran milisi tersebut adalah permintaan dari pengunjuk rasa di Sorong.<ref>{{cite news |last1=Sugiharto |first1=Jobpie |title=Tuntutan Pembubaran Banser NU, Yorrys Raweyai Jelaskan Detilnya |url=https://nasional.tempo.co/read/1240034/tuntutan-pembubaran-banser-nu-yorrys-raweyai-jelaskan-detilnya/full&view=ok |accessdate=25 Agustus 2019 |work=Tempo |date=25 Agustus 2019 |language=id}}</ref>

Tri Susanti, seorang anggota partai [[Gerindra]] dan pemimpin unjuk rasa di Surabaya terhadap pelajar Papua, secara terbuka meminta maaf setelah protes di Papua dan membantah tuduhan kekerasan fisik terhadap para mahasiswa.<ref>{{cite news |title=Leader of rally against Papuan students apologizes for racist abuse |url=https://www.thejakartapost.com/news/2019/08/21/leader-of-rally-against-papuan-students-apologizes-for-racist-abuse.html |accessdate=25 Agustus 2019 |work=The Jakarta Post |date=21 Agustus 2019 |language=en}}</ref> Tokoh kemerdekaan Papua Barat [[Benny Wenda]] berkomentar bahwa insiden di Surabaya telah "menyalakan api unggun rasisme, diskriminasi, dan penyiksaan orang Papua Barat selama hampir 60 tahun oleh Indonesia".<ref name="tg">{{cite news |last1=Lamb |first1=Kate |last2=Doherty |first2=Ben |title=West Papua protests: Indonesia deploys 1,000 soldiers to quell unrest, cuts internet |url=https://www.theguardian.com/world/2019/aug/22/west-papua-protests-indonesia-deploys-1000-soldiers-to-quell-unrest |accessdate=25 Agustus 2019 |work=The Guardian |date=22 Agustus 2019}}</ref>


Pada tanggal 27 Agustus, Gubernur Papua [[Lukas Enembe]] mengunjungi gedung para mahasiswa Papua di Surabaya. Akan tetapi, ia langsung ditolak oleh mereka, yang sebelumnya telah menolak semua pengunjung dengan memasang spanduk bertuliskan 'Siapapun yang datang kami tolak'.<ref>{{cite news |title=Gubernur Lukas Enembe Ditolak Mahasiswa Papua di Surabaya |url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190827175249-20-425116/gubernur-lukas-enembe-ditolak-mahasiswa-papua-di-surabaya |accessdate=27 Agustus 2019 |work=CNN Indonesia |date=27 Agustus 2019 |language=id}}</ref>
Sedangkan dari aksi anarkis di Jayapura, tiga warga sipil yang diduga mahasiswa tewas. Sedangkan 20 orang mengalami luka-luka. Satu prajurit TNI bernama Praka Zulkifli yang mengawal para mahasiswa juga gugur saat terjadi bentrok di Expo Waena. Zulkifli terkena bacokan di bagian kepalanya oleh oknum AMP.


== Lihat pula ==
* [[Veronica Koman]]
* [[Veronica Koman]]



Revisi per 24 September 2019 11.57

Unjuk rasa dan kerusuhan Papua 2019
Unjuk rasa di Kabupaten Sarmi, Papua, 23 Agustus 2019
Tanggalsejak 19 Agustus 2019
(4 tahun, 10 bulan, 1 minggu dan 3 hari)
LokasiPapua dan Papua Barat, Indonesia
JenisUnjuk rasa, kerusuhan
PenyebabMenanggapi penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua di Jawa Timur
Cedera3 Polisi[1]
Kerugian harta benda1 Gedung DPRD dan 1 Gedung bekas kantor Gubernur Papua Barat[1]

Sejak 19 Agustus 2019, terjadi unjuk rasa di beberapa kota di provinsi Papua dan Papua Barat, Indonesia, yang sebagian disertai dengan kerusuhan.[2][3] Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan untuk menyikapi peristiwa penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua oleh aparat kepolisian dan tentara di beberapa tempat di Jawa Timur pada tanggal 17 Agustus 2019.[4][5]

Latar belakang

Unjuk rasa dan bentrokan di Malang dan sejumlah kota lain

Pada tanggal 15 Agustus 2019, bertepatan dengan peringatan penandatanganan Perjanjian New York dan pembahasan tentang Papua pada pertemuan Forum Kepulauan Pasifik di Tuvalu yang juga diikuti oleh pimpinan Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda,[6][7] unjuk rasa terjadi di beberapa kota di Indonesia, termasuk Jayapura, Ternate, Ambon, Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Malang.[8] Pelaku unjuk rasa tersebut termasuk Komite Aksi ULMWP, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), dan Komunitas Mahasiswa Papua (KMP). Di Yogyakarta dan Jakarta, aksi unjuk rasa tersebut berlangsung tanpa gangguan. Di Bandung, unjuk rasa harus pindah lokasi untuk menghindari serangan dari lebih dari seratus orang milisi sipil. Sementara itu, unjuk rasa di Jayapura, Ternate, dan Ambon dibubarkan oleh aparat keamanan dan para pengunjuk rasa ditangkap, walaupun kemudian dilepas kembali setelah beberapa waktu.[9]

Di Malang, Jawa Timur, massa pengunjuk rasa berbentrokan dengan warga yang menghadang mereka dan kemudian dengan massa Aremania yang hendak menyaksikan pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya. Sekitar pukul 9 pagi, ketika hendak menuju ke balaikota Malang, massa pengunjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua dihadang oleh sejumlah warga di sekitar perempatan Rajabali. Terjadi cekcok antara pengunjuk rasa dan massa penghadang, yang diikuti dengan kejar-kejaran dan saling lempar batu antarmassa di Jalan Basuki Rahmat. Polisi kemudian melerai dan menyekat kedua massa tersebut. Massa pengunjuk rasa kemudian sempat berorasi mengaspirasikan kemerdekaan Papua. Sekitar pukul 10.15, massa Aremania yang kebetulan hendak menuju pertandingan di Stadion Kanjuruhan mulai berdatangan di lokasi. Selanjutnya, terjadi saling teriak antarmassa dan pembubaran paksa oleh massa Aremania. Bentrokan baru benar-benar bisa dihentikan sekitar pukul 10.30. Massa pengunjuk rasa kemudian diangkut dengan truk polisi dan selanjutnya dipulangkan, sementara pengunjuk rasa yang terluka langsung dibawa ke rumah sakit.[8][10][11]

Kepolisian Kota Malang menyatakan kepada pers setelah kejadian bahwa unjuk rasa di Malang tersebut tidak berizin karena pihaknya tidak memberikan tanda terima pengajuan permohonan unjuk rasa.[11][12][13] Selain itu, ketika ditanyai oleh pers mengenai kemungkinan pemulangan mahasiswa Papua ke daerah asalnya setelah kejadian tersebut, Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko menjawab bahwa hal itu dapat menjadi salah satu pilihan.[14]

Sementara itu, pihak Aliansi Mahasiswa Papua selaku pelaku unjuk rasa menyatakan bahwa mereka dihadang dan diserang oleh kelompok organisasi masyarakat. Mereka mendapatkan ujaran kebencian dan kekerasan fisik yang membuat lima orang terluka. Selain itu, menurut mereka, pihak kepolisian membiarkan kekerasan tersebut terjadi pada mereka.[15][16]

Asrama mahasiswa Papua di Surabaya

Asrama mahasiswa Papua Kamasan III adalah asrama bagi mahasiswa rantau Papua yang diresmikan pada tahun 2007 dan terletak di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, beberapa ratus meter dari kantor Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (kantor Kecamatan, Kepolisian Sektor Kota [Polsekta], dan Komando Rayon Militer [Koramil]) Tambaksari.[17][18] Pada 6 Juli 2018, petugas gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP beserta camat setempat mendatangi asrama tersebut, membubarkan acara diskusi dan pemutaran film mengenai pembantaian terhadap 200-an warga Papua oleh aparat keamanan di Biak tahun 1998.[19][20]

Pada bulan Agustus 2018, terjadi insiden yang diawali dengan usaha pemasangan bendera Merah Putih di asrama ini oleh sejumlah organisasi masyarakat menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada 15 Agustus 2018, sehari setelah camat setempat menyosialisasikan permintaan wali kota Surabaya untuk memasang bendera tanggal 14-18 Agustus,[21] organisasi masyarakat, seperti Patriot Muda, Benteng NKRI, dan Pemuda Pancasila,[22] mendatangi asrama tersebut untuk memasang bendera. Penghuni asrama menyatakan bahwa massa yang datang merusak pagar dan melempari asrama serta melontarkan ujaran kebencian.[23][24] Terjadi bentrokan dan salah satu anggota organisasi masyarakat terluka, lalu mengadu ke polisi. Polisi kemudian datang berusaha melakukan penggeledahan, lalu semua penghuni asrama diangkut ke Mapolrestabes Surabaya.[25] Di antara massa yang diangkut polisi, ada yang meneriakkan aspirasi kemerdekaan Papua.[26]

Kejadian serupa terjadi pada tahun 2019. Pada 15 Agustus 2019, camat setempat bersama aparat Satpol PP, Koramil, dan Polsekta mendatangi asrama ini dan memasang bendera Merah Putih di depan gerbang asrama setelah berdialog dengan penghuni asrama. Menurut seorang pejabat kecamatan, tiang bendera yang mereka tancapkan tersebut telah berpindah tempat keesokan harinya, tanggal 16 Agustus.[18] Menurut penghuni asrama, rombongan kecamatan, Koramil, dan Polsekta lalu memasang tiang bendera baru di tempat yang sama.

Kronologi

Pada 19 Agustus 2019, ribuan orang berunjuk rasa di Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat.[27] Unjuk rasa ini berubah menjadi kerusuhan yang mengakibatkan terbakarnya gedung DPRD setempat. Menurut laporan pemerintah, tiga petugas polisi terluka akibat lemparan batu dari para pengunjuk rasa.[1] Selain fasilitas umum, beberapa properti pribadi juga dibakar.[28] Beberapa dari para pengunjuk rasa membawa bendera Bintang Kejora - bendera lama Nugini Belanda yang digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka - sambil meneriakkan slogan-slogan pro kemerdekaan.[18] Di Indonesia, tindakan tersebut dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.[29] Wakil gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani mengatakan bahwa ekonomi kota sepenuhnya lumpuh akibat protes yang dilakukan.[30] Menurut juru bicara Komite Nasional Papua Barat, seorang pemrotes wanita ditembak di pergelangan kaki saat mengikuti aksi unjuk rasa di Manokwari. Angkatan Bersenjata Indonesia mengatakan kepada media bahwa 300 tentara dikerahkan ke Manokwari pada 21 Agustus.[31]

Di Jayapura, ibu kota Provinsi Papua, ratusan pengunjuk rasa menurunkan bendera Merah Putih di depan kantor gubernur.[29] Para pengunjuk rasa juga memblokir jalan ke Bandar Udara Sentani.[32]

Unjuk rasa juga terjadi di Sorong, dan di sana dilaporkan terdengar suara tembakan.[33] Menanggapi cercaan "monyet" di Surabaya, beberapa pengunjuk rasa berpakaian monyet.[34] Massa menyerbu Bandar Udara Domine Eduard Osok dan melemparkan batu ke jendela kaca bandara, mengakibatkan kerusakan pada gedung terminal.[35] Serangan itu juga sempat mengganggu operasi bandara untuk sementara waktu.[36] Selain dari bandara, penjara kota juga dibakar, mengakibatkan 258 orang narapidana serta tahanan melarikan diri dan melukai beberapa penjaga penjara.[37] Meskipun demikian, pada 23 Agustus, seorang petugas penjara mencatat bahwa sebagian besar tahanan yang melarikan diri hanya berusaha untuk melarikan diri dari api dan memeriksa keluarga mereka, dan kebanyakan pelarian telah kembali ke penjara tersebut.[38]

Sekitar 4.000-5.000 pemrotes berunjuk rasa di kota penambangan Timika, menyebabkan kerusakan pada sebuah hotel di dekat gedung DPRD Kabupaten Mimika. Bentrokan lebih lanjut antara pengunjuk rasa dan polisi terjadi di depan gedung DPRD Mimika, ketika polisi membubarkan kerumunan orang menunggu bupati Mimika, Eltinus Omaleng. Lusinan orang akhirnya ditangkap, didakwa merusak hotel atau memaksa toko reparasi mobil lokal untuk menyediakan ban bagi para pengunjuk rasa untuk dibakar. 3 polisi juga dilaporkan terluka akibat bentrokan tersebut.[39][40][41]

Ribuan pengunjuk rasa juga berunjuk rasa di kota Fakfak pada 21 Agustus. Massa membakar pasar lokal dan gedung kantor. Selain itu, para pengunjuk rasa memblokir jalan ke Bandar Udara Torea Fakfak. Akibatnya, polisi terpaksa menembakkan gas air mata pada para demonstran untuk membubarkan massa. Menurut juru bicara kepolisian Indonesia, situasinya "terkendali" dan hanya sekitar 50 orang yang terlibat dalam pembakaran gedung pasar. Beberapa orang terluka dalam protes dan bentrokan itu.[42][43]

Sejumlah unjuk rasa juga digelar di Merauke, Nabire, Yahukimo and Biak.[31][33][44] Beberapa mahasiswa Papua di Jakarta juga menggelar unjuk rasa di depan gedung Kemendagri RI pada 22 Agustus.[45] Protes yang lebih damai berlanjut, dengan "mars panjang" yang damai di Kabupaten Sarmi pada 23 Agustus[46] dan unjuk rasa pro-kemerdekaan di Semarang pada hari berikutnya.[47] Demonstrasi lain yang memprotes rasisme terhadap mahasiswa Papua juga diadakan di Yogyakarta,[48] Bandung[49] dan Denpasar,[50] serta kota lainnya. Beberapa aktivis mencatat bahwa unjuk rasa ini merupakan salah satu yang terbesar serta belum pernah terjadi di wilayah ini selama bertahun-tahun.[51] Unjuk rasa berlanjut pada tanggal 26 Agustus, dengan bendera Papua Barat dikibarkan oleh pengunjuk rasa damai di Kabupaten Deiyai ​​berjumlah 5.000 menurut para penyelenggara, bersamaan dengan demonstrasi serentak di kota-kota Papua lainnya, seperti Wamena, Paniai, Yahukimo, dan Dogiyai di samping kota-kota di luar Papua seperti Makassar.[52]

Kelanjutan

Menindaklanjuti aksi protes, Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Rudiantara melakukan perlambatan akses internet di sekitar Sorong dalam suatu langkah yang dinyatakan sebagai langkah untuk memerangi disinformasi.[34] Kementerian juga dilaporkan telah menutup akun media sosial yang "berbagi konten provokatif".[39] Penutupan internet tersebut menyebabkan unjuk rasa lain terhadap kementerian di Jakarta oleh organisasi hak asasi manusia setempat.[53]

Pada malam 19 Agustus, presiden Indonesia, Jokowi merilis pernyataan yang mendesak ketenangan dan mengatakan kepada orang Papua bahwa "Emosi itu boleh, tapi memaafkan lebih baik. Sabar juga lebih baik."[54] Jokowi juga menyiapkan kunjungan ke wilayah tersebut.[34] Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Wiranto juga merilis pernyataan yang menjanjikan penyelidikan "lengkap dan adil" atas insiden di Surabaya dan menambahkan bahwa situasi di Papua terkendali. Kepala Kepolisian Nasional Tito Karnavian mengklaim bahwa kerusuhan itu disebabkan oleh, selain dari insiden di Surabaya dan perlakuan terhadap siswa yang terlibat, juga karena sebuah berita tipuan tentang salah satu siswa yang terbunuh saat penahanan mereka.[55]

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menyerukan penyelidikan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden rasisme di Surabaya.[56] Sebagai respons, Polisi daerah Jawa Timur membentuk tim untuk menyelidiki tuduhan tersebut.[57] Uskup Ambon Petrus Canisius Mandagi juga menyerukan protes damai dan mengatakan bahwa orang Papua "tidak boleh biadab seperti mereka yang menyemburkan rasisme".[58] Anggota DPRP Yorrys Raweyai menyerukan pembubaran Banser Nahdlatul Ulama, mengklaim bahwa pembubaran milisi tersebut adalah permintaan dari pengunjuk rasa di Sorong.[59]

Tri Susanti, seorang anggota partai Gerindra dan pemimpin unjuk rasa di Surabaya terhadap pelajar Papua, secara terbuka meminta maaf setelah protes di Papua dan membantah tuduhan kekerasan fisik terhadap para mahasiswa.[60] Tokoh kemerdekaan Papua Barat Benny Wenda berkomentar bahwa insiden di Surabaya telah "menyalakan api unggun rasisme, diskriminasi, dan penyiksaan orang Papua Barat selama hampir 60 tahun oleh Indonesia".[51]

Pada tanggal 27 Agustus, Gubernur Papua Lukas Enembe mengunjungi gedung para mahasiswa Papua di Surabaya. Akan tetapi, ia langsung ditolak oleh mereka, yang sebelumnya telah menolak semua pengunjung dengan memasang spanduk bertuliskan 'Siapapun yang datang kami tolak'.[61]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ a b c "Demo di Manokwari, Tiga Polisi di Papua Terluka". CNN Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Agustus 2019. 
  2. ^ "Kronologi Kericuhan di Manokwari". Republika Online. 2019-08-19. Diakses tanggal 2019-08-19. 
  3. ^ Siagian, Wilpret. "Selain Manokwari, Massa di Jayapura Long March Menuju Kantor DPRD". detiknews. Diakses tanggal 2019-08-19. 
  4. ^ "Hentikan Rasisme dan Diskriminasi Mahasiswa Papua! -". 2019-08-19. Diakses tanggal 2019-08-19. 
  5. ^ "Kecam persekusi dan rasisme, ribuan pengunjukrasa menuju kantor Gubernur Papua". JUBI. 2019-08-19. Diakses tanggal 2019-08-19. 
  6. ^ Lyons, Kate; Doherty, Ben (16 Agustus 2019). "West Papua: Pacific leaders urge UN visit to region's 'festering human rights sore'". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Agustus 2019. In the past 24 hours, a series of demonstrations in West Papua and across other Indonesian provinces - planned to coincide with and the Pacific Islands Forum’s consideration of West Papua - were broken up early by police with mass arrests. 
  7. ^ ABC Australia (12 Agustus 2019). "Vanuatu Ikutkan Tokoh Papua Merdeka di Forum Pasifik, Indonesia Kesal". detikNews. Diakses tanggal 23 Agustus 2019. 
  8. ^ a b "Kronik Rusuh Papua, dari Malang Menjalar hingga Makassar". CNN Indonesia. 20 Agustus 2019. Diakses tanggal 23 Agustus 2019. 
  9. ^ "Summary of Violations of Freedom of Expression on West Papua: 15 August 2019". Tapol.org (dalam bahasa Inggris). 16 Agustus 2019. Diakses tanggal 23 Agustus 2019. 
  10. ^ Rida Ayu (15 Agustus 2019). "Detik-detik Aremania Pukul Mundur Aksi AMP di Kayutangan". Radarmalang.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Agustus 2019. Diakses tanggal 24 Agustus 2019. 
  11. ^ a b Zainul Arifin (15 Agustus 2019). "Mahasiswa Papua Terlibat Bentrok dengan Warga di Malang". Liputan6.com. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  12. ^ Andi Hartik (15 Agustus 2019). "Mahasiswa Papua Terlibat Bentrok dengan Warga di Kota Malang". Kompas.com. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  13. ^ Muhammad Aminudin (15 Agustus 2019). "Mahasiswa Papua yang Rusuh di Malang Tak Kantongi Izin Demo". DetikNews. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  14. ^ Nurlayla Ratri (19 Agustus 2019). Heryanto, ed. "Statement Asli Wakil Wali Kota Malang dan Kronologi Ricuh Demonstrasi Mahasiswa Papua". Malangtimes. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  15. ^ Aminatus Sofya & Rifky Edgar (15 Agustus 2019). Mujib Anwar, ed. "Aliansi Mahasiswa Papua Demonstrasi di Malang Ngaku Dipukul & 5 Luka Berat, Polisi Sebut Langgar UU". Tribunmadura.com. Diakses tanggal 24 Agustus 2019. 
  16. ^ Eko Widianto (15 Agustus 2019). Juli Hantoro, ed. "Mahasiswa Papua di Malang Mengaku Diserang Kelompok Ormas". Tempo.co. Diakses tanggal 26 Agustus 2019. 
  17. ^ Dida Tenola (17 Agustus 2018). Sofyan Cahyono, ed. "Asrama Mahasiswa Papua Sudah Ada Sejak 1960-an". JawaPos.com. Diakses tanggal 27 Agustus 2019. 
  18. ^ a b c "Asrama Papua: Cek fakta kasus bendera merah putih dan makian rasialisme di Surabaya". BBC News Indonesia. 23 Agustus 2019. Diakses tanggal 27 Agustus 2019. 
  19. ^ "Pembubaran Diskusi Papua di Surabaya Ancam Rasa "Kebangsaan"". DW.com. 9 Juli 2018. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  20. ^ Slamet Agus Sudarmojo & Hanif Nasrullah (7 Juli 2018). Gilang Galiartha, ed. "Aparat kawal ketat asrama mahasiswa Papua di Surabaya". ANTARA News. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  21. ^ Achmad Faizal (15 Agustus 2018). Ana Shofiana Syatiri, ed. "Menurut Camat, Mahasiswa Papua Sempat Marah Saat Ditawarkan Bendera". Kompas.com. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  22. ^ Michael Hangga Wismabrata (15 Agustus 2018). Reni Susanti, ed. "5 Fakta di Balik Bentrokan Ormas dan Mahasiswa Papua di Surabaya". Kompas.com. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  23. ^ Arnold Belau (16 Agustus 2018). "Kronologis Aksi Ormas dan Polisi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya". Suarapapua.com. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  24. ^ Wijayanto, ed. (16 Agustus 2018). "Tak Pasang Bendera Merah Putih, Asrama Mahasiswa Papua Diserbu Ormas". Radar Surabaya. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  25. ^ Dika Dania Kardi (16 Agustus 2018). "Sebanyak 49 Mahasiswa Papua Masih Ditahan di Polres Surabaya". CNN Indonesia. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  26. ^ Fersita Felicia Facette, ed. (16 Agustus 2018). "Sabhara Diterjunkan, Mahasiswa Papua Teriakkan Merdeka". JawaPos.com. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  27. ^ Michael Hangga Wismabrata, ed. (19 Agustus 2019). "Ribuan Mahasiswa Papua "Long March" Menuju Kantor Gubernur dan DPRD Provinsi". Kompas.com. Diakses tanggal 28 Agustus 2019. 
  28. ^ "Kerusuhan di Papua 'membuat khawatir' warga pendatang". BBC. 22 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  29. ^ a b Firdaus, Febriana (19 Agustus 2019). "Fiery protests erupt in Indonesia's West Papua region". Al Jazeera (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  30. ^ Karmini, Niniek (20 Agustus 2019). "Protesters burn local Parliament building in West Papua". The Sydney Morning Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Agustus 2019. 
  31. ^ a b Firdaus, Febriana (21 Agustus 2019). "Indonesia deploys troops to West Papua as protests spread". Al Jazeera. Diakses tanggal 24 Agustus 2019. 
  32. ^ "Massa Unjuk Rasa di Jayapura Blokir Jalan Ke Bandara Sentani". liputan6.com. 19 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  33. ^ a b Mawel, Benny (20 Agustus 2019). "Violence in Sorong, more protests in Papua as anger over racism spreads". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Agustus 2019. 
  34. ^ a b c Wibawa, Tasha (21 Agustus 2019). "'Get the guns': Almost 1,000 Indonesian police descend on West Papua to 'clean up' protests". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  35. ^ "Demo di Sorong Papua, Massa Rusak Fasilitas Bandara". KOMPAS. 19 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  36. ^ "Kondisi Terkini Bandara Domine Eduard Osok Sorong setelah Kerusuhan di Manokwari". Tribun Wow. 20 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  37. ^ "Hunt for 250 inmates in Papua prison break". BBC. 21 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  38. ^ "Indonesia jailbreak: Convicts return to Papua prison". CNA (dalam bahasa Inggris). 23 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  39. ^ a b "Papuan riots, protests against racism spreading but calming down: Police". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 21 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  40. ^ "Police arrest 34 suspected rioters in Timika after protests against racist abuse". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 22 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  41. ^ "45 Demonstran di Timika Diamankan, 3 Polisi Terluka". JPNN. 22 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  42. ^ "Fresh protests in Indonesia's Papua as extra police arrive". Reuters (dalam bahasa Inggris). 21 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  43. ^ "Rusuh di Fakfak Papua Barat, Polisi Tembakkan Gas Air Mata". CNN Indonesia. 21 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  44. ^ "Indonesia arrests 34, blocks internet in Papua". Australian Financial Review (dalam bahasa Inggris). 22 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  45. ^ "Demo di Depan Kemendagri, Mahasiswa Papua Sempat Dorong-dorongan dengan Polisi-TNI". KOMPAS. 22 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  46. ^ "MASYARAKAT SARMI: USUT TUNTAS KASUS PERSEKUSI DAN RASISME TERHADAP ORANG PAPUA". Sarmi Regency. 24 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  47. ^ "Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Massa Aksi: Papua Bukan Merah Putih". Suara. 24 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  48. ^ Syambudi, Irwan (20 Agustus 2019). "Mahasiswa Papua di Yogya Demo Tolak Tindakan Rasisme di Surabaya". tirto.id. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  49. ^ "Kronologi Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua di Bandung". CNN Indonesia. 23 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  50. ^ "Mahasiswa Papua di Bali Demo, Teriak Yel-yel Bintang Kejora". Kumparan. 22 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  51. ^ a b Lamb, Kate; Doherty, Ben (22 Agustus 2019). "West Papua protests: Indonesia deploys 1,000 soldiers to quell unrest, cuts internet". The Guardian. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  52. ^ "Bendera Bintang Kejora Berkibar 1,5 Jam di Kantor Bupati Deiyai". Tempo. 27 Agustus 2019. Diakses tanggal 27 Agustus 2019. 
  53. ^ "Masyarakat Gelar Demo Minta Kominfo Buka Akses Internet Papua". CNN Indonesia. 23 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  54. ^ Ihsanuddin (19 Agustus 2019). Bayu Galih, ed. "Jokowi: Pemerintah Jaga Kehormatan Masyarakat Papua dan Papua Barat". Kompas.com. Diakses tanggal 9 September 2019. 
  55. ^ "Indonesia's Jokowi urges calm after violent West Papua protests". Al Jazeera. 20 Agustus 2019. Diakses tanggal 20 Agustus 2019. 
  56. ^ "Fadli Zon Minta Polri Investigasi Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya". KOMPAS. 20 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  57. ^ "Polda Jatim Bentuk Tim Selidiki Dugaan Rasisme terhadap Mahasiswa Papua : Okezone Nasional". Okezone. 21 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  58. ^ "Indonesia bishop urges calm in Papua, denounces racism - Vatican News". Vatican News (dalam bahasa Inggris). 23 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  59. ^ Sugiharto, Jobpie (25 Agustus 2019). "Tuntutan Pembubaran Banser NU, Yorrys Raweyai Jelaskan Detilnya". Tempo. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  60. ^ "Leader of rally against Papuan students apologizes for racist abuse". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 21 Agustus 2019. Diakses tanggal 25 Agustus 2019. 
  61. ^ "Gubernur Lukas Enembe Ditolak Mahasiswa Papua di Surabaya". CNN Indonesia. 27 Agustus 2019. Diakses tanggal 27 Agustus 2019.