Paus Yohanes X
Paus Yohanes X | |
---|---|
Awal masa kepausan | 914 |
Akhir masa kepausan | 928 |
Pendahulu | Lando |
Penerus | Leo VI |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Yohanes |
Lahir | tidak diketahui |
Meninggal | 928 tempat tidak diketahui |
Paus lainnya yang bernama Yohanes |
Paus Yohanes X (bahasa Latin: Ioannes Decimus) adalah Paus Gereja Katolik yang memimpin sejak tahun 914 hingga wafatnya pada bulan Mei 928. Ia adalah salah satu paus yang memerintah selama masa yang penuh gejolak dalam sejarah Gereja dan Kekaisaran Romawi Suci, yang sering disebut Saeculum Obscurum atau Zaman Kegelapan. Kepemimpinannya ditandai oleh upaya untuk memperkuat otoritas kepausan di tengah intrik politik yang melibatkan keluarga-keluarga bangsawan Roma dan penguasa Eropa lainnya.
Latar Belakang Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Yohanes lahir sekitar tahun 860 di Tossignano, dekat Imola, Italia. Nama lahirnya adalah Yohanes, tetapi sedikit yang diketahui tentang keluarganya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia memiliki hubungan dekat dengan Teodora, seorang wanita berpengaruh di Roma, yang konon mendorong karier gerejawinya. Yohanes awalnya menjabat sebagai Uskup Bologna dan kemudian Uskup Agung Ravenna sebelum diangkat sebagai Paus.
Pemilihan sebagai Paus
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 914, setelah wafatnya Paus Lando, Yohanes diangkat sebagai Paus. Pemilihannya didukung oleh Teodora dan keluarganya, yang dikenal memiliki pengaruh besar dalam politik Roma pada masa itu. Namun, dukungan ini juga membuatnya berada dalam posisi yang rumit, karena ia harus menavigasi intrik politik dan kepentingan keluarga-keluarga bangsawan di Roma.
Kepemimpinan dan Kebijakan
[sunting | sunting sumber]Sebagai Paus, Yohanes X berupaya untuk memperkuat peran Gereja dalam urusan duniawi dan spiritual. Ia dikenal karena kemampuannya sebagai diplomat dan pemimpin militer, yang tidak biasa bagi seorang Paus.
Pertempuran Melawan Bangsa Saracen
[sunting | sunting sumber]Salah satu pencapaiannya yang paling terkenal adalah memimpin koalisi militer melawan bangsa Saracen, yang telah mendirikan benteng di Garigliano, dekat Roma. Dengan bantuan Berengarius I, Raja Italia, dan beberapa penguasa lokal, Yohanes X berhasil mengusir bangsa Saracen dari wilayah tersebut pada tahun 915. Kemenangan ini memperkuat reputasinya sebagai pemimpin yang tegas dan visioner.
Reformasi Gereja
[sunting | sunting sumber]Yohanes juga berupaya memperbarui disiplin gereja dan menegakkan hukum kanonik. Ia menghadapi tantangan besar dalam melawan korupsi di kalangan klerus dan memperkuat otoritas kepausan atas gereja-gereja lokal. Meskipun upaya ini tidak selalu berhasil, ia dianggap sebagai seorang reformis yang berkomitmen.
Konflik dengan Bangsawan Roma
[sunting | sunting sumber]Kepemimpinan Yohanes X tidak terlepas dari konflik dengan keluarga-keluarga bangsawan Roma, terutama keluarga Theophylact. Hubungan yang awalnya dekat dengan Teodora dan Marozia, putri Teodora, akhirnya memburuk karena perebutan kekuasaan.
Pada tahun 928, Marozia, yang ingin mengontrol kepausan, menangkap Yohanes X dan memenjarakannya di Castel Sant'Angelo. Beberapa bulan kemudian, Yohanes meninggal di penjara, kemungkinan besar karena dicekik atas perintah Marozia.
Warisan
[sunting | sunting sumber]Paus Yohanes X dikenang sebagai pemimpin yang berani dalam menghadapi ancaman eksternal dan internal terhadap Gereja. Meskipun pemerintahannya berakhir dengan tragis, ia dihormati karena upayanya dalam memperjuangkan otonomi Gereja dan keberanian militernya. Masa kepemimpinannya memberikan gambaran yang kompleks tentang tantangan yang dihadapi Gereja pada abad ke-10.
Didahului oleh: Lando |
Paus 914 – 928 |
Diteruskan oleh: Leo VI |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Mann, Horace K. (1910). The Lives of the Popes in the Early Middle Ages. London: Kegan Paul, Trench, Trübner & Co.
- Norwich, John Julius (2011). The Popes: A History. New York: Chatto & Windus.
- Levillain, Philippe (ed.) (2002). The Papacy: An Encyclopedia. Routledge.