Chicco Jerikho
Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan.
|
Chicco Jerikho Jarumillind | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
220px |
||||||
Nama lain | Chicco Jerikho | |||||
Lahir | 3 Juli 1984 (umur 33)![]() |
|||||
Pekerjaan | Aktor | |||||
Tahun aktif | 2006—sekarang | |||||
Tinggi badan | 176 m (577 ft 5 in) | |||||
Pasangan | Putri Marino (m. 2018) | |||||
Orang tua | Chana Jarumillind (ayah), Debby Panggabean (ibu) | |||||
|
Chicco Jerikho Jarumillind atau biasa disebut Chicco Jerikho (lahir di Jakarta, 3 Juli 1984; umur 33 tahun) adalah seorang pemeran film Indonesia. Ia mulai dikenal luas dengan bermain dalam sinetron Cinta Bunga. Selain itu, ia juga pernah bermain dalam film Lawang Sewu pada tahun 2007 dan In the Name of Love pada tahun 2008.
Daftar isi
Biografi[sunting | sunting sumber]
Chicco Jerikho, aktor kelahiran Jakarta ini merupakan pemain sinetron indonesia yang memiliki darah Thailand dari sang ayah dan darah Batak dari sang ibu yang bermarga Panggabean. Namanya mulai dikenal publik ketika bermain dalam sinetron stripping “cinta bunga”.
Karier[sunting | sunting sumber]
Kariernya dimulai ketika keikutsertaanya dalam ajang Cover Boy Aneka Yess tahun 2000. Dari sini kariernya pun terbuka lebar di dunia seni ini. Tawaran pun berdatangan hingga saat ini. Tetapi namanya benar – benar melambung ketika membintangi sinetron “Cinta Bunga” bersama Laudya Chintya Bella.
Dalam diri Chicco sebenarnya tidak menyangka bahwa dia mendapatkan popularitas seperti sekarang. “Sebenarnya dulu waktu kecil senang nonton film, senang ngelihat orang berakting, Dulu sih, pengen ah, kayak githu. Terus akhirnya coba-coba. Ternyata enak.” Ujar Chicco. Sama seperti artis pendatang baru lainnya, Chicco pun kerap kesusahan dalam menghafalkan dialog yang diberikan padanya. Tetapai hal itu dianggapnya sebagai tantangan untuk menjadikannya lebih baik kedepannya.
Kariernya pun mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya biarpun keluarga tetap meminta untuk monomor satukan pendidikannya. Itu bukanlah sebuah rintangan bagi Chicco, dengan pandai mengatur waktu Chicco pun dapat membagi waktu dengan baik, “Itu risiko yang diambil. Kebetulan kuliah saya pagi sampai jam 12-an. Saya udah bilang sama unit, saya bisa syuting habis makan siang jam 1, jam 2. Kalau pulangnya malam, saya ijin kuliah. Tapi kalau kuat saya yah kuliah.”, ujarnya. Chicco terkenal suka memilih-milih pasangan hidup.
Sinetron[sunting | sunting sumber]
- Cewe Cewe Badung (2005)
- Cinta Bunga (2007)
- Chelsea (2008)
- Cinta Sejati (2008)
- Cinta Bunga 2 (2009)
- Bayu Cinta Luna (BCL) (2009)
- Sinar (2010)
- Taxi Season 1 (2010)
- Taxi Season 2 (2010 – 2011)
- Aishiteru (2011)
- Cahaya Cinta (2011)
- Putri Nabila (2012)
Film[sunting | sunting sumber]
Tahun | Film | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
2007 | Lawang Sewu (film) | ||
2008 | In the Name of Love (film) | ||
2008 | Merem Melek | ||
2014 | Cahaya Dari Timur: Beta Maluku | Sani | Pemenang Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia 2014
Pemenang Pemeran Utama Pria Terbaik Indonesian Movie Awards 2015 Pemenang Pemeran Utama Pria Terfavorit Indonesian Movie Awards 2015 |
2014 | Seputih Cinta Melati | ||
2015 | Filosofi Kopi (film) | Ben | |
2015 | Negeri Van Oranje | Gery | |
2016 | Surat Dari Praha | Produser | |
2016 | Aach... Aku Jatuh Cinta! | Rumi | Nominasi Pemeran Utama Pria Terfavorit Indonesia Movie Actor Awards 2016
Nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik Indonesia Movie Actor Awards 2016 |
2016 | A Copy of My Mind | Alek | |
2016 | Surat Cinta Untuk Kartini | Sawardi | |
TBA | Terjebak Nostalgia | Reza | |
TBA | Filosofi Kopi 2 | Ben |
Theater[sunting | sunting sumber]
- Salib (2016) bersama Shandy Aulia
Iklan[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
![]() |
Artikel bertopik ini biografi ini artikel ini tokoh Indonesia adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |