Bokor Emas Berelief Cerita Ramayana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bokor Emas Berelief Cerita Ramayana
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Bokor emas berelief cerita Ramayana yang disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Cagar budaya Indonesia
PeringkatNasional
KategoriBenda
No. RegnasCB.5
Lokasi
keberadaan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
No. SK250/M/2013
Tanggal SK27 Desember 2013
Tingkat SKMenteri
PemilikNegara Indonesia
PengelolaMuseum nasional
Koordinat6°10′35″S 106°49′10″E / 6.1763968°S 106.8194014°E / -6.1763968; 106.8194014
Bokor Emas Berelief Cerita Ramayana di Jakarta
Bokor Emas Ramayana
Bokor Emas Ramayana

Bokor Emas Berelief Cerita Ramayana merupakan pinggan besar yang cekung dan bertepi lebar[1] terbuat dari emas 16 karat. Wadah tersebut berbentuk oval dan dihiasi dengan delapan adegan cerita Ramayana. Berdasarkan ketentual Pasal 36 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Bokor Emas Berelief Cerita Ramayana ditetapkan sebagai koleksi Museum Nasional Inventaris 8965 sebagai Benda Cagar Budaya Peringkat Nasional.[2] Benda tersebut ditemukan secara tak sengaja di sawah milik Ibu Cipto Suwarna di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jagonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 17 Oktober 1990.[3] Bokor emas tersebut ditemukan bersama tutup wadah emas, gayung emas, nampan emas, gelang emas, dll. dengan total emas seberat lebih dari 16 kilogram di dalam guci keramik asal Cina pada zaman kepemimpinan Dinasti Tang. Pada tanggal 30 April 1991, seluruh emas yang terdapat dalam guci tersebut diserahkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kepada Museum Nasional untuk disimpan sebagai koleksi melalui Berita Acara Serah Terima Benda Cagar Budaya No : 093/F.11/F.91.[3]

Spesifikasi[sunting | sunting sumber]

Bokor emas tersebut merupakan wadah berbentuk oval dan dihiasi dengan delapan cerita Ramayana. Relief Ramayana di bokor emas dibuat dnegan teknik tempa repousse, yaitu teknik menempa dari bagian belakang objek sehingga menghasilkan relief menonjol.[4] Diketahui bahwa bokor emas tersebut memiliki dinding berlekuk empat, setiap lekukannya terdapat relief cerita Ramayana, antara lain adegan Rama dan Sinta dibuang ke hutan, Laksmana mengejar kijang, dan kesedihan Sinta di negara Alengka.[2]

Bokor emas 16 karat mempunyai ukuran[2]:

  • Panjang = 21 cm
  • Lebar = 14,4 cm
  • Tinggi seluruhnya 9,4 cm
  • Tinggi bagian dalam 6,3 cm
  • Tinggi kaki 1,6 cm
  • Tebal 0,2 cm
  • Berat 401,64 gr

Meskipun ditemukan dalam kondisi yang cukup baik, bokor emas tersebut memiliki beberapa kerusakan seperti peregangan tepi mulut bokor, celah memanjang di bawah bokor yang tidak lagi menyatu dengan bokor, korosi di bagian dalam bokor, dan 3 lubang halus pada bokor.[4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 17 Oktober 1990, penggali pasir di sawah milik Ibu Cipto Suwarna tidak sengaja menemukan boko emas 16 karat tersebut. Lokasi penemuan terdapat di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jagonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Penemuan akan benda cagar budaya ini dilaporkan kepala kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah, yang selanjutnya diberikan kepada Pemerintah Tingkat II Kabupaten Klaten untuk disimpan sementara.[3]

Di dalam guci keramik tempat ditemukannya bokor emas, terdapat sejumlah barang lain seperti 6 tutup wadah emas, 3 gayung emas, 1 nampan emas, 97 gelang emas, 22 mangkuk emas kecil, sebatang pipa emas yang tidak diketahui fungsinya, 2 buah guci emas kecil, 11 cincin emas, 7 piring emas, 8 subang emas, sebuah tas emas, sebuah gagang senjata terbuat dari batu hijau berhias emas, sejumlah manik-manik, dan beberapa uang logam emas berbentuk biji jagung.[2] Penemuan-penemuan tersebut mencapai berat lebih dari 16 kilogram.

Pada tahun 1991, barang-barang yang terdapat di dalam guci keramik tersebut diteliti oleh tim gabungan dari Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah dan Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada. Pada tahun yang sama, kajian bahan dan nilai bokor dilakukan oleh kantor Pegadaian Prambanan dan Klaten.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Maksud / Arti Kata bokor di Kamus Besar Bahasa Indonesia". jagokata.com. Diakses tanggal 2020-01-05. 
  2. ^ a b c d e "Salinan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 250/M/2013". 2013-12-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-01. Diakses tanggal 2020-01-05. 
  3. ^ a b c "Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-25. Diakses tanggal 2020-01-05. 
  4. ^ a b Misteri Penemuan Harta Karun Berupa Bokor Emas Berelief Cerita Ramayana di Wonoboyo, diakses tanggal 2020-01-05