Bahasa Tutong

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Tutong
Tutong
WilayahBrunei Darussalam, Sarawak
Penutur
17.000 (2006)[1]
Kode bahasa
ISO 639-3ttg
Glottologtuto1241[2]
Status konservasi
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6b Threatened
Bahasa Tutong dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Tutong adalah bahasa yang dituturkan sebanyak 17.000 jiwa di Brunei Darussalam. Bahasa ini merupakan bahasa utama dari Suku Tutong, mayoritas suku di Daerah Tutong.[3]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Tutong adalah bahasa Austronesia dan termasuk dalam rumpun Rejang-Baram yang dituturkan di Brunei, Kalimantan Indonesia, dan Sarawak Malaysia.[4] Tutong berhubungan dengan Belait dan sekitar 54% kosakata berasal dari akar bahasa yang sama.[5]

Penggunaan bahasa[sunting | sunting sumber]

Saat ini, banyak penutur Tutong yang beralih dari bahasa tradisional dan campur kode atau alih kode terhadap bahasa Melayu Brunei, Melayu Baku, dan Inggris.[6] Bahasa tersebut telah diberi peringkat vitalitas sebesar 2,5 berdasarkan skala 0-6 yang menggunakan ukuran laju pelestarian bahasa ke generasi mendatang, tingkat dukungan resmi, dan konsentrasi geografis penutur,[4][7] yang berarti dikategorikan sebagai bahasa terancam.

Meskipun demikian, ada minat untuk melestarikan bahasa Tutong 2. Sejak tahun 2012, ada kurikulum pengajaran bahasa Tutong 2 di Universitas Brunei Darussalam (UBD).[8] Demikian pula, Dewan Bahasa dan Pustaka menerbitkan kamus Bahasa Tutong-Melayu, kamus Melayu-Tutong pada tahun 1991 dan daftar kata dari beberapa bahasa Brunei pada tahun 2011.[4][8]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Tutong di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Tutong". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ https://web.archive.org/web/20121114055255/http://www.indonesianhistory.info/map/borneolang.html?zoomview=1
  4. ^ a b c Martin, Peter W. (1995). "Whiter the Indigenous Languages of Brunei Darussalam?". Oceanic Linguistics. 34 (1): 27. doi:10.2307/3623110. 
  5. ^ Nothofer, Bernd. 1991 . The languages of Brunei Darussalam. In H. Steinhauer (ed.) Papers in Austronesian Linguistics. Pacific Linguistics A-81:1
  6. ^ Clynes, Adrian. "Dominant Language Transfer in Minority Language Documentation Projects: Some Examples from Brunei". Language Documentation and Conservation. 6: 253–267. hdl:10125/4539alt=Dapat diakses gratis. 
  7. ^ Coluzzi, Paolo (2010). "Endangered Languages in Borneo: A Survey among the Iban and Murut (Lun Bawang) in Temburong, Brunei". Oceanic Linguistics. 49 (1): 119–143. doi:10.1353/ol.0.0063. 
  8. ^ a b McLellan, James (2014). "Strategies for revitalizing endangered Borneo languages: A comparison between Negara Brunei Darussalam and Sarawak, Malaysia" (PDF). Southeast Asia: A Multidisciplinary Journal. 14: 14–22. 

Sumber[sunting | sunting sumber]

  • Haji Ramlee Tunggal. 2005. Struktur Bahasa Tutong. Bandar Seri Begawan: Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei.
  • Noor Azam OKMB Haji-Othman. 2005. Changes in the linguistic diversity of Negara Brunei Darussalam: An ecological perspective. Leicester: University of Leicester dissertation.