Agama: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Toonyf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 324: Baris 324:


Klasifikasi sosiologis gerakan keagamaan menunjukkan bahwa dalam setiap kelompok agama tertentu, masyarakat dapat menyerupai berbagai jenis struktur, termasuk " gereja ", " denominasi ", " sekte ", " sekte ", dan " lembaga ".
Klasifikasi sosiologis gerakan keagamaan menunjukkan bahwa dalam setiap kelompok agama tertentu, masyarakat dapat menyerupai berbagai jenis struktur, termasuk " gereja ", " denominasi ", " sekte ", " sekte ", dan " lembaga ".

==Isu dalam agama==
===Ekonomi===
Meskipun telah ada banyak perdebatan tentang bagaimana agama mempengaruhi perekonomian negara-negara, secara umum ada korelasi negatif antara religiusitas dan kekayaan bangsa. Dengan kata lain, semakin kaya suatu bangsa, semakin kurang religius cenderung.<ref name=WIN-Gallup>{{cite web|last=WIN-Gallup|title=Global Index of religion and atheism.|url=http://redcresearch.ie/wp-content/uploads/2012/08/RED-C-press-release-Religion-and-Atheism-25-7-12.pdf|accessdate=21 October 2012}}</ref> Namun, sosiolog dan ekonom politik [[Max Weber]] berpendapat bahwa negara-negara Protestan yang kaya karena [[etika kerja Protestan]] mereka.<ref>Max Weber, [1904] 1920. ''[[The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism]]''</ref>

===Kesehatan===
[[Mayo Clinic]] peneliti meneliti hubungan antara keterlibatan agama dan spiritualitas, dan kesehatan fisik, kesehatan mental, kualitas hidup terkait kesehatan, dan hasil kesehatan lainnya. Para penulis melaporkan bahwa: "Sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa keterlibatan agama dan spiritualitas yang dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, termasuk umur panjang lebih besar, keterampilan coping, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan (bahkan selama penyakit terminal) dan kurangnya kecemasan, depresi, dan bunuh diri. "<ref name="Religion and Medicine">{{cite web|title=Religious Involvement, Spirituality, and Medicine: Implications for Clinical Practice|url=http://download.journals.elsevierhealth.com/pdfs/journals/0025-6196/PIIS0025619611627997.pdf|quote=We reviewed published studies, meta-analyses, systematic reviews, and subject reviews that examined the association between religious involvement and spirituality and physical health, mental health, health-related quality of life, and other health outcomes. We also reviewed articles that provided suggestions on how clinicians might assess and support the spiritual needs of patients. Most studies have shown that religious involvement and spirituality are associated with better health outcomes, including greater longevity, coping skills, and health-related quality of life (even during terminal illness) and less anxiety, depression, and suicide|author=Paul S. Mueller, MD; David J. Plevak, MD; Teresa A. Rummans, MD|accessdate=13 November 2010}}</ref>

Para penulis penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa pengaruh agama terhadap kesehatan adalah "sebagian besar menguntungkan", didasarkan pada tinjauan literatur terkait.<ref>{{cite journal | title = The Role of Religion and Spirituality in Mental and Physical Health | journal = Current Directions in Psychological Science | date = Feb 2001 | first = Kevin S. | last = Seybold | coauthors = Peter C. Hill | volume = 10 | issue = 1 | pages = 21–24 | doi = 10.1111/1467-8721.00106}}</ref> Menurut akademik James W. Jones, beberapa studi telah menemukan "korelasi positif antara keyakinan agama dan berlatih dan kesehatan mental dan fisik dan umur panjang. " <ref>{{cite journal | title = Religion, Health, and the Psychology of Religion: How the Research on Religion and Health Helps Us Understand Religion | journal = Journal of Religion and Health | year = 2004 | first = James W. | last = Jones | volume = 43 | issue = 4 | pages = 317–328 | doi = 10.1007/s10943-004-4299-3}}</ref>

Sebuah analisis data dari 1998 US Survei Sosial Umum, sementara luas membenarkan bahwa kegiatan keagamaan dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik dan kesejahteraan, juga menyarankan bahwa peran dimensi yang berbeda dari spiritualitas / religiusitas dalam kesehatan agak lebih rumit. Hasil penelitian menunjukkan "bahwa itu mungkin tidak tepat untuk menyamaratakan temuan tentang hubungan antara spiritualitas / religiusitas dan kesehatan dari satu bentuk spiritualitas / religiusitas yang lain, seluruh denominasi, atau menganggap efek seragam untuk pria dan wanita.<ref>Maselko, J. and Kubzansky, L. D. (2006) [http://dx.doi.org/10.1016/j.socscimed.2005.11.008 ''Gender differences in religious practices, spiritual experiences and health: Results from the US General Social Survey'']. Social Science & Medicine, Vol 62(11), June, 2848-2860.</ref>

Infeksi. Sejumlah praktik keagamaan telah dilaporkan menyebabkan infeksi. Ini terjadi selama praktek [[sunat]] Yahudi ultra-ortodoks yang dikenal sebagai [[metzitzah b'peh]], ritual 'sisi gulungan' dalam agama [[Hindu]] <ref group="note">The ‘side roll’ is a ritual performed during a Hindu festival in which large numbers of male devotees lie prostrate on the ground and roll sideways around the temple premises in fulfilment of vows taken at the temple. Because the men’s upper bodies are usually bare during this ritual, their skin comes into contact with the parasitic larvae that infest the soil or sand on the ground, resulting in the [[Cutaneous larva migrans]] (CLM) skin disease.</ref>, persekutuan komuni Kristen, dan Islam selama [[haji]] dan setelah [[wudhu]] mereka.<ref name="Pellerin">{{Cite pmid| 23791225}}</ref><ref>{{cite journal | last=Kannathasan | first=S. | last2=Murugananthan | first2=A. | last3=Rajeshkannan, | first3=N. | last4= Renuka de Silva | first4= N. | date=25 January 2012 | title=Cutaneous Larva Migrans among Devotees of the Nallur Temple in Jaffna, Sri Lanka | url=http://www.plosone.org/article/info:doi/10.1371/journal.pone.0030516 | journal= | publisher= PloS ONE | volume=7 | issue=1 | doi=10.1371/journal.pone.0030516 | accessdate=22 February 2014}}</ref>

===Hewan kurban===
Hewan kurban adalah ritual pembunuhan dan korban binatang untuk menenangkan atau mempertahankan nikmat dengan dewa. Bentuk-bentuk pengorbanan yang dipraktekkan dalam banyak agama di seluruh dunia dan telah muncul historis di hampir semua budaya.


==Sekularisme dan tidak beragama==
==Sekularisme dan tidak beragama==

Revisi per 22 Februari 2014 16.58

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.[note 1] Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.[1]

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktek agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari budaya manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.[2]

Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas;[3] Namun, dalam kata-kata Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" [4] Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005.[5] Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki [6]. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.[7][8][9]

Etimologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".[10]. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Menurut filolog Max Müller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang dalam bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" ( kemudian selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti " ketekunan " ).[11][12] Max Müller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya disebut sebagai "hukum".[13]

Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai "agama", tetapi mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat berbeda, dan beberapa tidak memiliki kata untuk mengungkapkan agama sama sekali. Sebagai contoh, dharma kata Sanskerta, kadang-kadang diterjemahkan sebagai "agama", juga berarti hukum. Di seluruh Asia Selatan klasik, studi hukum terdiri dari konsep-konsep seperti penebusan dosa melalui kesalehan dan upacara serta tradisi praktis. Medieval Jepang pada awalnya memiliki serikat serupa antara "hukum kekaisaran" dan universal atau "hukum Buddha", tetapi ini kemudian menjadi sumber independen dari kekuasaan.[14][15]

Tidak ada setara yang tepat dari "agama" dalam bahasa Ibrani, dan Yudaisme tidak membedakan secara jelas antara, identitas keagamaan nasional, ras, atau etnis.[16] Salah satu konsep pusat adalah "halakha" , kadang-kadang diterjemahkan sebagai "hukum" ",yang memandu praktek keagamaan dan keyakinan dan banyak aspek kehidupan sehari-hari.

Penggunaan istilah-istilah lain, seperti ketaatan kepada Allah atau Islam yang juga didasarkan pada sejarah tertentu dan kosakata.[17]

Definisi

Kegiatan keagamaan di seluruh dunia

Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan meliputi. Definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:

  • menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan, dan
  • menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan.

Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.

Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup. Yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan/tata cara agama.

Definisi menurut beberapa ahli

  • Di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan Khonghuchu. Sedangkan semua sistem keyakinan yang tidak atau belum diakui secara resmi disebut “religi”.[18]
  • Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.[19]

Jenis agama

Peta tentang persebaran dan populasi agama di dunia

Kategori

Beberapa ahli mengklasifikasikan agama baik sebagai agama universal yang mencari penerimaan di seluruh dunia dan secara aktif mencari anggota baru, atau agama etnis yang diidentifikasi dengan kelompok etnis tertentu dan tidak mencari orang baru untuk bertobat pada agamanya.[20] Yang lain-lain menolak perbedaan, menunjukkan bahwa semua praktek agama, apa pun asal filosofis mereka, adalah etnis karena mereka berasal dari suatu budaya tertentu.[21][22][23]

Pada abad ke-19 dan ke-20, praktek akademik perbandingan agama membagi keyakinan agama ke dalam kategori yang didefinisikan secara filosofis disebut "agama-agama dunia". Namun, beberapa sarjana baru-baru ini telah menyatakan bahwa tidak semua jenis agama yang harus dipisahkan oleh filosofi yang saling eksklusif, dan selanjutnya bahwa kegunaan menganggap praktek ke filsafat tertentu, atau bahkan menyebut praktik keagamaan tertentu, ketimbang budaya, politik, atau sosial di alam, yang terbatas.[24][25][26] Keadaan saat studi psikologis tentang sifat religiusitas menunjukkan bahwa lebih baik untuk merujuk kepada agama sebagai sebagian besar fenomena invarian yang harus dibedakan dari norma-norma budaya ( yaitu " agama " )[27].

Beberapa akademisi mempelajari subjek telah membagi agama menjadi tiga kategori :

  1. agama-agama dunia, sebuah istilah yang mengacu pada yang transkultural, agama internasional;
  2. agama pribumi, yang mengacu pada yang lebih kecil, budaya-tertentu atau kelompok agama-negara tertentu, dan
  3. gerakan-gerakan keagamaan baru, yang mengacu pada agama baru ini dikembangkan.[28]

Kerjasama antar agama

Karena agama tetap diakui dalam pemikiran Barat sebagai dorongan universal, banyak praktisi agama bertujuan untuk bersatu dalam dialog antaragama, kerja sama, dan perdamaian agama. Dialog utama yang pertama adalah Parlemen Agama-agama Dunia pada 1893 Chicago World Fair, yang tetap penting bahkan saat ini baik dalam menegaskan " nilai-nilai universal " dan pengakuan keanekaragaman praktek antar budaya yang berbeda. Abad ke-20 terutama telah bermanfaat dalam penggunaan dialog antar agama sebagai cara untuk memecahkan konflik etnis, politik, atau bahkan agama, dengan rekonsiliasi Kristen-Yahudi mewakili reverse lengkap dalam sikap banyak komunitas Kristen terhadap orang Yahudi.

Inisiatif antaragama terbaru termasuk " A Common Word ", diluncurkan pada tahun 2007 dan difokuskan pada membawa para pemimpin Muslim dan Kristen bersama-sama bersatu,[29] yang "C1 World Dialogue",[30] yang " Common Ground " inisiatif antara Islam dan Buddhisme,[31] dan PBB disponsori " World Interfaith Harmony Week ".[32][33]

Cara Beragama

Berdasarkan cara beragamanya:

  1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama.
  2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
  3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.
  4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.

Unsur-unsur

Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:

  • Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
  • Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
  • Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
  • Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
  • Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

Fungsi

  • Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
  • Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
  • Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
  • Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
  • Pedoman perasaan keyakinan
  • Pedoman keberadaan
  • Pengungkapan estetika (keindahan)
  • Pedoman rekreasi dan hiburan
  • Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

Agama di Indonesia

Sesajian di Candi Parikesit, dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, pada tahun 1880-an (gambar dari majalah Eigen Haard)

Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini masih banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami diskriminasi dari pejabat-pejabat pemerintah. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit.

Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.

Tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri Dalam Negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. SK tersebut kemudian dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.

Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.

Kelompok agama

Daftar gerakan-gerakan keagamaan yang masih aktif yang diberikan di sini merupakan upaya untuk meringkas pengaruh regional dan filosofis yang paling penting pada masyarakat lokal, tetapi tidak berarti keterangan lengkap dari setiap umat beragama, juga tidak menjelaskan elemen yang paling penting dari religiusitas individu.

Kelima kelompok agama terbesar menurut jumlah penduduk dunia, diperkirakan mencapai 5 miliar orang, yaitu Kristen, Islam, Budha, Hindu (dengan angka relatif untuk Buddha dan Hindu tergantung pada sejauh mana sinkretisme) dan agama tradisional rakyat Cina.

Agama dan kepercayaan yang dicantumkan di bawah ini merupakan agama dan kepercayaan dengan jumlah pemeluk yang signifikan di seluruh dunia. Beberapa komunitas di berbagai belahan dunia juga memeluk berbagai aliran kepercayaan yang dianggap sebagai golongan minoritas dan belum dipaparkan. Beberapa agama dan kepercayaan dengan jumlah pemeluk yang besar antara lain:

Agama/kepercayaan Jumlah pemeluk Keterangan
Kekristenan 2,000 - 2,200 miliar[34]
Islam 1,570 - 1,650 miliar[35][36][37]
Non-Adherent (Sekular/Ateis/Tidak Beragama/Agnostik) 1,1 miliar[38]
Hinduisme 828 juta - 1 miliar[39] beberapa aliran kepercayaan seperti Ayyavazhi dan Kaharingan diakui sebagai bagian dari Hinduisme[39]
Buddhisme 450 juta - 1 miliar[40][41][42]
Kepercayaan tradisional (di Afrika, Amerika, Asia) 400 - 500 juta[nb 1]
Kepercayaan tradisional Tionghoa 400 - 500 juta[43][nb 1] termasuk Taoisme dan Khonghucu
Sikhisme 23 juta[44]
Yudaisme (agama Yahudi) 14 juta[40]
Jainisme 8 - 12 juta beberapa komunitas Jaina dianggap suatu sekte Hinduisme[nb 2]
Baha'i 7,6 - 7,9 juta[45][46]
Shinto 27 - 65 juta banyak orang Jepang yang memeluk agama Shinto dan Buddha sekaligus[47]
Cao Dai 1 - 3 juta[48]
Spiritisme 2,5 juta[49]
Tenrikyo 2 juta[50]
Neo-Paganisme 1 juta[51] meliputi Druid, Wicca, Magick, Asatru, Agama Asli Suku Indian, dll.
Gerakan Rastafari 700 ribu[52]
Unitarian Universalisme 630 ribu[53]
Zoroastrianisme (Majusi) 145 - 210 ribu[54]

Abrahamik

Patriark Abraham (oleh József Molnár)

Agama-agama abrahamik adalah agama monoteisme yang percaya bahwa ajaran mereka turunan dari Abraham.

  • Yudaisme adalah yang tertua dalam agama Abrahamik, yang berasal dari orang-orang Israel kuno dan Yudea. Yudaisme didasarkan terutama pada Taurat, teks yang beberapa orang Yahudi percaya diturunkan kepada orang-orang Israel melalui Nabi Musa. Ini bersama dengan jeda dari Alkitab Ibrani dan Talmud yang adalah teks utama Yudaisme. Orang-orang Yahudi yang tersebar setelah penghancuran Bait Suci di Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Saat ini ada sekitar 13 juta orang Yahudi, sekitar 40 persen tinggal di Israel dan 40 persen di Amerika Serikat.[55]
Ada kelompok-kelompok kecil lainnya, seperti Saksi-Saksi Yehuwa dan Gerakan Orang Suci Zaman Akhir, yang dimasukkan ke dalam agama Kristen yang kadang-kadang diperdebatkan.[oleh siapa?]
Muslim melakukan Tawaf di Ka'bah, situs paling suci dalam Islam
  • Baha'i adalah sebuah agama Abrahamik yang didirikan pada abad ke-19 di Iran dan sejak itu telah menyebar ke seluruh dunia. Ini mengajarkan kesatuan semua filsafat agama dan menerima semua nabi-nabi Yahudi, Kristen, dan Islam serta nabi tambahan termasuk pendiri Bahá'u'lláh sendiri.
  • Kelompok yang lebih kecil dari regional Abrahamik, termasuk Samaria ( terutama di Israel dan Tepi Barat ), gerakan Rastafari ( terutama di Jamaika ), dan Druze ( terutama di Suriah dan Lebanon ).

Iran

Kuil api Zoroastrian

Agama Iran mencakup agama-agama kuno yang akarnya mendahului Islamisasi di Iran Besar. Saat ini agama ini dilakukan dan dianut hanya oleh minoritas.

  • Zoroastrianisme adalah agama dan filsafat berdasarkan ajaran nabi Zarathustra pada abad ke-6 SM. Zoroastrian menyembah Sang Pencipta Ahura Mazda. Dalam Zoroastrianisme baik dan yang jahat memiliki sumber-sumber yang berbeda, dengan kejahatan yang berusaha menghancurkan penciptaan Mazda, dan yang baik mencoba untuk mempertahankannya.
  • Mandean adalah agama monoteistik dengan pandangan dunia sangat dualistik. Mandean yang kadang-kadang diberi label sebagai "Gnostik terakhir".

India

Patung Hindu Rama di Candi Kalaram (India)
Fresco dari Guru Nanak di Goindwal Sahib Gurdwara

Agama-agama India dipraktekkan atau didirikan di anak benua India. Mereka kadang-kadang diklasifikasikan sebagai agama dharma, karena mereka semua memiliki dharma, hukum spesifik realitas dan tugas yang diharapkan sesuai dengan agama.[56]

  • Hindu adalah synecdoche menjelaskan filosofi serupa Vaishnavisme, Shaivisme, dan kelompok-kelompok terkait dipraktekkan atau didirikan di anak benua India. Konsep kebanyakan dari mereka berbagi dalam praktek umum termasuk karma, kasta, reinkarnasi, mantra, yantras, dan Darsana.[note 2] Hindu adalah agama yang paling kuno yang masih aktif,[57][58] dengan asal-usul mungkin sejauh waktu prasejarah.[59] Hindu bukanlah agama monolitik tetapi kategori agama yang berisi puluhan filosofi terpisah digabung sebagai Sanatana Dharma, yang merupakan nama dari Hindu yang telah dikenal sepanjang sejarah oleh para pengikutnya.
  • Jainisme, diajarkan terutama oleh Parsva (abad ke-9 SM) dan Mahavira (abad ke-6 SM), adalah sebuah agama India kuno yang mengatur jalur non-kekerasan untuk semua bentuk makhluk hidup di dunia ini. Jain kebanyakan ditemukan di India.
  • Buddhisme didirikan oleh Siddhartha Gautama pada abad ke-6 SM. Buddha umumnya sepakat bahwa Gotama bertujuan untuk membantu makhluk hidup mengakhiri penderitaan mereka (dukkha) dengan memahami hakikat fenomena, sehingga melarikan diri dari siklus penderitaan dan kelahiran kembali (samsara), yaitu mencapai Nirvana.
    • Theravada Buddhisme, yang dipraktekkan terutama di Sri Lanka dan Asia Tenggara bersama agama tradisional, saham dari beberapa karakteristik agama-agama India. Hal ini didasarkan pada kumpulan besar teks disebut Pali Canon.
    • Buddhisme Mahayana (atau "Kendaraan Besar") di bawah banyak doktrin yang dimulai perkembangan mereka di Cina dan masih relevan di Vietnam, Korea, Jepang dan pada tingkat lebih rendah di Eropa dan Amerika Serikat. Buddhisme Mahayana mencakup ajaran-ajaran yang berbeda seperti Zen, Tanah Suci, dan Soka Gakkai.
    • Vajrayana Buddhisme pertama kali muncul di India pada abad ke-3.[60] Saat ini paling menonjol di daerah Himalaya [61] dan meluas di seluruh Asia[62] (lih. Mikkyo).
    • Dua dari sekte terkenal Budhha baru Hoa Hảo dan gerakan Dalit Buddha, yang dikembangkan secara terpisah pada abad ke-20.
  • Sikhisme adalah agama monoteisme yang didirikan pada ajaran-ajaran Guru Nanak dan sepuluh guru Sikh secara berturut-turut di abad ke-15 Punjab. Ini adalah agama yang terorganisasi terbesar kelima di dunia, dengan sekitar 30 juta pengikut Sikh.[63][64] Sikh diharapkan untuk mewujudkan kualitas dari Sant-Sipāhī-tentara saint, memiliki kontrol atas kejahatan intern seseorang dan menjadi mampu terus-menerus tenggelam dalam kebajikan diklarifikasi dalam Guru Granth Sahib. Keyakinan utama Sikhi adalah iman Waheguru-diwakili oleh frase ōaṅkār ik, yang berarti satu Tuhan, yang berlaku dalam segala hal, bersama dengan praksis di mana Sikh diperintahkan untuk terlibat dalam reformasi sosial melalui mengejar keadilan bagi semua manusia.

Tradisional Afrika

Agama tradisional Afrika meliputi keyakinan agama tradisional orang di Afrika . Ada juga agama-agama diaspora Afrika terkenal dipraktekkan di Amerika .

Afrika Utara :

  • Agama Berber tradisional ( Mauritania , Maroko , Aljazair , Tunisia , Libya )
  • Agama Mesir kuno ( Mesir , Sudan )

Afrika Timur Laut :

  • Waaq ( Horn of Africa )

Afrika Barat :

  • Agama Akan ( Ghana )
  • Dahomey ( Fon ) mitologi ( Benin )
  • Mitologi Efik ( Nigeria , Kamerun )
  • Odinani orang Igbo ( Nigeria , Kamerun )
  • Agama Serer ( Senegal , Gambia )
  • Agama Yoruba ( Nigeria , Benin )

Afrika Tengah :

  • Mitologi bantu ( Central , Tenggara , dan Afrika Selatan )
  • Mitologi Bushongo ( Kongo )
  • Mbuti ( Pygmy ) mitologi ( Kongo )
  • Mitologi Lugbara ( Kongo )
  • Agama Dinka( Sudan Selatan )
  • Mitologi Lotuko ( Sudan Selatan )

Afrika Tenggara :

  • Mitologi bantu ( Central , Tenggara , dan Afrika Selatan )
  • Mitologi Akamba ( Kenya )
  • Mitologi Masai ( Kenya , Tanzania )
  • Mitologi Malagasi ( Madagaskar )

Afrika Selatan :

  • Mitologi bantu ( Central , Tenggara , dan Afrika Selatan )
  • Agama Saan ( Afrika Selatan )
  • Mitologi Lozi ( Zambia )
  • Mitologi Tumbuka ( Malawi )
  • Mitologi Zulu ( Afrika Selatan )

Diaspora :

  • Santeria ( Kuba )
  • Candomble ( Brazil )
  • Vodun ( Haiti , Amerika Serikat )
  • Lucumi ( Karibia )
  • Umbanda ( Brazil )
  • Macumba ( Brazil )

Tradisional

Dupa dibakar di China

Agama tradisional merujuk pada kategori yang luas dari agama-agama tradisional yang mencakup perdukunan dan unsur-unsur animisme dan ibadah leluhur, di mana cara tradisional "pribumi, bahwa yang asli atau dasar, diturunkan dari generasi ke generasi ...".[65] Ini adalah agama yang berkaitan erat dengan sekelompok orang tertentu, etnis atau suku, mereka sering tidak memiliki kepercayaan formal maupun teks-teks suci [66] Beberapa agama yang sinkretik, menggabungkan keyakinan agama yang beragam dan termasuk praktek [67].

  • Agama rakyat lainnya di kawasan Asia-Pasifik, misalnya: pergerakan Cheondoisme, perdukunan Korea, Shinbutsu-Shugo dan Modekngei.
  • Agama rakyat Amerika, misalnya: agama asli Amerika

Agama rakyat sering diabaikan sebagai kategori dalam survei bahkan di negara-negara di mana mereka secara luas dipraktekkan, misalnya di Cina.[66]

Baru

Gerakan-gerakan keagamaan baru termasuk :

  • Shinshūkyō adalah kategori umum untuk berbagai gerakan-gerakan keagamaan yang didirikan di Jepang sejak abad ke-19. Gerakan-gerakan ini dalam pembagiannya hampir tidak ada kesamaan kecuali tempat pendirian mereka. Gerakan keagamaan terbesar yang berpusat di Jepang termasuk Soka Gakkai , Tenrikyo , dan Seicho - No- Ie antara ratusan kelompok-kelompok kecil .
  • Cao Đài adalah sinkretistis, agama monoteistik, yang didirikan di Vietnam pada tahun 1926.
  • Raelianisme adalah gerakan keagamaan baru didirikan pada tahun 1974 mengajarkan bahwa manusia diciptakan oleh alien. Ini adalah numerik dunia agama UFO terbesar.
  • Gerakan reformasi Hindu , seperti Ayyavazhi, Iman Swaminarayan dan Ananda Marga, adalah contoh dari gerakan-gerakan keagamaan baru dalam agama-agama India.
  • Unitarian Universalisme adalah agama ditandai dengan dukungan untuk "pencarian bebas dan bertanggung jawab atas kebenaran dan makna", dan tidak memiliki kredo yang diterima atau teologi.
  • Noahidisme adalah ideologi Alkitab-Talmud dan monoteistik untuk non-Yahudi berdasarkan Tujuh Hukum Nuh, dan interpretasi tradisional mereka dalam Yudaisme.
  • Scientology mengajarkan bahwa orang adalah makhluk abadi yang telah melupakan sifat sejati mereka. Metode rehabilitasi spiritual adalah jenis konseling yang dikenal sebagai audit, di mana praktisi bertujuan untuk menyadarkan kembali pengalaman dan memahami peristiwa menyakitkan atau traumatis dan keputusan di masa lalu mereka dalam rangka untuk membebaskan diri dari efek yang membatasi mereka.
  • Eckankar adalah agama panteistik dengan tujuan membuat Allah realitas sehari-hari dalam kehidupan seseorang .
  • Wicca adalah agama neo-pagan pertama kali dipopulerkan pada tahun 1954 oleh PNS Inggris Gerald Gardner, yang melibatkan penyembahan Allah dan Dewi.
  • Druidry adalah agama yang mempromosikan harmoni dengan alam, dan menggambar pada praktek-praktek dari druid.
  • Satanisme adalah kategori yang luas dari agama yang, misalnya, menyembah setan sebagai dewa ( teistik Setanisme ) atau menggunakan "Setan" sebagai simbol hawa nafsu dan nilai-nilai duniawi ( LaVeyan Setanisme ).

Klasifikasi sosiologis gerakan keagamaan menunjukkan bahwa dalam setiap kelompok agama tertentu, masyarakat dapat menyerupai berbagai jenis struktur, termasuk " gereja ", " denominasi ", " sekte ", " sekte ", dan " lembaga ".

Isu dalam agama

Ekonomi

Meskipun telah ada banyak perdebatan tentang bagaimana agama mempengaruhi perekonomian negara-negara, secara umum ada korelasi negatif antara religiusitas dan kekayaan bangsa. Dengan kata lain, semakin kaya suatu bangsa, semakin kurang religius cenderung.[68] Namun, sosiolog dan ekonom politik Max Weber berpendapat bahwa negara-negara Protestan yang kaya karena etika kerja Protestan mereka.[69]

Kesehatan

Mayo Clinic peneliti meneliti hubungan antara keterlibatan agama dan spiritualitas, dan kesehatan fisik, kesehatan mental, kualitas hidup terkait kesehatan, dan hasil kesehatan lainnya. Para penulis melaporkan bahwa: "Sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa keterlibatan agama dan spiritualitas yang dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, termasuk umur panjang lebih besar, keterampilan coping, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan (bahkan selama penyakit terminal) dan kurangnya kecemasan, depresi, dan bunuh diri. "[70]

Para penulis penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa pengaruh agama terhadap kesehatan adalah "sebagian besar menguntungkan", didasarkan pada tinjauan literatur terkait.[71] Menurut akademik James W. Jones, beberapa studi telah menemukan "korelasi positif antara keyakinan agama dan berlatih dan kesehatan mental dan fisik dan umur panjang. " [72]

Sebuah analisis data dari 1998 US Survei Sosial Umum, sementara luas membenarkan bahwa kegiatan keagamaan dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik dan kesejahteraan, juga menyarankan bahwa peran dimensi yang berbeda dari spiritualitas / religiusitas dalam kesehatan agak lebih rumit. Hasil penelitian menunjukkan "bahwa itu mungkin tidak tepat untuk menyamaratakan temuan tentang hubungan antara spiritualitas / religiusitas dan kesehatan dari satu bentuk spiritualitas / religiusitas yang lain, seluruh denominasi, atau menganggap efek seragam untuk pria dan wanita.[73]

Infeksi. Sejumlah praktik keagamaan telah dilaporkan menyebabkan infeksi. Ini terjadi selama praktek sunat Yahudi ultra-ortodoks yang dikenal sebagai metzitzah b'peh, ritual 'sisi gulungan' dalam agama Hindu [note 3], persekutuan komuni Kristen, dan Islam selama haji dan setelah wudhu mereka.[74][75]

Hewan kurban

Hewan kurban adalah ritual pembunuhan dan korban binatang untuk menenangkan atau mempertahankan nikmat dengan dewa. Bentuk-bentuk pengorbanan yang dipraktekkan dalam banyak agama di seluruh dunia dan telah muncul historis di hampir semua budaya.

Sekularisme dan tidak beragama

Ranjit Singh mendirikan pemerintahan sekuler di wilayah Punjab pada awal abad ke-19.

Istilah "ateis" ( tidak mempercayai pada setiap dewa atau tuhan) dan "agnostik" ( keyakinan namun dalam ketidaktahuan tentang keberadaan/eksistensi dewa atau tuhan), meskipun secara khusus bertentangan dengan para teistik ( misalnya Kristen, Yahudi, dan Muslim ) dalam ajaran agama, menurut definisi tidak berarti kebalikan dari "agama". Ada agama ( termasuk agama Buddha dan Taoisme } yang pada kenyataannya mengelompokkan beberapa pengikut mereka sebagai agnostik, ateis, atau nonteistik. Kebalikan sebenarnya dari "agama" adalah kata "tidak beragama". Tidak beragama menggambarkan absen terhadap agama apapun, sedangkan anti-agama menggambarkan oposisi aktif atau keengganan terhadap agama pada umumnya.

Agama menjadi urusan pribadi secara lebih dalam budaya Barat, diskusi masyarakat menjadi lebih terfokus pada makna politik dan ilmiah, dan sikap keagamaan (dominan Kristen) yang semakin dilihat sebagai tidak relevan untuk kebutuhan dunia Eropa. Di sisi politik, Ludwig Feuerbach merombak keyakinan Kristen dalam terang humanisme, membuka jalan bagi karakterisasi terkenal Karl Marx tentang agama sebagai "candu rakyat". Sementara itu, dalam komunitas ilmiah, T.H. Huxley pada tahun 1869 menciptakan istilah "agnostik" istilah-kemudian diadopsi oleh tokoh-tokoh seperti Robert Ingersoll-bahwa, sementara secara langsung bertentangan dengan dan novel untuk tradisi Kristen, diterima dan bahkan memeluk di beberapa agama lain. Kemudian, Bertrand Russell mengatakan kepada dunia Mengapa Saya Bukan seorang Kristen, yang dipengaruhi beberapa penulis kemudian untuk membahas memisahkan diri mereka dari asuhan agama mereka sendiri dari Islam ke Hindu.

Beberapa ateis juga membangun agama parodi, misalnya, Gereja SubGenius atau Monster Spageti Terbang, yang memparodikan argumen ketika waktu yang sama yang digunakan oleh perancangan cerdas teori Kreasionisme[76]. Agama Parodi juga dapat dianggap sebagai pendekatan postmodernisme dengan agama. Misalnya, di Discordianisme, mungkin sulit untuk mengetahui apakah bahkan ini "serius" ketika pengikutnya tidak hanya mengambil bagian dalam sebuah lelucon yang lebih besar. Lelucon ini, pada gilirannya, dapat menjadi bagian dari jalan besar menuju pencerahan, dan seterusnya ad infinitum.

Kritik agama

Kritik agama memiliki sejarah panjang, akan kembali setidaknya sejauh abad ke-5 SM. Selama zaman klasik, ada kritikus agama di Yunani kuno, seperti Diagoras "ateis" dari Melos, dan di abad ke-1 SM di Roma, dengan Titus Lucretius Carus's De Rerum Natura.

Selama Abad Pertengahan dan terus ke masa Renaissance, kritikus potensial terhadap agama dianiaya dan sebagian besar dipaksa untuk tetap diam. Ada kritikus terkenal seperti Giordano Bruno, yang dibakar di tiang karena tidak setuju dengan otoritas keagamaan.[77]

Pada abad ke-17 dan ke-18 dengan Pencerahan, pemikir seperti David Hume dan Voltaire mengkritik agama.

Pada abad ke-19, Charles Darwin dan teori evolusi menyebabkan meningkatnya skeptisisme tentang agama. Thomas Huxley, Jeremy Bentham, Karl Marx, Charles Bradlaugh, Robert Ingersol, dan Mark Twain telah tercatat dalam abad ke-19 dan kritikus awal abad ke-20. Pada abad ke-20, Bertrand Russell, Siegmund Freud, dan lain-lain terus mengkritik agama.

Sam Harris, Daniel Dennett, Richard Dawkins, Victor J. Stenger, dan almarhum Christopher Hitchens adalah kritikus aktif selama akhir abad 20 dan awal abad ke-21.

Kritikus menganggap agama sudah menjadi usang, berbahaya bagi individu ( misalnya pencucian otak anak-anak, iman kesembuhan, mutilasi alat kelamin perempuan, sunat ), merugikan masyarakat ( misalnya perang suci, terorisme, pemborosan sumber daya ), menghambat kemajuan ilmu pengetahuan, untuk melakukan kontrol sosial, dan untuk mendorong tindakan asusila ( misalnya pengorbanan darah, diskriminasi terhadap kaum homoseksual dan perempuan, dan bentuk-bentuk tertentu dari kekerasan seksual seperti perkosaan ) [78][79][80]. Sebuah kritik utama dari banyak agama adalah bahwa dari mereka membutuhkan keyakinan yang tidak rasional, tidak ilmiah, atau tidak masuk akal, karena keyakinan agama dan tradisi tidak memiliki dasar ilmiah atau rasional.

Beberapa kritikus modern, seperti Bryan Caplan, menahan agama yang tidak memiliki utilitas dalam masyarakat manusia; mereka mungkin menganggap agama sebagai irasional[81] pemenang Nobel Perdamaian Shirin Ebadi telah berbicara untuk menentang negara-negara Islam yang tidak demokratis karena membenarkan "tindakan menindas" dalam nama Islam [82].

Referensi

  1. ^ The Everything World's Religions Book: Explore the Beliefs, Traditions and Cultures of Ancient and Modern Religions, page 1 Kenneth Shouler - 2010
  2. ^ Oxford Dictionaries mythology, retrieved 9 September 2012
  3. ^ Kant, Immanuel (2001). Religion and Rational Theology. Cambridge University Press. hlm. 177. ISBN 9780521799980. 
  4. ^ Émile Durkheim|Durkheim, E. (1915) The Elementary Forms of the Religious Life. London: George Allen & Unwin, p.10.
  5. ^ "Global Index of Religiosity and Atheism" (PDF). WIN-Gallup International. 27 July 2012. Diakses tanggal 24 August 2012. 
  6. ^ Women More Religious Than Men retrieved 14 July 2013
  7. ^ Soul Searching:The Religious and Spiritual Lives of American Teenagers - Page 77, Christian Smith, Melina Lundquist Denton - 2005
  8. ^ Christ in Japanese Culture: Theological Themes in Shusaku Endo's Literary Works, Emi Mase-Hasegawa - 2008
  9. ^ New poll reveals how churchgoers mix eastern new age beliefs retrieved 26 July 2013
  10. ^ Menurut kamus Sanskerta-Inggris Monier-Williams (cetakan pertama tahun 1899) pada entri āgama: ...a traditional doctrine or precept, collection of such doctrines, sacred work [...]; anything handed down and fixed by tradition (as the reading of a text or a record, title deed, &c.)
  11. ^ Max Müller, Natural Religion, p.33, 1889
  12. ^ Lewis & Short, A Latin Dictionary
  13. ^ Max Müller. Introduction to the science of religion. p. 28.
  14. ^ Kuroda, Toshio and Jacqueline I. Stone, translator. "The Imperial Law and the Buddhist Law." Japanese Journal of Religious Studies 23.3-4 (1996)
  15. ^ Neil McMullin. Buddhism and the State in Sixteenth-Century Japan. Princeton, N.J. : Princeton University Press, 1984.
  16. ^ Hershel Edelheit, Abraham J. Edelheit, History of Zionism: A Handbook and Dictionary, p.3, citing Solomon Zeitlin, The Jews. Race, Nation, or Religion? ( Philadelphia: Dropsie College Press, 1936).
  17. ^ Colin Turner. Islam without Allah? New York: Routledge, 2000. pp. 11-12.
  18. ^ Koentjaraningrat. 1974. "Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan", pp. 137-142. Jakarta: Gramedia.
  19. ^ Parsudi Suparlan dalam Robertson, Roland (ed). 1988. "Agama: Dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis", pp. v-xvi. Jakarta: CV Rajawali.
  20. ^ Hinnells, John R. (2005). The Routledge companion to the study of religion. Routledge. hlm. 439–440. ISBN 0-415-33311-3. Diakses tanggal 2009-09-17. 
  21. ^ Timothy Fitzgerald. The Ideology of Religious Studies. New York: Oxford University Press USA, 2000.
  22. ^ Craig R. Prentiss. Religion and the Creation of Race and Ethnicity. New York: NYU Press, 2003. ISBN 0-8147-6701-X
  23. ^ Tomoko Masuzawa. The Invention of World Religions, or, How European Universalism Was Preserved in the Language of Pluralism. Chicago: University of Chicago Press, 2005. ISBN 0-226-50988-5
  24. ^ Brian Kemble Pennington Was Hinduism Invented? New York: Oxford University Press US, 2005. ISBN 0-19-516655-8
  25. ^ Russell T. McCutcheon. Critics Not Caretakers: Redescribing the Public Study of Religion. Albany: SUNY Press, 2001.
  26. ^ Nicholas Lash. The beginning and the end of 'religion'. Cambridge University Press, 1996. ISBN 0-521-56635-5
  27. ^ Joseph Bulbulia. "Are There Any Religions? An Evolutionary Explanation." Method & Theory in the Study of Religion 17.2 (2005), pp.71-100
  28. ^ Harvey, Graham (2000). Indigenous Religions: A Companion. (Ed: Graham Harvey). London and New York: Cassell. Page 06.
  29. ^ A Common Word
  30. ^ C1 World Dialogue
  31. ^ Islam and Buddhism Common Ground
  32. ^ World Interfaith Harmony Week
  33. ^ UN resolution
  34. ^ World Christian Database Gordon–Conwell Theological Seminary Centre for the Study of Global Christianity
  35. ^ http://www.religionfacts.com/big_religion_chart.htm
  36. ^ 2010 World Muslim Population pdf Dr. Houssain Kettani January 2010
  37. ^ "Mapping the Global Muslim Population". Diakses tanggal 2009-10-08. 
  38. ^ Major Religions of the World Ranked by Number of Adherents adherents.com
  39. ^ a b Clarke, Peter B. (editor), The Religions of the World: Understanding the Living Faiths, Marshall Editions Limited: USA (1993); pg. 125
  40. ^ a b "World". CIA World Factbook, 2010
  41. ^ Fischer-Schreiber, Ingrid, et al. The Encyclopedia of Eastern Philosophy & Religion: Buddhism, Hinduism, Taoism, Zen. Shambhala: Boston (English: pub. 1994; orig. German: 1986); pg. 50.
  42. ^ a BBC News article
  43. ^ http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=468&Itemid=206
  44. ^ Indian Registrar General & Census Commissioner. "Religious Composition". Census of India, 2001
  45. ^ "World Religions (2005)". QuickLists > The World > Religions. The Association of Religion Data Archives. 2005. Diakses tanggal 2009-07-04. 
  46. ^ "World: People: Religions". CIA World Factbook. Central Intelligence Agency. 2007. ISSN 1553-8133. Diakses tanggal 2009-09-06. 
  47. ^ Japanese government
  48. ^ Sergei Blagov. "Caodaism in Vietnam : Religion vs Restrictions and Persecution". IARF World Congress, Vancouver, Canada, July 31st, 1999.
  49. ^ "Brazil". CIA World Factbook, 2011, based on the 2000 Brazilian Census
  50. ^ Self-reported figures printed in Japanese Ministry of Education's 宗教年間 Shuukyou Nenkan, 2003
  51. ^ Adherents.com
  52. ^ Leonard E. Barrett. The Rastafarians: Sounds of Cultural Dissonance. Beacon Press, 1988. p. viii.
  53. ^ American Religious Identification Survey
  54. ^ Goodstein, Laurie (2008-09-06). "Zoroastrians Keep the Faith, and Keep Dwindling". The New York Times. Diakses tanggal 2009-10-03. 
  55. ^ http://www.cbs.gov.il/shnaton61/st02_27.pdf
  56. ^ Mittal, Sushil (2003). Surprising Bedfellows: Hindus and Muslims in Medieval and Early Modern India. Lexington Books. hlm. 103. ISBN 9780739106730. 
  57. ^ P. 484 Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions By Wendy Doniger, M. Webster, Merriam-Webster, Inc
  58. ^ P. 219 Faith, Religion & Theology By Brennan Hill, Paul F. Knitter, William Madges
  59. ^ P. 6 The World's Great Religions By Yoshiaki Gurney Omura, Selwyn Gurney Champion, Dorothy Short
  60. ^ Williams, Paul; Tribe, Anthony (2000), Buddhist Thought: A complete introduction to the Indian tradition, Routledge, ISBN 0-203-18593-5 p=194
  61. ^ Smith, E. Gene (2001). Among Tibetan Texts: History and Literature of the Himalayan Plateau. Boston: Wisdom Publications. ISBN 0-86171-179-3
  62. ^ Kenkyusha's New Japanese-English Dictionary, ISBN 4-7674-2015-6
  63. ^ "Sikhism: What do you know about it?". The Washington Post. Diakses tanggal 13 December 2012. 
  64. ^ Zepps, Josh. "Sikhs in America: What You Need To Know About The World's Fifth-Largest Religion". Huffington Post. Diakses tanggal 13 December 2012. 
  65. ^ J. O. Awolalu (1976) What is African Traditional Religion? Studies in Comparative Religion Vol. 10, No. 2. (Spring, 1976).
  66. ^ a b Pew Research Center (2012) The Global Religious Landscape. A Report on the Size and Distribution of the World’s Major Religious Groups as of 2010. The Pew Forum on Religion & Public Life.
  67. ^ Central Intelligence Agency. "Religions". World Factbook. Diakses tanggal 3 January 2013. 
  68. ^ WIN-Gallup. "Global Index of religion and atheism" (PDF). Diakses tanggal 21 October 2012. 
  69. ^ Max Weber, [1904] 1920. The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism
  70. ^ Paul S. Mueller, MD; David J. Plevak, MD; Teresa A. Rummans, MD. "Religious Involvement, Spirituality, and Medicine: Implications for Clinical Practice" (PDF). Diakses tanggal 13 November 2010. We reviewed published studies, meta-analyses, systematic reviews, and subject reviews that examined the association between religious involvement and spirituality and physical health, mental health, health-related quality of life, and other health outcomes. We also reviewed articles that provided suggestions on how clinicians might assess and support the spiritual needs of patients. Most studies have shown that religious involvement and spirituality are associated with better health outcomes, including greater longevity, coping skills, and health-related quality of life (even during terminal illness) and less anxiety, depression, and suicide 
  71. ^ Seybold, Kevin S. (Feb 2001). "The Role of Religion and Spirituality in Mental and Physical Health". Current Directions in Psychological Science. 10 (1): 21–24. doi:10.1111/1467-8721.00106. 
  72. ^ Jones, James W. (2004). "Religion, Health, and the Psychology of Religion: How the Research on Religion and Health Helps Us Understand Religion". Journal of Religion and Health. 43 (4): 317–328. doi:10.1007/s10943-004-4299-3. 
  73. ^ Maselko, J. and Kubzansky, L. D. (2006) Gender differences in religious practices, spiritual experiences and health: Results from the US General Social Survey. Social Science & Medicine, Vol 62(11), June, 2848-2860.
  74. ^ PMID 23791225 (PMID 23791225)
    Citation will be completed automatically in a few minutes. Jump the queue or expand by hand
  75. ^ Kannathasan, S.; Murugananthan, A.; Rajeshkannan,, N.; Renuka de Silva, N. (25 January 2012). "Cutaneous Larva Migrans among Devotees of the Nallur Temple in Jaffna, Sri Lanka". 7 (1). PloS ONE. doi:10.1371/journal.pone.0030516. Diakses tanggal 22 February 2014. 
  76. ^ USA Today - Spaghetti Monster is noodling around with faith
  77. ^ BRUNO His Life and Thought;Giordano Bruno (1548-1600)
  78. ^ Islam Channel censured by Ofcom | Media | theguardian.com
  79. ^ BBC NEWS | Asia-Pacific | Cleric 'must deny' views on rape
  80. ^ Valley paper criticized over pastor's column on spousal rape | Alaska Newsreader | ADN.com
  81. ^ Bryan Caplan. "Why Religious Beliefs Are Irrational, and Why Economists Should Care".  The article about religion and irrationality.
  82. ^ Earth Dialogues 2006 Conference, Brisbane. "In these countries, Islamic rulers want to solve 21st century issues with laws belonging to 14 centuries ago. Their views of human rights are exactly the same as it was 1400 years ago."

Catatan

  1. ^ Sementara agama susah untuk didefinisikan, sebuah model standar dari agama, digunakan dalam perkuliahan religious studies, diajukan oleh Clifford Geertz, yang dengan sederhana menyebutnya sebagai sebuah "sistem kultural" (Clifford Geertz, Religion as a Cultural System, 1973). Sebuah kritikan untuk model Geertz oleh Talal Asad mengategorikan agama sebagai "sebuah kategori antropologikal." (Talal Asad, The Construction of Religion as an Anthropological Category, 1982.)
  2. ^ Hinduisme didefinisikan sebagai "agama" dengan berbagai cara, "kumpulan dari berbagai kepercayaan dan praktik religius", "tradisi religius", dan sebagainya. Untuk diskusi topik ini, lihat: "Establishing the boundaries" oleh Gavin Flood (2003), halaman 1-17. René Guénon dalam bukunya Introduction to the Study of the Hindu Doctrines (edisi 1921), Sophia Perennis, ISBN 0-900588-74-8, mengajukan sebuah definisi dari istilah "agama" dan sebuah diskusi yang berkaitan dengan (meskipun tidak ditunjang pengetahuan yang mendalam mengenai) doktrin-doktrin Hindu (bagian II, bab 4, halaman 58).
  3. ^ The ‘side roll’ is a ritual performed during a Hindu festival in which large numbers of male devotees lie prostrate on the ground and roll sideways around the temple premises in fulfilment of vows taken at the temple. Because the men’s upper bodies are usually bare during this ritual, their skin comes into contact with the parasitic larvae that infest the soil or sand on the ground, resulting in the Cutaneous larva migrans (CLM) skin disease.

Literatur

  • MH, Amin Jaiz, Pokok-pokok Ajaran Islam, Korpri Unit PT. Asuransi Jasa Indonesia Jakarta, 1980
  • Monier Williams, 1899, A Sanskrit English Dictionary. Oxford University Pressa

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b Jumlah orang yang menganggap diri mereka sebagai anggota dari sebuah "kepercayaan tradisional" tidak mungkin ditentukan.
  2. ^ Jumlah penganut Jainisme tidak pasti, yaitu antara lebih dari enam juta hingga dua belas juta jiwa, karena penganut Jainisme sulit diidentifikasikan, terutama karena pada beberapa wilayah Jainisme dianggap sebagai sebuah sekte Hindu. Banyak penganut Jainisme pada saat disensus tidak menyebut Jainisme sebagai agama mereka karena berbagai alasan, misalnya beberapa kasta Jain menganggap diri mereka sebagai penganut Hindu dan Jain. Setelah sebuah kampanye mendesak penganut Jainisme untuk mengisi data yang sebenarnya, sensus India di tahun 1981 memperoleh data sebanyak 3.19 juta penganut Jainisme. Pada masa itu, data yang diperoleh masih diperkirakan baru memunculkan sekitar separuh jumlah sebenarnya dari keseluruhan populasi penganut Jainisme. Sensus India pada tahun 2001 mendata sebanyak 8.4 juta penganut Jainisme.

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA