Tunikata

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Tunicata)
Tunicates
Periode
Cambrian Stage 3Present,
518–0 jtyl[1]
(Possible Ediacaran record, 557 Ma[2][3])
Tunicata

Gold-mouth sea squirt (Polycarpa aurata)
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
SubfilumTunicata
Lamarck, 1816
Tata nama
Sinonim taksonUrochordata Lankester, 1877
Classes and unplaced genera

Tunikata atau mantel laut adalah hewan invertebrata laut , anggota subfilum Tunicata . Ini adalah bagian dari Chordata , sebuah filum yang mencakup semua hewan dengan tali saraf punggung dan notokorda (termasuk vertebrata ). Subfilum ini pernah disebut Urochordata , dan istilah urokordata terkadang masih digunakan untuk hewan ini. Mereka adalah satu-satunya kordata yang kehilangan segmentasi miomernya , dengan kemungkinan pengecualian pada 'rangkaian celah insang'. Namun, doliolid masih menampilkan segmentasi pita otot.


Beberapa tunikata hidup sebagai individu soliter, namun yang lain bereplikasi dengan bertunas dan menjadi koloni , masing-masing unit dikenal sebagai zooid . Mereka adalah pemakan filter laut dengan struktur tubuh berisi air seperti kantung dan dua bukaan berbentuk tabung, yang dikenal sebagai sifon, tempat mereka menarik dan mengeluarkan air. Selama respirasi dan makan, mereka mengambil air melalui siphon yang masuk (atau menghirup) dan mengeluarkan air yang disaring melalui siphon yang keluar (atau mengeluarkan napas). Tunikata ascidia dewasa bersifat sesil , tidak bergerak, dan melekat secara permanen pada batu atau permukaan keras lainnya di dasar laut. Thaliacea (pyrosomes, doliolids, dan salps) dan larvacea di sisi lain, berenang di zona pelagis laut saat dewasa.

Masing-masing kelas mempunyai sifat yang unik karena memiliki ciri tertentu. Semua Ascidiacea adalah "sesil", sedangkan kelas lainnya adalah pelagis. Dalam sejarah hidupnya mempunyai sejumlah seri atau rentetan perubahan. Beberapa di antaranya menunjukkan pergantian turunan seperti ciri di antara invertebrata yang masih ada.

Struktur dan Fungsi Anggota Tubuh[sunting | sunting sumber]

Dinding tubuh[sunting | sunting sumber]

Lapisan luar dari tubuh terdiri atas lapisan tembus pandang (transparan) dan tebal. Lapisan itu sebagian besar terdiri atas bahan tunicin. Analisis defraksi sinar-X menunjukkan bahwa bahan itu merupakan bahan yang sama dengan selulosa, yang merupakan bahan produksi tumbuhan yang umumnya tidak diproduksi oleh hewan, kecuali beberapa hewan Protozoa yang mirip berbahan citicula yang terletak di luar ektoderm dan merupakan bagian luar dari lapisan itu.

Pembungkus tubuh bila dibagi akan tampak lapisan lunak yang disebut mantel seperti yang telah diterngkan di atas. Merupakan endapan dalam pembungkus tubuh dan mempunyai hubungan yang erat dengan sekitar mulut dan aperture oralis. Mantel yang merupakan dinding tubuh terdiri atas jaringan ektoderm dan jaringan ikat yang membungkus berkas benang. Pembungkus tubuh secara umum diperpanjang dengan siphon (pipa) baik pada oral maupun atrial.

Faring[sunting | sunting sumber]

Lubang mulut ke arah dalam akan disambung oleh saluran pendek dan lebar yang disebut stomodium, terus ke ruang besar yang disebut faring atau brankhialis. Ini merupakan salah satu ciri organ Urochordata yang tinggi tingkatnya. Terdapat dinding yang tipis dengan celah-celah yang disebut stigmata yang berjajar transversal. Melalui pembuluh ini faring berhubungan dengan saluran peribrankhial. Pada ruang branchialis inilah terjadi difusi oksigen dan karbon dioksida yang dilakukan oleh darah.

Sistem Pencernaan[sunting | sunting sumber]

Esofagus merupakan lanjutan faring dekat akhir posterior lamina. Selajutnya ke lambung (gastricus) bersambung dengan usus (intestinum). Yang terletak melekat sebelah kiri dari mantel. Gasrtricus merupakan kantung dengan dinding tebal yang menghasilkan karbohidrase yang mampu memecah karbohidrat. Disamping itu menghasilkan enzim proteolitik dan lipolitik. Sebelah dalam dari lambung dan usus penebalan sebelah ventral yang terkenal sebagai tifolosol. Terdapat kelenjar hati (grandulae hepaticae) yang besar. Kecuali itu untuk melancarkan saluran pencernaan makanan terdapat kelenjar pilorus (grandulae pyloricae) bercabang-cabang diseluruh dinding usus yang berhubungan dengan lambung. Baru sedikit diketahui fungsi kelenjar pilorus sebagai kelenjar pencernaan makanan dan alat pembantu eksresi. Bagian akhir usus memutar melingkar ke depan berakhir pada lubang dubur (apertura analis) yang nantinya berhubungan dengan sifon analis.

Sistem Pembuluh Darah[sunting | sunting sumber]

Sistem pembuluh darah bekerja baik. Jantung (cor) merupakan kantung sederhana yang berotot, terletak dekat lambung berada dalam rongga perikardium. Dalam jantung terdapat darah yang akan dipompa ke seluruh tubuh dan ke alat respirasi (insang). Darah yang kembali dari insang akan banyak mengandung oksigen dan sebaliknya yang kembali dari jaringan tubuh banyak mengandung karbon dioksida. Namun pembuluh arteri belum sempurna, sehingga peredaran darah setengah terbuka. Di dalam darah akan kita jumpai limfosit, makrofagositosis dan beberapa sel berwarna dan tidak berwarna lainnya.

Beberapa Ascidia mempunyai vanadium hijau yang terkandung dalam vanadosit atau larut dalam plasma darah. Zat vanadium itu dianggap sebagai pigmen resparasi, tetapi belum dapat dibuktikan dengan pasti, karena kemampuan oksidasinya sangat rendah. Dengan demikian cara respirasi yang pasti belum diketahui.

Sistem Ekskresi[sunting | sunting sumber]

Pertukaran zat atau ekskresi dilakukan oleh nefrosit melalui sirkulasi darah. Sel-sel nefrosit mengandung urate dan xantine yang dikumpulkan dalam bentuk konsentrasi pada vesicula axcretoris atau alat ginjal (organa renalis).

Kelenjar dan Sistem Saraf[sunting | sunting sumber]

Kelenjar ini terletak sebelah ventral dari simpul saraf yang sering dianggap homolog dengan kelenjar hipofisa. Kelenjar ini masih belum pasti peranannya, walaupun mengeluarkan sekresi. Terdapat suatu pembuluh ke muka yang terdapat pada faring. Saluran itu pada bagian terminal mengandung sel-sel yang bersillia, dan pada bagian dorsalnya terdapat proyeksi tubercel dorsalis ke faring.

Sistem ini merupakan ciri yang sangat sederhana. Pada hewan ini terdapat simpul saraf yang terletak antara lubang mulut dengan lumbang atrial yang terbenam dalam mantel. Simpul itu di perpanjang pada arah dorsal ventral (menyilang), yang selanjutnya memberi persarafan pada bagian tubah. Perpanjangan simpul itu berfungsi untuk gerak refleks yang sering disebut “refleks silang” dan menimbulkan kontraksi.

Sistem reproduksi[sunting | sunting sumber]

Seks hewan ini menyatu, artinya ovarium dan testis masih bersama-sama terletak pada sebelah kanan kiri dalam tubuh. Lanjutan dari gonad (ovarium dam testis) berupa saluran oviduct atau sperma yang akhirnya terbuka dekat anus. Bila sel kelamin dihasilkan dari hewan yang berbeda akan dimasukkan ke dalam mulut, kemudian mengikuti aliran air akan tertambat di suatu saluran dalam tubuh bersilia. Diduga bahwa kelenjar thereupon mengeluarkan sekresi yang mirip dengan hormon gonadrofik yang dihasilkan oleh bagian anterior dari kelenjar pituitari (hipofisis).

Terdapat bukti bahwa simpul saraf peka terhadap rangsangan hormon sehingga memberikan perintah gamet dilepaskan. Ini merupakan salah satu cara merangsang gamet yang berbeda, sehingga terjadi pembuahan (fertilisasi). Selanjutnya telur yang telah dibuahi berkebang menjadi larva, yang mengalami metamorphosis. Larva awal mempunyai ciri seperti Chordata lainnya artinya berchorda dorsalis pada ekor, yang selanjutnya mengalami rudimentasi, sehingga hewan yang dewasa tidak mempunyai chorda dorsalis lagi.

Daur Hidup[sunting | sunting sumber]

[[Berkas:Bluebell tunicates Nick Hobgood.jpg|jmpl|Clavelina moluccensis, tunikata cincin biru

  1. ^ Yang, Chuan; Li, Xian-Hua; Zhu, Maoyan; Condon, Daniel J.; Chen, Junyuan (2018). "Geochronological constraint on the Cambrian Chengjiang biota, South China" (PDF). Journal of the Geological Society (dalam bahasa Inggris). 175 (4): 659–666. Bibcode:2018JGSoc.175..659Y. doi:10.1144/jgs2017-103. ISSN 0016-7649. 
  2. ^ Fedonkin, M. A.; Vickers-Rich, P.; Swalla, B. J.; Trusler, P.; Hall, M. (2012). "A new metazoan from the Vendian of the White Sea, Russia, with possible affinities to the ascidians". Paleontological Journal. 46 (1): 1–11. Bibcode:2012PalJ...46....1F. doi:10.1134/S0031030112010042. 
  3. ^ Martyshyn, Andrej; Uchman, Alfred (2021-12-01). "New Ediacaran fossils from the Ukraine, some with a putative tunicate relationship". PalZ (dalam bahasa Inggris). 95 (4): 623–639. Bibcode:2021PalZ...95..623M. doi:10.1007/s12542-021-00596-1alt=Dapat diakses gratis. ISSN 1867-6812. 
  4. ^ Giribet, Gonzalo (2018-04-27). "Phylogenomics resolves the evolutionary chronicle of our squirting closest relatives". BMC Biology. 16 (1): 49. doi:10.1186/s12915-018-0517-4alt=Dapat diakses gratis. ISSN 1741-7007. PMC 5924484alt=Dapat diakses gratis. PMID 29703197. 
  5. ^ a b Sanamyan, Karen (2013). "Tunicata". World Register of Marine Species. 
  6. ^ Nielsen, C. (2012). "The authorship of higher chordate taxa". Zoologica Scripta. 41 (4): 435–436. doi:10.1111/j.1463-6409.2012.00536.x. 
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Tatian