Bendungan Titab Ularan
Bendungan Titab Ularan | |
---|---|
Lokasi | Buleleng, Bali |
Kegunaan | Irigasi |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | 2011 |
Mulai dioperasikan | 2015 |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan |
Tinggi | 60,3 m |
Panjang | 210 m |
Lebar puncak | 12 m |
Volume bendungan | 1.380.000 m3 |
Membendung | Tukad Saba |
Waduk | |
Kapasitas normal | 12.800.000 m3 |
Luas genangan | 68,83 hektar[1] |
PLTM Titab Ularan | |
Jenis | Konvensional |
Jumlah turbin | 2 |
Kapasitas terpasang | 1,5 MW |
Bendungan Titab Ularan adalah sebuah bendungan yang dibangun di Buleleng, Bali untuk membendung air dari Tukad Saba. Bendungan ini merupakan bendungan terbesar di Bali.
Bendungan ini terletak di perbatasan antara dua desa di Buleleng, yakni Desa Titab di Kecamatan Busungbiu dan Desa Ularan di Kecamatan Seririt, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Singaraja.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pembangunan bendungan ini telah direncanakan sejak tahun 2000. Bendungan ini kemudian mulai dibangun pada tahun 2011, dan akhirnya dapat diselesaikan pada tahun 2015. Pada tanggal 13 Desember 2015, bendungan ini pun mulai difungsikan, dan pada tahun 2018, bendungan ini mulai dioperasikan secara penuh.[1]
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Air yang terbendung oleh bendungan ini terutama dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas 1.795 hektar dan membangkitkan listrik melalui sebuah PLTM berkapasitas 1,5 MW yang dibangun di dekat bendungan. Air yang terbendung oleh bendungan ini juga akan dimanfaatkan untuk menyediakan air baku sebesar 350 liter per detik melalui SPAM Buleleng-Jembrana, yang mana 300 liter per detik di antaranya akan dipasok ke Kecamatan Busungbiu, Seririt, Grokgak di Buleleng, sementara sisanya akan dipasok ke Kecamatan Gilimanuk di Jembrana.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Joga, Nirwono dan Soetomo, Agus (2020). 75 Bendungan Sumber Kehidupan dan Kesejahteraan Rakyat (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. hlm. 53–55. ISBN 978-623-94752-4-6.