Paus sei

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Paus sei
Seekor paus sei sedang makan di permukaan laut
Perbandingan ukuran paus sei dengan manusia
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Subkelas:
Ordo:
Infraordo:
Parvordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
B. borealis
Nama binomial
Balaenoptera borealis
Subspesies
  • B.b.borealis
  • B.b.schlegellli
Persebaran paus sei
Sinonim
  • Balaena rostrata Rudolphi, 1822
  • Balaenoptera laticeps Gray, 1846
  • Sibbaldius laticeps Flower, 1864
  • Physalus laticeps Flower, 1864
  • Rudolphius laticeps Gray, 1868

Paus sei (dilafalkan: [seɪ] atau [saɪ]), Balaenoptera borealis, adalah spesies paus balin. Hewan ini merupakan anggota famili Balaenoptiidae terbesar ketiga setelah paus biru dan paus sirip.[8] Paus sei dapat ditemukan di seluruh samudra di dunia. Paus sei menyukai perairan lepas pantai[9] dan cenderung menghindari perairan kutub dan tropis, serta perairan yang setengah tertutup. Paus sei bermigrasi setiap tahun dari perairan dingin dan subkutub pada musim panas menuju perairan hangat dan subtropis pada musim dingin, meskipun rute migrasi masih belum diketahui secara pasti.[10]

Paus ini memiliki panjang 20 meter (66 kaki) dan massa lebih dari 45 ton.[10] Binatang ini mengonsumsi rata-rata 900 kilogram (2.000 pon) makanan setiap hari, dengan copepoda, krill, dan zooplankton lainnya sebagai makanan pokok.[11] Binatang ini merupakan yang tercepat di antara semua cetacea, dan kecepatannya dapat mencapai lebih dari 50 kilometer per jam (31 mil per jam, lebih dari 27 knot) jarak pendek.[11] Nama paus sei berasal dari bahasa Norwegia yang berarti pollock, spesies ikan yang ada di pantai Norwegia pada waktu yang sama dengan paus sei.[12]

Akibat perburuan besar-besaran pada abad ke-19 dan abad ke-20, saat ini lebih dari 238.000 ekor paus telah ditangkap,[13] Paus sei ditetapkan sebagai spesies yang dilindungi,[1] walaupun program penelitian kontroversial masih dilakukan oleh Islandia dan Jepang.[14][15] Pada tahun 2006, terdapat sekitar 54.000 paus sei, hanya seperlima dari jumlah populasi sebelum mulai diburu.[12]

Taksonomi dan penamaan

Kladogram paus balin. Paus sei ditampilkan dengan warna merah. Klik gambar untuk memperbesar.

Spesies ini pertama kali dideskripsikan secara resmi oleh René-Primevère Lesson pada tahun 1828. Namun, deskripsi lebih awal telah dibuat oleh Karl Asmund Rudolphi (meskipun ia mengira paus sei sebagai paus minke, Balaenoptera acutorostrala), sehingga spesies ini kadang-kadang dijuluki rorqual Rudolphi. Nama lain meliputi paus pollack, paus coalfish, paus sarden, atau fin Jepang.[16]

Kata sei berasal dari bahasa Norwegia seje, yang berarti ikan pollock (juga disebut coalfish). Paus sei muncul di pantai Norwegia pada saat yang sama dengan pollock; keduanya datang untuk memakan plankton.[12] Nama ilmiahnya berasal dari bahasa Latin borealis, yang berarti utara. Di Pasifik, paus ini dikenal dengan nama fin Jepang; "finner" merupakan istilah umum untuk rorqual. Di Jepang binatang ini disebut iwashi kujira, atau paus sarden.[17]

Hewan ini merupakan bagian dari famili Balaenopteridae, yaitu famili paus balin yang meliputi paus bungkuk, paus biru, paus bryde, paus sirip dan paus minke. Secara evolusioner, famili Balaenopteridae diyakini terpisah dari famili paus lain di dalam subordo Mysticeti selama pertengahan zaman Miosen.[18] Meskipun begitu, hanya sedikit informasi yang diketahui mengenai kapan anggota famili Mysticeti (termasuk Balaenopteridae) terpisah satu sama lain.

Dua subspesies paus sei telah teridentifikasi, yaitu paus sei utara (Balaenoptera borealis borealis) dan paus sei selatan (Balaenoptera borealis schleglii).[19] Dua subspesies tersebut secara geografis terisolasi satu sama lain.

Deskripsi dan perilaku

Paus sei merupakan anggota famili Balaenopteridae terbesar ketiga setelah paus biru (lebih dari 180 ton) dan paus sirip (lebih dari 70 ton).[8] Paus dewasa biasanya berukuran antara 12 hingga 15 meter,[11] dan berbobot sekitar 20–30 ton. Paus sei selatan berukuran lebih besar dari paus sei utara. Paus betina umumnya lebih besar daripada yang jantan.[10] Paus sei terbesar tercatat berukuran 20 meter,[11] dan berbobot antara 40 hingga 45 ton. Spesimen terbesar berada di Islandia yang berukuran lebih panjang dari 16 meter.[20] Ketika lahir, anak paus biasanya memiliki panjang 4–5 meter.[11]

Tubuh paus sei biasanya berwarna abu-abu gelap dengan tanda yang berwarna abu-abu cerah atau putih di permukaan perut, atau di bagian depan tubuh bawah. Paus ini memiliki 32–60 lipatan atau lekukan di sepanjang bagian bawah tubuh yang dapat memperbesar tenggorokan saat sedang makan. Moncongnya runcing dan sirip pektoralnya relatif pendek dibandingkan dengan paus lain, dengan panjang hanya 9%–10% dari total panjang tubuh.[12] Binatang ini memiliki punggung yang panjang dari ujung moncongnya hingga lubang sembur yang merupakan ciri khusus paus balin. Di kulit paus sei sering terdapat lubang atau luka kecil, yang setelah sembuh menjadi bekas luka putih. Luka ini diyakini disebabkan oleh copepoda ektoparisitik (Penella spp.),[21] lamprey (famili Petromyzontidae),[22] atau hiu "pemotong kue" (Isistius brasiliensis).[23] Binatang ini mempunyai sirip punggung yang berbentuk seperti arit dan jangkung, dengan tinggi 25–61 sentimeter. Ukuran sirip belakang, pola pigmentasi, dan bekas luka kadang-kadang digunakan dalam penelitian identifikasi foto.[24] Sementara itu, ekor paus ini tebal dan relatif kecil jika dibandingkan dengan ukuran tubuh paus.[12]

Paus ini memakan dengan membuka mulutnya dan menggunakan plat balinnya untuk menyaring makanan dari air. Paus dewasa mempunyai 300–380 plat balin yang berwarna hitam keabuan di mulutnya, dan masing-masing panjangnya sekitar 48 sentimeter. Setiap plat terbuat dari keratin yang mirip dengan kuku.[11] Rambut di tepi plat (bristle) dengan ukuran sekitar 0,1 mm (0,004 inci) merupakan ciri utama yang membedakan paus sei dengan paus-paus balin lainnya.[25]

Paus sei tampak serupa dengan paus balin lainnya. Cara yang mudah untuk membedakannya dengan paus bryde, selain dari perbedaan pada plat balin, adalah melalui keberadaan punggung-punggung lateral di permukaan belakang kepala paus bryde. Paus sei besar dapat dicampuradukkan dengan paus sirip, kecuali jika pewarnaan kepala paus sirip yang asimetris dapat terlihat dengan jelas; sisi kanan rahang bawah paus sirip berwarna putih, dan sisi kiri bercorak abu-abu; selain itu, saat dilihat dari samping, bagian tepi atas kepala paus sei mempunyai lengkungan kecil antara ujung moncong dengan mata, sedangkan paus sirip tak mempunyai lengkungan semacam itu.[10]

Paus sei biasanya berkelana sendiri[26] atau dalam kelompok kecil yang berjumlah hingga enam individu.[24] Kelompok besar berkumpul terutama di tempat makan. Sangat sedikit informasi yang diketahui mengenai struktur sosial mereka. Jantan dan betina dapat membentuk sebuah ikatan, tetapi hal ini masih belum pasti.[8][27]

Hewan ini adalah salah satu cetacea tercepat. Paus ini dapat melaju dengan kecepatan lebih dari 50 kilometer per jam.[11] Akan tetapi, binatang ini bukan penyelam handal, dan menyelam hanya hingga kedalaman yang dangkal selama lima hingga lima belas menit. Setelah menyelam, paus sei berenang di permukaan selama beberapa menit, dan tetap berada di permukaan yang tenang dan jernih sambil menyembur dengan selang waktu sekitar 40–60 detik, lalu kembali menyelam. Tidak seperti paus sirip, badan paus sei cenderung berada di bawah permukaan air ketika hendak menyelam. Lubang sembur dan sirip punggung sering berada di atas permukaan air secara bersamaan. Paus ini hampir tidak pernah menunjukkan kedua ujung ekornya di atas permukaan dan jarang melompat tinggi keluar dari permukaan air (breaching).[10]

Makanan

Gambar segerombolan krill, binatang invertebrata laut seperti udang, yang merupakan salah satu makanan pokok paus sei.

Paus sei makan di dekat permukaan samudra, dan berenang melalui segerombolan mangsa untuk memperoleh sekitar 900 kilogram makanan setiap harinya.[11] Untuk binatang sebesar paus sei, hal ini penting karena makanan paus sei berada di bawah rantai makanan, seperti zooplankton dan ikan kecil. Preferensi makanan paus sei ditentukan melalui analisis perut dan pengamatan langsung.[28][29] Preferensi juga ditentukan berdasarkan analisis feses yang terkumpul dekat paus sei, yang tampak seperti awan cokelat tipis di air. Feses tersebut dikumpulkan dalam jaring dan materi DNA dipisahkan dan diidentifikasi secara individual untuk dicocokkan dengan paus sei.[30] Paus sei bersaing memperebutkan makanan dengan spesies lain, seperti ikan clupeida (haring dan kerabatnya), hiu penjemur, dan paus sikat.

Di Atlantik, makanan pokok paus sei adalah copepoda calanoid, terutama Calanus finmarchicus, sementara euphausiida (krill) merupakan preferensi kedua, terutama Meganyctiphanes norvegica dan Thysanoessa inermis.[31][32] Di Pasifik Utara, paus sei memakan zooplankton yang sejenis, termasuk Calanus cristatus, Calanus plumchrus, dan Calanus pacificus, dan spesies euphausida Euphausia pacifica, Thysanoessa inermis, Thysanoessa longipes, dan Thysanoessa spinifera. Selain itu, hewan ini juga memakan organisme yang lebih besar, seperti cumi-cumi terbang Jepang, Todarodes pacificus pacificus,[33] dan ikan kecil, seperti anggota genera Engraulis (anchovy), Cololabis (saury), Sardinopa (pilchard), dan Trachurus (makarel jack).[31][34] Berdasarkan pengamatan di tepi California tengah, paus ini memakan anchovy antara bulan Juni dan Agustus, dan krill (Euphausia pacifica) selama September dan Oktober.[22] Di belahan selatan, spesies yang menjadi mangsa meliputi copepoda Calanus tonsus, Calanus simillimus, dan Drepanopus pectinatus, dan juga euphausida Euphausia superba dan Euphausia vallentini.[31]

Daur hidup

Perkawinan berlangsung di perairan subtropis yang hangat selama musim dingin. Periode gestasi diperkirakan berlangsung sekitar 10 3/4 bulan,[35] 11 1/4 bulan,[36] atau satu tahun,[37] terganting pada model pertumbuhan fetus yang digunakan. Perbedaan dalam perkiraan ini disebabkan oleh ketidakmampuan ilmuwan dalam mengamati seluruh proses kehamilan; sebagian besar data reproduksi paus balin diperoleh dari hewan yang ditangkap nelayan paus, yang hanya menunjukkan satu sudut pandang pertumbuhan fetus. Peneliti kemudian berusaha memperkirakan tanggal pembuahan dengan membandingkan ukuran dan ciri fisik fetus dengan paus yang baru lahir.

Paus yang baru lahir disapih induknya saat berusia 6–9 bulan ketika panjangnya 11–12 meter,[35] sehingga penyapihan berlangsung di tempat mencari makan pada musim panas dan gugur. Paus betina bereproduksi setiap 2–3 tahun,[35] dan dilaporkan jumlah fetus mencapai enam, walaupun kelahiran satu anak lebih banyak terjadi.[11] Rata-rata usia kematangan seksual betina dan jantan adalah 8–10 tahun,[35] saat mereka telah mencapai ukuran panjang sekitar 12 meter untuk jantan dan 13 meter untuk betina.[12] Usia paus sei dapat mencapai lebih dari 65 tahun.[38]

Vokalisasi

Seperti paus lainnya, paus sei membuat suara yang berfrekuensi kecil, kencang, dan panjang. Sedikit informasi yang diketahui mengenai panggilan spesifik yang dibuat oleh paus ini; namun, pada tahun 2003, pengamat di pantai Semenanjung Antartika mencatat panggilan paus sei yang mirip dengan "geraman".[39] Banyak panggilan terdiri dari beberapa bagian dengan frekuensi yang berbeda. Kombinasi ini membedakan panggilan paus sei dari paus lainnya. Panggilan biasanya berlangsung selama setengah detik pada frekuensi 240–625 hertz, yang masih terjangkau oleh telinga manusia. Volume maksimum vokal dilaporkan sebesar 156 desibel relatif terhadap 1 mikropascal (μPa) untuk jarak satu meter.[39]

Habitat dan migrasi

Gambar paus sei pada perangko kepulauan Faroe yang dikeluarkan pada tanggal 17 September 2001

Paus sei dapat ditemukan di seluruh dunia, walaupun mereka jarang ditemukan di perairan kutub atau tropis.[10] Akibat kesulitan membedakan paus sei dengan kerabat dekat mereka (paus bryde dan kadang-kadang paus fin), muncul kesalahan perkiraan batas persebaran dan frekuensi kemunculan, terutama di perairan hangat tempat tinggal paus Bryde.

Di Atlantik Utara, paus sei tersebar dari Eropa selatan atau Afrika barat laut hingga Norwegia di Atlantik Utara bagian timur, dan dari Amerika Serikat selatan hingga Greenland di barat.[9] Rekor paling selatan yang pernah ada adalah di pantai utara teluk Meksiko dan di Antilles Besar.[25] Di tempat persebarannya, paus ini cenderung menghindari perairan yang setengah tertutup seperti Teluk Meksiko, Teluk Santo Laurensius, Teluk Hudson, Laut Utara, dan Laut Tengah.[10] Paus ini biasanya ada di perairan dalam, terutama di landasan kontinen,[40] cekungan di antara tepian,[41] atau lembah bawah laut.[42]

Di Pasifik Utara, paus sei ditemukan di garis lintang 20°LU–23°LU pada musim dingin, dan di garis lintang 35°LU–50°LU pada musim panas.[43] Diperkirakan 75% dari jumlah populasi paus sei di Pasifik Utara ditemukan di sebelah timur batas penanggalan internasional,[13] tetapi informasi tentang distribusi paus sei di Pasifik Utara masih kurang. Dua paus yang ditemukan di perairan dalam California nantinya ditemukan lagi di Washington dan British Columbia, sehingga menunjukkan keterkaitan antara daerah-daerah tersebut,[44] tetapi kurangnya data membuat dua kasus tersebut tidak dapat disimpulkan. Di Belahan Selatan, persebaran pada musim panas berdasarkan data penangkapan adalah antara garis lintang 40°S–50°S, sementara persebaran saat musim dingin tidak diketahui.[31]

Umumnya, paus sei bermigrasi setiap tahun dari perairan dingin dan subpolar pada musim panas ke perairan subtropis pada musim dingin, tempat tersedianya banyak makanan.[10] Di Atlantik barat laut, paus sei bergerak ke utara dan tiba di tepi Georges, selat timur laut dan tepi Browns pada pertengahan sampai akhir Juni. Mereka dapat ditemukan di pantai selatan Newfoundland pada bulan Agustus dan September, dan migrasi ke selatan berlangsung ke barat dan selatan di sepanjang Nova Scotia dari pertengahan September sampai pertengahan November. Paus di laut Labrador pada minggu pertama Juni bergerak lebih jauh ke utara ke perairan barat daya Greenland pada musim panas.[45] Di Atlantik timur laut, paus sei menghabiskan musim dingin di selatan hingga di Afrika Barat dan pada musim semi bermigrasi ke arah utara dengan mengikuti landasan kontinen. Paus betina yang besar memimpin migrasi ke utara dan mencapai selat Denmark pada pertengahan Juli dan tetap berada di sana selama pertengahan September. Dalam beberapa tahun, jantan dan betina yang lebih muda tetap berada di garis lintang yang lebih rendah selama bulan musim panas.[20]

Walaupun pola migrasi secara umum sudah diketahui, rute migrasi secara khusus masih belum diketahui[20] dan ilmuwan tidak dapat memprediksi dengan tepat tempat munculnya suatu kelompok dari tahun ke tahun. Di satu tempat dalam satu tahun mungkin muncul banyak paus, tetapi beberapa tahun berikutnya tidak ada paus sama sekali.[46] F.O. Kapel menyadari hubungan antara kemunculan paus sei di sebelah barat Greenland dan masuknya air yang relatif hangat dari arus Irminger.[47] Beberapa bukti dari data menunjukkan bahwa individu paus sei kembali ke pantai Islandia setiap tahunnya.[48]

Penangkapan paus

Harpun untuk menangkap paus.

Perkembangan harpun yang dapat meledak dan kapal penangkap bertenaga uap pada akhir abad ke-19 menyebabkan eksploitasi paus yang sebelumnya sulit ditangkap. Paus sei tidak diburu karena kecepatannya yang tinggi,[49] serta karena hanya menghasilkan sedikit minyak dan daging jika dibandingkan dengan paus besar lainnya. Saat populasi Paus sikat, Paus biru, Paus sirip dan Paus bungkuk terus menyusut, paus sei mulai diburu, terutama dari tahun 1950-an hingga 1970-an.[8]

Atlantik utara

14.295 paus sei ditangkap di samudra Atlantik Utara antara tahun 1885 hingga tahun 1984.[13] Mereka diburu dalam jumlah besar di pantai Norwegia dan Skotlandia semenjak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,[46] dan pada tahun 1885, lebih dari 700 paus sei dibunuh di Finnmark, Norwegia.[50] Daging paus sei merupakan makanan populer di Norwegia, dan walaupun sulit ditangkap, harga daging yang tinggi membuat pedagangan paus sei menguntungkan.[51]

Di Islandia, 2.574 paus ditangkap di pos penangkapan paus Hvalfjörður antara tahun 1948 dan tahun 1985. Sejak akhir tahun 1960-an atau awal 1970-an, paus sei menjadi buruan kedua penangkap paus di Islandia setelah paus sirip, dan dagingnya lebih banyak diminta daripada minyaknya.[49]

Paus sei dalam jumlah kecil juga ditangkap di semenanjung Iberia dari tahun 1920-an oleh penangkap paus dari Spanyol,[52] di Nova Scotia oleh penangkap paus Kanada pada dari tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an,[45] dan di pantai Greenland barat oleh penangkap paus Denmark dan Norwegia dari tahun 1920-an hingga tahun 1950-an.[47]

Pasifik utara

Di Pasifik Utara, jumlah paus sei yang ditangkap oleh penangkap paus komersial tercatat sebesar 72.215 antara tahun 1910 dan tahun 1975;[13] sebagian besar ditangkap setelah tahun 1947.[53] Pangkalan di Jepang dan Korea memproses 300–600 paus sei setiap tahunnya antara tahun 1911 hingga tahun 1955. Pada tahun 1959, penangkapan paus Jepang mencapai puncaknya ketika 1.340 paus ditangkap. Penangkapan besar oleh penangkap paus di Pasifik Utara dimulai pada tahun 1960-an, dengan jumlah tangkapan rata-rata 3.643 per tahun dari tahun 1963 sampai tahun 1974 (jumlah 43.719; rentang jumlah per tahun 1.280–6.053).[54] Pada tahun 1971, setelah ditangkap dalam jumlah besar selama satu dasawarsa, spesies ini jarang terlihat di perairan Jepang, sehingga mengakhiri penangkapan paus sei komersial di Pasifik Utara barat pada tahun 1975.[31][55]

Di pantai Amerika Utara, paus sei diburu di perairan British Columbia dari akhir tahun 1950-an sampai pertengahan tahun 1960-an, ketika jumlah paus yang ditangkap menurun sekitar 14 per tahun.[8] Lebih dari 2.000 paus terbunuh di perairan British Columbia antara tahun 1962 hingga tahun 1967.[56] Antara tahun 1957 hingga tahun 1971, pangkalan di pantai California memproses sekitar 386 paus.[22] Penangkapan paus sei secara komersial berakhir di Pasifik Utara timur pada tahun 1971.

Belahan selatan

Sebanyak 152.233 paus sei ditangkap di belahan selatan antara tahun 1910 hingga tahun 1979.[13] Penangkap paus di samudra bagian selatan mengincar paus bungkuk. Pada tahun 1913, spesies yang diincar ini menjadi jarang dan penangkapan paus sirip dan paus biru mulai meningkat. Karena kedua spesies tersebut juga menjadi jarang, paus sei ditangkap pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an.[31] Penangkapan memuncak pada tahun 1964 dan mencapai angka 20.000 paus, tetapi pada tahun 1976, jumlah ini menurun di bawah 2.000 dan penangkapan komersial spesies ini berakhir pada tahun 1977.[8]

Perlindungan internasional

Negara anggota Komisi Perpausan Internasional (yang berwarna biru).

Paus sei tidak mendapat perlindungan yang berarti di tingkat internasional sampai tahun 1970, ketika batasan penangkapan di Pasifik Utara mulai diatur oleh International Whaling Commission (IWC) berdasarkan spesies. Sebelum ditetapkannya batasan penangkapan, penangkap paus hanya dibatasi oleh kemampuannya dalam menemukan paus.[57] Paus sei diberikan perlindungan penuh di Pasifik Utara pada tahun 1976, dan batasan penangkapan paus sei ditetapkan di Atlantik Utara pada tahun 1977. Populasi di belahan selatan dilindungi dari penangkapan pada tahun 1979. Akibat banyaknya bukti bahwa beberapa spesies paus di dunia terancam punah, IWC bersepakat untuk menetapkan moratorium penangkapan paus komersial pada awal pada tahun 1986, ketika semua penangkapan paus sei secara legal sudah berhenti.[10]

Pada akhir tahun 1970-an, beberapa penangkapan paus ilegal terjadi di Atlantik Utara timur.[58] Tidak ada bukti langsung yang menunjukkan terjadinya penangkapan paus ilegal di Pasifik Utara, meskipun pengakuan kesalahan pelaporan data penangkapan paus oleh Uni Soviet[59] menunjukkan bahwa data penangkapan tidak seluruhnya dapat dipercaya.

Spesies ini tergolong dalam daftar merah IUCN tahun 2000, dan dikategorikan "terancam".[1] Populasi di Belahan Utara didaftarkan oleh CITES ke dalam Appendix II, yang menunjukkan bahwa mereka tidak terancam punah, tetapi mungkin terancam bila tidak dimasukkan. Populasi di Belahan Selatan dimasukan oleh CITES ke dalam Appendix I, yang berarti populasi ini terancam bila perdagangan paus tidak dihentikan.[11]

Penangkapan paus pasca perlindungan

Semenjak dikeluarkannya moratorium penangkapan paus komersial, beberapa paus sei dibawa oleh penangkap paus dari Islandia dan Jepang untuk program penelitian IWC. Islandia melakukan penelitian selama empat tahun antara tahun 1986 hingga 1989 dengan menangkap 40 paus Sei per tahun.[60]

Ilmuwan Jepang membunuh kira-kira 50 paus sei tiap tahun untuk tujuan ini. Penelitian dilaksanakan oleh Institut Penelitian Cetacean di Tokyo, institusi yang didanai oleh swasta dan tidak mendapat keuntungan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memeriksa apa yang dimakan paus sei dan untuk menentukan tingkat kompetisi antara paus dengan industri penangkapan ikan. Dr. Seiji Ohsumi, Direktur Jendral Insitut Penelitian Cetacean mengatakan bahwa "diperkirakan bahwa paus mengonsumsi 3 sampai 5 kali jumlah persediaan laut yang ditangkap untuk konsumsi manusia, sehingga penelitian kami menyediakan informasi berharga yang dibutuhkan untuk memperbaiki manajemen semua sumber laut kita."[61] Ia nantinya menambah bahwa " ... paus sei adalah spesies paus yang paling banyak kedua di Pasifik Utara barat, dengan perkiraan populasi lebih dari 28.000 paus. Jelas tidak terancam."[62]

Grup konservasi seperti World Wildlife Fund mempertanyakan kepentingan penelitian ini, dan menyatakan bahwa paus sei biasanya memakan cumi-cumi dan plankton yang tidak diburu oleh manusia, dan jarang makan ikan. Mereka mengatakan bahwa program ini "bukan lain adalah rencana untuk membiarkan perburuan paus, dan untuk mengkambinghitamkan paus guna [menutupi] kelebihan penangkapan ikan oleh manusia."[14] Kualitas penelitian penangkapan paus tersebut dianggap buruk; pada pertemuan komite ilmu pengetahuan Institut Penelitian Cetacean tahun 2001, 32 ilmuwan memasukkan dokumen yang menyatakan keyakinan mereka bahwa program Jepang tersebut tidak teliti secara ilmiah dan tidak memenuhi standar penilaian akademik yang banyak digunakan dalam bidang sains di seluruh dunia.[63]

Perkiraan populasi

Populasi global paus sei diperkirakan hanya 54.000, sekitar seperlima populasi sebelum era perburuan paus.[12] Penelitian tahun 1991 di samudra Atlantik utara menunjukkan bahwa jumlah populasi paus sei di daerah itu hanya 4.000.[64] Penelitian ini menggunakan metode pengukuran umum yang disebut "tangkapan per satuan usaha", yang mencoba menentukan jumlah spesies berdasarkan waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk menemukan spesies yang bersangkutan. Metode ini dikritik dan tidak dianggap sebagai indeks yang ilmiah.[65] Paus sei dikatakan jarang ditemukan pada tahun 1960-an dan awal 1970-an di Norwegia utara, tempat ditangkapnya paus sei dalam jumlah besar pada akhir abad ke-19 selama Perang Dunia II.[66] Menurut salah satu penjelasan, kemungkinan terlalu banyak paus yang ditangkap,[66] sementara berdasarkan penjelasan alternatif jumlah copepoda di Atlantik tenggara berkurang drastis selama akhir tahun 1960-an yang menyebabkan perubahan persebaran paus sei.[67] Survei di selat Denmark menemukan 1.290 paus tahun 1987, dan 1.590 paus pada tahun 1989.[67] Jumlah populasi di Nova Scotia diperkirakan antara 1.393 dan 2.248, dengan perkiraan terkecil sebesar 870.[45]

Penelitian pada tahun 1977 memperkirakan terdapat 9.110 paus sei di samudra Pasifik berdasarkan data penangkapan dan tangkapan per satuan usaha.[54] Jumlah populasi ini dianggap usang oleh penangkap paus Jepang, yang mengklaim pada tahun 2002 bahwa populasi paus sei di samudra Pasifik barat tercatat sebesar 28.000 paus,[62] jumlah yang tidak diterima oleh komunitas ilmu pengetahuan.[14] Di perairan California, hanya terdapat satu kenampakan yang sudah dipastikan kebenarannya dan lima kemungkinan kenampakan dari tahun 1991 hingga 1993 melalui survei kapal dan udara,[68][69][69][70] sementara tidak ada kenampakan paus sei di Oregon dan Washington. Sebelum aktivitas perburuan paus komersial, diperkirakan terdapat 42.000 paus sei di samudra Pasifik utara.[54] Pada akhir periode eksploitasi (1974), jumlah paus sei di samudra Pasifik utara berkurang antara 7.260 hingga 12.620 paus.[54]

Di Belahan Selatan, perkiraan populasi paus sei bervariasi antara 9.800 hingga 12.000. Perkiraan ini didasarkan pada sejarah penangkapan dan tangkapan per satuan usaha di samudra belahan selatan.[64] IWC memperkirakan terdapat 9.718 paus berdasarkan data survei antara tahun 1978 hingga 1988.[71] Sebelum penangkapan paus komersial, diperkirakan terdapat 65.000 ekor paus sei yang hidup di belahan selatan.[64]

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ The use of Order Cetartiodactyla, instead of Cetacea with Suborders Odontoceti and Mysticeti, is favored by most evolutionary mammalogists working with molecular data [2][3][4][5] and is supported the IUCN Cetacean Specialist Group[6] and by Taxonomy Committee [7] of the Society for Marine Mammalogy, the largest international association of marine mammal scientists in the world. See Cetartiodactyla and Marine mammal articles for further discussion.

Referensi

  1. ^ a b c Reilly, S.B., Bannister, J.L., Best, P.B., Brown, M., Brownell Jr., R.L., Butterworth, D.S., Clapham, P.J., Cooke, J., Donovan, G.P., Urbán, J. & Zerbini, A.N. (2008). "Balaenoptera borealis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 7 October 2008. 
  2. ^ Agnarsson, I.; May-Collado, LJ. (2008). "The phylogeny of Cetartiodactyla: the importance of dense taxon sampling, missing data, and the remarkable promise of cytochrome b to provide reliable species-level phylogenies". Mol Phylogenet Evol. 48 (3): 964–985. doi:10.1016/j.ympev.2008.05.046. PMID 18590827. 
  3. ^ Price, SA.; Bininda-Emonds, OR.; Gittleman, JL. (2005). "A complete phylogeny of the whales, dolphins and even-toed hoofed mammals – Cetartiodactyla". Biol Rev Camb Philos Soc. 80 (3): 445–473. doi:10.1017/s1464793105006743. PMID 16094808. 
  4. ^ Montgelard, C.; Catzeflis, FM.; Douzery, E. (1997). "Phylogenetic relationships of artiodactyls and cetaceans as deduced from the comparison of cytochrome b and 12S RNA mitochondrial sequences". Molecular Biology and Evolution. 14 (5): 550–559. doi:10.1093/oxfordjournals.molbev.a025792. PMID 9159933. 
  5. ^ Spaulding, M.; O'Leary, MA.; Gatesy, J. (2009). "Relationships of Cetacea -Artiodactyla- Among Mammals: Increased Taxon Sampling Alters Interpretations of Key Fossils and Character Evolution". PLoS ONE. 4 (9): e7062. Bibcode:2009PLoSO...4.7062S. doi:10.1371/journal.pone.0007062. PMC 2740860alt=Dapat diakses gratis. PMID 19774069. 
  6. ^ Cetacean Species and Taxonomy. iucn-csg.org
  7. ^ "The Society for Marine Mammalogy's Taxonomy Committee List of Species and subspecies" Diarsipkan 2015-01-06 di Wayback Machine..
  8. ^ a b c d e f S.L. Perry; D.P. DeMaster; G.K. Silber (1999). "Special Issue: The Great Whales: History and Status of Six Species Listed as Endangered Under the U.S. Endangered Species Act of 1973". Marine Fisheries Review. 61 (1): 52–58. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2011. Diakses tanggal 26 April 2011. 
  9. ^ a b Gambell, R. (1985). "Sei Whale 'Balaenoptera borealis Lesson, 1828". Dalam S.H. Ridgway and R. Harrison (eds). Handbook of Marine Mammals, Vol. 3. London: Academic Press. hlm. 155–170. 
  10. ^ a b c d e f g h i Reeves, R.; G. Silber; M. Payne (July 1998). Draft Recovery Plan for the Fin Whale Balaenoptera physalus and Sei Whale Balaenoptera borealis (PDF). Silver Spring, Maryland: National Marine Fisheries Service. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2007-11-18. 
  11. ^ a b c d e f g h i j Shefferly, N. (1999). "Balaenoptera borealis". Animal Diversity Web. Diakses tanggal 2006-11-04. 
  12. ^ a b c d e f g "Sei Whale & Bryde's Whale Balaenoptera borealis & Balaenoptera edeni". American Cetacean Society. March 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2006. Diakses tanggal 8 November 2006. 
  13. ^ a b c d e Horwood, J. (1987). The sei whale: population biology, ecology, and management. Kent, England: Croom Helm Ltd. ISBN 0-7099-4786-0. 
  14. ^ a b c "Japanese Scientific Whaling: Irresponsible Science, Irresponsible Whaling" (Siaran pers). WWF-International. 2005-06-01. Diakses tanggal 2006-11-10. 
  15. ^ Lihat perburuan paus di Jepang dan perburuan paus di Islandia
  16. ^ "Sei Whales (Balaenoptera borealis)". Whales on the net. Diakses tanggal 2006-11-29. 
  17. ^ Andrews, R.C. (May 1911). "Shore Whaling: A World Industry". National Geographic Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-04. 
  18. ^ Gingerich, P. (2004). "Whale Evolution". McGraw-Hill Yearbook of Science & Technology (PDF). The McGraw Hill Companies. 
  19. ^ "Balaenoptera borealis". Integrated Taxonomic Information System. 
  20. ^ a b c Martin, A.R. (1983). "The sei whale off western Iceland. I. Size, distribution and abundance". Rep. Int. Whal. Commn. 33: 457–463. 
  21. ^ Ivashin, M.V.; Golubovsky, Yu.P. (1978). "On the cause of appearance of white scars on the body of whales". Rep. Int. Whal. Commn. 28: 199. 
  22. ^ a b c Rice, D.W. (1977). "Synopsis of biological data on the sei whale and Bryde's whale in the eastern North Pacific". Rep. Int. Whal. Commn. Spec. Iss. 1: 92–97. 
  23. ^ Shevchenko, V.I. (1977). "Application of white scars to the study of the location and migrations of sei whale populations in Area III of the Antarctic". Rep. Int. Whal. Commn. Spec. Iss. 1: 130–134. 
  24. ^ a b Schilling, M.R.; I. Seipt; M.T. Weinrich; S.E. Frohock; A.E. Kuhlberg; P.J. Clapham (1992). "Behavior of individually identified sei whales Balaenoptera borealis during an episodic influx into the southern Gulf of Maine in 1986" (PDF). Fish. Bull. 90: 749–755. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 18 June 2009. 
  25. ^ a b Mead, J.G. (1977). "Records of sei and Bryde's whales from the Atlantic coast of the United States, the Gulf of Mexico, and the Caribbean". Rep. Int. Whal. Commn. Spec. Iss. 1: 113–116. 
  26. ^ Edds, P.L.; T.J. MacIntyre; R. Naveen (1984). "Notes on a sei whale (Balaenoptera borealis Lesson) sighted off Maryland". Cetus. 5 (2): 4–5. 
  27. ^ "The Sei Whale (Balaenoptera borealis)" (PDF). The Institute for Marine Mammal Studies. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-10-24. Diakses tanggal 2006-12-07. 
  28. ^ Watkins, W.A.; W.E. Schevill (1979). "Aerial observations of feeding behavior in four baleen whales: Eubalaena glacialis, Balaenoptera borealis, Megaptera novaeangliae, and Balaenoptera physalus". J. Mammal. 60 (1): 155–163. doi:10.2307/1379766. JSTOR 1379766. 
  29. ^ Weinrich, M.T.; C.R. Belt; M.R. Schilling; M. Marcy (1986). "Behavior of sei whales in the southern Gulf of Maine, summer 1986". Whalewatcher. 20 (4): 4–7. 
  30. ^ Darby, A. (6 February 2002). "New Research Method May Ease Whale Killing". National Geographic News. Diakses tanggal 19 December 2006. 
  31. ^ a b c d e f Mizroch, S.A.; D.W. Rice; J.M. Breiwick (1984). "The Sei Whale, Balaenoptera borealis". Mar Fish. Rev. 46 (4): 25–29. 
  32. ^ Christensen, I.; T. Haug; N. Øien (1992). "A review of feeding and reproduction in large baleen whales (Mysticeti) and sperm whales Physeter macrocephalus in Norwegian and adjacent waters". Fauna norvegica Series A. 13: 39–48. 
  33. ^ Tamura, T. (October, 2001). "Competition for food in the Ocean: Man and other apical predators" (PDF). Reykjavik Conference on Responsible Fisheries in the Marine Ecosystem, Reykjavik, Iceland, 1–4 October 2001. Diakses pada 9 Desember 2006. "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-10-25. Diakses tanggal 2007-11-20. 
  34. ^ Nemoto, T.; A. Kawamura (1977). "Characteristics of food habits and distribution of baleen whales with special reference to the abundance of North Pacific sei and Bryde's whales". Rep. Int. Whal. Commn. Spec. Iss. 1: 80–87. 
  35. ^ a b c d Lockyer, C.; A.R. Martin (1983). "The sei whale off western Iceland. II. Age, growth and reproduction". Rep. Int. Whal. Commn. 33: 465–476. 
  36. ^ Lockyer, C. (1977). "Some estimates of growth in the sei whale, Balaenoptera borealis". Rep. Int. Whal. Commn. Spec. Iss. 1: 58–62. 
  37. ^ Risting, S (1928). "Whales and whale foetuses". Rapp. Cons. Explor. Mer. 50: 1–122. 
  38. ^ WWF (2007-06-18). "Sei whale". WWF Global Species Programme. 
  39. ^ a b McDonald, M.; Hildebrand, J.; Wiggins, S.; Thiele, D.; Glasgow, D.; Moore, S. (December 2005). "Sei whale sounds recorded in the Antarctic". The Journal of the Acoustical Society of America. 118 (6): 3941–3945. doi:10.1121/1.2130944. PMID 16419837. 
  40. ^ CETAP (1982). "Final Report of the Cetacean and Turtle Assessment Program, University of Rhode Island, to Bureau of Land Management". U.S. Department of the Interior. Ref. No. AA551-CT8–48.
  41. ^ Sutcliffe, W.H. Jr.; P.F. Brodie (1977). "Whale distributions in Nova Scotia waters". Fisheries & Marine Service Technical Report No. 722. 
  42. ^ Kenney, R.D.; H.E. Winn (1987). "Cetacean biomass densities near submarine canyons compared to adjacent shelf/slope areas". Cont. Shelf Res. 7 (2): 107–114. doi:10.1016/0278-4343(87)90073-2. 
  43. ^ Masaki, Y. (1976). "Biological studies on the North Pacific sei whale". Bull. Far Seas Fish. Res. Lab. 14: 1–104. 
  44. ^ Rice, D.W. (1974). "Whales and whale research in the North Pacific". Dalam Schervill, W.E. (ed.). The Whale Problem: a status report. Cambridge, MA: Harvard University Press. hlm. 170–195. ISBN 0-674-95075-5. 
  45. ^ a b c Mitchell, E.; D.G. Chapman (1977). "Preliminary assessment of stocks of northwest Atlantic sei whales (Balaenoptera borealis)". Rep. Int. Whal. Commn. Spec. Iss. 1: 117–120. 
  46. ^ a b Jonsgård, Å.; K. Darling (1977). "On the biology of the eastern North Atlantic sei whale, Balaenoptera borealis Lesson". Rep. Int. Whal. Commn. Spec. Iss. 1: 124–129. 
  47. ^ a b Kapel, F.O. (1985). "On the occurrence of sei whales (Balenoptera borealis) in West Greenland waters". Rep. Int. Whal. Commn. 35: 349–352. 
  48. ^ Sigurjónsson, J. (1983). "The cruise of the Ljósfari in the Denmark Strait (June-July 1981) and recent marking and sightings off Iceland". Rep. Int. Whal. Commn. 33: 667–682. 
  49. ^ a b Sigurjónsson, J. (1988). "Operational factors of the Icelandic large whale fishery". Rep. Int. Whal. Commn. 38: 327–333. 
  50. ^ Andrews, R.C. (1916). "The sei whale (Balaenoptera borealis Lesson)". Mem. Am. Mus. Nat. Hist. New Ser. 1 (6): 291–388. 
  51. ^ Ingebrigtsen, A. (1929). "Whales caught in the North Atlantic and other seas". Rapports et Procès-verbaux des réunions, Cons. Perm. Int. L’Explor. Mer, Vol. LVI. Copenhagen: Høst & Fils. 
  52. ^ Aguilar, A.; S. Lens (1981). "Preliminary report on Spanish whaling operations". Rep. Int. Whal. Commn. 31: 639–643. 
  53. ^ Barlow, J., K. A. Forney, P.S. Hill, R.L. Brownell, Jr., J.V. Carretta, D.P. DeMaster, F. Julian, M.S. Lowry, T. Ragen, and R.R. Reeves (1997). "U.S. Pacific marine mammal stock assessments: 1996" (PDF). NOAA Tech. Mem. NMFS-SWFSC-248.
  54. ^ a b c d Tillman, M.F. (1977). "Estimates of population size for the North Pacific sei whale". Rep. Int. Whal. Commn. Spec. Iss. 1: 98–106. 
  55. ^ Committee for Whaling Statistics (1942). International whaling statistics. Oslo: Committee for Whaling Statistics. 
  56. ^ Pike, G.C; I.B. MacAskie (1969). "Marine mammals of British Columbia". Fish. Res. Bd. Canada Bull. 171. 
  57. ^ Allen, K.R. (1980). Conservation and Management of Whales. Seattle, WA: Univ. of Washington Press. 
  58. ^ Best, P.B. (1992). "Catches of fin whales in the North Atlantic by the M.V. Sierra (and associated vessels)". Rep. Int. Whal. Commn. 42: 697–700. 
  59. ^ Yablokov, A.V. (1994). "Validity of whaling data". Nature. 367: 108. 
  60. ^ "WWF condemns Iceland's announcement to resume whaling" (Siaran pers). WWF-International. 2003-08-07. Diakses tanggal 2006-11-10. 
  61. ^ "Japan not catching endangered whales" (PDF) (Siaran pers). The Institute of Cetacean Research, Tokyo, Japan. 2002-03-01. Diakses tanggal 2006-11-10.  "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-10-28. Diakses tanggal 2007-11-19. 
  62. ^ a b "Japan's senior whale scientist responds to New York Times advertisement" (PDF) (Siaran pers). The Institute of Cetacean Research, Tokyo, Japan. 2002-05-20. Diakses tanggal 2006-11-10.  "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-12-09. Diakses tanggal 2007-11-19. 
  63. ^ Clapham, P.; et al. (2002). "Relevance of JARPN II to management, and a note on scientific standards. Report of the IWC Scientific Committee, Annex Q1". Journal of Cetacean Research and Management. 4 (supplement): 395–396. 
  64. ^ a b c Braham, H. (1992). "Endangered whales: Status update". Alaska Fisheries Science Center, Seattle, WA.
  65. ^ Blaylock, R.A., J.W. Haim, L.J. Hansen, D.L. Palka, and G.T. Waring (1995). "U.S. Atlantic and Gulf of Mexico stock assessments". U.S. Dept. of Commerce, NOAA Tech. Memo NMFS-SEFSC-363.
  66. ^ a b Jonsgård, Å. (1974). "On whale exploitation in the eastern part of the North Atlantic Ocean". Dalam W.E. Schevill (ed.). The whale problem. Cambridge, MA: Harvard University Press. hlm. 97–107. 
  67. ^ a b Cattanach, K.L.; J. Sigurjonsson; S.T. Buckland; Th. Gunnlaugsson (1993). "Sei whale abundance in the North Atlantic, estimated from NASS-87 and NASS-89 data". Rep. Int. Whal. Commn. 43: 315–321. 
  68. ^ Hill, P.S. and J. Barlow (1992). "Report of a marine mammal survey of the California coast aboard the research vessel "MacArthur" July 28 - November 5, 1991." (PDF). U.S. Dept. Commerce, NOAA Technical Memo NMFS-SWFSC-169.
  69. ^ a b Carretta, J.V. and K.A. Forney (1993). "Report of two aerial surveys for marine mammals in California coastal waters utilizing a NOAA DeHavilland Twin Otter aircraft: March 9 - April 7, 1991 and February 8 - April 6, 1992" (PDF). U.S. Dept. Commerce, NOAA Technical Memo NMFS-SWFSC-185.
  70. ^ Mangels, K.F. and T. Gerrodette (1994). "Report of cetacean sightings during a marine mammal survey in the eastern Pacific Ocean and the Gulf of California aboard the NOAA ships "MacArthur" and "David Starr Jordan" July 28 - November 6, 1993" (PDF). U.S. Dept. Commerce, NOAA Technical Memo NMFS-SWFSC-211.
  71. ^ IWC (1996). "Report of the sub-committee on Southern Hemisphere baleen whales, Annex E". Rep. Int. Whal. Commn. 46: 117–131. 

Daftar pustaka

  • National Audubon Society Guide to Marine Mammals of the World, Reeves, Stewart, Clapham and Powell, 2002, ISBN 0-375-41141-0
  • Whales & Dolphins Guide to the Biology and Behaviour of Cetaceans, Maurizio Wurtz and Nadia Repetto. ISBN 1-84037-043-2
  • Encyclopedia of Marine Mammals, editors Perrin, Wursig and Thewissen, ISBN 0-12-551340-2
  • Whales, Dolphins and Porpoises, Carwardine (1995, reprinted 2000), ISBN 978-0-7513-2781-6

Pranala luar